Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
0057
Quinsy (atau yang sering disebut abses peritonsil) berasal dari bahasa prancis kuno kunankh, yang berasal dari kun (dog) dan ankhein (to strangle). Abses leher dalam terbentuk dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai akibat dari penjalaran infeksi dari berbagai sumber, seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah dan leher tergantung ruang mana yang terlibat. Gejala dan tanda klinik dapat berupa nyeri dan pembengkakan. Abses peritonsiler (Quinsy) merupakan salah satu dari abses leher dalam dimana selain itu dapat juga berupa abses retrofaring, abses parafaring, abses submanidibula dan angina ludovici (Ludwig Angina) 3.
Radang
jaringan ikat kendor abses/timbunan pus yang terdapat diantara fosa tonsilaris dan kapsul tonsil
Abses Peritonsil :
Kumpulan nanah setempat yang terkubur dalam jaringan, organ atau rongga yang terutup. Terletak di sekitar tonsil
Supurasi :
Pembentukan nanah ; tindakan mengubah menjadi atau mengeluarkan nanah.
Infiltrat
Penimbunan bahan dalam jaringan yang normalnya tidak ada / jumlahnya lebih dari normal di jaringan interstitial.
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai10-30 kriptus yang meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fosatonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagai fosa supratonsilar. Tonsil terletak dilateral orofaring
Dibatasi oleh:
Lateral : Muskulus konstriktor faring superior Anterior : Muskulus palatoglosus Posterior : Muskulus palatofaringeus Superior : Palatum mole Inferior : Tonsil lingual
Pilar anterior dan posterior membentuk batas depan dan belakang ruang peritonsillar. Pada bagian Superior, ruang potensial ini berhubungan dengan torus tubarius, sementara bagian inferior dibatasi oleh sinus pyriform. Daerah ini hanya terdiri dari jaringan ikat longgar, sehingga infeksi yang parah dengan cepat dapat menyebabkan pembentukan nanah.
Tonsil mendapatkan suplai darah dari a.palatina minor, a.palatina asendens, cabang a.maksila eksterna, a.faring asendens, dan a.lingualis dorsal. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. Aliran balik melalui pleksus vena di sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus faringeal. Aliran getah bening dari daerah tonsil akan menuju rangkaian getah bening servikal profunda (deep jugular node) bagian superior di bawah muskulus sternokleidomastoideus,selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya menuju duktus torasikus.
Tonsil
Kuman
Anaerob :
Fusobacterium Prevotella Porphyromonas Fusobacterium Peptostreptococcus spp.
Unilateral,
tonsil. Banyak terjadi pada orang dewasa >>> umur 20-40 tahun << anak-anak, kecuali yang sistem imun Perbandingan : sama.
Tonsillitis akut Kuman menembus kapsul tonsil Keradangan jaringan peritonsil Terbentuk infiltrat Terjadi supurasi Timbunan pus antara kapsul dangan m.konstriktor faringeus superior Abses Peritonsil terbentuk 4 - 5 hari setelah tonsilitis akut
Dalam sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa kelenjar Weber merupakan kunci penting dalam pembentukan abses peritonsil. Kelenjar weber merupakan 20-25 kelenjar ludah yang terletak pada ruang di atas (superior) dari tonsil pada palatum molle. Kelenjar ini berhubungan dengan tonsil oleh sebuah duktus. Kelenjar ini berfungsi untuk membersihkan debris dari area tonsil dan membantu dalam pencernaan makanan yang tersangkut di kripta tonsil. Jika kelenjar weber terjadi inflamasi maka selulitis lokal dapat terjadi. Inflamasi yang terus menerus menyebabkan duktus yang menuju ke tonsil akan semakin terobstruksi. Lama kelamaan akan timbul nekrosis jaringan dan pus yang merupakan gejala klasik dari abses peritonsil
Subyektif
Nyeri
Nyeri
Rinolalia Demam
aperta
(39-40C)
Obyektif
Trismus
Tortikolis
Sternocleidomastoideus)
Pembesaran
Tonsil
antero-caudal Infiltrate : Edema dan hiperemi Abses : Daerah tersebut lebih lunak dan berwarna kekuning-kuningan.terdorong ke tengah dan bawah. Terdapat tanda-tanda fluktuasi Uvula terdorong ke sisi sehat / kontralateral
Palatum
Anamnesa dan pemeriksaan fisik Diagnosa pasti Pungsi pada tempat yang bombans :
bila pus (+) abses peritonsil
1. 2. 3.
Penjalaran abses menembus m. konstriktor faring ruang parafaring abses parafaring pembengkakan leher mediastinitis
pus
Sepsis
Menurun
menyebabkan peradangan pada cervical ( Mediastinitis) Abscess parapharyngeal Menjalar ke orbita atau cranial sehingga menyebabkan meningitis, thrombosis sinus kavernosus, dan abses otak Thrombosis Vena Jugularis Interna Erosi A. Carotid dan cabangnya Invasi ke kelenjar Parotid (purulent parotitis)
Konservatif
Istirahat cukup, makanan lunak & minum hangat
Bila masih berupa infiltrat Tx.Antibiotik & analgesik/antipiretik Penisilin Prokain 2 X 0,6 1,2 juta IU/hr, IM dilanjutkan Fenoksimetil Penisilin 4 X 500 mg/hr
Bila Abses:
Insisi (tanpa anestesi), bila pus keluar nyeri akan berkurang Antibiotik ,analgesik, antipiretik 4-6 minggu setelah sembuh tonsilektomi ~ karena cenderung
kambuh/ residif, kalau tidak diambil bisa berbahaya karena akan menjadi fokal infeksi.
Bila terdapat trismus, berikan anestesi lokal
Alat Steril: Mouth gag Jarum suntik no. 18 dan semprit 5 cc Pisau tonsil Krom klem Spatula lidah Alat penghisap
Pelaksanaan Posisi penderita duduk Buka mulut dengan/tanpa mouth gag Dilakukan pungsi aspirasi pus sebanyak mungkin, dilanjutkan insisi pada daerah yang paling bombans atau daerah pool atas tonsil Lebarkan dengan tampon tang, sisa pus diisap dengan alat penghisap atau diludahkan Pakai air masak untuk kumur Kontrol dan buka luka insisi setipa hari sampai pus habis Apabila tidak dilakukan insisi, pungsi diulang setiap hari sampai tidak didapatkan pus Pemberian antibiotik Amoksisilin 3x 500 mg/hr, analgesik dan gargarisma kan
Tonsilektomi didefinisikan sebagai operasi pengangkatan seluruh tonsil palatina. Indikasi tonsilektomi dapat dibagi dua, yaitu indikasi absolute dan indikasi relative. Adapun indikasi absolut tonsilektomi adalah sebagai berikut:
a)Pembengkakan
tonsil yang menyebabkan obstruksi saluran napas, disfagia berat,gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner b)Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase c)Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam d)Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi
Adapun
tonsilektomi
tahun dengan terapi antibiotik adekuat b)Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapimedis c)Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian antibiotik -laktamase resisten d)Hipertrofi tonsil unilateral yang dicurigai merupakan suatu keganasan
Abses
peritonsiler hampir selalu berulang bila tidak diikuti dengan tonsilektomi . Pelaksanaan tonsilektomi :
a chaud. Tonsilektomi dilakukan bersama-sama
tindakan drainase abses. a tiede. Tonsilektomi dilakukan 3-4 hari sesudah drainase abses. a froid. Tonsilektomi dilakukan 4-6 minggu sesudah drainase abses