Zainul Maarif
Definisi
ETIKA adalah cabang aksiologi (filsafat nilai) yang pada pokoknya membicarakan masalah predikatpredikat nilai betul (right) dan salah (wrong) dalam arti susila (moral) dan tidak susila (immoral). ETIKA SEBAGAI AJARAN terkait dengan pembuatan tanggapan-tanggapan kesusilaan. ETIKA SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN penyelidikan mengenai tanggapan-tanggapan kesusilaan.
Etika Deskriptif
Etika deskriptif mempelajari moralitas yang terdapat pada individu tertentu, dalam kebudayaan-kebudayaan atau subkultur-subkultur terntu, dalam suatu periode sejarah, dan sebagainya. Etika deskriptif hanya melukiskan tingkah laku moral, tidak memberi penilaian. Etika deskriptif dijalankan oleh ilmu-ilmu sosial: antropologi budaya, psikologi, sosiologi, sejarah, dan sebagainya. Etika deskriptif sebetulnya termasuk ilmu pengetahuan empiris, bukan filsafat. Contoh etikawan deskriptif/ilmuwan sosial: Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Hubungan antara etika deskriptif (ilmuwan sosial) dan etika filosofis (etikawan): Etikawan membutuhkan membutuhkan pengetahuan luas dan mendalam tentang moralitas dalam konteks budaya, supaya dapat menjalankan tugasnya dengan biak. Ilmuwan sosial yang menyoroti fenomena-fenomena moral, sebaiknya mempunyai pengetahuan cukup mendalam tentang teori etis.
Etika Normatif
Sifatnya: preskriptif (memerintahkan). Tindakannya: menentukan benar tidaknya tingkah laku atau anggapan moral, dengan mengemukakan argumentasi yang bertumpu pada norma2/prinsip2 etis. Tujuannya: merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional dan dapat digunakan secara praktis. Divisi-divisinya: 1. Etika Umum: membahas tema-tema umum etika seperti apa itu normat etis? Mengapa ia mengikat? 2. Etika Khusus (etika terapan): menerapkan prinsip etis umum pada perilaku manusia yang khusus.
Metaetika
Meta (dari bahasa Yunani) berarti melebihi, melampaui. Objek bahasan metaetika: arti khusus bahasa etis; logika ucapanucapan etis. Filsuf yang melakukan metaetika antara lain adalah George Moore (1873-1958) yang menganalisis kata baik. Meta etika disebut juga dengan etika analitis. Persoalannya antara lain : apakah ucapan normatif (ought) dapat diturunkan dari ucapan faktual (is)? Apakah dari dua premis deskriptif bisa ditarik kesimpulan preskriptif? Hubungan metaetika dan etika normatif: ketika kita berbicara tentang bahasa moral, kita akan beralih pada apa yang ditunjukkan bahasa itu, yaitu perilaku moral. Ketika kita berbicara tentang perilaku moral, kita akan berefleksi tentang istilah-istilah yang dipakai.
Etika
Menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan ya atau tidak.
Hanya berlaku dalam pergaulan Tidak bergantung pada hadir tidaknya orang lain.
Bersifat relatif Memandang manusia dari segi lahiriah saja Bersifat absolut Menyangkut manudisa dari segi dalam.
Agama
Kesalahan moral dianggap dosa, melanggar perintahNya
Filsafat Moral
Kesalahan moral dianggap sebagai pelanggaran prinsip etis, melanggar konsekuensi rasional.
berbicara topik etis secara argumentatif (mengajak berpikir)
membicarakan topik etis secara retoris (membujuk, menakut-nakuti dan memaksa) menggunakan alasan keyakinan, yang bersifat partikular (berlaku untuk pemeluknya saja)
menggunakan alasan rasional, yang bersifat universal (berlaku untuk semua orang)
Moral
Tidak dikodifikasi secara sistematis dan formal norma moral lebih bersifat subjektif dan masih diperdebatkan. Menyangkut sisi lahiriah dan skap batin seseorang. Tidak dapat dipaksakan. Didasarkan pada norma-norma moral
Membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja Dapat dipaksakan Didasarkan pada kehendak masyarakat
Referensi
Bertens, K.(2001) Etika, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, cet. Ke-6, Bab 1. Kattsoff, L. O. (1953) Elements of Philosophy, New York: The Ronald Press Company, terj. Soejono Soemargono, Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004, cet. Ke-9, Bab 16