Anda di halaman 1dari 33

POMFOLIKS

Pembimbing: dr.Isma Aprita Lubis, Sp.KK

Dibacakan oleh : Indah Permata Sari- FK UMSU


#

Dermatititis vesikulo palmoplantar Klinis : vesikel berukuran kecil hingga besar

POMFOLIKS
Histologi : vesikel spongiosa Ekzema pomfoliks, ekzema tangan, dermatitis dishidrosis, dishidrosis, vesikulo palmoplantar, cheiropomfoliks (tangan) dan pedopomfoliks (kaki)

Remaja & orang dewasa

Akut, berulang dan kronis

POMFOLIKS
(bahasa Yunani; gelembung)

Dishidrosis
(bahasa Yunani; disfungsi/kelainan kelenjar keringat)

Istilah yang tepat mencerminkan gambaran dari pomfoliks itu sendiri

Istilah yang kurang tepat histopatologi ; tidak ada keterkaitan antara kelenjar keringat ekrin terhadap terjadinya pomfoliks, namun walaupun demikian istilah ini masih tetap digunakan #

Amerika serikat 520%

Ratio pria : wanita (1:1 dan 1:2)

POMFOLIKS
Usia 4- 76 tahun, rata rata usia 38 tahun, insidensi puncak pada 20-40 tahun

Usia pertengahan cenderung menurun #

Etiologi Pomfoliks

Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel yang timbul pada pomfoliks disebabkan oleh ekskresi keringat yang berlebihan (excessive sweating).

Etiologi pasti belum diketahui dan terdiri dari multifaktorial baik berupa faktor endogen maupun faktor eksogen.

Hipotesis ini mulai diperdebatkan karena suatu studi pada tahun 2009 membuktikan secara histopatologi bahwa tidak ada keterlibatan kelenjar keringat ekrin terhadap terjadinya pomfoliks. Walaupun demikian, hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan salah satu faktor pemberat pada 40% penderita pomfoliks. 2,3

Dermatititis vesikulo palmoplantar Klinis : vesikel berukuran kecil hingga besar Histologi : vesikel spongiosa

Faktor eksogen
(Kontak terhadap nikel, balsam, kobalt, sensitivitas terhadap besi yang tertelan )

dapat memicu terjadinya pomfoliks.

Remaja & orang dewasa

Akut, berulang dan kronis

Kontak terhadap nikel, balsam, kobalt, sensitivitas terhadap besi yang tertelan merupakan faktor eksogen yang dapat memicu terjadinya pomfoliks. Antigen-antigen ini dapat bertindak sebagai hapten dengan afinitas spesifik terhadap protein di stratum lusidum daerah palmar dan plantar yang dapat menginisiasi pomfoliks. Pengikatan hapten tersebut terhadap reseptor jaringan dapat menginisiasi munculnya vesikel-vesikel di daerah palmar dan plantar. Faktor lain seperti stress emosional dan faktor lingkungan (pergantian musim, temperatur dan kelembaban) juga dapat memperburuk pomfoliks.

Gambaran Klinis Pomfoliks

Akut: ruam vesikel yang timbul secara tibatiba dan kadang-kadang dapat berkelompok membentuk bula yang disertai dengan rasa gatal dan rasa terbakar. Terkadang rasa terbakar dan gatal dapat dirasakan sebelum vesikel muncul. Vesikel-vesikel kecil pertama kali muncul pada bagian lateral jari dan kemudian ke telapak tangan dan kaki,

Bergantung dari perjalanan penyakit pomfoliks itu sendiri apakah akut atau kronis

subakut atau kronis berupa ruam fisura, likenifikasi, kulit kering dan berskuama ataupuan vesikel-vesikel dapat muncul kembali. Dan pada pomfoliks yang berat akan menimbulkan distrofi kuku

Pada 80% penderita, pomfoliks hanya mengenai tangan, 10 % penderita hanya mengenai kaki dan pada 10% penderita lainnya, pomfoliks mengenai tangan dan kaki secara bersamaan. 2,4

Anamnesa

Diagnosis Pomfoliks Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang : histopatologi, uji tempel (patch test) dan pemeriksaan KOH

DKI

Diagnosis banding Pomfoliks

Tinea Pedis #

Penatalaksanaan Pomfoliks

Umum

Khusus : Topikal & Sistemik

menghindari faktor predisposisi, menjaga kebersihan tangan dan kaki, menghindari garukan, dan jangan menggunakan alas kaki dengan bahan yang tidak mudah menyerap keringat yaitu alas kaki dengan bahan karet dan plastik

Khusus Topikal

Khusus Sistemik

kompres dingin krim kortikosteroid potensi tinggi clobetasol propionat yang merupakan terapi lini pertama pada pomfoliks

Penatalaksanaan secara sistemik, dapat diberikan kortikosteroid, antibiotik dan antihistamin. Kortikosteroid yang dapat diberikan seperti prednisone (1x60 mg), antibiotik yang dapat diberikan adalah diklosasilin (4x500 mg) dan eritromisin (2x500 mg). Antihistamin digunakan untuk mengatasi rasa gatal, dapat diberikan loratadin (1x10 mg). 1,2,3,5,6

Prognosis Pomfoliks
Secara keseluruhan prognosis pomfoliks adalah baik namun pomfoliks merupakan suatu penyakit kronik, dapat kambuh kembali, dan dengan episode penyakit yang menurun setelah usia pertengahan, dan pada beberapa pasien dapat mengalami remisi spontan dalam 2-3 minggu.
#

LAPORAN KASUS

Telah datang seorang pasien perempuan bernama Nur Barita, umur 36 tahun, suku batak, pekerjaan ibu rumah tangga, agama kristen datang ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin RSU. Dr. Pirngadi Medan pada tanggal 14 Maret 2013 dengan keluhan utama bintil kecil yang berisi cairan yang terasa gatal pada kulit jempol kanan dalam 4 bulan ini. Awalnya timbul bintil kecil yang berisi cairan disertai gatal, karena gatal kemudian os menggaruknya, dan lama kelamaan timbul bercak kemerahan pada kulit jempol os diikuti dengan kuku os yang mengalami distrofi. Sebelumnya os sudah pernah berobat ke puskesmas dan diberikan obat berupa salap, tetapi os lupa nama obatnya. Karena tidak kunjung sembuh, os memutuskan untuk berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Dari autoanamnesa, riwayat penyakit keluarga tidak ditemukan, riwayat penyakit terdahulu tidak ditemukan, dan riwayat pemakaian obat berupa salap (tapi os lupa namanya).

Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam berupa vesikel, plak eritematosa, likenifikasi ringan, erosi, skuama di region dorsales digitorum pedis I dextra.

Pada pemeriksaan laboratorium dengan KOH hasilnya adalah hifa negatif dan spora negatif.

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan dermatologis dan pemeriksaan penunjang dengan KOH, maka diagnosis banding pada pasien ini adalah pomfoliks, dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi, tinea pedis, dan diagnosis sementara pada pasien ini adalah pomfoliks.

Penatalaksanaan pada pasien ini terdiri atas dua yaitu penatalaksanaan secara umum dan penatalaksanaan secara khusus. Penatalaksanaan secara umum adalah menghindari faktor predisposisi, menjaga kebersihan tangan dan kaki, menghindari garukan dan jangan menggunakan alas kaki dengan bahan yang tidak mudah menyerap keringat yaitu alas kaki dengan bahan karet dan plastik. #

Penatalaksanaan secara khusus terdiri atas topikal dan sistemik. Pengobatan secara topikal diberikan krim kortikosteroid yaitu Clobetasol propionate 0.05% (Ikaderm) + Asam salisilat 3% dengan dosis dioleskan 2x sehari, dan untuk pengobatan secara sistemik diberikan antihistamin yaitu Cetirizine tablet (Tiris) dengan dosis 1x1.
#

Prognosis pada pasien ini adalah baik, apabila diagnosis penyakit ditegakkan secara dini dan dengan pengobatan yang tepat, namun pomfoliks merupakan suatu penyakit kronik, dapat kambuh kembali, dan dengan episode penyakit yang menurun setelah usia pertengahan, dan pada beberapa pasien dapat mengalami remisi spontan dalam 2-3 minggu.
#

DISKUSI

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan dermatologis, dan pemeriksaan penunjang. Dari autoanamnesis ditemukan seorang perempuan berusia 36 tahun. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa pomfoliks terjadi pada usia 4-76 tahun dengan insiden puncak terjadi pada usia 20-40 tahun.

OS datang dengan keluhan utama bintil-bintil kecil yang berisi cairan yang terasa gatal pada kulit jempol kanan dalam 4 bulan ini. Awalnya timbul bintil kecil yang berisi cairan disertai gatal, karena gatal kemudian os menggaruknya, dan lama kelamaan timbul bercak kemerahan pada kulit jempol os diikuti dengan kuku os yang mengalami distrofi. Pada pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam berupa vesikel, makula eritematosa, erosi, likenifikasi ringan dan skuama di region dorsales digitorum pedis I dextra. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa gambaran klinis pada pomfoliks bergantung pada perjalanan penyakit dari pomfoliks itu sendiri apakah akut atau kronis, masing-masing memberikan gambaran ruam yang berbeda . Gambaran klinis pomfoliks pada stadium subakut atau kronis berupa fisura, kulit kering, likenifikasi dan berskuama ataupun vesikel-vesikel akan muncul kembali. Pada pomfoliks yang berat dapat menimbulkan distrofi kuku.

Diagnosis banding pada pasien ini adalah pomfoliks, dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergi, tinea pedis, Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa diagnosis banding dari pomfoliks adalah dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak, dan tinea pedis.

Penatalaksanaan pada pasien ini terdiri atas dua yaitu penatalaksanaan secara umum dan penatalaksanaan secara khusus. Penatalaksanaan secara umum adalah menghindari faktor predisposisi, menjaga kebersihan tangan dan kaki, menghindari garukan dan jangan menggunakan alas kaki dengan bahan tidak yang mudah menyerap keringat yaitu alas kaki dengan bahan karet dan plastik. Penatalaksanaan secara khusus terdiri atas topikal dan sistemik. Penatalaksanaan secara topikal diberikan krim kortikosteroid yaitu Clobetasol propionate 0.05% (Ikaderm) + Asam salisilat 3% dengan dosis dioleskan 2x sehari dan untuk penatalaksanaan secara sistemik diberikan antihistamin yaitu Cetirizine tablet (Tiris) dengan dosis 1x1.

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa penatalaksaan pomfoliks secara umum adalah menghindari faktor predisposisi, menjaga kebersihan tangan dan kaki, menghindari garukan dan jangan menggunakan alas kaki dengan bahan yang mudah menyerap keringat yaitu alas kaki dengan bahan karet dan plastik. Penatalaksanaan secara khusus terdiri atas dua, secara topikal dan secara sistemik. Penatalaksanaan secara topikal dapat diberikan kompres dingin dan krim kortikosteroid potensi tinggi seperti clobetasol propionate yang merupakan terapi lini pertama pada pomfoliks.

Penatalaksanaan secara sistemik, dapat diberikan kortikosteroid, antibiotik dan antihistamin. Kortikosteroid yang dapat diberikan seperti prednisone (1x60 mg), antibiotik yang dapat diberikan adalah diklosasilin (4x500 mg) dan eritromisin (2x500 mg). Antihistamin digunakan untuk mengatasi rasa gatal, dapat diberikan loratadin (1x10 mg). 1,2,3,5,6

Prognosis pada pasien ini adalah baik, apabila diagnosis penyakit ditegakkan secara dini dan dengan pengobatan yang tepat. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa prognosis pomfoliks adalah baik bila diberikan pengobatan yang tepat. Namun, pomfoliks merupakan suatu penyakit kronik, dapat kambuh kembali dengan episode penyakit yang menurun setelah usia pertengahan. Pada beberapa pasien dapat mengalami remisi spontan dalam 2-3 minggu.

Skuama Kuku mengalami distrofi

Skuama

Likenifikasi

Makula eritematosa

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai