Anda di halaman 1dari 17

Etika Islam: Etika Amal Shalih dan Mashlahah

Oleh Zainul Maarif

Etika Bangsa-Bangsa
Nilai pokok etika Yunani adalah kebahagiaan. Nilai pokok etika Persia adalah ketaatan Nilai pokok etika Arab adalah nama baik (muruah). Nilai pokok etika Islam adalah amal shalih atau Mashlalah.

Iman dan Amal Shalih


Iman (kepercayaan/keyakinan) adalah nilai pokok setiap agama. Yang unik dari Islam adalah iman tidak semata-mata diperuntukkan untuk Tuhan, karena Tuhan tidak membutuhkan apapun. Iman dalam Islam diperuntukkan bagi manusia. Karena itu, iman, dalam Alquran, selalu dikaitkan dengan amal shaleh (perbuatan baik): Amanu wa amilu ash-shalihat. Maksudnya, iman, yang semacam teori, harus diejawantahkan dalam praktek yang bagus kepada diri dan pihak lain, hingga menghasilkan apa yang disebut sebagai taqwa. Tanpa praktek semacam itu, iman tidak sempurna. Dengan adanya amal shaleh, Islam sebagai agama maupun etika punya keunikan. Maka, tak berlebihan jika dikatakan bahwa nilai pokok etika Islam adalah amal shaleh.

Al-Iz ibn Abdis Salam


Pemikir Islam ,yang bisa dikatakan sebagai pemula yang secara tegas menyatakan bahwa etika Islam adalah amal shalih adalah Abu Muhammad Izzuddin Abdul Aziz ibn Abdis Salam as-Silmi asy-Syafii (577-660 H) Menurut pengarang buku Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam (tentang etika umum) dan Syajarah al-Maarif wa al-Ahwal wa Shalih al-Aqwal wa al-Amal (tentang etika individu) itu tujuan etika adalah pemikiran Islam yang disebut oleh Alquran dengan alamal ash-Shalih dan disebut oleh fikih dengan jalbu almashalih wa daru al-mafasid (meraih kebaikan dan menolak kerusakan).

Amal Shalih dan Mashlahah


Dalam Kamus Al-Munjid, Amal berarti al-filu bi al-qashdi: tindakan dengan maksud. Shalih dan Mashlahah berasal dari kata sama: shaluha atau shalaha. Shalaha/shaluha adalah antonim dari Fasada (rusak). Artinya shaluha adalah hilangnya kerusakan. Singkatnya shaluha adalah kebaikan. Shalih adalah lawan kata al-fasid (yang rusak), yang diartikan juga sebagai al-qaim bima alaihi al-huquq wa al-wajibat (yang melaksanakan hak dan kewajiban). Mashlahah, berarti (1) ma yubatsu ala ash-shalah (sesuatu timbul dengan baik), atau (2) ma yatathahu al-insana min alamal al-baitsah ala nafihi aw nafi qaumimi (suatu tindakan yang dilakukan orang untuk manfaat dirinya atau kaumnya).

Tindakan Manusia
Tindakan manusia untuk meraih kemaslahan dan menolak kemafsadatan ada empat bagian: 1. Tindakan yang terkait dengan hak-hak Tuhan (namun tujuannya untuk kemaslahan manusia). Tindakan tersebut terkait dengan
I. II. III. hak Tuhan saja (seperti iman), hak Tuhan dan Manusia (seperti Zakat dan Qurban), dan hak Tuhan, Rasul dan Manusia (seperti Salat dan Azan).

2.

Tindakan yang terkait dengan hak manusia untuk dirinya sendiri (seperti mencari sandang pangan dan papan) 3. Tindakan yang terkait dengan hak manusia dengan manusia lain (seperti tolong menolong dalam kebaikan) 4. Tindakan yang terkait hak binatang atas manusia (seperti memberi makan yang layak). Hak-hak tersebut saling tumpang tindih tergantung kondisi dan kemaslahatan. Maka ia objek ijtihad

3 Kemaslahatan (kebaikan)
Sedikitnya ada tiga macam mashlahah (kemaslahatan/kebaikan) dilihat dari sisi ruang dan waktu: 1. Mashlahah ukhwawiyah: kemaslahatan/kebaikan di akhirat. 2. Mashlahah duniawiyyah: kemaslahatan/kebaikan di dunia. 3. Mashlahah Dunyawiyah wa Ukhrawiyah: kemaslahatan di dunia dan di akhirat

Kemaslahatan Ukhrawi
Kemaslahatan ukhrawi hanya diketahui oleh orang-orang khusus. Tidak semua orang mengetahuinya. Mengetahuinya tidak wajib bagi semua orang Pada umumnya, orang hanya perlu tahu kemaslahatan duniawi dan kemaslahatan duniawi-ukhrawi.

Kemaslahatan Dunawi
Kemaslahatan duniawi dapat diketahui dengan akal sehat, pengalaman, kebiasaan dan prasangka yang otoritatif. Kemaslahatan ini terkait dengan ruang dan waktu. Karena itu, dia bersifat nisbi, relatif dan dapat berubah-ubah.

Kemaslahatan Duniawi dan Ukhrawi


1. 2. 3. 1. 2. Kemaslahatan duniawi dan ukhrawi ini diketahui dengan akal dan syariat. Ia terdiri dari tiga kemaslahatan dan dua kemafsadatan (kerusakan). Tiga kemaslahatan tersebut adalah Mashalih al-Mubahat: Kemaslahatan yang diperbolehkan Mashalih al-Mandubat: kemaslahatan yang dianjurkan. Mashalih al-Wajibat: kemaslahatan yang diwajibkan. Dua kemafsadatan adalah: Masfadat al-makruhat: kerusakan yang dibenci. Mafsadat al-mahrumat: kerusakan yang dilarang/diharamkan.

Bentuk-bentuk Kemaslahatan
Dilihat dari bentuknya kemaslahatan (baik yang dunawi maupun yang ukhrawi) terdiri dari empat bentuk: 1. Kenikmatan (ladzah) 2. Sebab-sebab kenikmatan 3. Kegembiraan (afrah) 4. Sebab-sebab kegembiraan

Bentuk-bentuk Kemafsadatan
Dilihat dari bentuknya kemafsadatan (baik yang dunawi maupun yang ukhrawi) terdiri dari empat bentuk: 1. Kesakitan (alam) 2. Sebab-sebab kesakitan 3. Kegundahan (gham) 4. Sebab-sebab kegundahan

Ihsan (perbuatan baik)


Allah menyuruh manusia untuk melakukan ihsan (innallah yamurukum bil adli wal ihsan) meliputi: 1. Kebaikan umum (kebaikan kepada diri dan orang lain) 2. Kebaikan syariat (fardu ain, fardu kifayah, sunnah ain, sunnah kifayah). 3. Kebaikan mengorbankan hak (seperti memaafkan padahal berhak untuk membalas) 4. Kebaikan mengorbankan harta (seperti sedekah) 5. Kebaikan dengan tindakan mulia (seperti berbuat baik kepada non muslim lih., QS. Al-Mumtahanah: 8) 6. Kebaikan dengan perkataan (spt memberi tips/nasihat baik) 7. Kebaikan dengan doa.

Prinsip ketika ada pertentangan


(Semua hal yang terdapat kemaslahatan di dalamnya, maka melakukannya itu baik) (dalam tataran kemaslahatan dan kemafsadatan, sesungguhnya kemaslahatan itu yang diunggulkan) (Sikap ideal ketika menghadapi konflik antara kemaslahatan dan kemafsadatan adalah sikap wara) (Wara adalah berhati-hati dalam melakukan sesuatu yang dianggap bermaslahat dan meninggalkan sesuatu yang dianggap mafsadat) (mencegah kerusakan itu lebih didahulukan daripada meraih kemaslahatan)

Etika Quran 1
Di buku Syajarah al-Maarif wa al-Ahwal wa Shalih al-Aqwal wa al-Amal, Al-Iz ibn Abdis Salam menyatakan bahwa pohon kebaikan berakar pengetahuan zat Tuhan, bercabang pengetahuan sifat-sifat Tuhan, dan berbuah akhlak quran. Pengetahuan (marifah) adalah pondasi segala kebaikan dan penghalang semua keburukan. Pengetahuan terbaik terkait dengan objek terbaik, yaitu Tuhan.

Etika Quran 2
Pengetahuan tentang Zat Tuhan (yang tanpa cela) mendorong manusia untuk tunduk kepada Tuhan. Pengetahuan tentang Sifat-Sifat Tuhan mendorong manusia untuk meniru sifat-sifat Tuhan yang dapat ditiru semampunya, seperti: dermawan, mengetahui, mendengar, berilmu dll.

Referensi
Al-Jabri, M. A. (2001). Al-Aqlul Akhlqiyyil Arabiy. Beirut, Centre for Arab Unity Studies. Ibn Abdussalam, I., (1991), Syajarah al-Maarif wa al-ahwal awa shalih al-Aqwal wa al-Amal, ed. Iyad Khalid ath-Thiba, Damascus: Dar al-Fikr. Ibn Abdussalam, I., (1990), Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, Beirut: Muassasah ar-Rayan. Dar el-Machreq (1994). Al-Munjid fi al-Lughah wa al-Alam. Beirut: Dar el-Machreq

Anda mungkin juga menyukai