RAHN
oleh: NURMALINDA MARDYANA SYARIFAH RAHMAWATI
1
adalah pembiayaan dengan menggadaikan barang berupa emas lantakan atau perhiasan beserta aksesorisnya sebagai jaminan hutang.
Landasan Hukum
Al-Quran Surat Al-Baqarah (2):283 Hadis Nabi Muhammad saw Ijma Ulama Fatwa Dewan Syariah Nasional
a. Rahin (yang menggadaikan) b. Murtahin (yang menerima gadai) c. Marhun (barang yang digadaikan) d. Marhun bih (hutang) e. Sighat (Ijab dan qabul)
Lanjutan
Syarat
b) Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu c) Marhun bih (hutang/pembiayaan), wajib
dikembalikan oleh murtahin dan pembiayaan dapat dilunasi dengan barang yang diserahkan d) Marhun(barang) harus : bisa dijual (nilainya seimbang denga pembiayaan), memiliki nilai, milik sah dari rahin dan dapat dikuasai secara hukum
5
KETENTUAN UMUM
1. Murtahin (penerima barang/Bank) mempunyai hak
untuk menahan Marhun (barang sampai semua hutang Rahin/Nasabah) dilunasi. 2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin 3. Pemeliharaan dan penyimpanan Marhun dapat dilakukan oleh Murtahin/Bank dan biaya pemeliharaan penyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin/Nasabah. 4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpangan Marhun (barang jaminan berupa emas) tidak boleh berdasarkan jumlah pembiayaan.
6
Lanjutan
5.
Penjualan Marhun (barang jaminan berupa emas) : apabila jatuh tempo, murtahin/bank harus memperingatkan Rahin/nasabah untuk segera melunasi hutangnya Apabila Rahin/nasabah tidak dapat melunasi hutangnya, maka Marhun dijual paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai syariah hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan, penyimpanan dan penjualan Kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin/Nasabah dan kekurangannya menjadi kewajiban Rahin.
SKEMA RAHN
masyarakat hanya cukup mnyerahkan harta geraknya (emas, berlian, kendaraan, dll). Kemudian staf penaksir akan menentukan nilai taksiran barang bergerak tersebut yang akan dijadikan sebagai patokan perhitungan pengenaan sewa simpanan (jasa simpan) dan plafon uang pinjaman yang dapat diberikan. Taksiran barang ditentukan berdasarkan nilai intrinsik dan harga pasar yang telah ditetapkan oleh Perum Pegadaian. Maksimum uang pinjaman yang diberikan adalah sebesar 90% dari nilai taksiran barang.
9
Lanjutan
Setelah melaui tahap tadi, Pegadaian Syariah dan nasabah melalui akad dengan kesepakan: 1. Jangka waktu penyimpanan barang dan pinjaman ditetapkan selama maksimum 4 bulan. 2. Nasabah bersedia membayar jasa simpan sebesar Rp 80,- dari kelipatan taksiran Rp 10.000,- per 10 hari yang dibayar bersamaan pada saat melunasi pinjaman. Tarif Ijarah per 10 Hari:
Rp 80 x Tak siran Rp 10 .000
10
Lanjutan
3.
Membayar biaya adm yang besarnya ditetapkan oleh Pegadaian pada saat pencairan uang pinjaman. Dengan ketentuan sbb: Tabel Beban Biaya Adm pada pegadaian syariah
GOLONGAN GOL.A GOL.B Rp Rp PINJAMAN 20.000 150.000 151.000 500.000 BIAYA ADM Rp 1.000 Rp 5.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
GOL.H
Lanjutan
Nasabah dalam hal ini diberikan kelonggaran untuk: Melakukan penebusan barang/pelunasan pinjaman kapan pun sebelum jangka waktu 4 bulan Mengangsur uang pinjaman dengan membayar terlebih dahulu jasa simpan yang sudah berjalan ditambah biaya administrasi Atau hanya membayar jasa simpannya saja terlebih dahulu jika pada saat jatuh tempo nasabah belum mampu melunasi pinjaman uangnya.
12
Lanjutan
Jika nasabah sudah tidak mampu melunasi hutang atau
hanya membayar jasa simpan, maka Pegadaian Syariah melakukan eksekusi barang jaminan dengan cara DIJUAL. Selisih antara nilai penjualan dengan pokok pinjaman, jasa simpan dan pajak merupakan uang kelebihan yang menjadi hak nasabah. Nasabah diberi kesempatan selama 1 th untuk mengambil kelebihan uang, dan jika dalam 1 th ternyata nasabah tidak mengambil uang tersebut, Pegadaian Syariah akan menyerahkan kelebihan uang kepada Badan Amil Zakat sebagai ZIS.
13
Perhitungan Rahn
Biaya sewa (BS) : Rp 1.500/gram,/bulan
Karatase emas ditaksir (KED) : 22 karat Jangka waktu sewa (JW) : 4 bulan
14
Lanjutan
Biaya sewa tempat penyimpanan emas perhitungannya:
BED x JW x Rp 1.500,20 gram x 4 bln x Rp 1.500 = Rp 120.000, Harga taksiran emas: BED x HSE x KED x 24 karat 20 gram x Rp 250.000 x 22/24 = Rp 4.583.333, Maksimal pinjaman: Rp 4.583.333,- x 80% = Rp 3.666.666,- (dibulatkan ke bawah) menjadi Rp 3.600.000,-
15
16
tetapi membuat tanda terima atas barang. Pada saat menyerahkan uang pinjaman Piutang xxx Kas xxx Pada saat menerima uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Kas xxx Pendapatan xxx Pada saat mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan dan penyimpanan Beban xxx Kas xxx
17
barang gadai dikembalikan dengan membuat tanda terima barang. Kas xxx Piutang xxx Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi dan kemudian barang gadai dijual oleh pihak yang menggadai kan, jurnal: Penjualan barang gadai, jika nilainya sama dengan piutang. Kas xxx Piutang xxx Jika kurang, maka berarti piutangnya masih tersisa sejumlah selisih antara nilai penjualan dengan saldo piutang.
menerima tanda terima atas penyerahan aset serta membuat penjelasan atas catatan akuntansi atas barang yang digadaikan. Pada saat menerima uang pinjaman Kas xxx Utang xxx Bayar uang untuk biaya pemeliharaan dan penyimpanan Beban xxx Kas xxx
18
19
Utang xxx Kas xxx Jika pada saat jatuh tempo, utang tidak dapat dilunasi sehingga barang gadai dijual Pada saat penjualan barang gadai: Kas xxx Akumulasi penyusutan (apabila aset tetap) xxx Kerugian (apabila rugi) xxx Keuntungan (apabila untung) xxx Aset xxx Pelunasan utang atas barang yang dijual pihak yang menggadai Utang xxx Kas xxx Jika masih ada kekurangan pembayaran utang setelah penjualan barang gadai tersebut, maka berarti pihak yang menggadaikan masih memiliki saldo utang kepada pihak yang menerima gadai.
LAMPIRAN
20
21
22