POKOK BAHASAN
I. A. B. C.
ISTILAH, PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM Istilah dan Pengertian HAM Perkembangan Pemikiran HAM Kewajiban Negara terhadap HAM
II. SEJARAH PERKEMBANGAN PEMENUHAN HAM A. Perkembangan HAM dalam Hukum Internasional 1. Sebelum Perang Dunia II 2. Sesudah Perang Dunia II B. Perkembangan HAM di Indonesia 1. Sebelum Kemerdekaan 2. Sesudah Kemerdekaan
III. TEORI DAN PRINSIP HAM A. Teori- Teori 1. Teori Hak Kodrati 2. Teori Positivisme 3. Teori Universalisme 4. Teori Relativisme Budaya
B. Prinsip-Prinsip 1. Prinsip Kesetaraan 2. Prinsip Non Diskriminasi 3. Prinsip Kewajiban Negara
IV. INSTRUMEN HAM INTERNASIONAL A. Instrumen Utama : 1. Deklarasi Universal HAM (UDHR) 2. Kovenan Intl ttg Hak Sipil Politik (ICCPR) 3. Kovenan Intl ttg Hak Ekosob (ICESCR) 4. Kovenan Hak Anak (KHA) 5. Konvensi Menentang Penyiksaan (CAT) 6. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi (CERD) 7. Konvensi Anti Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) B. Mekanisme Internasional Pemantauan HAM C. Deklarasi dan Program Aksi Wina tahun 1993
V. INSTRUMEN HUKUM NASIONAL HAM A. HAM dalam UUD 1945 B. HAM dalam Peraturan Perundang-undangan Lainnya 1. UU No. 39/ 1999 tentang HAM 2. UU No. 26/ 2000 tentang Pengadilan HAM 3. UU No. 3/ 1997 tentang Peradilan Anak 4. UU No. 23/ 2002 tentang Perlindungan Anak 5. UU No. 23/ 2004 tentang PKDRT 6. UU No. 13/ 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
VI. MEKANISME PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA A. Mekanisme Perlindungan & Penegakan HAM B. Lembaga-Lembaga Perlindungan HAM 1. Komnas HAM 2. Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan 3. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 4. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( LPSK) C. Mekanisme Penegakan HAM 1. Pengadilan HAM 2. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR)
ISTILAH HAM
ISTILAH LAIN : Human Rights, Fundamental Rights, Basic Rights SCR ETIMOLOGIS : 1. HAK : HAQQ HAQQA, YAHIQQU, HAQQAN : Kewenangan atau kewajiban utk melak sesuatu atau tdk melakukan sesuatu 2. ASASI : ASASIY ASSA, YAUSSU, ASASSAN : - membangun, mendirikan, meletakkan - asal, asas, pangkal, dasar dari sesuatu yg bersifat mendasar & fundamental HAM : HAK MENDASAR PD DIRI MANUSIA
Istilah Human Rights atau Hak Asasi Manusia (HAM) diciptakan oleh Eleanor Roosevelt sebagai Ketua Komisi HAM di PBB ketika merumuskan
PENGERTIAN HAM
JOHN LOCKE : SEMUA ORANG DICIPTAKAN SAMA & MEMILIKI HAK-HAK YANG MELEKAT DARI DIRINYA SBG MANUSIA HAK-HAK YG MELEKAT (INHERENT) HAM HAK FUNDAMENTAL SOETANDYO WIGNJOSOEBROTO : HAM ADL HAK2 MENDASAR (FUNDAMENTAL) YG DIAKUI SECARA UNIVERSAL SBG HAK2 YG MELEKAT PADA MANUSIA KARENA HAKEKAT DAN KODRATNYA SBG MANUSIA
MULADI : HAM ADALAH HAK YG MELEKAT SECARA ALAMIAH (INHERENT) PADA DIRI MANUSIA SEJAK MANUSIA LAHIR, DAN TANPA HAK TERSEBUT MANUSIA TIDAK DAPAT TUMBUH & BERKEMBANG SBG MANUSIA YG UTUH UU NO. 39 TH 1999 TTG HAM : SEPERANGKAT HAK YG MELEKAT PD MNS SBG MAKHLUK TUHAN YG WJB DIHORMATI, DIJUNJUNG TINGGI & DILINDUNGI OLEH NEG, HUKUM, PEMERINTAH & SETIAP ORG, DEMI KEHORMATAN SERTA PERLINDUNGAN HARKAT & MARTABAT MNS
SCR GARIS BESAR DPT DIPAHAMI : HAM adalah HAK yg sehrsnya diakui scr universal sbg hak-hak yg melekat pd manusia krn hakekat & kodrat kelahiran manusia itu sbg manusia
INHERENT SCR KODRATI MELEKAT PD DIRI MANUSIA (tdk diberi, tdk diwariskan & tdk diperoleh dgn cara apapun) UNIVERSAL BERLAKU UTK SEMUA TANPA DISKRIMINASI (tanpa dipengaruhi ras, jenis kelamin, agama, etnis, pand politik dll) INALIENABLE TDK DPT DIINGKARI SBG HAK YG DIMILIKI OLEH SEMUA MANUSIA
INDIVISIBLE TDK DPT DIBAGI (HAM didsrkan pd prinsip penghormatan thd martabat mns bhw smua org berhak atas kebebasan, keamanan & standar kehdpan yg layak pd wkt yg bersamaan oleh krn itu hak2 tsb saling berkaitan & tdk dpt dibagi atau dipisahkan) INTERDEPENDENT SALING TERGANTUNG (pemenuhan hak yg satu akan sgt tergantung dgn pemenuhan hak yg lainnya) HAK YG HRS DILINDUNGI, DIHORMATI & DIPERTAHANKAN HAK YG TDK BOLEH DIKURANGI/DIRAMPAS OLEH SIAPAPUN
Intl Covenant on Economic, Social and Culture (ICESCR) diperjuangkan oleh neg2 sosialis didukung oleh neg dunia ketiga pd awal abad 19 agar neg menyediakan pemenuhan thd kebutuhan dasar setiap orang lbh bersifat POSITIF (HAK ATAS) : hak yg pemenuhannya sgt membutuhkan peran aktif negara DLM PS. 22 -27 UDHR (hak atas pekerjaan & upah yg layak, hak atas jaminan sosial, hak atas pendidikan, hak atas kesehatan dll) DASAR : TUNTUTAN BG PERSAMAAN SOSIAL
3. GENERASI KETIGA : HAK ATAS PERDAMAIAN & PEMBANGUNAN merup rekonseptualisasi dari kedua generasi sblmnya
dipengaruhi oleh kepentingan negara dunia ketiga (neg berkemb) tuntutan atas tatanan intl yg adil tuntutan atas hak kolektif & hak solidaritas
Dgn adanya World Conference on Human Rights 1993, maka penggolongan tsb SDH TDK RELEVAN krn mnrt Deklarasi Wina 1993 bhw HAM itu universal, indivisible, interdependent and interrelated
Jimly Asshiddiqie : Perkemb konsepsi HAM, ada 4 generasi: 4. Persoalan HAM tdk cukup hanya dipahami dlm konteks hub kekuasaan yg vertikal ttpi juga dlm hub kekuasaan yg bersifat horisontal : - antar kelompok masy - antar golongan rakyat atau masy - antar satu kelomp masy di suatu neg dgn kelomp masy di neg lain
KESETARAAN
Non diskriminasi Kesetaraan kesempatan Kesetaraan akses pada sumber daya publik Partisipasi Kebebasan Kebebasan untuk memilih Otonomi Penghormatan pada hak orang lain Saling menghormati Solidaritas
KEMANUSIAAN
Diskriminasi
(Pasal 1 Angka 3 UU No.39/1999 tentang HAM)
setiap pembatasan, pelecehan atau pengucilan yg lgsg ataupun tak lgsg didsrkan pd pembedaan mns atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan status sos, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan, politik, yg berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM & kebebasan dasar dlm kehidupan baik individual maupun kolektif dlm bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya & aspek kehidupan lainnya
Kewajiban dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Penegakan HAM (UU No.39/1999 tentang HAM)
Pasal 71 Pemerintah wajib bertangungjawab menghormati, melindungi, menegakkan & memajukan HAM yang diatur dalam undang-undang, peraturan perundangundangan lain dan hk intl tentang HAM yang diterima oleh negara RI
Pasal 72 Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan negara dan bidang lain
Melalui upaya :
Perumusan kebijakan nasional yang berlandaskan HAM Perumusan kebijakan hukum yang berorientasi pada HAM Perumusan hukum yang berorientasi pada HAM (legislatif dan eksekutif) Pelaksanaan hukum (eksekutif) Pengawasan hukum (yudikatif)
KEWAJIBAN UNTUK MENEGAKKAN HAM Kewajiban ini menuntut negara dan seluruh institusi untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum serta pemenuhan rasa keadilan masyarakat.
HAM adalah hak yang melekat atau inherent pada diri manusia, yang berasal dari Tuhan sejak manusia itu dilahirkan. Penghormatan & Penegakan HAM merupakan kewajiban Negara melindungi kepentingan umat manusia
2. HUKUM
Kewajiban negara terhadap warganya adalah menjamin dan melindungi HAM warganya melalui hukum positif, dan mewujudkan ke dalam kehidupan nyata.
Dlm konteks hukum, maka ada tiga hal yang harus diperhatikan : substansi hukum substansinya hrs sesuai antara HI & HN struktur hukum pentaatan aturan2 HAM hrs dipenuhi oleh para pejabat neg budaya hukum kondisi nilai-nilai masyarakat setempat
3. POLITIK
Negara hrs memperhatikan etika dan peraturan dalam tata pergaulan internasional. Prinsip yang mendasari hubungan antara negara pada era globalisasi ini adalah penghormatan HAM. Penghormatan HAM dijadikan alat penekan politik dan ekonomi internasional.
Pada masa kini, penghormatan HAM dilakukan secara serius. Pemerintah otoriter yang melakukan pelanggaran HAM scr sistemik akan menghadapi SANKSI INTERNASIONAL Ada empat tahapan agar merubah perilakunya disesuaikan dengan standar HAM internasional.
Empat tahapan tsb dikenal dg SPIRAL MODEL (Thomas Risse, Stephen c Ropp dan Sikkink, 1999).
1. FROM REPRESSION TO DENIAL Pemerintah melak represi thd segala bentuk perlawanan, yang menyebabkan kelompok yg tertindas dlm masyarakat menyampaikan informasi kepada masyarakat intl (LSM atau negara-negara yg mempunyai komitmen terhadap HAM) hingga terbentuk jejaring
2.
ketika pemerintah otoriter dikritik oleh masy intl atas pelanggaran HAM dgn menyandarkan pada norma-norma HAM intl, pemerintah otoriter selalu berlindung bahwa HAM adalah urusan domestik semata, shg setiap kritik dari negara lain atau pihak asing manapun merup bentuk campur tangan (intervensi) thd kedaulatan negara. Sering pula dikatakan bahwa HAM merupakan pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Pemerintahan yang otoriter semakin didesak oleh masyarakat internasional dengan menggunakan kekuatan ekonomi. Di samping tekanan dari sisi domestik, negara-negara donor & lembaga-lembaga keuangan intl tampak tidak segan-segan utk mengurangi atau menghapuskan bantuan ekonominya apabila pemerintah tidak mengubah perilakunya dalam menghormati HAM warga negaranya.
4. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (RIGHTS OF
LEGAL EQUALITY)
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (SOCIAL AND CULTURE), hak untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya. 6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (PROCEDURAL RIGHTS). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan dan sebagainya (Ramdlon Naning, 1983)
hak yg bersifat mutlak yang tidak dapat ditunda pemenuhannya dalam kondisi darurat sekalipun, seperti hak untuk hidup; hak untuk tidak disiksa; bebas dari perbudakan; hak persamaan dalam hukum; kebebasan beragama dan bebas dari hukuman yang berlaku secara surut (retroactive).
PELAKSANAAN HAM
DEROGABLE RIGHTS
HAM YG DPT DITUNDA PELAKSANAANNYA; ALASAN; - KEADAAN DARURAT/ - PERANG/ - KEPENTINGAN KEAMANAN NASIONAL
HAM YG TIDAK DPT DITUNDA PELAKSANAANNYA, BAIK DALAM KEADAAN DARURAT/PERANG/ DAMAI : - HAK UNTUK HIDUP, - LARANGAN PERBUDAKAN, - HAK UTK TDK DITUNTUT HK YG BERLAKU SURUT (REKTROAKTIF) - HAK PERSAMAAN DI DEPAN HUKUM, - HAK KEBEBASAN PRIBADI, - HAK KEBEBASAN BERAGAMA
PEMBATASAN HAM Pasal 29 ayat (2) UDHR 1948 : hak-hak dan kebebasan dasar manusia hanya dapat dibatasi oleh undang-undang dgn tujuan menghormati hak-hak & kebebasan org lain, moralitas, ketertiban umum & kesejahteraan umum di dalam masyarakat demokratik. Pembatasan dapat pula terjadi, - dlm rangka mempromosikan kesejahteraan umum (general welfare) dlm masy demokratis - atas dasar alasan kepentingan nasonal (national - dlm keadaan darurat yg sah (officially proclaimed public emergencies) yg membahayakan kehdpn bgs
security)
Pelanggaran HAM
PELANGGARAN HAM
SETIAP PERBUATAN SESEORANG ATAU KELOMP ORANG TERMSK APARAT NEGARA BAIK DISENGAJA MAUPUN TIDAK DISENGAJA ATAU KELALAIAN YG SCR MELAWAN HKM MENGURANGI, MENGHALANGI, MEMBATASI & ATAU MENCABUT HAK ASASI SESEORANG ATAU KELOMP ORG YG DIJAMIN OLEH UU INI, DAN TDK MENDPTKAN ATAU DIKHAWATIRKAN TIDAK AKAN MEMPEROLEH PENYELESAIAN HUKUM YG ADIL & BENAR, BERDSRKAN MEKANISME YG BERLAKU
2.
3.
4.
Kesewenangan (abuse of power) yaitu tindakan penguasa atau aparatur neg thd masy di luar atau melebihi batas2 kekuasaan & wewenangnya yg telah ditetapkan dlm UU Pembiaran pelanggaran HAM (violation by omission) yaitu tdk mengambil tindakan atas suatu pelanggaran HAM Sengaja melak pelanggaran HAM (violation by comission) yaitu melak tindakan yg menyebabkan pelanggaran HAM Pertentangan antar kelompok masyarakat
KEJAHATAN GENOCIDE
MEMBUNUH ANGGOTA KELOMPOK; MENGAKIBATKAN PENDERITAAN FISIK ATAU MENTAL YANG BERAT TERHADAP ANGGOTAANGGOTA KELOMPOK MENCIPTAKAN KONDISI KEHIDUPAN KELOMPOK YG AKAN MENGAKIBATKAN KEMUSNAHAN SECARA FISIK BAIK SELURUH ATAU SEBAGIANNYA MEMAKSA TINDAKAN-TINDAKAN YANG BERTUJUAN MENCEGAH KELAHIRAN DI DALAM KELOMPOK; MEMINDAHKAN SECARA PAKSA ANAK-ANAK DARI KELOMPOK TERTENTU KE KELOMPOK LAIN.
MELAKUKAN SALAH SATU PERBUATAN YG DIATUR DALAM PASAL 8 UU NO 26/2000 HURUF (A) S/D (E) PERBUATAN TSB DIMAKSUDKAN UNTUK MEMUSNAHKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH KELOMPOK; YANG DIDASARKAN PADA KELOMPOK BANGSA, RAS, ETNIS DAN KEAGAMAAN ;
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 7 HURUF B ADALAH SALAH SATU PERBUATAN YANG DILAKUKAN SEBAGAI BAGIAN DARI SERANGAN YANG MELUAS ATAU SISTEMATIK YANG DIKETAHUI BAHWA SERANGAN TERSEBUT DITUJUKAN SECARA LANGSUNG TERHADAP PENDUDUK SIPIL BERUPA :
PEMBUNUHAN; PEMUSNAHAN; PERBUDAKAN; PENGUSIRAN ATAU PEMINDAHAN PENDUDUK SECARA PAKSA; PERAMPASAN KEMERDEKAAN ATAU PERAMPASAN FISIK SECARA SEWENANGWENANG YANG MELANGGAR (ASAS-ASAS) KETENTUAN POKOK HUKUM INTERNASIONAL PENYIKSAAN
PERKOSAAN, PERBUDAKAN SEKSUAL, PELACURAN, PEMAKSAAN KEHAMILAN, PEMANDULAN ATAU STERILISASI SECARA PAKSA ATAU BENTUK-BENTUK KEKERASAN SEKSUAL LAIN YANG SETARA; PENGANIAYAAN TERHADAP SUATU KELOMPOK TERTENTU ATAU PERKUMPULAN YANG DIDASARI PERSAMAAN PAHAM POLITIK, RAS, KEBANGSAAN,ETNIS, BUDAYA, AGAMA, JENIS KELAMIN ATAU ALASAN LAIN YANG TELAH DIAKUI SECARA UNIVERSAL SEBAGAI HAL YANG DILARANG MENURUT HUKUM INTERNASIONAL PENGHILANGAN ORANG SECARA PAKSA; KEJAHATAN APARTHEID
MELAK PERBUATAN YG DIATUR DLM PSL 9 UU NO 26/2000 HURUF (A) S/ D (j) PERBUATAN YG DILAK MERUP BAGIAN SERANGAN YG MELUAS ATAU SISTEMATIS DIKETAHUI BHW SERANGAN TSB DITUJUKAN PADA PENDUDUK SIPIL {PERBUTAN YG DILAKUKAN SBG KELANJUTAN DARI KEBIJAKAN PENGUASA /ORGANISASI}
PERBEDAAN PELANGGARAN BERAT HAM SBG DELIK EXTRA ORDINARY CRIME DENGAN DELIK KUHP SBG ORDINARY CRIME
PERBEDAAN
SIFAT DELIK KORBAN ALASAN PEMBENAR
PENGECUALIAN ASAS
TIDAK ADA
PROSES PERADILAN
PENGADILAN NASIONAL