SINUSITIS MAKSILARIS
END
SHELL Y
PRAMA
ANATOMI
KOMPLIKASI
SINUSITIS MAKSILARIS
PENATALAKSANAAN
DIAGNOSA BANDING
4 pasang sinus paranasal: 1. mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila 2. sinus frontal 3. sinus etmoid 4. sinus sphenoid 2 golongan besar sinus paranasalis I. anterior sinus paranasalis, yaitu sinus frontalis, sinus ethmoidalis anterior, dan sinus maksilaris. II. posterior sinus paranasalis, yaitu sinus etmoidalis posterior dan sinus sfenoidalis
Sinus maksilaris (Antrum of Highmore) adalah sinus yang pertama berkembang Pertumbuhan dari sinus ini adalah bifasik dengan pertumbuhan selama 0-3 tahun dan 7-12 tahun Sinus maksilaris orang dewasa berbentuk piramida dan mempunyai volume kira-kira 15 ml (34 x 33 x 23 mm). dasar dari piramida adalah dinding nasal dengan puncak yang menunjuk ke arah processus zigomatikum. Dinding anterior mempunyai foramen intraorbital, Atap dibentuk oleh dasar orbita Dasar sinus berlanjut menjadi pneumatisasi sinus maksilaris. Oleh karena itu berhubungan dengan penyakit gigi di sekitar gigi rahang atas, yaitu premolar dan molar Cabang dari a.maksilaris interna mendarahi sinus ini. Termasuk infraorbita, cabang a.sfenopalatina, a.palatina mayor, v.aksilaris dan v.jugularis sIstem dural sinus. Sedangkan persarafan sinus maksila oleh cabang dari n.V.2 yaitu n.palatina mayor dan cabang dari n.infraorbita.(1) Ostium sinus maksilaris terletak di bagian superior dari dinding medial sinus
1. DEFINISI
2. PEMBAHASAN
4.DIAGNOSA
3. KLASIFIKASI
6. PROGNOSA
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. EDUKASI
Sinusitis berasal dari akar bahasa Latinnya sinus, akhiran umum dalam kedokteran -itis berarti peradangan karena itu Sinusitis adalah suatu peradangan sinus paranasal. Terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur
1.
merupakan sinus paranasal yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret atau drainase dari sinus maksila hanya tergantung dari gerakan silia dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila ostium sinus maksila terletak di meatus medius , disekitar hiatus semilunaris yangsempit, sehingga mudah tersumbat
2.
3.
4.
1. 2.
3.
4.
5.
6.
Gangguan fisik akibat kekurangan gizi, kelelahan, atau penyakit sistemik. Gangguan faal hidung oleh karena rusaknya aktivitas silia oleh barotrauma, asap rokok, polusi udara, atau karena panas dan kering. Kelainan anatomi yang menyebabkan gangguan saluran seperti : Atresia atau stenosis koana Deviasi septum Hipertroti konka media Polip yang dapat terjadi pada 30% anak yang menderita fibrosis kistik Tumor atau neoplasma Hipertroti adenoid Odema mukosa karena infeksi atau alergi Benda asing Berenang dan menyelam pada waktu sedang pilek Trauma yang menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal Kelainan imunologi didapat seperti imunodefisiensi karena leukemia dan imunosupresi oleh obat.
Virus
(rhinovirus, virus parainfluenza, dan virus influenza.) Bakteri (Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan moraxella catarralis) Bakteri anaerob juga terkadang ditemukan sebagai penyebab sinusitis maksilaris, terkait dengan infeksi pada gigi premolar. Jamur (Rhizopus, rhizomucor, Mucor, Absidia, Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.) Peradangan menahun pada saluran hidung. Penderita Asma, rinitis alergika, rinitis vasomotor pada kasus sinusitis akut. Penyakit tertentu. Gangguan sistem kekebalan, penderita kelainan sekresi lendir, fibrosis kistik tumor nasal atau tumor sinus (squamous cell carcinoma), granulomatus (Wegeners granulomatosis atau rhinoskleroma
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
INFEKSI BAKTERI ATAU FAKTOR PREDISPOSISI LAIN MUKOSA SINUS MENEBAL OSTIUM TERTUTUP KONGESTI MUKOSA ( OBSTRUKSI ANATOMI ) BENDUNGAN SEKRET PERUBAHAN METABOLISME GAS MUKOSA SILIA DAN EPITEL RUSAK PERUBAHAN LINGKUNGAN ( BAKTERI BERKEMBANG BAIK) INFLAMASI ( SEKRET TERTIMBUN )
BAGAN PATOFISIOLOGI
KLINIS PENYEBAB
1.
Sinusitis akut, bila infeksi beberapa hari sampai beberapa minggu. (<3 minggu)
Sinusitis subakut, bila infeksi beberapa minggu hingga beberapa bulan. ( 3minggu-3bulan ) Sinusitis Kronis, bila infeksi beberapa bulah hingga beberapa tahun. ( >3bulan )
2.
3.
1.
RHINOGENIK penyebab kelainan / masalah di hidung Segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis. Contohnya rhinitis akut (influenza), polip, dan septum deviasi
DENTOGENIK/ODONTOGENIK penyebabnya kelainan / masalah gigi yang sering menyebabkan sinusitis infeksi adalah pada gigi geraham atas (pre molar dan molar).
2.
AKUT
SUBAKUT
KRONIS
KRITERIA DIAGNOSIS
Demam,
malaise Nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian aspirin. Sakit dirasa mulai dari pipi ( di bawah kelopak mata ) dan menjalar ke dahi atau gigi. Sakit bertambah saat menunduk. Wajah terasa bengkak dan penuh Nyeri pipi yang khas : tumpul dan menusuk, serta sakit pada palpasi dan perkusi. Kadang ada batuk iritatif non-produktif Sekret mukopurulen yang dapat keluar dari hidung dan kadang berbau busuk Adanya pus atau sekret mukopurulen di dalam hidung, yang berasal dari metus media, dan nasofaring. pembengkakan dan edema kulit yang ringan Tenderness daerah pipi rinoskopi anterior tampak mukosa konka hiperemis dan edema mukopus atau nanah di meatus medius rinoskopi posterior tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip) transiluminasi, sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap Pemeriksaan radiologi yang dibuat ialah posisi waters, PA dan lateral air fluid level pada sinus yang sakit. Pemeriksaan mikrobiologik sekret ditemukan bermacam-macam bakteri
Gejala hanya
tanda-tanda radang akutnya (demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan) sudah reda
Hasil
Postnasal
drip Rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorok Pendengaran terganggu karena oklusi tuba eustachii Nyeri atau sakit kepala Infeksi pada mata yang menjalar dari duktus nasolakrimalis Gastroenteritis ringan pada anak akibat mukopus yang tertelan tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat pembengkakan pada wajah rinoskopi anterior dapat ditemukan sekret kental, purulen meatus medius atau meatus superior, dapat juga ditemukan polip, tumor atau komplikasi sinusitis. rinoskopi posterior tampak sekret purulen di nasofaring atau turun ke tenggorok. Pemeriksaan mikrobiologik sekret ditemukan bermacam-macam bakteri
KRITERIA MAYOR
a. Sekret nasal yang purulen b. Drainase faring yang purulen
KRITERIA MINOR
Edema periorbital Sakit kepala Nyeri di wajah Sakit gigi Nyeri telinga Sakit tenggorok Nafas berbau Bersin-bersin bertambah sering Demam Tes sitologi nasal (smear) : neutrofil dan bakteri Ultrasound
g. Obstruksi nasal
h. Foto rontgen (Watersradiograph atau air fluid level) : Penebalan lebih 50% dari antrum
i.
Kemungkinan terjadinya sinusitis jika terdapat gejala : tanda 2 mayor, 1 mayor dan 2 kriteria minor.
Prognosa sinusitis maksilaris tergantung tepatnya penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien. Dengan penatalaksanaan yang tepat berdasar diagnosa yang ditegakkan dengan akurat maka prognosa sinusitis maksilaris dapat dikatakan baik. Prognosa sinusitis maksilaris pula tergantung derajat penyakit, seberapa parah kerusakan yang telah terjadi karena proses infeksi sampai mendapatkan penanganan dari dokter.
Pasien
dengan sinusitis maksilaris terutama sinusitis maksilaris akut yang mengalami demam dan kelemahan hendaknya beristirahat yang cukup.
Minum
bergizi.
Pasien
hendaknya menjaga higienitas diri dan lingkungan. Higienitas diri terutama mulut dengan menggosok gigi teratur dan sarana untuk pengeluaran sekret hidung yang bersih, baik tissue ataupun sapu tangan yang bersih
Bila
A. PEMERIKSAAN TRANSLUMINASI
Pada pemeriksaan transluminasi, sinus yang sakit akan tampak suram atau gelap. Hal ini lebih mudah diamati bila sinusitis terjadi pada satu sisi wajah, karena akan nampak perbedaan antara sinus yang sehat dengan sinus yang sakit.
B. PENCITRAAN:
1.
Pemeriksaan foto kepala Pemeriksaan foto kepala untuk mengevaluasi sinus paranasal. cukup melakukan foto kepala AP dan lateral serta Waters Sinusitis akan menunjukkan gambaran berupa : Penebalan mukosa, Opasifikasi sinus ( berkurangnya pneumatisasi) Gambaran air fluid level yang khas akibat akumulasi pus yang dapat dilihat pada foto waters. 2. Pemeriksaan tomogram 3. Pemeriksaan CT-scan
C. LABORATORIUM
1. 2.
Tes sedimentasi, leukosit, dan C-reaktif protein dapat membantu diagnosis sinusitis akut Kultur
Sakit kepala
Tension headache Migraine headache Sinus headache Cluster headache Reffered pain headache
Batuk kronik
Sinusitis kronik Ada, tidak terlalu dominan Lebih dari 12 minggu, biasanya hilang timbul
Migrain Kadang
Waktu
10-14 hari
Bervariasi
Sekret
Kental, putihkuninghijau
Kental, putihkuninghijau
Tidak ada
Jarang
Tidak ada Kadang
Jarang
Kadang Ada
Ada
Ada Ada
Tidak ada
Kadang Tidak ada
Simptom
Sinusitis akut
Sinusitis kronik
Rinitis alergi
Common cold
ISPA bakteri
Migrain
Sakit kepala
Ada, bertambah ketika Tidak ada menunduk, nyeri spesifik sesuai sinus yang meradang, biasanya unilateral dan timbul pada pagi hari. Pada kasus sinusitis akut terasa lebih sakit
Pada sinusitis maksilaris Ada Kadang Ada Tidak ada, yang ada batuk Tidak ada Tidak ada Kadang Kadang
Jarang
Kadang
Nyeri hebat, bisa berpindah ke segala arah, bilateral, diikuti nausea, fotofobia
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Ciri khas
Gejala pada hidung cenderung bilateral, inflamasis berat pada sinusitis bakteri
ANALGETIK aspirin atau preparat codein. Kompres hangat pada wajah ANTIBIOTIK Antibiotika yang sesuai selama 10 14 hari walaupun gejala klinik telah hilang. Antibiotik yang sering diberikan adalah amoxicillin, ampicillin, erythromicin plus sulfonamid, sefuroksim dan trimetoprim plus sulfonamide. Sinusitis kronis biasanya disebabkan oleh bakteri anaerob. Antibiotik yang biasanya digunakan adalah metronidazole, co-amoxiclav dan clindamycin. DEKONGESTAN Pemberian dekongestan seperti pseudoefedrin, dan tetes hidung poten seperti fenilefrin dan oksimetazolin IRIGASI ANTRUM DIATERMI GELOMBANG PENDEK MENGHILANGKAN FAKTOR PREDISPOSISI MUKOLITIK PEMBEDAHAN Pembedahan dilakukan apabila pengobatan dengan medikamentosa sudah gagal. Pembedahan radikal : Caldwell Luc Pembedahan tidak radikal : Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF).
A. KOMPLIKASI ORBITA
Terdapat lima tahapan : Peradangan atau reaksi edema yang ringan. Selulitis orbita Abses subperiosteal Abses orbita Trombosis sinus kavernosus
akut
TERIMAKASIH KEPADA :
TUHAN YANG MAHA ESA YTH. DOSEN PEMBIMBING : dr. Abdul Muis, Sp. THT