Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
1120221184 1120221163
LATAR BELAKANG
Adanya kesenjangan antara perkembangan fisik, sosial dan psikologik menyebabkan masalah mental
Ditandai ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang waktu perhatiannya sangat singkat dibandingkan anak lain yang seusia.
Disertai gejala hiperaktif dan tingkah laku yang impulsif mengganggu perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang paling banyak didiagnosis pada anak-anak dan remaja (prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8 10%)
TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum untuk mengetahui gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders). Tujuan Khusus untuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, gambaran klinis, diagnosis dan penatalaksanaan ADHD.
MANFAAT PENULISAN
Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Manfaat bagi Masyarakat Manfaat bagi Penulis
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders).
Sumber informasi dan ilmu pengetahuan, diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders).
Bahan pembelajaran mengenai gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders) Salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Jiwa di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
gangguan perilaku yang ditandai dengan gejala aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8 10%. Rasio ADHD pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan yaitu
4:1 untuk ADHD yang didominasi oleh hiperaktif 2:1 untuk ADHD yang didominasi oleh inatensi/kesulitan dalam memusatkan perhatian
ETIOLOGI
Faktor genetik
75% dari variasi gejala ADHD di dalam populasi adalah karena faktor genetik. 1/3 dari orang tua yg mengalami ADHD, maka anaknya berisiko ADHD sebesar 60 %. Pada anak kembar, jika salah satu mengalami ADHD, maka saudaranya 70-80 % berisiko mengalami ADHD.
Faktor neurobiologi
penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes neuropsikologis dihubungkan dengan kerusakan fungsi lobus prefrontal. hal ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan respons, dan organisasi respons.
Faktor lingkungan/psikososial
ibu yang merokok, mengkonsumsi alkohol dan heroin selama kehamilan berat lahir sangat rendah, hipoksia janin, cedera otak dan terkena racun. kejadian fisik yang menimbulkan stres dan gangguan keseimbangan dalam keluarga
KLASIFIKASI
Inatensi (gangguan pemusatan perhatian)
mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya. mudah teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat inderanya/perasaan yang timbul pada saat itu. hanya mampu mempertahankan suatu aktivitas/tugas dalam jangka waktu yang pendek, sehingga akan mempengaruhi proses penerimaan informasi dari lingkungannya.
GAMBARAN KLINIS
Perilaku Agresi dan Menantang Hiperaktivitas (tidak bisa diam) Iritabilitas
seringkali mudah marah secara meledak, mudah dibuat tertawa atau menangis
Kesulitan sekolah
gangguan daya ingat dan pikiran ketidakmampuan belajar spesifik Konsentrasi buruk
Impulsivitas (bertindak sebelum berpikir, mengubah perilaku tiba-tiba, dll) dan ketidakmampuan menunda kegembiraan Kesulitan emosional penyerta Defisit koordinasi menyeluruh
DIAGNOSIS
Onsetnya sebelum usia 7 tahun (ADHD) Sudah jelas nampak minimal selama 6 bulan Harus pervasif (ada pada lebih dari 1 setting, misal: rumah, sekolah, lingkungan sosial) Menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan Tidak ada penyebab gangguan mental lainnya (misal: skizofrenia, gangguan psikotik lainnya, depresi atau anxietas) Morbiditas penyerta meliputi kegagalan akademis, perilaku antisosial, kenakalan, dan peningkatan resiko kecelakaan lalulintas pada remaja. Sebagai tambahan, dapat pula timbul pengaruh yang dramatis di kehidupan keluarga
2. Hiperaktivitas impulsivitas : enam (atau lebih) gejala hiperkativitas-implusivitas berikut ini telah menetap selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan. a. b. c. d. e. f. g. h. i. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering menggeliat-geliat di tempat duduk Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau di dalam situasi yang diharapkan anak tetap duduk Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak tepat (pada remaja mungkin terbatas pada perasaan subyektif kegelisahan) Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas waktu luang secara tenang Sering siap-siap pergi atau seakan-akan didorong oleh sebuah gerakan Sering berbicara berlebihan Impusivitas Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan selesai Sering sulit menunggu gilirannya Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya : memotong masuk ke percakapan atau permainan)
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya disekolah atau
pekerjaan di rumah)
D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan
E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mantal lain (gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian)
Catatan: untuk individu (terutama remaja dan dewasa) yg sekarang memiliki gejala yg tidak lagi memenuhi kriteria lengkap, harus dituliskan dalam remisi parsial.
TATALAKSANA
NON-FARMAKOLOGIS Intervensi Psikososial
a. Intervensi psikososial berdasarkan klinis - Intervensi psikososial keluarga - Terapi individual b. Intervensi psikososial berdasarkan sekolah
Anak dengan ADHD/gangguan hiperkinetik membutuhkan program intervensi sekolah individual meliputi intervensi behavioral dan akademik.
FARMAKOLOGIS
PSIKOSTIMULAN terapi lini pertama untuk mengatasi gejala inti ADHD/gangguan hiperkinetik methylphenidate hydrochloride (MPH) usia 6 th/lebih. dexamfetamine sulphate (DEX) usia 3 th/lebih. Pemberian dimulai dengan dosis sekecil mungkin dan titrasi dengan jadwal 2 3 kali sehari, tingkatkan dosis dengan interval per minggu sampai didapatkan respon yang memuaskan. Efek samping : nyeri kepala, nyeri lambung, mual, insomnia, nafsu makan berkurang
ANTIDEPRESAN TRISIKLIK (TCAS) Kelompok obat ini lebih berpengaruh pada gejala behavioralnya daripada terhadap gejala kognitifnya. TCAs memiliki batas keamanan yang lebih sempit daripada psikostimulan, disertai dengan rentang efek samping potensial yang lebih lebar. Obatnya:
imipramine, desipramine, amitriptyline, nortriptyline, clomipramine
Guanfacine
PROGNOSIS
Perjalanan penyakit dapat bervariasi. 15 20% kasus, gejala ADHD menetap sampai masa dewasa. Remisi biasanya terjadi antara usia 12 20 tahun. Sebagian besar pasien ADHD mengalami remisi parsial dan rentan terhadap gangguan kepribadian antisosial/lainnya dan gangguan mood. Prognosis lebih baik bila didapatkan:
fungsi intelektual yang tinggi, dukungan yang kuat dari keluarga, temen-teman yang baik, diterima di kelompoknya dan diasuh oleh gurunya serta tidak mempunyai satu atau lebih komorbid gangguan psikiatri.
KESIMPULAN
ADHD ( Attention Deficit Hyperactive Disorders ) merupakan suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasana yang berbeda dan kondisi yang sangat umum di antara anak -anak. Banyak faktor yang dianggap sebagai penyebab gangguan ini, diantaranya :
faktor genetik, neurobiologis, perkembangan otak saat kehamilan dan perinatal, lingkungan fisik, sosial dan pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Barbaresi W, Katusic S, Colligan R, et al. How common is attention deficit/hyperactivity disorder. Towards resolution of the controver sy: results from a population -based study. Acta Paediatr Suppl 2004. Barkley RA . Attention Deficit Hyperactivity Disorder: A Handbook for Diagnosis and Treatment . 2nd ed. New York , NY: Guilford Press; 1996 Beauregard M, Levesque J. Functional magnetic resonance imaging investigation of the ef fects of neurofeedback training on the neural bases of selective attention and response inhibition in children with attention-deficit/hyperactivity disorder . Applied Psychophysiology & Biofeedback 2006;31(1):3 -20. Bilici M, Yildirim F, Kandil S, Bekarolu M, Yildirmi S, Deer O,et al. Double-blind, placebo -controlled study of zinc sulfate in the treatment of attention deficit hyperactivity disorder . Progress in NeuroPsychopharmacology and Biological Psychiatr y. 2004;28(1):1 81 -90.
Center s for Disease Control and Prevention (CDC). Increasing prevalenc e of parent -repor ted attention -d ef ic it/hyper activity disorder among children --United States, 2003 and 2007 . MMWR Morb Mor tal Wkly Rep 2010; 59:1439. Clayton EH, Hanstock TL, Garg ML, Hazell PL. Long chain omega -3 polyunsatur ated fatty acids in the treatment of psychiatric illnesses in children and adolesc e nts . Acta Neuropsyc hiatri ca . 2007;19(2):92 -103. Eric Taylor, Tim Kendall , Philip Asher son et al . 2008. Attention deficit hyperactivity disorder: Diagnosis and manage ment of ADHD in children, young people and adults . Faraone SV, Sergent J, Gillberg C, Biederman J. The worldwide prevale nc e of ADHD : is it an Americ an condition . World Psychiatr y. 2003 ; 2: 104 -13. Froehlich TE, Lanphear BP, Epstein JN, et al. Prevale nc e, recognition, and treatment of attention -d ef ic it/hyper activity disorder in a national sample of US children. Arch Pediatr Adolesc Med 2007; 161:857. Green, M, Wong, M, Atkins, D, et al. Diagnosis of Attention Deficit/Hyper activity Disorder: Technic al Review 3 . US Depar tment of Health and Human Ser vices, A gency for Health Care Policy and Research; Rockville, MD, 1999. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA . Ganggu an Defisit - Atensi dalam Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetah ua n Perilaku Psikiatri Klinis . Jakar ta. Binarupa Aksara, 2010.
TERIMAKASI