Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

KATARAK TRAUMATIKA
Disusun oleh: Riza Zahara 0818011093

Katarak berarti sebuah opasitas lensa dan istilah katarak berasal dari bahasa yunani katarraktes (air terjun) Proses penuaan adalah penyebab katarak yang paling banyak, tetapi masih banyak faktor lain yang dapat terlibat, yang mencakup trauma, keracunan, penyakit sistemik (seperti diabetes), merokok, dan herediter. prevalensi kebutaan di Indonesia berkisar 1,2% dari jumlah penduduk di Indonesia. Dari angka tersebut, persentase kebutaan utamanya adalah yang disebabkan katarak yaitu sekitar 0,7% dan yang presentasi kebutaan akibat katarak traumatikasebesar 0,3%.

Anato mi Mata

Anatomi lensa

Fisiologi Lensa
Fungsi utama lensa : memfokuskan berkas cahaya ke retina.
Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris berelaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter enteroposterior lensa sampai ke ukuran yang terkecil Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastic kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya.

Kerjasama fisiologis antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang

Katarak traumatika
Katarak traumatik adalah katarak yang terjadi akibat trauma, baik trauma tembus maupun trauma tumpul pada bola mata yang terlihat sesudah beberapa hari atau beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, ataupun gejala sisa dari trauma mata. Energi inframerah, aliran listrik, dan radiasi ion jarang menjadi penyebab katarak traumatik.

Patogenesis
Katarak traumatic paling sering disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul pada bola mata.
Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan terkadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa

Berdasarkan proses:
Trauma okuli non perforans/ trauma tumpul

cincin vossius

katarak stelata

Trauma okuli perforans / tembus

cincin soemering

mutiara elchsnig

Radiasi kimia

Gejala Klinik
Penurunan ketajaman visus Silau Sensitivitas kontras Pergeseran miopia Diplopia monokuler

Visualisasi gejala klinik

Clear image

Nuclear Sclerotic Cataract Diffusely blurred vision, filters out the color blue Cortical Cataract Part of vision is blurry, not severe.

Posterior Subcapsular cataract Central blurred vision with glare

Tanda objektif didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik oftalmologikus. Visus dan pupil adanya RAPD menunjukkan adanya neurpoati optic post trauma Gerakan bola mata fraktur orbital atau kelumpuhan saraf akibat trauma Tekanan bola mata glaucoma sekunder dan perdarahan retrobulbar Bilik mata depan hifema, iritis, sudut sempit, iridodonesis, sudut tertutup Lensa subluksasi, dislokasi, robek kapsul ( anterior dan posterior ), katarak ( bentuk dan jenis ), edema, fakodenesis Vitreous ada tidaknya perdarahan, lepasnya vitreous posterior Fundus lepasnya retina, rupture koroid, komosio retina, perdarahan preretinal, perdarahan intraretinal, perdarahan subretinal,

Pemeriksaan Penunjang
Funduskopi : Dari pemeriksaan dengan menggunakan oftalmoskop adalah adanya opasitas yang seringkali terlihat sebagai black spoke pada refleks fundus. B-scan Pemeriksaan ini dilakukan jika kita tidak dapat melihat kutub posterior lensa A-scan Pemeriksaan ini dilakukan sebelum kita melakukan ekstraksi katarak CT scan orbita Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi fraktur orbita dan apakah terdapat benda asing pada mata.3

Pengobatan
Pengobatan yang terbaik untuk katarak traumatik adalah operasi.
Untuk memperkecil resiko terjadinya infeksi dan uveitis harus diberikan antibiotic sistemik dan topical serta kortikosteroid topical dalam beberapa hari. Atropine sulfat 1%, 1 tetes tiga kali sehari, dianjurkan untuk menjaga pupil tetap berdilatasi dan untuk mencegah pembentukan sinekia posterior

Indikasi untuk dilakukan operasi pada katarak traumatic, antara lain:


Penurunan kemampuan penglihatan Tidak terlihatnya bagian posterior lensa Terjadi inflamasi atau glukoma Rupture kapsul dengan lensa yang membengkak 3, 4

Operasi katarak traumatika: 1. Pengangkatan lensa


Ekstraksi Lensa Intrakapsular Ekstraksi Lensa ekstrakapsular Fakoemulsi

2. Penanaman lensa

Fakoemulsifikasi standar dapat dilakukan bila kapsul lensa intak dan dukungan zonular yang cukup. Ekstraksi katarak intrakapsular diperlukan pada kasus-kasus dislokasi anterior atau instabilitas zonular yang ekstrim. Dislokasi anterior lense ke bilik anterior merupakan keadaan emergensi yang harus segera dilakukan tindakan (removal), karena dapat mengakibatkan terjadinya pupillary block glaucoma. Lesentomi dan vitrektomi pars plana dapat menjadi pilihan terbaik pada kasus-kasus ruptur kapsul posterior, dislokasi posterior, atau instabilitas zonular yang ekstrim.

Komplikasi dan prognosis


Komplikasi Komplikasi katarak traumatic yang dapat terjadi, antara lain:
Dislokasi lensa dan subluksasio umumnya ditemukan pada penyakit yang berhubungan dengan katarak traumatic Komplikasi lainnya yang terkait adalah fakolitik, fakomorfik, blok pupil, dan glukoma; uveitis facoanafilaktik; lepasnya retina; rupture koroid; hifema; perdarahan retrobulbar; neuropati optic traumatic; dan rupture bola mata.3

komplikasi segera setelah pascaoperasi adalah fibrinous uveitis dan komplikasi pasca operasi yang lambat adalah kekeruhan lensa posterior.8

Prognosis Prognosis dari penyakit ini tergantung pada luasnya cedera yang terjadi.

Opasifikasi kortikal komplet yang terjadi setelah trauma okuli perforans5

Gambaran katarak kortikal focal yang disebabkan oleh trauma tusuk yang kecil di lensa

Gambaran rosette cataract pada katarak traumatic yang disebabkan oleh trauma tumpul5

Daftar Pustaka
Galloway N. Cataract. In Common Eye Diseases and their Management ed 3th. 2006. Springer-Verlag: London. 81-91. Riordan P, et al. Lens. In Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 16th Edition. McGraw-Hill: New York. Hal 174-181. Graham R, et al. Cataract Traumatic. In http://www.emedicine.medscape.com Shock J, et al. Lensa. Dalam Oftalmologi Umum. Edisi 14. 2000. Widya Medika:Jakarta. Hal: 175-182. Zorab R, et al. Cataract. In Lens and Cataract, American Academy of Opthalmology. Section 11. Edition 2008-2009. San Francisco, USA. Hal: 59, 53-57. Oliver J, et al. Cataract Assessment. In Ophthalmology at Glance. 2005. Blackwell-science: Massachusetts. Hal 73-75. Lang, G. Cataract. In Ophthalmology A short text book. 2000. Thieme: New York. Hal 183. Lacmanovic Valentina, et al. Surgical Trratment, Clinical Outcome, and Complication of Traumatic Cataract: Retrospective Study.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai