Anda di halaman 1dari 24

KEPEMIMPINAN & KEPERCAYAAN

Definisi

kepemimpinan :

KEMAMPUAN UNTUK MEMPENGARUHI ORANG LAIN UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN KE ARAH (TERCAPAINYA TUJUAN) YANG DIKEHENDAKI
Definisi

kepercayaan :

SUATU HARAPAN POSITIF BAHWA ORANG LAIN TIDAK AKAN melalui kata-kata, tindakan, atau keputusan BERTINDAK SECARA OPORTUNISTIK

TEORI-TEORI kepemimpinan

TRAIT Theories BEHAVIORAL Theories


(Ohio State Studies, University of Michigan Studies, The Managerial Grid, Scandinavian Studies)

CONTINGENCY Theories
(Fiedler model, Hersey & Blanchards Situational theory, Leader-Member Exchange theory, Path-Goal theory, Leader Participation model)

NEOCHARISMATIC Theories
(Charismatic leadership, Transformational leadership, Visionary leadership

TEORI KARAKTER kepemimpinan


( teori-teori yang mencari karakter kepribadian, sosial, fisik, atau intelektual yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin)

Pendekatan karakter ini memiliki setidaknya 4 keterbatasan, yaitu : tidak ada karakteristik universal yang meramal kepemimpinan dalam semua situasi selektif karakteristik lebih meramalkan perilaku pada situasi yang lemah bukti tidak jelas dalam memisahkan sebab dari efek Karakter lebih baik dalam meramal penampilan kepemimpinan ketimbang dalam membedakan secara aktual antara pemimpin yang efektif dan pemimpin yang tidak efektif

1)

2)

3)

4)

TEORI PERILAKU

kepemimpinan

( teori-teori yang mengemukakan bahwa perilaku spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin)

Studi OHIO : DUA FAKTOR KEPEMIMPINAN

(initiating structure & consideration)

** initiating structure, berkaitan dengan pekerjaan, tugas-tugas, perencanaan, dan pengorganisasian, yaitu sejauh mana seorang pemimpin berpeluang untuk mendefinisikan dan menstrukturkan peran mereka dan peran bawahan, untuk mencapai tujuan, dengan cara: a. menugasi anggota kelompok dengan tugas tertentu b. mengharapkan para pekerja mempertahankan standar kinerja yang pasti c. menekankan dipenuhinya target-target kerja ** consideration, berkaitan dengan pemeliharaan hubungan antar pekerja, yaitu sejauh mana seorang pemimpin berpeluang memiliki hubungan pekerjaan yang ditandai saling percaya, menghargai gagasan bawahan, dan memperhatikan perasaan mereka, dengan cara: a. membantu karyawan dalam menyelesaikan masalah pribadi b. ramah dan dapat dihampiri c. memperlakukan semua bawahan dengan adil

TEORI PERILAKU

kepemimpinan

Studi Univ.MICHIGAN : STYLE CONTINUUM (employee oriented leader & production oriented leader)
** employee oriented leader, yaitu pemimpin yang menekankan hubungan antar pribadi a. berminat secara pribadi pada kebutuhan bawahan b. menerima perbedaan individual diantara anggotaanggota ** production oriented leader, yaitu pemimpin yang menekankan aspek teknis atau tugas dari pekerjaan a. perhatian utama mereka adalah pada penyelesaian tugas kelompok b. anggota kelompok adalah suatu alat untuk tujuan akhir

Seorang pemimpin dapat berada pada titik tengahtengah garis kontinum. Pada titik tengah tersebut, orientasi kepemimpinan pada karyawan maupun pada produksi, sama

Dari hasil penelitian, ternyata lebih disukai pemimpin yang perilakunya berorientasi-karyawan, dikaitkan dengan produktivitas kelompok yang lebih tinggi dan kepuasan kerja yang lebih tinggi

TEORI PERILAKU

kepemimpinan

Tingkatan Manajerial (menurut Robert Blake & Jane Mouton) : suatu matriks 9x9 yang membagankan 81 gaya kepemimpinan

dimana: sumbu x : Perhatian pada tugas sumbu y : perhatian pada orang Penjelasan matriks: Gaya(1,1) : melaksanakan dengan usaha yang minimum dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai untuk memelihara keanggotaan organisasi

Gaya(1,9) : penuh perhatian terhadap kebutuhan orang (bawahan) demi kepuasan perhubungan yang mengakibatkan iklim organisasi dan suasana kerja yang nyaman dan ramah
Gaya(5,5) : kinerja organisasi dalam tingkat yang wajar dengan cara membuat seimbang kebutuhan kerja dan pemeliharaan semangat pekerja pada tingkat yang memuaskan Gaya(9,1) : efisiensi dalam operasi sebagai akibat dari pengaturan kondisi-kondisi kerja sedemikian rupa sehingga unsur mencampuri manusia sangat minimum Gaya(9,9) : penyelesaian pekerjaan dilakukan oleh orang-orang yang commited; mereka saling bergantung karena adanya kepentingan bersama (common stake) dalam tujuan organisasi sehingga ada perhubungan kepercayaan dan respek

TEORI PERILAKU

kepemimpinan

Studi SKANDINAVIA : pemimpin yang efektif akan menampakkan kepemimpinan yang berorientasi pengembangan a.menghargai eksperimentasi b.mengusahakan gagasan baru c.menimbulkan dan melaksanakan perubahan

Pemimpin yang menampakkan perilaku yang berorientasi pengembangan mempunyai lebih banyak karyawan yang terpuaskan dan dipandang lebih kompeten oleh karyawannya

TEORI KONTINGENSI kepemimpinan


Tannebaum & Schmidt adalah orang-orang yang pertama
Mereka menetapkan adanya suatu gaya kepemimpinan yang merentang dari pendekatan OTOKRATIK (boss centered) sampai pada kebebasan pekerja dalam mengambil keputusan dengan pembatasan-pembatasan yang luas. kali memperkenalkan pendekatan kontingensi (bergantung pada situasi dan kondisi)

Untuk menggunakan gaya kepemimpinan yang efektif pada situasi tertentu, ada 3 variabel yang perlu dianalisis, yaitu: 1) Kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri pemimpin perilaku pemimpin dipengaruhi oleh motivasi internal dirinya, latihan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan, keyakinannya terhadap bawahan, persepsinya, perasaan tentang keamanan, dsb. # seorang pemimpin yang merasa bahwa ia terancam keamanannya, tidak akan memilih gaya otokratik, mungkin lebih demokratik
# seorang pemimpin yang merasa menguasai segalagalanya, cenderung lebih memilih gaya otokratik, mana yang dirasa paling mengenakkan 2) Kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri bawahan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh kekuatankekuatan yang ada pada bawahan, misalnya pendidikan, pengalaman, tanggung jawab, keteranpilan, dsb 3) Kekuatan-kekuatan yang ada pada situasi misalnya kuatnya SPSI, peraturan pemerintah tentang perlindungan karyawan, teknologi yang digunakan,dsb.

Kontinuum Perilaku Kepemimpinan Menurut Tannebaum & Schmidt

Kepemimpinan berpusat pada atasan Penggunaan kekuasaan manajer (bergeser ke kanan semakin sempit kebebasan bawahan semakin luas)

Kepemimpinan berpusat pada bawahan

Daerah kebebasan bawahan (bergeser ke kiri semakin sempit kebebasan manajer semakin luas)
Manajer membuat keputusan dan mengumumkannya Manajer menawarkan keputusan Manajer menyajikan pendapat dan mengundang pertanyaan Manajer menyajikan kemungkinan putusan yang dapat berubah Manajer menyaji -kan masalah , menerima saran, dan membuat keputusan Manajer merumuskan batas-batas dan menanyakan bawahan untuk membuat keputusan Manajer meberi kesempatan bawahan untuk melaksana kan fungsinya dalam batasbatas yang ditetapkan oleh atasan

TEORI KONTINGENSI kepemimpinan

Model FIEDLER : teori bahwa kelompok efektif bergantung pada padanan yang tepat antara gaya interaksi dari si pemimpin dengan bawahannya, serta sampai tingkat mana situasi itu memberikan kendali dan pengaruh kepada si pemimpin

(1)

Mengidentifikasi Gaya

Satu faktor kunci dalam keberhasilan kepemimpinan, yakni gaya kepemimpinan dasar individu

disusun kuesioner LPC (least preferred co-worker), berisi 16 kata sifat yang saling berlawanan, untuk mengukur apakah seseorang berorientasi tugas atau hubungan responden diminta untuk menggambarkan SATU orang rekan kerja yang paling kurang disukai untuk bekerjasama, dengan menilainya pada skala 1-8 untuk tiap perangkat dari 16 kata sifat tersebut jika skor LPC tinggi, maka responden berminat pada hubungan pribadi yang baik dengan rekan sekerja jika skor LPC rendah, maka responden terutama berminat dalam produktivitas, berorientasi pada tugas

2)

Mendefinisikan Situasi

Ada 3 faktor situasional utama (kunci) yang menentukan efektivitas kepemimpinan, yakni :

Hubungan pemimpin-anggota (bawahan), yakni tingkat keyakinan, kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka

TEORI KONTINGENSI kepemimpinan

Struktur tugas, yakni tingkat sejauh mana keteraturan penataan (pekerjaan diprosedurkan), yakni terstruktur atau tidak terstruktur, bertalian dengan pencapaian tujuan organisasi Kekuasaan jabatan, yakni tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin mempunyai variabel kekuasaan, seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan menaikkan gaji

Makin baik hubungan pemimpin-anggota, makin terstruktur pekerjaan, dan makin kuat kekuasaan posisi, makin banyak kendali atau pengaruh yang dimiliki pemimpin
3)

Memadankan Gaya Kepemimpinan & Situasi

Dengan pengetahuan akan LPC seorang individu dan penilaian terhadap tiga faktor situasional, model Fiedler mengemukakan PEMADANAN keduanya untuk mencapai keefektifan maksimum. Dari hasil penelitian, Fiedler menyimpulkan, bahwa: a. Pemimpin yang berorientasi tugas cenderung berkinerja lebih baik, baik dalam situasi yang sangat mendukung, maupun dalam situasi yang sangat tidak mendukung mereka (situasi kategori I,II,III,VII, atau VIII) b. Pemimpin yang berorientasi hubungan, akan berkinerja lebih baik jika hanya dalam situasi yang mendukung mereka (kategori IV,V, dan VI) Dalam tahun-tahun terakhir, Fiedler memadatkan 8 situasi menjadi 3 situasi (tinggi, sedang, dan rendah)
a. b.

Pemimpin yang berorientasi tugas berkinerja paling baik dalam situasi kontrol yang tinggi dan rendah Pemimpin yang berorienyasi hubungan berkinerja paling baik dalam situasi kontrol yang sedang

Model Kepemimpinan Situasional Menurut Fiedler


orientasi gaya tugas orientasi gaya perhubungan kinerja baik

Jelek
Kategor i Hubungan pemimpinanggota

menguntungkan I II III IV

moderat V

tidak menguntungkan VI VII VIII

BAIK

BAIK

BAIK

BAIK

JELEK

JELEK

JELEK

JELEK

Susunan tugas
Kekuasaan jabatan

TINGGI

TINGGI

RENDAH

RENDAH

TINGGI

TINGGI

RENDAH

RENDAH

KUAT

LEMAH

KUAT

LEMAH

KUAT

LEMAH

KUAT

LEMAH

TEORI SUMBER DAYA KOGNITIF :


suatu teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa seorang pemimpin memperoleh kinerja kelompok yang efektif dengan membuat rencana, keputusan, dan strategi yang efektif, dan kemudian mengkomunikasikannya melalui perilaku pengarah (direktif) Teori ini merupakan hasil konsep ulang teori Fiedler, yang dilakukan oleh Fiedler & Joe Garcia Mereka berfokus pada peran stres sebagai bentuk ketidaksenangan situasional dan bagaimana inteligensi dan pengalaman seorang pemimpin mempengaruhi reaksinya terhadap stres. stres merupakan musuh rasionalitas. Sulit bagi para pemimpin atau siapa saja untuk berpikir secara logis dan analitis ketika berada dalam keadaan stres Pada dasarnya,Fiedler & Garcia menemukan bahwa inteligensi dan pengalaman,saling mempengaruhi. Kesimpulannya: Perilaku direktif menghasilkan kinerja yang baik, hanya jika dihubungkan dengan kecerdasan yang tinggi dalam suatu lingkungan yang mendukung (tanpa stres) Dalam situasi penuh stres, ada suatu hubungan positif antara pengalaman pekerjaan dan kinerja Kemampuan intelektual pemimpin berkorelasi dengan kinerja kelompok dalam situasi yang dipersepsikan oleh pemimpin, tidak penuh stres

TEORI SITUASIONAL Hersey & Blanchard


( suatu teori yang memusatkan perhatian pada kesiapan pengikut)
Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan memilih gaya kepemimpinan yang tepat, yang menurut argumen HerseyBlanchard, bergantung pada tingkat kesiapan (sejauh mana karyawan mampu dan bersedia menyelesaikan suatu tugas) atau kedewasaan para pengikutnya. Hersey & Blanchard mengidentifikasi 4(empat) pemimpin spesifik, mulai dari yang sangat direktif (mengarahkan) sampai ke sangat bebas (memberi kebebasan) Perilaku yag paling efektif tergantung kemampuan dan motivasi pengikut.

PENGIKUT Tidak mapu Tidak mampu Tidak ingin Ingin

PEMIMPIN Perlu memberikan arahan yang khusus dan jelas Perlu memaparkan orientasi tugas yang tinggi untuk mengkompensasi kekurangmampuan para pengikut Orientasi hubungan yang tinggi untuk membuat para pengikut dapat menyesuaikan diri dengan keinginan pemimpin Perlu menggunakan gaya yang mendukung dan partisipatif Tidak perlu berbuat banyak

Mampu Mampu

Tidak ingin Ingin

GAYA KEPEMIMPINAN Hersey & Blanchard


( suatu teori yang memusatkan perhatian pada kesiapan pengikut)

tinggi
Participating RO Delegating

selling

S-3

S-2
telling

S-4

S-1

rendah Rendah TO Bawahan Tinggi Matang (mature)


M-4 M-3 M-2 Kematangan bawahan M-1

Tinggi

Moderat

Rendah Belum matang


(immature)

Aktif Mandiri Mampu berbuat berbagai cara Perhatian mendalam dan kuat Pandangan jauh ke depan Jabatan atas atau bawah Kesiagaan dan pengawasan diri

Pasif Tergantung Berbuat sedikit cara Perhatian dangkal dan goyah Pandangan jangka pendek Jabatan bawah Tak siaga diri

Atas dasar gambar itu, maka:


Tingkat kematangan bawahan Gaya kepemimpinan yang efektif penjelasan

M-1

Telling (S-1)

adanya komunikasi satu arah pemimpin merumuskan atau menetapkan peran pengikut pemimpoin menetapkan apa, bagaimana, kapan, dan dimana berbagai tugas harus dilakukan oleh pengikut (bawahan) gaya ini diperlukan karena bawahan masih rendah tingkat kematangannya

M-2

Selling (S-2)

pengarahan masih dari pemimpin Pemimpin meberi kesempatan komunikasi dua arah Memberikan dukungan emosi-sosial (supaya pengikut dapat memahami apa yang mereka putuskan untuk dikerjakan)

M-3

Participating

(S-3)

pemimpin maupun pengikut bersama-sama terlibat dalam pembuatan keputusan melalui komunikasi dua arah Pengikut diberikan fasilitas untuk melaksanakan kemampuan, kemauan, dan pengetahuannya dalam tugas

M-4

Delegating (S-4)

pengikut diberi kesempatan secara luas untuk melaksanakan sendiri tugasnya menurut kemampuan dan kemauannya pemimpin hanya melakukan pengawasan Pengikut dipercaya untuk melaksanakan tugasnya

TEORI PERTUKARAN PEMIMPINANGGOTA / leader-member exchange

(para pemimpin menciptakan kelompok dalam dan kelompok luar) Anggota kelompok dalam :
-

akan mempunyai penilaian kinerja yang lebih tinggi memperoleh kepercayaan Mendapat sejumlah perhatian yang tidak proporsional dari si pemimpin memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapat hak istimewa tingkat turn over yang lebih rendah tingkat kepuasan yang lebih besar

Bagaimana si pemimpin memilih siapa yang masuk dalam tiap kategori, tidaklah jelas, namun ada bukti bahwa pemimpin cenderung memilih anggota kelompok dalam karena mereka mempunyai sikap dan karakteristik pribadi yang serupa dengan di pemimpin, tingkat kompetensi yang lebih tinggi dari anggota kelompok luar

Kemampuan personal, kompetensi bawahan, dan atau kepentingan personal

kepemimpinan

B
Kelompok dalam

E
Kelompok luar

TEORI JALUR-TUJUAN/path-goal
(bahwa perilaku pemimpin dapat diterima dengan baik oleh bawahan, sejauh mereka memandang pemimpin sebagai sumber kepuasan segera atau kepuasan masa depan

Faktor yang berkaitan dengan lingkungan: -struktur tugas -sistem wewenag formal -kelompok kerja Perilaku pimpinan: 1.Pengarah 2.Suportif 3.Partisipatif 4.Eksistensi tujuan Faktor pengaruh bawahan: -locus of control -pengalaman -kemampuan pemahaman

Hasil : -Kinerja -kepuasan

Kepemimpinan direktif membawa kepuasan yang lebih besar apabila tugas-tugas bersifat ambigu atau penuh tekanan Kepemimpinan suportif menghasilkan kinerja dan kepuasan karyawan bila bawahan mengerjakan pekerjaan yang terstruktur Kepemimpinan partisipatif akan memuaskan mereka yang yakin pada internal locus of control Kepemimpinan yang berorientasi prestasi akan meningkatkan penghargaan bawahan yang mendorong kinerja yang tinggi bila tugas-tugas ambigu

MODEL PARTISIPASI-PEMIMPIN

(oleh Victor Vroom & Philip Yetton) : suatu teori kepemimpinan yang memberikan seperangkat aturan untuk menentukan ragam dan banyaknya pengambilan keputusan partisipatif dalam situasisituasi yang berlainan

situasi

F AI

perilaku

GII AI 7

2 1 5 4 9 10 8 11 3 6 AII 12 14 AI 13 CII CI

AI GII GII AII

15
17 18 20 21

16 CII

AII CII

19

CII GII
GII

22 CII

Model ini menganggap bahwa ada 5(lima) perilaku pengambilan keputusan, dan yang dilaksanakan bergantung pada situasinya. Ada 8(delapan) jenis situasi yang perlu ditanyakan sebelum mengambil keputusan, yang jawabannya ya atau tidak, akan menentukan saluran pengambilan keputusan

Pertanyaan tentang situasi, berurutan dari A s.d H,yang akan menentukan saluran keputusannya
A B Jika pengambilan keputusan diterima, apakah atasan akan membuat perbedaan saluran tindakan dari keputusan yang diterima itu? Apakah atasan mempunyai informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang berkualitas tinggi?

C
D

Apakah bawahan mempunyai tambahan informasi yang cukup untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas tinggi?
Apakah atasan tahu benar terhadap informasi yang dibutuhkan, siapa yang memprosesnya, dan bagaimana mengumpulkannya?

E
F G H

Apakah penerimaan keputusan oleh bawahan kritikal untuk diterapkan secara efektif?
Jika atasan harus membuat keputusan sendiri, apakah pasti bahwa keputusan itu diterima oleh bawahan? Dapatkah bawahan dipercaya terhadap solusi mendasar pada pertimbangan organisasi? Apakah konflik diantara bawahan mungkin terjadi dalam solusi yang diprioritaskan?

AI

Atasan memecahkan masalahnya atau membuat keputusan sendiri dengan menggunakan informasi yang ada pada waktu itu

AII

Atasan memperoleh informasi yang dibutuhkan dari bawahan, kemudian memutuskan sendiri penyelesaian masalahnya. Atasan boleh/tidak menceritakan masalah kepada bawahan berkaitan dengan informasi yang diminta dari mereka
Atasan bersama-sama memecahkan masalah dengan beberapa orang yang terpilih secara individual, memperoleh ide dari mereka dan saran-saran, tanpa membawa mereka ke dalam pertemuan kelompok Atasan bersama-sama bawahan dalam kelompok, mengambil keputusan bersama, secara kolektif memperoleh ide dan saran-saran Atasan bersama-sama bawahan dalam kelompok. Bersama bawahan, atasan memperoleh dan menilai alternatif-alternatif dan mencoba memperoleh konsensus untuk penyelesaian masalahnya.

CI

CII

GII

TEORI-TEORI NEOKARISMATIK
(teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme, daya tarik emosional, dan komitmen pengikut yang luar biasa)

Teori Kepemimpinan KARISMATIK


para pengikut membuat atribusi dari kemampuan kepemimpinan yang heroik atau luar biasa bila mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu

Ciri-ciri personal dari pemimpin karismatik:


a) b) c) d)

Memiliki visi Mau mengambil resiko untuk mencapai visi Peka terhadap kendala lingkungan dan kebutuhan pengikut Memperagakan perilaku yang khusus (diluar yang biasanya/ tidak konvensional)

Proses 3 langkah untuk belajar menjadi pemimpin karismatik, yaitu: 1) Mengembangkan aura karisma dengan memelihara suatu pandangan yang optimis, menggunakan keinginan yang kuat untuk menimbulkan antusiasme, berkomunikasi dengan seluruh tubuhnya, bukan hanya dengan kata-kata 2) Manarik orang lain masuk dengan menciptakan suatu ikatan yang mengilhami yang lain-lain untuk mengikuti 3) Membangkitkan potensial dalam diri para pengikut dengan menyadap emosi mereka

TEORI-TEORI NEOKARISMATIK
Kepemimpinan TRANSFORMASIONAL
pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki karisma

Karakteristik pemimpin transformasional:


a) b)

c) d)

Memiliki visi dan rasa pada misi, tetap bangga, tetap tanggap, dan percaya Mengharap komunikasi yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan usaha, menggambarkan maksud penting dengan cara mudah/sederhana Meningkatkan inteligensi, rasio, dan pemecahan secara hatihati Memberikan perhatian personal, menyenangkan pekerja, melatih,menasihati

Kepemimpinan VISIONER
kemampuan untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realistik, dapat dipercaya, atraktif tentang masa depan organisasi atau unit organisasi yang terus tumbuh dan membaik

Pemimpin visioner memiliki 3(tiga) sifat yang berkaitan dengan efektivitas dalam peran visioner mereka, yaitu:
1)

2) 3)

Kemampuan menjelaskan visi dilihat dari segi tindakantindakan yang dituntut dan sasaran melalui komunikasi lisan dan tertulis yang jelas Mampu mengungkapkan visi, tidak hanya secara verbal, melainkan juga melalui perilaku pemimpin Mampu memperluas visi kepada konteks kepemimpinan yang berbeda

Kepemimpinan di Indonesia

(Di Indonesia, boleh dikatan belum ada penelitian yang menghasilkan teori kepemimpinan yang kontemporer, NAMUN telah ada norma-norma kepemimpinan, apakah itu dihasilkan dari penelitian, atau sebagai suatu keharusan yang bersifat normatif)

Teori kepemimpinan paling kuno: hasta brata /delapan watak Watak(sifat) BUMI: - selalu berbudi darma - suka memberikan kesenangan kepada orang lain Watak(sifat) SAMUDRA: - selalu dapat menampung segala macam persoalan tanpa emosi, sabar, pemberi maaf, dan tanpa dendam. Watak(sifat) API: - dapat membersihkan segala sesuatu yang kotor - memberi semangat hidup kepada yang lemah - bertindak adil, mempunyai prinsip, tetap tegak, tegas, dan tidak pandang bulu Watak(sifat) ANGIN: - tiada henti-hentinya selalu mengadakan pengamatan melihat perilaku dan tingkah orang - bergaul dengan siapa pun, tanpa mengingat waktu, dan tanpa pamrih dalam menyelami dan melayani kehidupan orang lain Watak(sifat) MATAHARI: - tidak tergesa-gesa, segala sesuatu direncanakan dengan baik, dilakukan setapak demi setapak tetapi pasti Watak(sifat) BULAN: - selalu berseri-seri, menunjukkan halusnya budi - membuat orang lain tenteram, - memberi penerangan kepada yang sedang kegelapan Watak(sifat) BINTANG: - tetap tegak ditempatnya, tidak takut menghadapi bahaya - tidak berubah-ubah kehendaknya, tabah hatinya, dan terus terang Watak(sifat) MENDUNG: - berani memberi hukuman, tetapi juga berani memberi hadiah - kelihatan angker dan menakutkan, tetapi sebenarnya menyenangkan - berwibawa

1)

2)

3)

4)

5)

6)

7)

8)

KEPERCAYAAN

(suatu harapan positif bahwa yang lain tidak akan bertindak secara oportunistik)

LIMA kunci yang melandasi konsep kepercayaan:


1) 2) 3) 4) 5)

keterpaduan Kompetensi konsistensi loyalitas Keterbukaan

TIGA jenis kepercayaan:


1)

Kepercayaan berdasarkan PENOLAKAN (kepercayaan yang didasarkan pada ketakutan akan pembalasan jika kepercayaan dilanggar) Kepercayaan berbasiskan PENGETAHUAN (kepercayaan yang didasarkan pada prediktabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi semakin baik kita mengenal seseorang, semakin akurat ramalan kita terhadap apa yang akan dia lakukan

2)

3)

Kepercayaan berbasis IDENTIFIKASI (kepercayaan berdasarkan pemahaman timbal balik tentang setiap atensi pihak lain dan penghargaan atas kemauan dan keinginan pihak lain

Anda mungkin juga menyukai