dipergunakan.
Dengan demikian pneumonia saat ini dikenal 2 kelompok utama yaitu pneumonia di rumah perawatan (PN) dan pneumonia Komunitas (PK) yang didapat di masyarakat.
Disamping kedua bentuk utama ini terdapat pula pneumonia bentuk khusus yang masih sering dijumpai.
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut yang merupakan penyebabnya yang tersering.
Pneumonia Komunitas (PK) adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi diluar RS, sedangkan Pneumonia di rumah perawatan (PN) adalah pneumonia yang terjadi > 48 jam atau lebih setelah dirawat di RS, baik di ruang rawat umum ataupun ICU tetapi tidak sedang memakai ventilator.
orang tua. Pneumonia nosokomial : didahului perawatan di RS. Pneumonia rekurens : terjadi berulangkali, berdasarkan penyakit paru kronik. Pneumonia aspirasi : alkoholik, usia tua. Pneumonia pada gangguan imun : pada pasien transplantasi, onkologi, AIDS.
Pneumonia Kronik : Dapat berupa pneumonia karena infeksi dan bukan karena infeksi. Penyakit paru eosinofilik : Penyakit paru akibat kelompok gangguan paru
yang beragam yang ditandai oleh adanya infiltrasi eosinofil. Pneumonia resolusi lambat : Bila pengurangan gambaran konsolidasi pada foto thorax lebih kecil dan 50% dalam 2 minggu dan berlangsung lebih dari 21 hari.
Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat (PK) atau di dalam rumah sakit atau pusat perawatan (PN).
Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%.
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia dan sering terjadi pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Juga dapat terjadi pada pasien dengan penyakit lain seperti DM, payah jantung, penyakit arteri koroner, keganasan, insufisiensi renal, penyakit syaraf konik, dan penyakit hati kronik.
Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini berdampak kepada obat yang akan diberikan. Cara terjadinya penularan berkaitan dengan jenis kuman misalnya :
Droplet infeksi : Streptococcus pneumoniae. Melalui selang infus : Staphylococcus aureus. Infeksi pada pemakaian ventilator :
Gejala Klinis :
Demam, Suhu tubuh dapat melebihi 400C. Batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-
Pemeriksaan fisik :
waktu bernafas. pada palpasi fremitus dapat mengeras. pada perkusi pekak. pada auskultasi terdengar suara nafas.bronkovaskuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah.
Pemeriksaan Radiologis
Pola radiologis dapat berupa air
bronkhogram. Distibusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus.
Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis
Pemeriksaan Bakteriologis
Kultur kuman merupakan pemeriksaan
utama pra terapi dan bermanfaat untuk evaluasi terapi selanjutnya. Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/transtrakela, bronkoskopi, torakosentesis, biopsi.
Pemeriksaan Khusus
Titer antibodi terhadp virus, legionella dan
mikoplasma; nilai diagnostik bila titer tinggi atau ada kenaikan titer 4 kali. Analisis gas darah untuk menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen.
Antibiotik tunggal : dipilih yang paling cocok diberikan pada pasien pneumonia komunitas. Kombinasi antibiotik diberikan dengan maksud untuk mencakup spektrum kuman-kuman yang dicurigai dan pada infeksi jamak. Bila telah didapat hasil kultur dan tes kepekaan maka hasil ini dapat dijadikan pertimbangan untuk pemberian antibiotik yang lebih terarah atau monoterapi. Terapi oksigen untuk mncapai PaO 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% berdasarkan analisis gas darah. Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental, dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme.
Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjurn untuk batuk dan napas dalam. Pengaturan cairan. Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat perlu diberikan. Obat inotropik seperti dobutmin atau dopamin kadang-kadang diperlukan bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal. Ventilasi mekanis. Drainase empiema bila ada. Bila terdapat gagal napas berikan nutrisi yang cukup kalori terutama lema (>50%), hingga dapa dihindari produksi CO yang berlebihan.
Nama Lengkap Tanggal Lahir Umur Jenis Kelamin Alamat No. Telepon Pekerjaan Status Pendidikan Jenis Suku Agama Tanggal masuk Tanggal keluar
: Rohman : 02 januari 1957 : 56 Tahun : Laki-laki : Jl. Mongonsidi No. 70 Medan : 081361146282 : Karyawan PT. Waskita : Kawin : SLTA : Jawa : Islam : 06 April 2013 : 11 April 2013
Keluhan Utama
: Sesak
Deskripsi : Os datang ke RSU.Prof.Dr.Boloni Medan pada tanggal 06 April 2013 pukul 20.00 WIB dengan keluhan nafasnya terasa sesak sejak sore hari, sesak tidak dipengaruhi oleh posisi tubuh, aktivitas dan cuaca. Hal ini baru dialami pertama kalinya. Os juga mengeluhkan batuk lebih dari satu bulan yang lalu dan berdahak dengan dahak warna hijau, tidak dijumpai batuk darah dan tidak disertai pilek. Os juga mengalami demam, demam naik turun kurang lebih sejak lima hari yang lalu, demam tidak disertai menggigil dan berkeringat di malam hari. Demam turun dengan obat penurun panas. Os menyangkal pernah melakukan perjalanan ke daerah pantai, makan sembarangan, dan tidak ada riwayat penurunan berat badan. Os belum pernah mengkonsumsi obat 6 bulan. Os perokok aktif sejak usia 18 tahun hingga sekarang dengan frekuensi 3 sampai 4 batang rokok sehari. Os mengatakan kepala terasa pusing dan oyong, lidah terasa pahit, nyeri tenggorokan, mual, muntah, tidak disertai nyeri ulu hati. Badan terasa lemas, nafsu makan normal dan nafsu minum normal. Buang air kecil normal dan buang air besar normal. RPT RPO : :-
Status present : keadaan umum KU sensorium TD Nadi pernafasan Temp Gizi : berat badan tinggi badan IMT Status gizi
: Tampak sakit sedang : Compos mentis : 100/70 mmHg : 116 x/i Reguler , t/v kuat : 24 x/i abdominalthorakal : 40,1C : 65kg : 175cm : BB/TB
Rambut
Mata
Telinga Mulut Leher
: hitam, tidak mudah dicabut. : konjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil D/S isokor. : kedua membran timpani intake,serumen(-). : mukosa bibir tidak sianosis lidah tidak kotor tidak hiperemis, uvula di tengah. : Tidak ada pembesaran KGB.
Anterior
Posterior
Inpeksi Palpasi
Perkusi Auskultasi
Pekak di lapangan bawah paru sinistra. SP : vesikuler di seluruh lapang paru dextra; vesikuler di lapangan atas dan lapangan tengah paru sinistra. ST : ronki basah di lapang bawah paru sinistra.
Pekak di lapangan bawah paru sinistra. SP : vesikuler di seluruh lapang paru dextra; vesikuler di lapangan atas dan lapangan tengah paru sinistra. ST : ronki basah di lapang bawah paru sinistra.
: Ictus cordis tidak terlihat. : Ictus cordis tidak teraba. : Batas Jantung Relatif.
: ICR III Sinistra. : Linea Sternalis Dextra. : 1 cm medial Linea Midclavicula Sinistra ICR VI.
Atas
Kanan Kiri
Auskultasi
Inspeksi Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Simetris, Distensi (-), : Soepel, Hepar/Lien/Renal: organomegali (-), nyeri tekan (-). : Tympani di seluruh lapang abdomen. : Peristaltik (+), kesan: normal.
PINGGANG
EKSTREMITAS
Superior : Edema (-) / (-), clubbing finger (-). Inferior : Edema (-) / (-), clubbing finger (-).
REKTUM
NEUROLOGI
BICARA
: Normal.
Widal Test
Widal test Typhi
A Titer H 1/80 1/80
Paratyphi
B 1/320 C 1/80
Titr O
1/80
1/80
1/80
1/80
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tanggal 08 April 2013 Metabolisme Karbohidrat Kadar Gula Darah Puasa URINALISA
: 122 mg%.
: Kuning jernih. : 6,0. : 1,015. : : 1-3 /LP. : 3-4 /LP. : 2-3 /LP.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tanggal 09 April 2013 Darah Rutin Leukosit Hematokrit Trombosit
: Pneumonia
Therapi 0 2-5 L/i. Bedrest. Diet MB. IVFD RL 20 gtt/i. IVFD ciprofloxacin 400 mg 1 flash/12 jam. Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam (IV) skin test. Inj. Novalgin 1 gr /IV. Imox tablet 3x1. Cefixime tablet 2x2. Ambroxol syr 3xCI.
PD
Sens: CM TD: 100/70 mmHg HR: 116 x/i RR: 24 x/i T : 40,1C
O 2-5 liter/i.
Bedrest. Diet MB. IVFD RL 20 gtt/i. IVFD ciprofloxacin 400 mg 1 flash/12 jam. Inj. Ceftriaxone
demam (+),
pusing (+), oyong (+), nyeri tekan perut (-),
Thorax: I: simetris fusiform. P: SF kiri > SF kanan. P: pekak di lapang bawah paru sinistra. A: SP: vesikuler diseluruh lapang paru dextra, vesikuler di lapang atas dan tengah paru sinistra. ST: ronki basah di bagian bawah paru sinistra.
PD
kekuningan,
demam (-), pusing (+), oyong (+), nyeri
Sens: Compos Pneumonia Mentis. TD: 110/70 mmHg. HR: 76 x/i. RR: 20 x/i. T : 36,5 C.
Thorax: I: simetris (k/p). fusiform. Bed Rest. P: SF kiri > SF Diet MB. kanan. IVFD RL 20 gtt/i. P: pekak di lapang bawah IVFD paru sinistra. ciprofloxacin A: SP: vesikuler diseluruh lapang 400 mg 1 paru dextra, flash/12 jam. vesikuler di Inj. Ceftriaxone lapang atas dan tengah paru 1 gr /12 jam. sinistra. Paracetmol ST: ronki basah tablet 3x1 di bagian bawah paru (k/p). Imox tablet 3x1. sinistra.
O 2-5 liter/i Cefixime tablet 2x2. Ambroxol syr 3x
S
Sesak (-), batuk (+) berkurang,
O Sens: Compos Mentis. TD: 110/80 mmHg. HR: 78 x/i. RR: 18 x/i. T : 36,8 C.
A
Pneumonia
P Bedrest. Diet MB. IVFD RL 20 gtt/i. IVFD ciprofloxacin 400 mg 1 flash/12 jam. Paracetamol tablet 3x1 (k/p). Imox tablet 3x1. Cefixime tablet2x2. Ambroxol syr 3xCI.
PD
Thorax: I: simetris fusiform. P: SF kiri > SF kanan. P: pekak di lapang bawah paru sinistra. A: SP: vesikuler diseluruh lapang paru dextra, vesikuler di lapang atas dan tengah paru sinistra. ST: ronki basah di bagian bawah paru sinistra.
berdahak (+)
berkurang, dahak warna putih
kekuningan,
demam (-), oyong (-), pusing (-), mual (-),
muntah (-),
lemas (-), BAK (+) normal, BAB (+) normal.
S Sesak (-), batuk (+) berkurang, berdahak (+) berkurang, warna dahak putih, pusing (), oyong (-), mual (-), muntah (-), lemas (-), BAK (+) normal, BAB (+) normal.
A Pneumonia
PD
Thorax: I: simetris fusiform. P: SF kiri > SF kanan. P: pekak di lapang bawah paru sinistra. A: SP: vesikuler diseluruh lapang paru dextra, vesikuler di lapang atas dan tengah paru sinistra. ST: ronki basah di bagian bawah paru sinistra.
Bedrest. Diet MB. IVFD RL 20 gtt/i. IVFD ciprofloxacin Kesimpulan : 400 mg 1 Laki-laki, 56 tahun dengan flash/12 jam. Paracetmol diagnosa tablet 3x1 Pneumonia. (k/p). Imox tablet 3x1. Cefixime tablet 2x2. Ambroxol syr 3xCI.
Faktor predisposisi antara lain : Kebiasaan merokok, Pasca infeksi virus, DM, keadaan immunodefisiensi, Kelainan atau kelemahan struktur organ dada, Penurunan kesadaran, Tindakan invasif.
Pada kasus ini, penderita seorang lakilaki dengan usia 56 tahun dengan riwayat habituasi merokok (+) sejak usia 18 tahun dengn frekuensi 3 sampai 4 batang rokok sehari.
Pada pasien didapati : Demam tinggi 40,1 C, bersifat Demam, suhu tubuh dapat melebihi 400C. naik turun sejak 5 hari yang lalu. Sesak nafas. Sesak nafas. Batuk disertai dahak berwarna Nyeri dada. hijau. Tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang redup, Pada pemeriksaan fisik regio thorax : palpasi SF kiri > SF kanan, ronki basah didaerah basale). perkusi pekak dilapang bawah paru sinistra, auskultasi ronki Batuk dan sputum produktif. basah dibagian basal paru Leukositosis. sinistra. Pada pasien ditemukan kadar leukosit 21.000 /mm3.
Pemeriksaan Radiologis Pola radiologis dapat berupa bronkhogram. Distibusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus.
Penatalaksanaan : Antibiotik Terapi oksigen Humidifikasi dengan nebulizer Fisioterapi dada Pengaturan cairan berat perlu diberikan. Obat inotropik Ventilasi mekanis. Drainase empiema bila ada.
FOTO THORAX air Thorax : Tampak infiltrat di paru kiri bawah. Kesimpulan : Bronchopneumonia.
Pada pasien ini diberikan terapi : O 2-5 liter/i Bed rest Diet MB IVFD RL 20 gtt/ i IVFD ciprofloxacin 400 mg 1 flash/12 jam Inj. Novalgin 1 gr /IV Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam (IV), skin test Imox 3x1 Cefixime 2x2 Ambroxol syr 3xCI