Anda di halaman 1dari 17

Ni Putu Pusparini Santi Ari Dewi Ni Kadek Puspita Dewi

Ni Made Rai Dwi Astawati


Ni Luh Ratni Dianti Sri Lestari

Ni Made Sri Puji Wahyuni

(111044) (111045) (111046) (111048) (111050) (111051)

SIFAT FISIK
INDEKS BIAS 1.743 BENTUK DAN WARNA Serbuk hablur putih sampai kekuningan atau semu kelabu, praktis tidak berbau.

SIFAT KIMIA
KELARUTAN 1 gram larut dalam lebih kurang 500 ml air; sedikit mudah larut dengan pertolongan sedikit asam tartrat P; sukar larut dalam etanol (95%) P. pH 0.25 % suspensi dalam air : 4.0 -5.5

FARMAKOKINETIKA
ABSORPSI

Absropsi dari saluran GI tidak dapat diramalkan (60%). Absorpsi dapat ditingkatkan dengan kafein. Absorbsi sublingual sangat buruk. Dihidroergotamin diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian IM dan SC.

FARMAKOKINETIKA
DISTRIBUSI

Ergotamin menembus sawar darah otak dan memasuki ASI. METABOLISME DAN EKSKRESI Ergotamin di metabolisme oleh hati (90%). Beberapa metabolitnya bersifat aktif.

FARMAKODINAMIK

INDIKASI Mengobati sakit kepala vaskular seperti migrain, atau migrain varian.

KONTRAINDIKASI

Hipersensitif terhadap ergotamin dan komponen lain


dalam sediaan, penyakit vaskular perifer, penyakit hati atau ginjal, penyakit jantung koroner, hipertensi, alkaloid ergot, dikontraindikasikan dengan inhibitor CYP3A4 (termasuk inhibitor protease, antifungi golongan azol, dan beberapa

antibiotik makrolida) dan ibu hamil.

FARMAKODINAMIK

EFEK SAMPING Pada jantung : tidak ada impuls, bradikardia, fibrosis katup jantung, cyanosis, edema, perubahan ECG, gangren, hipotensi, iskemia, tekanan prekordial dan nyeri, takikardia, vasospamus,vertigo,gatal-gatal,mual, muntah, sakit otot, paratesia, lemah, fibrosis pleuropulmonari, rasa dingin yang berlebihan.

FARMAKODINAMIK

TOKSISITAS

Toksisitas awalnya dimanifestasikan sebagai


ergotisme, dapat menyebabkan kejang dan

gangren. Kejang diatasi dengan antikonvulsan.


Vasodilator dan heparin dapat di instruksikan untuk memperbaiki sirkulasi ke ekstremitas. Perlu amputasi bila terjadi gangren.

DOSIS Oral : 1-2 mg, diulang satu jam kemudian jika masih diperlukan. Umumnya dosis yang diberikan dalam 24 jam tidak lebih dari 6 mg meskipun beberapa industri merekomendasikan tidak lebih dari 4 mg dalam 24 jam dan tidak lebih dari 8 mg per serangan. Interval minimum yang direkomendasikan untuk pemberian obat selama 24 jam adalah satu minggu, sehingga dosis maksimum dalam seminggu adalah 12 mg, meskipun ada industri yang menyebutkan dosis maksimal dalam seminggu adalah 8 mg.

Pasien

tidak

boleh

menerima

pemberian

obat

melebihi 2 minggu berturut-turut. Rektal : 2 mg,


diulang jika masih diperlukan satu jam kemudian. Inhalasi oral : 360 mikrogram, setelah terjadi

serangan, diulang jika masih diperlukan dalam


interval 5 menit. Pemberian ergotamin dalam 24 jam tidak melebihi 6 inhalasi dan tidak melebihi 12 inhalasi dalam seminggu, dengan interval pemberian obat selama 24 jam adalah 5 hari.

FARMAKODINAMIK

INTERAKSI
Dengan Obat Lain : Inhibitor CYP3A4 akan meningkatkan level ergotamin, contoh inhibitor adalah anti jamur golongan azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid,

nefazodon, nicardipin, propofol, inhibitor protease, kuinidin,


telitromisin, troleandomisin, verapamil. Efek ergotamin akan menurun dengan adanya anti psikotis, metoklopramida. Efek antiangina nitrat akan menurun dengan adanya ergotamin. Dengan Makanan : Hindari kopi, teh, cola (kafein akan meningkatkan absorpsi ergotamin pada saluran cerna), jus anggur akan meningkatkan level darah ergotamin sehingga akan meningkatkan toksisitas ergotamin.

KANDUNGAN

PATEN

PABRIK

Ergotamin tartrat

Cafergot

Novartis

Ergotamin tartrat, caffein Alkaloid beladona, ergotamin tartrat, phenobarbital

Ericaf

Tempo

Bellaphen

Soho

OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai