1. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH 2. CTL 3. PEMBELAJARAN LANGSUNG 4. OME AKE 5. COOPERATIVE LEARNING
Pembelajaran berbasis masalah memiliki akar intelektual dalam dalam metode sokratik pada jaman Yunani kuno dan diperluas ole ide-ide psikologi kognitif abad XX (Arends, 2008: 70).
Menurut Arends (2008: 42) beberapa pengembang pembelajaran berdasarkan masalah telah mendiskripsikan karakteristik model pembelajaran tersebut sebagai berikut.
Pengajuan pertanyaan atau masalah Berfokus pada keterkaitan antara disiplin Penyelidikan autentik Menghasilkan produk dan memamerkannya Kolaborasi
Ada tiga manfaat utama yang diharapkan diperoleh siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah (Arends, 2008: 43 45), yaitu sebagai berikut.
Keterampilan berpikir dan memecahkan masalah Perilaku dan keterampilan social social sesuai dengan peran orang dewasa Keterampilan untuk belajar secara mandiri
3. Tahap membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya. 5. Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
REFERENSI
Amir, M. Taufik. (2009) Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning : Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Prenada Media Group. Arends, Richard I. (2008) Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Buku Dua. (Penterjemah: Helly Prayitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nurhadi dan Senduk, Agus Gerrad. (2003) Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Trianto. (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari (Nurhadi dan Senduk, 2003: 13).
6/3/2013
Dengan mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) maka siswa dapat memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
6/3/2013
6/3/2013
4. Bekerja sama (collaborating) 5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking) 6. Mengasuh atau memelihara pribadi (nurturing the individual) 7. Mencapai standard yang tinggi (reaching high standards) 8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment)
Refleksi
CTL
Bertanya
Inkuiri
2. KEGIATAN INTI a. Di luar kelas: siswa melakukan aktivitas sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. b. Di dalam kelas: 1) siswa mendiskusikan hasil temuan mereka. 2) siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka dan memberikan penjelasan thdp tanggapan-tanggapan yang ditujukan pada mereka.
3. PENUTUP a. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil belajarnya. b. Guru menugaskan siswa untuk menulis tentang objek atau fenomena yang telah mereka observasi dan diskusikan.
Pembelajaran Langasung
Fase
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Peran Guru
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Informasi latar belakang pembelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. Guru mrndemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan Guru mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik , memberi umpan balik. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.
2. mendemonstrasikan (pengetahuan procedural) atau mempresentasikan pengetahuan (deklaratif ) 3. Membimbing pelatihan 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik 5. memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Komunikasi, Evaluasi
Ada tujuh prisip yang harus diperhatikan pada model OME-AKE. 1. Berpusat pada siswa 2. berdasarkan masalah 3. terintegrasi 4. berorientasi masyarakat 5. menawarkan pilihan 6. sistimatis 7. berkelanjutan
Komponen
Sasaran/bentuk Kegiatan
Orientasi Pengkondisian kelas pembelajar Penyampaian tujuan an Penganalisisan tujuan Pengaitan hubungan materi sebelum dengan materi baru
individual
Pemodelan pemutaran kaset/CD/VCD Individual Pendemonstrasian Kelompok Penghadiran nara - diskusi sumber/ praktisi /model
Penganalisisan model
Eksplorasi topik
> Kelompok<
Mengko- Pemaparan hasil Munikasi- secara lesan Kan hasil Pemanjangan hasil secara <tertulis
> Idividual < - Presentasi - Demonstrasi - Pameran > Kelompok < - Bermain Peran , - Presentasi kelompok - permaian, Pameran - Demonstrasi > Individual <
Evaluasi/ Refleksi
Menyimpulkan Materi pembelajaran Menyimpulkan kegiatan pembelajaran Menganalisis manfaat pembelajaran Penilaian kegiatan pembelajaran Penindaklanjutan kegiatan pembelajaran
-Tanya jawab
- angket - tes - pengerjaan LKS >Kelompok < - Tanya jawab - angket - tes - pengerjaan LKS
Saling Berinteraksi
Saling membantu
Berbagi materi
2. Model Jigsaw
1. Siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota tim (kelompok asal) 2. Tiap siswa dalam tim diberi materi yang sama. (kel ahli) 3. Siap siswa dalam tim diberi materi (masalah/soal) yang berbeda (kel asal) 4. anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari materi (masalah/soal) yang sama bertemu dalam kelompok baru( kelompok ahli) 5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali kekelompok asal dan bergantian menginformasika materi (masalah/soal) yang mereka kuasai. 6. Tim ahli mempresentasikan hasil diskusi 7. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
Home Groups
1 4 3 1 4 3 2 2 4 3 4 3 1
Expert Groups
1 2 1 1 3 3 2 3 3 4 4 1 2 2 4 4 2 2
4 2 3 1
Home Groups
1
4 3 1 4 3 2 2 4 3 4 3 1 4 2 3 1 2
1
2
3. Model TGT
1. Peserta didik dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 4 peserta didik,masing-masing peserta didik memposisikan duduknya dengan meja tournament 2. Guru menyediakan kartu soal, kartu jawaban soal, kartu nomor dan lembar penilaian pada masing-masing tournament. 3. Setiap peserta didik mengambil kartu nomor 4. Peserta didik yang memperoleh angka tertinggi bertugas sebagai Reader 1, tertinggi kedua menjadi penantang 1, tertinggi ketiga menjadi penantang 2 dan angka terendah menjadi Reader 2.
lanjutan
5. Pada putaran pertama, reader 1 mengocok kartu nomor, mengambil satu kartu nomor kemudian kengambil satu kartu soal seuai dengan kartu nomor yang diambilnya. 6. Reader 1 membaca soal, menjawab soal yang dibaca. Apabila anggota kelompok ada yang tidak setuju dengan jawaban reader 1 , maka penantang 1 diberi hak untuk menjawab, jika jawaban penantang 1 juga tidak disetujui, maka penantang 2 berhak menjawab. 7. Reader 2 membacakan kunci jawaban
8. Pada putaran kedua, posisi reader satu ditempati reader 2, posisi penantang 1 ditempati reader 1, posisi penantang 2 ditempati penantang 1, posisi reader 2 ditempati oleh penantang 2. Setiap nomor posisi tempat duduk berpindah searah jarum jam. 9. Tuornamen selesai apabila seluruh soal telah terambil semua 10. Peserta didik merekap hasil skor, guru mengumumkan pemenang tournamen
Model TGT
tournament
Rader I
4 Reader 2
Langkah-langkah
Guru menyampaikan konsep dan kompetensi yang ingin dicapai Tiap siap diminta berpikir tentang konsep/permasalahan. Siswa diminta berpasangan denga tema sebelahnya. Guru meminta siswa menambah jumlah pasangan(4 siswa) Guru meminta pada pasangan siswa untuk presentasi. Guru dan siswa menyimpulkan
Matur nuwun