PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang transfusi darah dimulai pada tahun 1628 oleh Harvey. Proses transfusi darah pertama, dilaporkan pada tahun 1667. Dasar penting bagi transfusi darah adalah sistem golongan darah. Yang biasa digunakan adalah gol.darah system ABO & sistem antigen Rh.
Darah adalah organ tubuh terbesar (dalam volume), yang berada didalam ruang-ruang kardiovaskular. Darah terdiri darah terdiri dari berbagai macam sel yang berfungsi khusus dimana produksinya dilakukan oleh sel induk (stem cell) yang hidup dalam sumsum tulang.
Darah berperan dalam: Organ transportasi dan distribusi O2 & CO2 Hb Fungsi imunologik leukosit (granulosit & limfosit), protein plasma khusus (immunoglobulin). Fungsi hemostasis trombosit serta faktor-faktor pembekuan lainnya.
GOLONGAN DARAH
Dalam praktek klinik digunakan: Sistem ABO, yang dikelompokkan menjadi 4 , yaitu: A, B, O, AB ,yang ditentukan oleh antigen A dan B. Faktor Rh, yang ditentukan oleh antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).
DEFINISI Memasukkan produk darah kedalam tubuh seseorang dinamakan transfusi yang diberikan melalui sebuah jarum penghubung kecil kedalam vena.
KOMPONEN DARAH
Darah lengkap (whole blood)
Sel darah merah pekat (packed red cell / PRC) Suspensi sel darah merah (red cell suspension) Sel darah merah yang dicuci (wash red cell)
Trombosit (platelet)
Plasma kaya trombosit (platelet rich plasma/ PRP) Trombosit konsetrat (platelet concentrate)
Leukosit konsetrat / granulosit konsetrat / buffy coat Plasma darah dan derivatnya
Plasma biasa tunggal Plasma segar tunggal Plasma segar beku (fresh frozen plasma) Plasma kering (lyophilized pooled plasma)
2).Imunoglobulin / imuno serum globulin fraksi plasma dan mengandung antibody 3).Faktor pembekuan spesifik : a). Kriopresipitat b). Konsentrat faktor VIII (faktor anti hemofilia) c). Konsentrat faktor IX
Trombosit
INDIKASI Perdarahan karena trombositopeni. Kegagalan fungsi sumsum tulang Profilaksis pada tindakan bedah
Imunologis Inkompabilitas Reaksi panas Reaksi alergi TRALI Reaksi cepat (1-2 jam pasca Transfusi) Reaksi-reaksi transfusi Non imunologis
Kehilangan akut > 25% volume darah sirkulasi Hb < 8.0 g/dl pada periode preoperative Hb < 13.0 g/dl dan penyakit kardiopulmonar berat Hb < 8.0 g/dl dan anemia kronis bergejala Hb < 8.0 g/dl dan gagal sumsum tulang
TRANSFUSI TROMBOSIT
Anak Tromb < 50 x 109/L dan perdarahan Tromb < 50 x 109/L dan prosedur invasif Tromb < 20 x 109/L dan kegagalan sumsum dengan faktor resiko perdarahan tambahan Tromb < 10 x 109/L dan kegagalan sumsum tanpa faktor resiko perdarahan tambahan Defek trombosit kualitatif, tapi dengan disfungsi trombosit tambah perdarahan atau prosedur invasive Bayi dalam umur 4 bulan pertama Tromb < 100 x 109/L dan perdarahan Tromb < 50 x 109/L dan prosedur invasif Tromb < 20 x 109/L dan secara klinis stabil Tromb < 100 x 109/L dan secara klinis tidak stabil Defek trombosit kualitatif, tapi dengan disfungsi trombosit tambah perdarahan atau prosedur invasif
Transfusi sel darah merah hampir selalu diindikasikan pada kadar Hb kurang dari 7 g/dl. Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dl. Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb kurang dari 10 g/dl kecuali bila ada indikasi tertentu Transfusi pada neonatus dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb 11 g/dl.
Trombosit diberikan untuk mengatasi perdarahan pada pasien dengan trombositopenia, bila hitung trombosit < 50.000 /uL, bila terdapat perdarahan mikrovaskular difus batas menjadi < 100.000 /uL. Pada kasus DHF dan DIC diharapkan merujuk standar penatalaksanaan setempat. Profilaksis dilakukan bila hitung trombosit < 50.000 /uL pada pasien yang akan menjalani operasi, prosedur-prosedur invasif lainnya atau sesudah transfusi masif. Pasien dengan kelainan fungsi trombosit yang mengalami perdarahan.
Trombosit
Profilaksis pada pasien dengan defisiensi fibrinogen yang akan menjalani prosedur invasif dan terapi pada pasien yang mengalami perdarahan. Pasien dengan hemofilia A atau penyakit Von Willebrand yang tidak mengalami perdarahan atau yang tidak responsif terhadap pemberian desmopresin asetat atau akan mengalami operasi.
Kriopresipitat
Kesimpulan
Transfusi darah merupakan bentuk pengobatan yang dapat menyelamatkan jiwa. Harus selalu terpatri dalam benak kita bahwa transfusi darah adalah upaya untuk menyelamatkan jiwa dan mencegah perburukan. Setiap transfusi yang tanpa indikasi adalah suatu kontra indikasi.