Nova Rianti
Arsitektur Islam
SURVEI MESJID
LOKASI
Mesjid ini dirancang oleh kapten Zeni seorang Angkatan Darat de Bruijn dibantu oleh Snouck Hurgronje dan penghulu mesjid Bandung. Perletakan batu pertama pada tanggal 9 oktoober 1879 oleh T.Malikul Adil dan disaksikan oleh pembesar Belanda. Mesjid ini secara resmi dibuka pada 27 Desember 1881. Lokasi Mesjid Baiturrahman tepat ditengah kota Banda Aceh. Dipusat keramaian kota, tepat disekitar Pasar Tradisional Aceh.
Pada Zaman kemerdekaan tahun 1957, ditambah dua unit kembar masingmasing pada ujung kiri dan kanan atau utara selatan. Bentuknya identik dengan bentuk ditengah termasuk teras, pelengkung, ornamen dan kubahnya. Juga ada penambahan 2 unit menara.
Pada tahun 1991-1993 Masjid Raya Baiturrahman melaksanakan perluasan kembali yang disponsori oleh gubernur Dr.Ibrahim Hasan, yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri.
MESJID PERTAMA
KUBAH
Kubah Mesjid berbentuk kubah bawang khas India. Yang ditengah sedikit lebih besar. Bagian depannya dihias dengan garis silang seperti Intricate, namun sederhana dan ditengah terdapat jam. Terdapat semacam tympanum yang berjenjang, merupakan ciri bagian depan rumah klasik belanda.
Bagian bawah kubah terdapat tritisan berdenah segi delapan, juga banyak terdapat dibangunan kuno diindia. Penyangga kubah berdenah segi delapan dan terdapat sepasang jendela yang ambangnya pelengkung patah kahas Persia. Terdapat juga teras.
Kiri kanan ruang shalat utama berupa unit sayap kembar membuat bangunan ini simetris, menyatu dengan yang ditengah, atapnya berbentuk limasan berlapis dua.
Pada jendela-jendela Mesjid terdapat gaya Morish yang berpola campuran Intricate dan Arabesque.
Minaret adalah bagian tambahan dari Mesjid. Penampang minaret berbentuk segi delapan, bentuk atapnya sama seperti kubah utama. Pada mesjid ini sekarang terdapat 4 minaret dan 1 minaret utama.
MINARET
Terdapat pelengkung khas moorish dihiasi juga dengan hiasan Arabesque, terdapat juga pelengkung majemuk.
Mesjid Baitul Musyahada atau yang lebih dikenal dengan Mesjid Teuku Umar terletak di kawasan Seutui, Banda Aceh. Dalam torehan sejarah pembangunannya, arsitektur masjid ini dikonsep cendekiawan Aceh Profesor Ali Hasjmy saat ia menjadi Gubernur Aceh periode 1957-1964.
Nama mesjid ini sebelumnya bernama Al-Ikhlas. Atas kesepakatan tiga gampong, Lamteumen Timur, Geuceu kayee Jato, dan Geuceu Meunara, dan beberapa tokoh yaitu Daud Muni, Teungku Ismail Ben, Hasan Basri dan T Abdullah Yayah, nama mesjid diubah menjadi Baitul Musyahadah. Perubahan nama ini terjadi pada Senin 9 Jumadil Awal 1414 Hijriah atau 25 oktober 1993.
Mesjid Baitul Musyahadah mempunyai makna dan arsitektur tersendiri dengan filosofi serta konsep berbeda dari masjid-masjid lain. Bangunan masjid berbentuk segi lima yang melambangkan pancasila dan lima rukun Islam.
Kubah mesjid berbentuk Kupiah Meukutop yang melambangkan semangat rakyat Aceh sejak Kerajaan Iskandar Muda sampai Tengku Umar dan Teuku Umar, pahlawan nasional dari Aceh kerap diidentikkan selalu memakai kopiah tersebut oleh karena itu mesjid ini lebih dikenal dengan sebutan Mesjid Teuku Umar.
Pintu masuk
Jendela
Interior mesjid
SEDIKIT SEJARAH
MUSHALA KID MERUPAKAN MUSHALA YANG DI BANGUN PADA TAHUN 1968 DENGAN DANA BANTUAN PEMERINTAH DAN SWADAYA MASYARAKAT PELETAKAN BATU PERTAMA OLEH IBU PRESIDEN, IBU TIEN SOEHARTO.
LOKASI
DENAH
EKSTERIOR
TEMPAT WUDHU
EKSTERIOR
INTERIOR