Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI TUGAS PRAKTIKUM GEOMORFOLOGI

Geomorfologi di daerah Karangrau dan sekitarnya, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah

Maksud dan Tujuan


Pemetaan geologi di daerah Karangrau dan sekitarnya,
Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah ini mempunyai maksud untuk memenuhi tugas akhir praktikum geomorfologi yang diberikan, adapun tujuan utama penyusunan laporan ini adalah memberikan gambaran secara singkat yang mencakup fisiografi regional, fisiografi daerah penelitian, satuan geomorfologi daerah penelitian, stadia sungai daerah penelitian dan stadia daerah penelitian.

Letak Daerah Pemetaan


Lokasi daerah pemetaan berada pada daerah Karangrau dan
sekitarnya, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis daerah pemetaan terletak pada 07 32 25,96 LS - 07 35 00 LS dan 109 14 39,72 BT 109 17 55,31 BT.

Fisiografi Data Penelitian


Berdasarkan klasifikasi tersebut, genetiknya daerah ini termasuk pada bentuk bentang alam Denudasional. Maka nama satuan geomorfologi daerah ini terdapat :

Satuan Geomorfologi Bergelombang/Miring


Denudasional

Satuan Geomorfologi Berbukit Gelombang/Miring


Denudasional

Satuan Geomorfologi Berbukit Terjal/Tersayat Tajam


Denudasional

Satuan Geomorfologi Bergelombang atau Miring


Denudasional.

Satuan geomorfologi ini menutupi sekitar 22% pada daerah pemetaan. Relief pada satuan ini dicirikan dengan ketinggian 28 - 97 m diatas permukaan laut, beda tinggi 69 m dan kelerengan (slope) 8.33% - 13.33%. Berdasarkan Van Zuidam, satuan geomorfologi ini adalah Bergelombang/Miring. Secara genetik, satuan geomorfologi ini merupakan satuan berbukit/miring denudasional, disebabkan membentuk satuan ini adalah akibat aktivitas proses pelapukan, pergerakan tanah, erosi, dan proses pengendapan yang tinggi dibandingkan structural. Pola penyebaran relief pada satuan ini adalah sejajar dan bentuk relief nya datar. Pada satuan ini disusun oleh litologi batu pasir, batu breksi, batu lempung dan batu pasir selang seling lempung. Pola aliran sungai ialah subdendritik dan stadia sungai V - U (dewasa). Stadia daerah nya yaitu dewasa tua.

Satuan Geomorfologi Berbukit Bergelombang atau Miring


Denudasional.
Satuan geomorfologi ini menutupi sekitar 59% pada daerah pemetaan. Relief pada satuan ini dicirikan dengan ketinggian 100 352 m diatas permukaan laut, beda tinggi 252 m dan kelerengan (slope) 14.29% - 20%. Berdasarkan Van Zuidam, satuan geomorfologi ini adalah Berbukit Bergelombang/Miring. Secara genetik, satuan geomorfologi ini merupakan satuan berbukit bergelombang/miring denudasional, disebabkan membentuk satuan ini adalah akibat aktivitas proses pelapukan, pergerakan tanah, erosi, dan proses pengendapan yang tinggi dibandingkan structural. Pola penyebaran relief pada satuan ini adalah sejajar dan bentuk relief nya datar - membulat. Pada satuan ini disusun oleh litologi batu pasir, batu breksi, batu tufaan dan batu lempung. Pola aliran sungai ialah subdendritik dan stadia sungai V - U (dewasa). Stadia daerah nya yaitu dewasa.

Satuan Geomorfologi Berbukit Terjal/Tersayat Tajam


Denudasional.
Satuan geomorfologi ini menutupi sekitar 19% pada daerah pemetaan. Relief pada satuan ini dicirikan dengan ketinggian 146 300 m diatas permukaan laut, beda tinggi 154 m dan kelerengan (slope) 21.42% - 50%. Berdasarkan Van Zuidam, satuan geomorfologi ini adalah Berbukit Terjal/Tersayat Tajam. Secara genetik, satuan geomorfologi ini merupakan satuan berbukit terjal/tersayat tajam denudasional, disebabkan membentuk satuan ini adalah akibat aktivitas proses pelapukan, pergerakan tanah, erosi, dan proses pengendapan yang tinggi dibandingkan structural. Pola penyebaran relief pada satuan ini adalah sejajar dan bentuk relief nya datar - membulat. Pada satuan ini disusun oleh litologi batu breksi. Pola aliran sungai ialah subdendritik dan stadia sungai V - U (dewasa). Stadia daerah nya yaitu dewasa.

Stadia Sungai

Sungai Subsekuen Sungai yang memiliki arah aliran searah dengan arah penyebaran perlapisan batuannya (jurus/strike). Dapat dilihat di daerah pemetaan Jatilarangan dan sungai Wates. Jenis aliran ini ditemukan pada sungai sungai induk yang mengalir sejajar dengan jurus perlapisan batuan.

Sungai Konsekuen

Sungai yang memiliki arah aliran air searah dengan kemiringan batuannya (dip). Dapat dilihat pada pemetaan Kubang, Langgeran dan sungai Brengkok. Jenis aliran sungai konsekuen, ditemukan pada anak-anak sungai yang mengalir searah dengan kemiringan pelapisan batuan.

Sungai Obsekuen

Sungai yang memilikan arah aliran berlawanan dengan arah kemiringan batuannya (dip). Dapat dilihat pada daerah pemetaan Langgeran, Karangrau Satu dan sungai Kedunggede. Jenis aliran sungai obsekuen, ditemukan pada anak-anak sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan.

Berdasarkan Klasifikasi Stadia Sungai oleh Nugroho (2001) maka stadia sungai daerah pemetaan ini adalah muda sampai dengan dewasa.

Stadia Daerah
Stadia sungai, relief , bentuk penampang dan kenampakan
kenampakan bentang alamnya merupakan sebagai parameter yang ada di daerah untuk menentukan stadia daerah. Parameter ini berdasarkan klasifikasi Nugroho (2000). Dari hasil perhitungan kelerangan pada peta topografi dengan skala 1 : 12.500 secara keseluruhan, relief pada daerah pemetaan bergelombang sampai curam dengan bentuk penampang lembah menyerupai huruf V - U, dan terbentuk gawir, sehingga dapat disimpulkan bahwa stadia daerah untuk satuan geomorfologi ini adalah stadia dewasa.

Warna

Satuan Geomorfologi Satuan Geomorfologi Bergelombang/Miri ng Denudasional

Luas Penyebaran 22%

h (m) 28 97

D h (m) 69

Relief Slope 10.94% atau 4.9

Pola Sejajar

Bentuk Datar

Geneti k Denuda sional

Bentuk V-U

Sungai Pola Genetik Subde Subsekuen, ndritik Obsekuen, Konsekuen

Stadia Dewa sa

Stadia Daerah Dewasa Tua

Litologi Batuan batu pasir, batu breksi, batu lempung dan batu pasir selang seling lempung

Satuan Geomorfologi BerbukitBergelomba ng/Miring Denudasional

59%

100 - 352

252

17.07% atau 7.7

Sejajar

Datar Membula t

Denuda sional

V-U

Subde ndritik

Subsekuen, Konsekuen

Dewa sa

Dewasa

batu pasir, batu breksi, batu tufaan dan batu lempung

Satuan Geomorfologi Berbukit Terjal/Tersayat Tajam Denudasional

19%

146 - 300

154

30.83% atau 13.9

Sejajar

Menunja m

Denuda sional

V-U

Subde ndritik

Subsekuen, Konsekuen

dewas a

dewasa

Batu breksi

Anda mungkin juga menyukai