Anda di halaman 1dari 46

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) TERHADAP KADAR ALT (Alanin aminotransferase) PADA

TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN PARASETAMOL

Diajukan Oleh: Sasminto J 50009 0020 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Hati organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat orang dewasa. Sebagai pusat metabolisme tubuh sangat rentan terhadap paparan zat oksik

Parasetamol
Kerusakan sel hati berupa nekrosis, yang di tandai dengan penanda biokimia seperti ALT.

Penggunaan obat herbal akhir-akhir ini sangat populer (Adeneye and Adewale, 2009). Salah satu kandungan yang berfungsi sebagai hepatoprotektor adalah antioksidan Binahong Firman Allah : Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, Berapakah banyaknya kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (Q.S. Asy-syuaraa:7)
Sehinga dilakukan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak daun binahong terhadap kadar ALT pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan parasetamol.

Rumusan Masalah
Adakah pengaruh pemberian ekstrak daun binahong terhadap kadar ALT pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan parasetamol?

Tujuan
Untuk mengetahui efek ekstrak daun binahong terhadap kadar ALT pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan parasetamol.

Manfaat Penelitian

Teoritis menambah wawasan dan pengembangan dalam bidang farmakologi & Sebagai sumber informasi dan dasar bagi peneliti lain Praktis memberikan informasi ilmiah dari hasil penelitian untuk masyarakat dalam memahami binahong sebagai obat hepatoprotektor & Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan usaha untuk mencegah penyakit hepatitis

BAB II LANDASAN TEORI

Binahong
binahong (Anredera cordifolia) berasal dari dataran china dengan nama Dheng shan chi. a. Klasifikasi Tanaman Binahong (Anredera cordifolia )
Kingdom Subkingdom Superdifisio Divisio Kelas Sub-kelas Ordo Famillia Genus Spesies : Plante (tumbuhan) : Tracheobionta (berpembuluh) : Spermatophyta ( menghasilkan biji) : Magnolyophyta (Berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua) : Hamamelidae : Caryophillales : Basellaceae : Anredera : Anredera cordifollia (ten.) Steniss

b. Deskripsi

c.Kandungan Kimia Daun binahong mengandung Asam oleanolik antiinflamasi. Selain itu pada kultur in vitro di dalam daun binahong juga terkandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terapenoid dan saponin (Manoi, 2009).

Maserasi
dilakukan denga merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (air, etanol, air etanol atau pelarut lain ). Etanol dapat melarutkan alkoloida biasa, minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinol, flavonoid, steroid, dammar dan klorofil. Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena:
Lebih selektif. Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 2% atau lebih Tidak beracun. Netral. Absorbsinya baik. Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan. Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.

HATI
Hati organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa
Lobus dan lobulus Struktur mikroskopis Sinusoid

Sel Kupffer

Sebagai pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks

Indikator kerusakan hati


SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) atau AST SGPT (Serum glutamic pyruvic transaminase) atau ALT
terdapat dalam sel-sel organ tubuh, terutama otot jantung, baru kemudian sel-sel hati, otot tubuh, ginjal, dan pankreas.. Pada hepatoma terdapat peningkatan SGOT yang mencolok

terdapat di dalam sel-sel jaringan tubuh terbanyak dan sebagai sumber utamanya adalah sel-sel hati. sebagian besar terikat dalam sitoplasma sehingga pada kerusakan membran sel hati kenaikanya lebih menonjol

Kadar norlam ALT untuk manusia 5-35 IU/I adapun rasio AST : ALT adalah 1,15 Adapun kisaran rata-rata kadar ALT untuk tikus jantan galur Wistar menurut Sihombing and Tuminah (2011)

1. Umur satu bulan :17,96 2.21 U/I. 2. Umur dua bulan : 14,62 4,93 U/I.

menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan Farmakodinamik sampai sedang, dpt << suhu tubuh Eritema, urtikaria, anemia hemolitik, Efek Samping terutama pada pemakaian kronik
PARASETAMOL

diabsorbsi saluran cerna. Konsentrasi > dlm Farmakokinetik plasma 0,5 jam. Masa paruh 1-3jam

Nyeri akut dan Dosis demam bisa diatasi dengan 325-500 mg empat kali sehari

Indikasi

analgesik dan antipiretik,

Hepatoksisitas Parasetamol

Parasetamol dosis tinggi metabolit reaktif N-acetyl-p-benzoquinon imine (NABQI) berikatan dengan cystein group protein gangguan fungsi yang pada akhirnya terjadi kerusakan sel atau nekrosis.

Selain itu juga menyebabkan lipid peroksidase kerusakan sel hati

Hepatoprotektor Daun Binahong

Flavonoid kuersetin bekerja secara khusus sebagai antioksidan alami menghambat lipid peroksidase dengan mengeblok enzim santin oksidase dan juga langsung membersihkan hidroksil, peroksid dan radikal superoksida. Kuersetin juga mampu melindungi mekanisme pertahanan antioksidan dengan meningkatkan absorbsi dari vitamin C silibin, yaitu suatu flavanol yang memiliki unit fenilpropana tambahan yang tergabung sebagi dieter. Silibin ini bersifat anti hepatotoksin

Kerangka konsep
Parasetamol dosis tinggi Ekstrak daun binahong Cyt P450 Flavonoid: Terbentuk N-acetyl-pbenzoquinon imine (NABQI)

Kuersetin

Silibin

Asam oleanoli k Tipe saponin

Deplesi Glutation (GSH)

Oksidatif stres

Meningkatka n reabsorbsi vit C

Berikatan dengan cystein group protein

Lipid peroksidase

Kerusakan makromolekul

Nekrosis sel hati

Kerusakan sel hati

hipotesis
H1: Ekstrak daun binahong dapat menghambat peningkatan kadar ALT pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan parasetamol. H0 : Ekstrak daun binahong tidak dapat menghambat peningkatan kadar ALT pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan parasetamol.

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian Subjek Penelitian

Hewan uji
Besar Sampel Kriteria Restriksi Identifikasi Variabel Definisi Operasional Alat dan bahan Skema Penelitian Rencana Analisis Data Jadwal penelitian

Eksperimen murni dengan metoda metode laboratorium Farmakologi Fakultas pre and post test control group design Kedokteran Universitas Muhammadiyah daun binahong yang diperoleh dari Desa Surakarta. Pada bulan September 2012 Gajihan, Kecamatan Gunungwungkal, tikus putih jantan galur Wistar (Rattus Kabupaten Pati, Jawa Tengah norvegicus), dengan usia kurang lebih 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 gram

Besar sampel rumus friderer


( K-1 ) (n 1) > 15

(5-1)(n-1)>15 4n > 15+4 n > 4,75 Keterangan: n =K 5 : Jumlahkelompok


n : Jumlah sampel dalam tiap kelompok

Desain Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian Subjek Penelitian

Hewan uji
Besar Sampel Kriteria Restriksi Identifikasi Variabel Definisi Operasional Alat dan bahan Skema Penelitian Rencana Analisis Data Jadwal penelitian

Ekstrak daun binahong daun binahong yang telah Spektofotometer dikeringkan kemudian diekstraksi menggunakan Kandang hewan uji coba metode maserasi dengan cairan penyari yaitu etanol Tabung reaksi 70%. Dibagi dalam tiga dosis : analitik Timbangan Tikus putih jantan galur Wistar Sentrifuge Dosis I : 25 mg/200BB. Sehat dan mempunyai aktifitas normal Tabung venojet Ekstrak daun binahong dengan berbagai Umur kurang lebih 2-3 bulan Dosis II: 50 mg/200 BB. Kriteria konsentrasi. Berat badan antara 150-200 gram Dosis III: 100mg/200 BB inklusi Skala : Rasio.

Variabel bebas

Alat

Variabel Tikus mati saat penelitian berlangsung kadar ALT Tikus menderita sakitALT saatdarah penelitian Kadar ALT dalam darah kadar tikus terikat berlangsung. dalam IU/I yang merupakan hasil metabolisme Kriteria

Bahan

Hewan percobaan, yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar umur 2-3 bulan dengan kisaran berat 150dalam tubuh. Pengukuran kadar dilakukan 200 gram dan ALT sebanyak 30 ekor. eksklusi Parasetamol dengan dosis toksis dengan mengambil darah tikus putih jantan galur Terkendali : Variasi genetik, jenis 1440mg/kg BB. Wistar satu milliliter dihitung kadar ALT kelamin, umur, badan, dan Ektrak daun berat binahong. darahnya spektofotometer, dengan metode kinetik makanan ALT reagen kit. dalam satuan IU/I Tak terkendali : Sakit Aquades 1000 ml. dan stress Etanol 70%. Skala : Rasio

Variabel luar

25ekor tikus yang telah ditimbang dan di adaptasikan dengan diberimakan pelet

Tikus dikelompokan + diukr kadar ALT nya pada hari pertama

KONTROL (1)

KONTROL (2)

PERLAKUAN I

PERLAKUAN II

PERLAKUAN III

Diberi aquades 12 hari

Diberi ekstrak daun bunahong 25 mg/kg BB selama 10 hari

Diberi ekstrak daun binahong 50 mg/kg BB selama 10 hari

Diberi ekstrak daun binahong 100 mg/kg BB selama 1 hari

Di beri ekstrak binahong 50mg/200gr tikus selama 12 hari

Diberi Parasetamol 1440 mg/200gr tikus pada hari ke 11 dan 12

Diberi Parasetamol 1440 mg/200gr tikus pada hari ke 11 dan 12

Diberi Parasetamol 1440 mg/200gr tikus pada hari ke 11 dan 12

Diberi Parasetamol 1440 mg/200gr tikus pada hari ke 11 dan 12

Pengukuran kadar ALT pada hari ke 13

Analisis data dengan uji ANOVA dibantu program SPSS. 17

Desain Penelitian
Waktu dan Tempat Penelitian Subjek Penelitian Jadwal Penelitian

Hewan uji
Besar Sampel Kriteria Restriksi Identifikasi Variabel Definisi Operasional Alat dan bahan Skema Penelitian Rencana Analisis Data Jadwal penelitian
Penelitian dan pengolahan data

Keterangan
Persiapan studi Pustaka Penyusunan Proposal Ujian proposal Perbaikan Proposal

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

Bulan 5

Bulan 6

Bulan 7

Bulan 8

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun Penyusunan binahong dalam menurunkan kadar SGPT Skripsi pada tikus dilakukan uji ANOVA (Analysis of Ujian skripsi varian)

BAB 1V

HASIL dan PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Determinasi Tanaman

Kunci determinasi tanaman Binahong adalah 1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9a, 41b, 42b, 43b, 54b, 59b, 61b, 62b, 63a, 64b, . Familia : Basellaceae 1b, Genus : Anredera 1a, Spesies : Anredera cordifolia (Tenore.) Steen. (Steenis, 2005 ; Tjitrosoepomo, 2007)

Rendemen
Berat kering 700gr
Jadi 1 gr daun Binahong kering = 0,227 gr ekstrak kental.

Berat hasil ekstraksi 159,2 gr

Uji orientasi

Maka di ambil variasi daosis : 1. Dosis 25 mg/200gr tikus 2. Dosis 50 mg/200 gr tikus 3. Dosis 100 mg/200gr tikus

Hasil uji efek hepatoprotektor

Uji distribusi data

Hasil analisis Saphiro-Wilk didapatkan semua p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data yang ada normal.

Uji Test Of Homogenecity Of Variance

Levene tes didapatkan nilai p = 0.036 ( p <0.05), maka dapat disimpulkan bahwa varian dari data yang ada tidak homogen

Uji Kruskal-Wallis

nilai p = 0,045 (p <0,05), maka dapat diambil kesimpulan bahwa paling tidak terdapat satu perbedaan kadar ALT akhir antar kelompok

Uji Mann-Whitney

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai P < 0,05, maka terdapat perbedaan bermakna. Sedangkan jika nilai P > 0,05, maka terdapat perbedaan tidak bermakna.

PEMBAHASAN
Kontrol 1 (Ekstrak daun Binahong 50mg/200 g BB)

Perlakuan 3 (Ekstrak daun Binahong 100mg/200 g BB + Asetaminofen 1440 mg/200 g BB)

Kontrol 2 (asetaminofen 1440 mg/200 g BB)

Perlakuan 2 (Ekstrak daun Binahong 50mg/200 g BB + Asetaminofen 1440 mg/200 g BB)

Perlakuan 1 (Ekstrak daun Binahong 25mg/200 g BB + Asetaminofen 1440 mg/200 g BB)

Pengukuran kadar ALT darah tikus dilakukan pada hari 1 (pretest) dan 13 (postest) Uji statistik

Kontrol 1 Kontrol 2 Perlakuan 1

Tidak menimbulkan hepatoksisitas pada hati K1K2 (p = 0,009)

Untuk dibandingkan dengan kelompok lain

Tidak apat menghambat kenaikan kadar enzim ALT, tidak ada perbedaan bermakna. K2 P1 (p = 0,537) Tidak dapat menghambat kenaikan kadar enzim ALT, tidak ada perbedaan bermakna. K2 P2 (p = 0,528) Tidak dapat menghambat kenaikan kadar enzim ALT, tidak ada perbedaan bermakna. K2 P3 (p = 0,219)

Perlakuan 2 Perlakuan 3

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Orbayinah (2004) yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada pemberian dosis tunggal jus daun Binahong sebesar 329,21 mg sebagai hepatoprotektor setelah diinduksi parasetamol

Penyebab perbedaan
bedanya cairan penyari yang digunakan

kurang bervariasinya dosis pemberian

variasi biologis tikus jantan galur Wistar yang berbeda pada setiap tikus (Rakhmah and Wijoyo, 2007)

Kelemahan penelitian
tidak diketahuinya secara pasti mekanisme pencegahan kenaikan kadar ALT belum diketahui pasti kelompok atau jenis senyawa yang memiliki aktifitas sebagai hepatoprotektor pada daun Binahong jumlah sampel yang ada

Sumardi and Wijayahadi, 2010

Jumlah sampel yang sedikit mempengaruhi uji statistik Statistik cenderung tidak bermakna

Jumlah akhir tikus

23 ekor

Kematian tikus

daya tahan tubuh tikus yang menurun saat di taruh di tempat dengan ruangan berpendingin AC kesalahan teknis penggunaan sonde

Bab V. Kesimpulan dan Saran


kesimpulan

Pemberian ekstrak etanol 70 % daun Binahong tidak dapat menghambat kenaikan kadar enzim ALT pada tikus yang diinduksi dengan parasetamol

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun Binahong terhadap enzim-enzim hepar yang lain Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan dosis yang lebih tinggi dan bentuk penyarian ekstrak yang lebih bervariasi Perlu dilakukan identifikasi senyawa aktif dari daun Binahong (Anredera cordifolia) yang dapat mempunyai efek untuk hepatoprotektor Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian ekstrak daun Binahong terhadap hepatoprotektor dengan deteksi parameter kerusakan hati yang lain, yaitu dengan melihat histopatologi hepar

Daftar Pustaka

Adeneye., Adewale A., 2009. Protective Activity of The Stem Bark AqueoEkstrak Of Musanga Cecropioides In Carbon Tetraclorida And Acetaminophen Induced Acute Hepatooxicity In Rats. Afr.J.Trad.CAM. 6(2): 131-138 Amirudin., 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Ed.5. Jakarta: Internal Publishing. Hal 627- 30 Becker C.A., Van D.B. JR. R.C. B., 1968. Flora of Java ( Spermatophytes only ) Vol I. Groningen- The Netherlands: Wolters-Noordhoff N.V Chandrasoma P., Taylor C.R., 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed.2. Jakarta: EGC. Hal 576 Dash D.K., Yeligar V.C., Nayak S.S., Ghosh T., Rajalingam D., Sengupta P., Maiti B.C., Maity T.K., 2007. Evaluation of Hepatoprotective and Antioxidant Activity of Ichnocarpus frutescens (Linn.) R.Br. on Paracetamol-Induced Hepatotoxicity in Rats. Tropical Journal of Pharmaceutical Research. 6(3) : 755-765 Dalimartha S., 2004. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Hepatitis. PT Penebar Swadaya. 45 Ganong W.F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.20. Jakarta : EGC. Hal 481 Goodman and Gilman., 2007. Manual of Pharmacology and Therapeutic. Jakarta : EGC Gutierrez R.M.P., Navarro Y.T.G., 2010. Antioxidant And Hepatoprotective Effect Of The Metanol Extract Of The Leaves Of Satureja Macrostema. Pharmacogn Mag. 6(22) : 125-131

Guyton A.C., Hall J.E., 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.11. Jakarta: EGC. Hal 903-06 Hargono D., Farouq., Sutarno S., Pramono S., Rahayu T.R., Tanuadmaja U.S., Sumarsono., 1986. Sediaan Gelanik. Jakarta: Dep Kes Republik Indonesia. Hal 6-11 Hasrudin and Santoso. 2006. Hubungan Derajat Histopatologis Ginjal Mencit BALB/c dengan Pemberian Propoxur 4,05 % Dosis Bertingkat Peroral. http://eprints.undip.ac.id/21852/1/Hasrudin.pdf ( 1 Agustus 2012). Harvey R.A., Champe P.C., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Ed.2. Jakarta : Widya Media. Hal 415 Heinrich M., Barnes J., Gibbons S.,Williamson E.M., 2010. Farmakognosi Dan Fitoterapi. Jakarta: EGC. Hal 82-84 Jawi I.M., Indriyani A., Sumardika I.W., Yasa I.S., 2008. Efek Parasetamol Terhadap Kadar SGPT dan SGOT darah Mencit yang Diberikan Alkohol Akut dan Alkohol Kronis. Research: Vol. 21 No.3 Jufrie M., Soenarto S.S.Y., Oswari H., Arief S., Rosalina I., Mulyani N.S., 2010. Buku Ajar Gastroentrologi Hepatologi. Edisi Pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. Hal 329 Katzung B.G., 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika. Hal 485 Kinjo J., Okawa M., Udayama M., Sohno Y., Hirakawa T., Shii Y., Nohara T., 1999. Hepatoprotective and Hepatotoxic Action of Oleanolic Acid-Type Triterpenoidal Glucuronides on Rat Prymary Hepatocyte Cultures. Pharmaceutical Society of Japan Vol 47, No.2

Lee W.M., 2003. Drug- Induced Hepatotoxicity. N Engl J Med. 394: 474-85 Maheswari C., Maryammal R., Venkatanarayanan R., 2008. Hepatoprotective Activity Of Orthosipon Stamineus On Liver Damage Caused By Parasetamol In Rats. JJBS. Vol.1. No.3. 105-108 Malole M.B.M., Pramono C.S.U., 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di Laboratorium. Bogor : PAU Pangan dan Gizi, IPB Manoi F., Balito., 2009. Warta Penelitian Dan Pengembangan. Vol.15 No.1 Ngatidjan, 1991. Petunjuk Laboratorium : Metode Laboratorium Dalam Toksikologi. Yogyakarta: FK UGM. Hal : 94 Orbayinah S., Kartyanto A., 2008. Efikasi Binahong (Anredera cordifolia (ten) steenis) Terhadap Kadar Alkalin Posphatase. Mutiara Medika. Vol.21 No.3 Price S.A., Wilson L.M., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-psoses Penyakit. Ed.6. Jakarta: EGC. Hal 472 Rakhmah Y.N., Wijoyo P., 2007. Pengaruh Ekstrak Biji Nigella Sativa (Jintan Hitam) terhadap Kadar Serum Alanin Aminotransferase Pada Tikus Wistar yang Diberi Metotreksat. Karya Tulis Ilmiah Sawi., Sleem A.A., 2010. Flavonoids And Hepatoprotective Activity Of Leaves Of Senna Surattensis (Burm.f.) In CCL4 Induced Hepatoxicity In Rats. Australian Journal Of Basic And Applied Scrences. 4(6): 1326-1334 Sherlock S., 1995. Penyakit Hati Dan Sistem Empedu. Jakarta: Widya Medika. Hal 119

Sihombing M., Tuminah S., 2011. Perubahan Nilai Hematologi, Biokimia Darah, Bobot Organ dan Bobot Badan Tikus Putih pada Umur Berbeda. Jurnal Veteriner. Vol. 12 No. 1: 58-64 Tendean, M. 2009. Hepatitis Imbas Obat. Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) http://www.ukrida.ac.id/jkunukr/jou/fkedd/2009 Tjitrosoepomo G., 2007. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta : UGM Press Van S. C. G. G. J., 2005. Flora. Jakarta : PT. Pradnaya Paramita Waji R.A., Sugrani A., 2009. Makalah Kimia Organik Bahan Alam Flavanoid (Quercetyn). (maret 2012) Wijayahadi N., Sumardi M., 2010. Efek Meniran (Phyllantus Niruri Linn) Terhadap Kadar AST dan ALT Mencit Bal B/C Yang Dinduksi Dengan Asetaminofen. Karya Tulis Ilmiah Wilmana P.F., Gan S., 2007. Farmakologi Dan Terapi. Ed.5. Jakarta: Gaya Baru. Hal 237-38

Anda mungkin juga menyukai