Anda di halaman 1dari 20

Hernia Pada Anak

Pembimbing : dr. Saut Idoan Sijabat, Sp.B

Mustika Oktarini J500090043

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding yang bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.

Hernia pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perutserta bagian-bagian lainnya.

Klasifikasi
A. Berdasarkan terjadinya

1. Hernia bawaan/ kongenital 2. Hernia didapat/ aquisita B. Berdasarkan letak 1. Hernia inguinal 2. Hernia umbilikal 3. Hernia scrotalis C. Berdasarkan sifat 1. Reponible 2. Irreponible

A. Berdasarkan terjadinya 1. Hernia bawaan/ kongenital Hernia kongenital sempurna Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempattempat tertentu Hernia congenital tidak sempurna Bayi dilahirkan normal tapi dia mempunyai defek pada tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (01 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, ataupun menangis). 2. Aquisita adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan oleh fakor lain

B. Berdasarkan letak
1. Hernia inguinal Hernia inguinalis direk(hernia inguinalis medialis),

menonjol langsung kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi ligamentum inguinal dibagian inferior, pembuluh epigastrika inferior dibagian lateral dan tepi otot rektus dibagian medial.
Hernia

inguinalis indirek (hernia inguinalis lateralis), karena keluar dari rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis, dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis ekternus. hernia inguinalis lateralis berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis.

Apabila

2. Hernia umbilikalis Hernia umbilikalis umum pada bayi dan menutup secara spontan tanpa terapi khusus jika defek aponeurosis berukuran 1,5 cm atau kurang. Perbaikan diindikasikan pada bayi dengan defek hernia yang diameternya lebih besar dari 2,0 cm dan dalam semua anak dengan hernia umbilikalis yang masih ada pada usia 3-4 tahun.

3. Berdasarkan sifat Hernia reponible yaitu hernia yang dapat keluar masuk cavum abdomen. Hernia irreponible yaitu hernia yang tidak dapat masuk cavum abdomen, tetapi tetap di kantongnya.

Epidemiologi

Hernia inguinalis merupakan kelainan bedah anak yang paling sering dijumpai. Insiden hernia pada bayi dan anak belum diketahui dengan pasti, tapi antara 10-20: 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah antara 1-5%.

Hernia inguinalis yang paling sering pada anak adalah hernia inguinalis lateralis (indirect) sedangkan hernia inguinalis medialis (direct) jarang dan terjadi sekitar 1% dari seluruh hernia inguinalis. Rasio antara anak laki-laki dan wanita 4:1

Embriologi
Mayoritas hernia inguinalis pada anak adalah hernia inguinalis lateralis akibat dari prosesus vaginalis yang patent. Secara embriologi penurunan processus vaginalis bersama sama testis terjadi pada bulan ke 3 kehidupan fetus. Testis turun dari dinding belakang abdomen melalui kanalis inguinalis menuju kantong scrotum, hal ini sangat erat hubungannya dengan kejadian hernia inguinalis lateralis dan hydrocele pada anak-anak.

Pada waktu perkembangan lebih lanjut bagian distal prosessus vaginalis bersatu dan menutupi testis yang disebut sebagai procesus vaginalis peritonei sedangkan bagian proximal berobliterasi. Kegagalan obliterasi mengakibatkan berbagai anomali inguinal dan dapat terjadi hernia akibat masuknya organ intraperitoneal seperti usus, ovarium dan sebagainya ke dalam kantong hernia dengan atau tanpa hydrocele. Kegagalan total obliterasi akan menghasilkan hernia inguinalis total. Obliterasi distal dengan bagian distal patensi akan menghasilkan hernia inguinalis lateralis Apabila bagian proximal processus vaginalis peritonei tidak menutup sempurna.

Mekanisme Terjadinya Hernia Pada Anak


90% prosessus vaginalis tetap terbuka (pada neonatus) dan 30% belum tertutup (pada usia 1 th) oleh karena peningkatan tekanan intra abdominal, prosessus vaginalis tetap terbuka Hernia

Diagnosa
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Inspeksi :
Hernia

reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring. inguinal Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong. Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.

Hernia

Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis. Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.

Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.


Palpasi : - teraba benjolan dengan batas atas tidak tegas

Auskultasi :
- peristaltik (+)

Penatalaksanaan
Prinsip dasar dari operasi hernia terdiri dari Herniotomy, Hernioraphy, dan Hernioplasty. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan kemudian direposisi. Kantong diajahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

Pada herniaplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada hernioraphy, leher hernia diikat dan digantungkan pada conjoint tendon (pertemuan m.transversus internus abdominis dan m. obliqus internus abdominis).

Untuk bayi/anak tidak perlu tindakan plastik, cukup potong dan ligasi tinggi dan persempit (tightening) anulus internus.

Komplikasi
Komplikasi bisa berupa hematom Infeksi luka operasi Peritonitis jika telah terjadi strangulasi

Daftar Pustaka

Sjamsuhidayat R, de Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. edisi ke 2. Jakarta. EGC.528-532. Henri J. Prevalensi hernia pada anak di RSUP Adam Malik Medan. Universitas Sumatra utara. 2009.

Anda mungkin juga menyukai