Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan
Penyakit ginjal
(neprolitiasis, pyelonepritis, abses perineprik)
Onset nyeri (tiap hari, aktivitas) Lokasi nyeri (tempat spesifik, nyeri menjalar) Tipe & karakter nyeri (tajam, kemeng) Faktor-faktor yang memperberat dan memperingan Riwayat medis, termasuk trauma sebelumnya Stresor psikososial di rumah atau tempat kerja Bendera merah : usia > 50 th, panas, penurunan berat badan
Inspeksi : menilai gaya berjalan, simetri, perilaku penderita terkait keluhan nyerinya. Palpasi :
Vertebrata Tulang penting pada pinggang Kelompok otot paraspinous Perkusi : menilai adanya nyeri tekan
Tanda panah menunjukkan 2 titik penting, yaitu ischial tuberosity dan trochanter, yang membantu untuk menentukan lokasi saraf skiatik. Pasien posisi relaks dengan kaki bertumpu pada bangku, dapat dilakukan palpasi pada sciatic groove. Nyeri pada palpasi atau penekanan pada sciatic groove menunjukkan adanya iritasi saraf skiatik
Slide ini menunjukkan tulang dan otot-otot pada pungung yang penting, yang harus dipalpasi saat evaluasi pinggang. Palpasi pada processus spinosus dilakukan untuk menilai adanya nyeri tekan, dilanjutkan dengan perkusi untuk menentukan vertebrata tertentu yang terlibat. Palpasi pada kelompok-kelompok otot untuk menilai adanya spasme otot atau adanya perbedaan tonus otot
Pemeriksaan lingkup gerak sendi (LGS) atau range of motion (ROM). Untuk mengevaluasi rotasi, pinggul pasien harus difiksasi dengan bantuan tangan atau duduk di atas meja. Nyeri yang timbul atau berkurang dengan pergerakan tertentu merupakan petunjuk penting yang mengarah pada kelainan tertentu (misalnya HNP nyeri saat fleksi, sebaliknya stenosis spinal justru membaik)
Test Straight Leg Raising atau Laseque berguna untuk mendeteksi adanya iritasi saraf skiatika. Cara melakukan , kaki diangkat dengan pergelangan kakidan lutut keadaan ekstensi. Tes posistif jika timbul nyeri sesuai distribusi saraf skiatika pada elevasi antara 30 dan 70. Nyeri yang terjadi pada elevasi 70 berkaitan dengan kelainan di sendi sakroilika, sedangkan nyeri pada elevasi lebih dari 70 menunjukkan kemungkinan lesi pada lumbal. Dorsofleksi kaki memperberat nyeri
Neurofisiologik.
Elektromyografi (EMG) Needle EMG dan H-refleks Somatosensory Evoked Potensial (SEP)
Radiologik
Foto polos Mielografi, Mielo-CT, CT-Scan, MRI Diskografi
Laboratorium
LED, CRP, DL, UL.
Nama atau sebutan lain adalah nyeri pinggang mekanikal non spesifik/lumbago/simple back pain/benign back pain/nyeri pinggang idiopatik. Merupakan bentuk NP tersering, yang diduga akibat stres postural dan mekanikal pada spinal dan struktur paraspinal. Umumnya mengenai usia 20-55 tahun (usia produktif). Pasien tampak sehat, prognosis baik, 90% sembuh dalam 6 minggu
Sifat
Nyeri episodik atau siklik di usia pertengahan Timbul dari L3-S1 Kaku pagi yang berkurang ketika berdiri Berhubungan dengan postur tubuh
Faktor resiko lain meliputi, usia (meningkat sampai usia 50 th kemudian menurun), seks (terkait aktifitas fisik, psikologi atau faktor sosial), postur tubuh yang statis, pergerakann yang berlebihan, memutar, menggunakan alat-alat dengan getaran dan faktor-faktor psikolodi saperti kerja yang monoton dan ketidakpuasan pekerjaan
Riwayat : trauma akut atau berulang, distribusi nyeri lumbosakral, bersifat mekanikal, yang bervariasi sesuai dengan aktivitas fisik, memberat dengan pergerakan, berkurang dengan berbaring, memfleksikan panggul dan lutut. Kadang timbul nyeri pada bokong, paha dan menjalar ke kaki yang bersifat non-dermatom Pemeriksaan fisik : ROM menurun, tes SLR negatif Pemeriksaan Penunjang : tidak diperlukan, gambaran radiologi non-spesifik
Umur : 30-50 th Lokasi nyeri : pinggang ke tungkai bawah Rasa nyeri : Nyeri terbakar, parestesi di kaki Faktor yang memberatkan : meningkat dengan membungkuk atau duduk, berkurang dengan berdiri Tanda klinis : SLR positif, kelemahan, refleks asimetri
Hernia Nukleus Pulposis (HNP) sering terjadi pada antara vertebra L4 dan L5 dan antara L5 dan S1. jika terjadi pada L5 (pada diskus L4-5), maka timbul keluhan nyeri pinggang, panggul, paha lateral dan nyeri kaki dan kelemahan dorsofleksi kaki dan jari kaki. Sedangkan jika terjadi pada S1 (pada diskus L5-S1), timbul nyeri pada paha posterior, tungkai bawah lateral dan kaki dan kelemahan eversi dan fleksi plantar kaki dengan penurunan refleks lutut. Pasien dengan HNP mengeluh nyeri saat fleksi (berlawanan dengan stenosis spinal
TERAPI
Terapi fisik Manipulasi osteopathic/chiropraptic Obat-obatan OAINs Steroid ora; (contoh : prednison atau methylprednisolone) Injeksi epidural (kortison)
Stenosis spinal adalah penyempitan kanal spinal dengan kompresi akar saraf, dengan atau tanpa keluhan Kelainan yang sering menyebabkan stenosis pada spinal adalah perubahan hyperthropic degenerative dari facet dan penebalan ligamentum flavum
Umur lebih dari 50 th Lokasi nyeri pinggang sampai tungkai bawah, sering kali bilateral Sifat nyeri menusuk, seperti menikam, rasa seperti ditusuk-tusuk jarum Faktor yang memberatkan ; nyeri bertambah dengan jalan dan berkurang dengan duduk Tanda klinis : sedikit penurunan ekstensi tulang belakang
DIAGNOSIS
Riwayat ; usia > 55 th, dengan klaudikasio neurogenik (pseudoklaudikasio0 yang biasanya bilateral. Nyeri pingang dan bokong yang diperberat dengan berjalan, berdiri atau hiperekstensi spinal dan berkurang dengan duduk dan fleksi. Kelemahan dan atau keluhan sensorik pada ekstremitas bawah Pemeriksaan fisik : penurunan/hilangnya refleks ankle dan lutut, SLR kadang posistif Penunjang : EMG, CT Scan, myelography dengan atau tanpa CT scan, MRI
Analgesik, OAIN Terapi fisik Injeksi kortikosteroid epidural Pembedahan laminektomi dekompresi
SPONDILOLISTESIS
Spondilolistesis adalah kelainan yang disebabkan perpindahan kedepan (masuk : tergelincir) satu bodi vertebra terhadap vertebra di bawahnya. Tersering pada L4-L5. Paling sering terjadi pada pasien yang biasa mengangkat beban berat, pemain sepak bola dan trauma. Pasien biasanya mengeluh NP yang memberat saat beraktifitas dan ekstensi spinal, tetapi berkurang dengan fleksi. Dapat terjadi pada usia berapa saja (dapat bawaan, berkembang saat anak-anak atau usia tua), tetapi tersering pada usia tua. Istilah spondilolistesis berasal dari kata Yunani; spondylo berarti vertebra dan olisthesis yang berarti tergelincir ke dalam
Spondylolisis merujuk pada defek pada pars interarticularis vertebra, yang mungkin didapat atau akibat stress fracture. Spondylolisthesis merujuk berpindahnya kedepan satu vertebra atau satu vertebra di bawahnya. Hal ini dapat terjadi akibat spondylolysis (disebut isthmic spondylolisthesis) atau akibat penyakit diskus degeneratif, yang biasanya terjadi pada usia tua. Proses ini dapat menimbulkan penyempitan kanal spinal
Diagnosis
Riwayat : adanya keluhan nyeri pinggang yang memberat saat beraktifitas dan ekstensi spinal, tetapi berkurang dengan fleksi Pemeriksaan fisik : bila disertai penyempitan kanal spinal, didapatkan penurunan/hilangnya refleks ankle dan lutut, SLR kadang posistif Penunjang : Foto polos pandangan lateral
Terapi
Spondylosis
Spondylosis (spinal osteoarthritis) adalah kelainan degeneratif yang menyebabkan hilangnya struktur dan fungsi normal spinal. Walaupun peran proses penuaan adalah penyebab utama, lokasi dan percepatan degenerasi adalah bersifat individual. Proses degeneratif pada regio cervical, thorak, dan atau lumbal dapat mempengaruhi diskus intervertebral dan sendi facet.
Diagnosis
Riwayat : usia tua, keluhan bervariasi berupa kesemutan, atau parestesia Pemeriksaan fisik : dapat ditemukan gangguan Rom, gangguan sensorik dan motorik ekstremitas, spasme otot, kelemahan dan kelainan bowel/bladder. Penunjang :
Laboratorium : tidak perlu Foto polos, CT scan atau MRI : biloa ada disfungsi neurology
Terapi
Istirahat Analgesik anti-inflamasi Pelemas otot Pemanasan, stimulasi elektrik, lumbosakral ortotik Olah raga Modifikasi
Pembedahan (jarang)
Disebut nyeri pinggang kronik bila durasi nyeri telah berlangsung lebih dari 3 bln. Penyebab nyeri pinggang kronik sulit ditemukan dan sering menimbulkan frustasi, baik bagi doktermaupun pasien. Banyak pasien dengan nyeri pinggang kronik ini tidak mempunyai radikulopati atau kelainan anatomi yang dapat menjelaskan keluhan nyerinya secara jelas
Faktor Predisposisi
Genetik ? Kurang perhatian waktu kecil Riwayat penyakit keluarga. Tidak puas dengan pekerjaan
Faktor Presipitasi
Kecelakaan waktu kerja Trauma Respon pimpinan
Faktor Perpetuasi
Efek dari imobilitas Takut nyeri bertambah hebat. Menghindari aktivfitas Khawatir berlebihan, proses peradilan Fokus utama pada nyeri somatiki
Interpersonal
Sistem medis
Sikap dan kepercayaan tentang nyeri pinggang Tingkah alku Masalah kompensasi Masalah diagnosis dan terapi Emosi Masalah keluarga Masalah pekerjaan
NSAID Muscle relaxant (epiresone HCl) Analgetik (non-narkotik; narkotik) Antidepresan Antikonvulsan Agonis alpha-2 adrenergik Lain-lain
Beberapa masalah psikologi yang berkorelasi paling kuat terhadap kronisitas nyeri pinggang adalah terhadap kepuasan kerja, status marital dan pendidikan
SPONDILOARTROPATI SERONEGATIF
ADALAH SEKELOMPOK PENYAKIT YANG TERDIRI ATAS Ankilosing, Spondilitis, Artritis psikoatik, penyakit Reiter )atau artritis reaktif) dan Artritis Enteropatik. Onset penyakit-penyakit ini biasanya < 40 th. Manifestasinya ialah artritis pada spinal atau sendi perifer besar, uveitis, autoantibodi serum negatif dan berkaitan dengan HLAB27
Umur : 15-40 th, lebih sering pada pria Lokasi nyeri : sendi sakro iliaka, daerah lumbal Sifat nyeri ; ngilu, kaku pagi Tanda klinis ; hambatan gerak tulang belakang, nyeri rabaab lokal
Diagnosis
Anamnesa ; laki-laki usia muda, nyeri sendi sakro iliaka, daerah lumbal terasa ngilu dan kaku pagi, membaik dengan aktifitas Pemeriksaan fisik : gangguan gangguan mobilitas tulang aksial (tes Schober, pengembangan dada). Mungkin didapatkan peradangan mata, oral ulcer, lesi kulit psoriatik Penunjang :
Laborat : anemia ringan, CRP dan LED meningkat, HLA B-27 positif Foto polos : gambaran sakroiliitis, bamboo spine. CT scan : lebih sensitive
Terapi
Secara umum, pengobatan untuk ankylosing spondylitis adalh konservatif Gejal-gejalanya dapat dihilangkan dengan OAIN atau DMARDs. Latihan terapi fisik yang terfokus pada memperthankan pergerakan di vertebrae lumbalis dan pinggul
Adanya tanda-tanda kegawatan (red flags) pasien NP, menunjukkan kemungkinan kelainan tulang belakang yang serius. Terhadap pasien seperti ini langkah yang terbaik adalah segera merujuk. Beberapa tanda-tanda kemungkinan penyakit spinal serius adalah presentasi < 20 th atau onset > 55 th, nyeri bersifat non mekanis, nyeri thoraks, ada riwayat karsinoma, pemakai steroid, HIV, tampak lebih sehat, penurunan berat badan dengan penyebab tidak jelas, gejala neurologis atau deformitas struktur.
Onset akut, nyeri panggul atau daerah testis Nyeri memberat malam hari atau tidak sembuh saat istirahat/terlentang
Panas > 38 C Riwayat kanker/penurunan berat badan tak jelas Drug abuse (pengguna obat IV) Retensi urin
Retensi urin akut/overflow incontinence Inkontinensi alvi/atoni sfingter anin Saddle anesthesia Paraparesis progresif/paraplegia
Penatalaksanaan
Insiden keganasan pada spinal relatif rendah Kebanyakan adalah metastatik, yang terutama berasal dari tumor payudara, prostat, kolon, ginjal, paur atau thyroid. Sedangkan tumor primer (nonmetastatik) sangat jarang ditemui. Tumor ganas primer tersering adalah mieloma multipel, yang bisanya terjadi pada usia 50-70 th. Sedangkan yang benigna adalah osteroid osteoma, yang sering terjadi pada usia 20-30 th. Kanker prostat dan kolon cenderung metastase ke vertebra, sedangkan kanker paru ke toraks. Kanker payudara dan prostat cenderung multipel, sedangkan kanker paru sering berupa lesi singel
Riwayat kanker Berat badan turun tanpa sebab yang jelas Usia > 50 th Tidak membaik setelah terapi Nyeri > 4-6 minggu Nyeri malam hari/saat istirahat
Diagnosis
Anamnesa : usia > 50, nyeri yang tidak membaik dengan perubahan posisi atau istirahat, nyeri malam, panas, malaise, riwayat kanker dan penurunan berat badan Pemeriksaan fisik : nyeri tekan vertebra, penurunan ROM, penekuan lain tergantung ada tidaknya keterlibatan saraf Penunjang :
Laborat : anemia, LED, ALP, PSA Foto polos : gambaran osteolitik atau osteoblastik CT scan atau MRI : lebih sensitif
Panas Riwayat pemakai obat intravena Sedang menderita infeksi bakterial (ISK, kulit, pneumonia) Kondisi-kondisi imunokompromis (memakai steroid, transpla organ, diabetes, HIV) Nyeri saat istirahat/tidak membaik dengan istirahat Lokasi nyeri ; daerah lumbal, sakrum Sifat nyeri : nyeri menususk, ngilu, faktor pemberat rasa nyeri tak menentu
Diagnosis
Anamnesa : nyeri pinggang akut dan berat, panas, malaise, nyeri sat duduk, berjalan atau dengan pergerakan. Faktor risiko terutama pemakai obat intravena, ISK, memakai kateter, infeksi kulit Pemeriksaan fisik : panas, nyeri tekan vertebra, penurunan ROM, tes SLR positif Penunjang :
Laborat : darah lengkap, LED, kultur darah Foto polos, CT scan atau MRI
Biasanya sekunder penyebaran hematogen dari paru. Penyakit ini berjalan perlahan-lahan dengan NP yang samar-samar, meskipun terkadang berat dengan disfungsi korda spinalis karena penyebaran ke epidural. Infeksi pertama tampak di sekitar ruang diskus dan menyebar ke korpus vertebra. Infeksi pada vertebra menyebabkan perlunakan dan kolapnya vertebra, menyebabkan kiposis, bungkuk (Potts curvature). Terkadang saraf spinal juga terkena yang dapat menyebabkan kekakuan, infeksi sering menyebar ke jaringan paravertebral, menyebabkan abses paravertebral
Diagnosis
Anamnesa : nyeri akut dan berat, trauma berat 9jatuh dari ketinggian0 pada usia muda, osteoporosis, usia tua, pemaki steroid Pemeriksaan fisik : nyeri tekan vertebra, kiposis, penurunan tinggi badan (fraktur kompresi) Pemeriksaan penunjang :
Foto polos Pemeriksaan BMD (untuk menentukan adanya osteoporosis), CT atau MRI
Terapi
Non bedah ;
Istirahat singkat Membatasi aktifitas Obat-obatan untuk mengatasi nyeri Olah raga untuk penguatan otot punggung Eksternal brace
Pembedahan