Oleh
baharuddin
1
SUSPENSI
Pengertian sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi.
2.Kekentalan (viscositas)
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu
5
Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum STOKES . d2 ( -0) g V = ------------------------ Keterangan : V = kecepatan aliran d = diameter dari partikel = berat jenis dari partikel 0 = berat jenis cairan g = gravitasi = viskositas cairan
6
3. Jumlah partikel (konsentrasi) Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar , maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat. 7
4. Sifat/muatan partikel Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya.
8
Bahan pensuspensi
1. Bahan pensuspensi Alam
Bahan pensuspensi alam dari jenis gom sering disebut gom/hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh
panas, pH proses fermentasi bakteri .
Pulvis Gumosus (PGS) PGS adalah campuran serbuk sama banyak PGA, Tragacant dan Saccharum album. Penggunaan PGS untuk meningkatkan viskositas laritan diatur sebagai berikut: a. untuk obat berkhasiat keras disuspensikan dengan PGS sebanyak
2% dari jumlah cairan obat minum. b. untuk obat tidak berkhasiat keras disuspensikan dengan PGS sebanyak 1% dari jumlah cairan obat minum. c. Untuk membuat inti supensi (korpus suspensi) digunakan aquadest 7 X berat PGS.
Algin Diperoleh dari beberapa species ganggang laut. Dalam perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya yakni Natrium Alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang 11 dipakai sebagai suspending agent umumnya 1-2 %.
2. Metode praesipitasi
yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hendak dicampur dengan air. Setelah larut dalam pelarut organik diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air. Akan terjadi endapan halus dan tersuspensi dengan bahan pensuspensi. Cairan organik tersebut adalah: etanol, propilenglikol, dan polietilenglikol
15
Flokulasi :
Partikel merupakan agregat yang bebas. Sedimentasi terjadi cepat. Sedimen terbentuk cepat. Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula Ujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.
17
Formulasi Suspensi
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori: 1. Penggunaan structured vehicle untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi structured vehicle, adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, PGS, dan lain-lain. 2. Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi dengan penggojokan ringan mudah disuspensikan kembali.
18
Bahan pemflokulasi
Bahan pemflokulasi yang digunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan sebaliknya. Contohnya suspensi bismuthi subnitras yang bermuatan positif digunakan zat pemflokkulasi yang bermuatan negatif yaitu kalium fosfat monobase. Suspensi sulfamerazin yang bermuatan negatif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu AlCl3 (Aluminium trichlorida)
20
Bahan Pengawet
Penambahan pengawet dilakukan untuk menambah stabilitas suspensi. Bahan ini sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. Benzoa (1:1250), etil p. benzoat (1:500), propil p. benzoat (1:4000), nipasol dan nipagin dengan kadar 1%.
21
Disamping itu banyak pula digunakan garam komplek dari mercuri untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil mercuri chlorida, fenil mercuri asetat.
22
2. Derajat flokulasi Adalah suatu rasio volume sedimen akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimen akhir suspensi deflokulasi ( Voc) Vu Derajat deplokulasi = ----------Voc
24
3. Metode reologi Berhubungan dengan faktor sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menentukan perilaku pengendapan, mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan. 4. Perubahan ukuran partikel yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.
25
Baca Buku
Untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak
26
Sesorang tidak akan menjadi pintar saat di diajari tetapi sesorang akan menjadi pintar saat dia mau mempelajari
27