TEBET
Disusun Oleh :
Atika Prisilia Brian Reggie Suwandy Moneta 030.07.038 030.07.045 030.07.166
Latar Belakang
Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa merupakan
masalah yang umum, terdapat di seluruh masyarakat, namun masih menjadi sesuatu yang sangat memalukan untuk di bicarakan.
Sehingga dalam penanganannya
sering
yang besar dari masyarakat di sekitarnya bahkan oleh keluarganya sendiri. Mereka sering mendapat perlakuan yang tidak manusiawi seperti perlakuan keras akibat pengertian yang salah dari keluarga. Hal inilah yang biasanya menyebabkan penderita gangguan jiwa untuk sulit sembuh dan sering kambuh kembali (Stuart dan Laraia, 2001 )
dialami di Indonesia, dimana sekitar 99% pasien di 5 RS jiwa di Indonesia adalah penderita skizofrenia.
Hal ini dikemukakan oleh Denardi Sosrosumiharjo,
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka timbul pertanyaan, apakah terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian dari pasien skizofrenia.
Tujuan Penelitian
TUJUAN UMUM : Meningkatkan dukungan keluarga dan meningkatkan kemandirian pasien skizofrenia
TUJUAN KHUSUS Menilai kemandirian Skizofrenia Menilai dukungan keluarga Menentukan adanya hubungan tingkat kependidikan keluarga terhadap dukungan terhadap pasien skizofrenia. Menilai keberhasilan program pelayanan Puskesmas
Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh positif antara dukungan keluarga
Manfaat Penelitian
Akademik/ilmiah
Memberi informasi mengenai hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kemandirian pasien skizofrenia.
Pengembangan penelitian Meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga terhadap pasien skizofrenia.
Pelayanan masyarakat Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya dukungan keluarga terhadap pasien skizofrenia,
Menambah wawasan tenaga kesehatan untuk meningkatkan edukasi kepada keluarga mengenai pentingnya dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien skizofrenia.
Tinjauan Pustaka
DEFINISI Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003).
EPIDEMIOLOGI
Insiden rata-rata skizofrenia dilaporkan dalam
epidemi-ological penelitian, adalah 0,11 per 1000 (kisaran 0,07-0,17 per 1000)
Jika kriteria yang lebih luas digunakan, angka ini dua
kali lipat menjadi 0,24 per 1000 (kisaran 0,07-0,52 per 1000) (Jablensky et al., 1992).
ETIOLOGI
Faktor Genetik
Faktor Biokomia Faktor Psikologis dan Sosial
Perjalanan Penyakit
Perjalanan klinis skizofrenia berlangsung secara
perlahan-lahan, meliputi beberapa fase yang dimulai dari keadaan premorbid, prodromal, fase aktif dan keadaan residual (Sadock, 2003; Buchanan, 2005). Pola gejala premorbid merupakan tanda pertama penyakit skizofrenia, walaupun gejala yang ada dikenali hanya secara retrospektif.
yang nyata secara klinis, yaitu adanya kekacauan dalam pikiran, perasaan dan perilaku. Penilaian pasien skizofrenia terhadap realita terganggu dan pemahaman diri (tilikan) buruk sampai tidak ada. Fase residual ditandai dengan menghilangnya beberapa gejala klinis skizofrenia.
Tipe-tipe Skizofrenia
Tipe Paranoid
Tipe Disorganized Tipe Katatonik
Tipe Undifferentiated
Tipe Residual
Penatalaksanaan
Terapi Biologis
Terapi Psikososial
RELAPS
Kekambuhan pasien skizofrenia adalah istilah yang
secara relatif merefleksikan perburukan gejala atau perilaku yang membahayakan pasien dan atau lingkungannya.
Tingkat kekambuhan sering di ukur dengan menilai
waktu antara lepas rawat dari perawatan terakhir sampai perawatan berikutnya dan jumlah rawat inap pada periode tertentu (Pratt, 2006).
skizofrenia yang hidup bersama anggota keluarga yang penuh ketegangan, permusuhan dan keluarga yang memperlihatkan kecemasan yang berlebihan.
Keluarga berperan dalam deteksi dini, proses
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Variabel Penelitian
Variabel Tergantung
Variabel Bebas
Karakteristik individual Usia Jenis kelamin Status perkawinan Pendidikan Pekerjaan
Dukungan Keluarga
Kepatuhan minum obat Bantuan kehidupan sehari- hari Informasi dan dukungan
Definisi Operasional
Definisi Operasional
Metode Penelitian
JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian cross sectional.
Dalam penelitian cross sectional peneliti mencari hubungan antara variable bebas dengan variable tergantung dengan melakukan pengukuran sesaat.
adalah rasio prevalens, yakni perbandingan antara prevalens suatu penyakit atau efek pada subyek kelompok yang mempunyai factor risiko, dengan prevalens penyakit atau efek pada subyek yang tidak mempunyai factor risiko.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Waktu Penelitian
Penelitian ini diperkirakan dilakukan selama satu bulan, pada Mei 2013 karena Kepaniteraan Klinik IKM berjalan sampai 8 Juni 2013.
Dan juga dikarenakan kami menggunakan meoted penelitian cross sectional, sehingga waktu tersebut kami perkirakan cukup untuk menyelesaikan penelitian ini.
Populasi terjangkau adalah seluruh pasien skizofrenia di Kecamatan Tebet pada bulan Mei tahun 2013.
Sampel Penelitian
Besar sampel Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rumus.
Instrumen Penelitian
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dikumpulkan secara primer dari pasien skizofrenia
Analisis Data
Analisis Univariat Dilakukan secara deskriptif masing-masing variabel dengan analisis pada distribusi frekuensi.
Analisis Bivariat
Untuk menganalisa tentang hubungan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pasien skizofrenia dan keluarganya dengan menggunakan uji t berpasangan dengan tingkat kemaknaan sebesar p=0,05.
Semua analisa dilakukan dengan menggunakan
Penyajian Data
Data yang telah terkumpul dan diolah akan disajikan dalam bentuk :
Tabular : penyajian data hasil penelitian dengan
menggunakan tabel Tekstular : penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan kalimat
Daftar Pustaka
Depkes: Psikososial. Available from: http://www.depkes.go.id/downloads/Psikososial.PDF. Accessed on February 14th, 2013. World Health Organization : Scizophrenia. Available from: http://www.who.int/mental_health/management/schizophrenia/en/ Accessed on February 14th, 2013. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadoks Comprehensive Textbook of Psychiatry 9th edition: Schizophrenia and other Psychiatry disorders. United states: Lippincott Williams & Wilkins; 2009. First MB, Pincus HA, Frances A, Widiger TA. Diagnostic Criteria from DSM-IV-TR:Schizophrenia and Other Psychotic Disorders. Arlington: American Psychiatric Association; 2005. p. 153-159. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar- Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-2: perkiraan besar sampel. Jakarta: Sagung Seto; 2002. p. 259-85. Gregory D, et al. Quality of Life. Dictionary of Human Geography. 5th edition. Oxford: Wiley-Blackwell. 2009. OVERALL, J.E & GORHAM, D.P. (1962), The Brief psychiatric rating scale, Psychological Reports, 10, 799-812. Ware JE, Sherbourne CD. The MOS 36 - Item Short Form Health Survey (SF36). Conceptual Framework and Item selection. Medical Care. 1992; 30:473 83 World Health Organization: Quality of Life(WHOQOL)-BREF. Available from: http://www.who.int/substance_abuse/research_tools/en/indonesian_whoqol.pdf. Accessed on February 15th, 2013. Galuppi A, Turola MC, Nanni Mg, Mazzoni P, Grassi L. schizophrenia and Quality of Life: how important are symptoms and functioning. Available from http://www.ijmhs.com/content/4/1/31. Accessed on February 15th, 2013. Zamzam R, Midin M, Hooi LS, Yi EJ, Siti NA, Ahmad et al. Schizophrenia in Malaysian families: A study on factors associated with quality of life of primary family caregivers. Available from: http://www.ijmhs.com/content/5/1/16. Accessed on February 15th, 2013.