OLEH :
MARAWIA 110 208 080
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
BAB 1 PENDAHULUAN
Angka kejadian miopia didunia terus meningkat, data WHO pada tahun 2004 menunjukkan angka kejadian 10% dari 66 juta anak usia sekolah menderita kelainan refraksi yaitu miopia. Puncak terjadinya miopia adalah pada usia remaja yaitu pada tingkat SMA dan miopia paling sering banyak terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki, dengan perbandingan perempuan terhadap laki-laki 1,4 : 1.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian untuk menjawab pertanyaan yaitu,Bagaimanakah Karakteristik Penderita Miopia di Klinik Spesialis Mata Orbita Celebes Eye Center Makassar pada periode Juli s/d Desember tahun 2010?
1. Tujuan Umum Mengetahui karakteristik penderita miopia di Klinik Spesialis Mata Orbita Celebes Eye Center Makassar pada periode Juli s/d Desember tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a. b.
Mengetahui jenis miopia penderita miopia di Klinik Spesialis Mata Orbita Celebes Eye Center Makassar pada periode Juli s/d Desember tahun 2010. Mengetahui karakteristik umur penderita miopia di Klinik Spesialis Mata Orbita Celebes Eye Center Makassar pada periode Juli s/d Desember tahun 2010. Mengetahui karakteristik jenis kelamin penderita miopia di Klinik Spesialis Mata Orbita Celebes Eye Center Makassar pada periode Juli s/d Desember tahun 2010.
c.
1. Bagi Pihak Institusi Pendidikan Sebagai bahan tambahan informasi ilmiah mengenai karakteristik penderita miopia.
2. Bagi Masyarakat Untuk memberikan informasi tentang miopia sehingga masyarakat dapat memahami dan mengetahui karakteristik penderita miopia.
3. Bagi Peneliti
a. b. c.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh semasa perkuliahan. Dapat meningkatkan dalam mengaplikasikan dan menerapkan pengetahuan statistik kedokteran ke dalam penelitian. Dapat juga meningkatkan daya nalar, minat, dan kemampuan dalam meneliti bidang penelitian.
4. Bagi Peneliti Lainnya Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti lainnnya untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan penulis. 5. Bagi Klinik Spesialis Mata Orbita Celebes Eye Center Makassar Sebagai bahan masukan dalam hal perncanaan dan penanggulangan factor-faktor yang mempengaruhi kejadian miopia.
2. Etiologi
3. Klasifikasi
Dikenal beberapa bentuk miopia seperti:7
* *
Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungan kornea dan lensa yang normal. Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat pembiasan media penglihatan kornea dan lensayang terlalu kuat.
4. Faktor Resiko
5. Gambaran Klinis
Gejala subyektif :1,7,9
6. Penatalaksanaan
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun kerangka teori sebagai berikut:
Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Riwayat Orang tua Faktor Resiko MIOPIA Genetik
MIOPIA
Variabel independent
Miopia adalah kondisi di mana sinar - sinar sejajar yang masuk ke bolamata titik fokusnya jatuh di depan retina.(3) Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam:(3,7)
a. b. c.
Tambahan(15)
2. Umur Lama waktu hidup dimulai sejak dilahirkan sampai tercatat miopia dalam satuan tahun.(16) 3. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah yang membedakan seks laki-laki dan seks perempuan penderita miopia.(16) Kriteria objektif:
*Laki-laki *Perempuan
3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan menggambarkan karakteristik pasien miopia.
3. Kriteria Seleksi
Kriteria inklusi:
* Pasien tidak memiliki status * Pasien memiliki status namun data yang dibutuhkan tidak
lengkap
3.4 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan berupa data sekunder yaitu berasal dari rekam medik Klinik Spesialis Mata Orbita Celebes Eye Center Makassar pada periode Juli s/d Desember tahun 2010 yang diperlukan dalam menggambarkan karakteristik pasien dicatat dan diuaraikan berdasarkan kebutuhan peneliti. 3.5 Pengolahan dan Penyajian Data
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan sistem Excel, metode statistik yang akan digunakan adalah distribusi frekuensi dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan.
a. b. c. d.
Sebelah utara
Sebelah timur Sebelah selatan
Sebelah barat
4.3 Fasilitas
Lantai 1 Lantai 2
*Recovery rooz
*Mushollah *Toilet
Tabel 5.1 Distribusi Proporsi Pasien Miopia Berdasarkan Jenis Miopia di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010
No.
1 2 3 4
Jenis Miopia
Ringan Sedang Berat Anisometropia
JUMLAH
179
100,0
Sumber: rekam medik di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita)
Grafik 5.1 Distribusi Frekuensi Miopia Berdasarkan Jenis Miopia Di di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010
100 90 80
73.2
Persen (%)
70 60 50 40
30
20 10 0
Jenis Miopia
Tabel 5.2 Distribusi Proporsi Pasien Miopia Berdasarkan Umur di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010
No. 1 2 3 4 Umur < 10 tahun 10-20 tahun 21-30 tahun >30 tahun JUMLAH Frekuensi (n) 14 92 45 28 179 Persentase (%) 7,8 51,4 25,1 15,6 100,0
Sumber: rekam medik di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita)
Grafik 5.2 Distribusi Frekuensi Miopia Berdasarkan Umur Di di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010
100 90 80
Persen (%)
70 60 50 40 30 20 10 0
51.4
Umur
Tabel 5.3 Distribusi Proporsi Pasien Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010
No. Jenis Miopia Frekuensi (n) Persentase (%)
1
2
Laki-laki
Perempuan
61
118
34,1
65,9
Sumber: rekam medik di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita)
Grafik 5.3 Distribusi Frekuensi Miopia Berdasarkan Jenis Kelamin Di di Klinik Spesialis Mata Celebes Eye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010
Persen (%)
Laki-laki
Perempuan
Jenis Kelamin
1.Jenis Miopia
Dari 179 total sampling yang diteliti di Klinik Spesialis Mata CelebesEye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010ditemukan jenis miopia ringan dengan proporsi 72,6%, jenis miopia sedang memiliki proporsi 15,6%, kemudian jenis miopia berat dengan proporsi sebesar 8,4% dan yang terendah adalah anisometri sebanyak 3,4%.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwajenis miopia yang paling sering adalah jenis miopia ringan.Hal ini sesuai dengan penelitian Mohd Redzuan Bin Norazlan FK USU yaitu responden miopia yang mempunyai tingkat keparahan miopia ringan mempunyai persentase tertinggi yaitu 72,9 % (35 dari 48 responden miopia).(1)
2. Umur Dari 179 total sampling yang diteliti di Klinik Spesialis Mata CelebesEye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010 ditemukan proporsi tertinggi usia pasien miopia adalah usia 10-20 tahun dengan proporsi 51,4%, kemudian disusul usia 21-30 tahun yaitu 25,1%, usia >30 tahun 15,6%, dan proporsi terendah adalah usia <10 tahun dengan proporsi 7,8%. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa kelompok umur 10-20 tahun lebih besar mengalami miopia.Hal tersebutsesuai dengan teori yang mengatakan bahwa puncak terjadinya miopia adalah pada usia remaja. Data WHO pada tahun 2004 menunjukkan angka kejadian 10% dari 66 juta anak usia sekolah menderita kelainan refraksi yaitu miopia.Puncak terjadinya miopia adalah pada usia remaja yaitu pada tingkat SMA. (1)
3. Jenis Kelamin Dari 179 total sampling yang diteliti di Klinik Spesialis Mata CelebesEye Center (Orbita) Periode Juli s/d Desember 2010ditemukanproporsi pasien laki-laki sebesar 34,1% sedangkan pasien perempuan sebesar 65,9%. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menderita miopia daripada laki-laki dengan sex ratio 118:61 yaitu 1,9:1. Hal ini sesuai dengan dengan data WHO pada tahun 2004 menunjukkan perbandingan perempuan terhadap laki-laki 1,4 : 1.Prevalensi miopia lebih sering pada perempuan dari lakilaki menurut Sorsbydari Inggris.Pada penelitian Angela dan Budiharjo di Jogjakarta, merekamendapatkan perempuan (53,8%) dan laki-laki (46,2%). Hal ini disebabkan karena perempuan lebih memperhatikan kesehatannya. (1)
Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Saran
*Kepada
dokter dan penjaga kesehatan lainnya agar dapat memberi penjelasan tentang kebiasaan buruk yang dapat mencetuskan miopia. pihak orbita agar kelengkapan data rekam medis menjaga
*Kepada
*Diharapkan
kepada anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan jauh agar segera diperiksa ke dokter mata.