Anda di halaman 1dari 42

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Anggita Setiadi Nur Rachmat Iman Hendrianto

Penyakit Menular Seksual (PMS) (kadang disebut Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual (Katrina Smith, 2005).

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Menurut Somelus (2008), seseorang dapat tertular PMS juga melalui : 1. Darah 2. Ibu hamil kepada bayinya 3. Herpes 4. Tato dan tindik Pembuatan tato di badan, tindik, atau penggunaan narkoba

HERPES KONDILOMA AKMINATA AIDS

VIRUS

VAGINITIS URETHRITIS (RADANG SALURAN KENCING) KEPUTIHAN (KANDIDOSIS) GENORHOE SIFILIS ULKUS MOLE (BOROK) GRANULOMAINGUINALE LIMFOGRANULOMAVENEREUM PEDIKULOSIS PUBIS

PROTOZOA JAMUR seperti TUFA pada oncom atau tempe

BAKTERI (KUMAN)

PARASIT (kutu pada alat kelamin)

Gonore atau kencing nanah merupakan penyakit yang mempunyai itensitas tinggi di antara penyakit menular seksual lainnya.
Penyebab Gonore adalah kuman gonorrhoeae GEJALA KLINIS

PADA LAKI-LAKI Keluhan berupa rasa gatal, panas didaerah URETHRA (saluran kemih) Keluar duh tubuh (nanah) dari ujung URETHRA yang kadang disertai darah dan nyeri waktu ereksi Demam, timbul benjolan yang rasanya nyeri dan panas pada daerah perinaum ( sekitar kemaluanatau selangkanan) Terjadi pembengkakan pada daerah frenulum dan nyeri bila ditekan Sering kencing dan terasa nyeri

GONORE

PADA PEREMPUAN
Keluar duh tubuh (nanah ) dari vagina dengan volume

lebih banyak Rasanya nyeri pada punggung bawah perut bagian bawah Daerah labium mayor nampak kemerahan, bengkak dan nyeri bila ditekan Rasa nyeri saat berjalan dan sukar duduk Menstruasi tidak teratur

Terapi Antibiotika Penisilin Prokain : 4,8 juta IU IM (skin test dulu), 2 hari berturut turut, atau Kanamisin : 2 gram IM dosis tunggal Amoksisilin atau Ampisilin : 3,5 gram oral dosis tunggal (lebih poten bila ditambahkan Probenesid 1 gram) Tetrasiklin cap: 4 X 500 mg selama 5 hari, atau dosis awal 1.500 mg, dilanjutkan 4 X 500 mg selama 4 hari Kotrimoksasol tablet 480 : 1 X 4 tablet selama 5 hari

PENATALAKSANAAN

HIV adalah singkatan dari Human immunodeficiency Virus. Infeksi akut dilaporkan dapat menyebabkan suatu sindrom menyerupai mononucleosis dengan gejala demam, malaise, nyeri otot, nyeri kepala, kelelahan, ruam generalisata, sakit tenggorokan, limfadenopati, dan lesi mukokutan yang khas.

HIV AIDS

TAHAP HIV - AIDS


1. Tahap 1: Periode Jendela - HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah - Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini - Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan 2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun: - HIV berkembang biak dalam tubuh - Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV -Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) - Sistem kekebalan tubuh semakin turun - Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll - Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS - Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah - berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

HIV/AIDS menular melalui : 1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. 2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian 3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV 4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

Tanda-tanda penderita AIDS Gejala Mayor: - Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan - Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan - Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan - Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis - Demensia/ HIV ensefalopati Gejala Minor: - Batuk menetap lebih dari 1 bulan - Dermatitis generalisata - Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang - Kandidias orofaringeal - Herpes simpleks kronis progresif - Limfadenopati generalisata - Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

GEJALA HIV

PENATALAKSANAAN HIV
Aspek Medis meliputi : a. Pengobatan Suportif. b. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik. Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi HIV dan AIDS. 1) Tuberkulosis Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali. Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa satu tahun. 2) Toksoplasmosis Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang kurang matang. Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari. 3) CMV Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaam. Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebabkan luka pada usus. Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari. 4) Jamur Jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida. Obat : Nistatin 500.000 u per hari Flukonazol 100 mg per hari.

Aspek Psikologis, meliputi : a. Perawatan personal dan dihargai b. Mempunyai seseorang untuk diajak bicara tentang masalahmasalahnya c. Jawaban-jawaban yang jujur dari lingkungannya d. Tindak lanjut medis e. Mengurangi penghalang untuk pengobatan f. Pendidikan/penyuluhan tentang kondisi mereka 3. Aspek Sosial. Seorang penderita HIV AIDS setidaknya membutuhkan bentuk dukungan dari lingkungan sosialnya. Dimensi dukungan sosial meliputi 3 hal: a. Emotional support, miliputi; perasaan nyaman, dihargai, dicintai, dan diperhatikan b. Cognitive support, meliputi informasi, pengetahuan dan nasehat c. Materials support, meliputi bantuan / pelayanan berupa sesuatu barang dalam mengatasi suatu masalah. (Nursalam, 2007)

Vaginitis adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi atau peradangan vagina. Vaginitis biasanya ditandai dengan adanya cairan berbau kurang enak yang keluar dari vagina. Umumnya disebabkan oleh kuman yang ditularkan secara seksual atau yang tadinya menetap di vagina dan menjadi ganas karena gangguan keseimbangan di dalam vagina (Hutapea, 2003).

VAGINITIS

Vaginitis dapat disebabkan oleh: 1. Infeksi a. Bakteri (misalnya klamedia gonokokus) b.Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan wanita hamil serta pemakai antibiotic. c. Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis) d. Virus (misalnya HPV dan Herpes) 2. Zat atau benda yang bersifat iritatif Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons, pembilas vagina, pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan tidak menyerap keringat. 3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya.

ETIOLOGI

GEJALA VAGINITIS
1. 2. 3. Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatalgatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik. Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat. Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubunganseksual. Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papilomamanusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain). Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan oleh kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.

4.

5. 6. 7.

8. 9. 10.

Jenis Infeksi Jamur

Pengobatan a. Miconazole, clotrimazole, atau terconazole (krim, tablet vagina atau supositoria) b. Fluconazole atau ketoonazole (tablet)

Bakteri

Biasanya metronidazole atau c;indamycin (tablet vagina) atau metronidazole. Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan ceffriaxon dan tablet doxicylin.

Klamidia Trikomonas HPV (kutil genetalis)

Doxicylin atau ozithromycin (tablet) Metronidazole (tablet) Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yang berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan dikutil) Acyclovir (tablet atau salep)

Virus Herpes

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi karena vaginitis yaitu

serviksitis, penyakit radang panggul dan infeksi traktus urinarius.

Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh infeksi Treponemapallidum, menular melalui hubungan seksual atau secara transmisi vertikal. Sifilis bersifat kronik, sistemik dan menyerang hampir semua alat tubuh (Saiful, 2000).

SIFILIS

Fase Primer. Terbentuk luka atau ulkus yang tidak nyeri (cangker) pada tempat yang terinfeksi; yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina. Luka biasanya membaik dalam waktu 3 12 minggu dan sesudahnya penderita tampak sehat secara keseluruhan. Fase Sekunder. Fase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam waktu 6 12 minggu setelah terinfeksi. Pada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut, kelenjar getah bening di seluruh tubuhnya, peradangan di organ-organ tubuh. Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia.

Fase Laten. Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. Pada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul. Fase Tersier. Pada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. Gejala bervariasi mulai ringan sampai sangat parah.

Sifilis dapa di bagi ke dalam dua kategori


1. SIFILIS KONGENITAL

Penyakit Sifilis yang ditularkan waktu janin ada dalam kandungan ibu yang menderita sifilis
2. SIFILIS AKUISITA

Penyakit sifilis yang diderita karena hubungan sex dengan penderita Sifilis

Tanda-tanda sifilis
A. Pada Siflis kongenital
1. stadium dini (usia anak kurang dari 2 tahun) Gejalanya Lepuh-lepuh pada tangan dan kaki Wajah seperti orang tua Kelainan pada tulang Kelinan pada selaput lendir hidung Kelainan hepar dan limpa yang dapat mengakibatkan kematian

GEJALANYA

Kelainan pada mata yang dapat mengakibatkan kebutaan Kelainan gigi, yang mempunyai bentuk yang khas obeng Gangguan pendengaran atau tuli

B PADA SIFILIS AKUISITA

1. Stadium Awal
Gejala
Timbul-luka-luka kecil berbentuk bulat pada alat kelamin, tidak nyeri dan kenyal Pembesaran kelenjer getah bening dan tidak sakit

2. Stadium lanjut (2-3 tahun setelah stadium awal) Gejalanya Barok yang merusak sampai ketulang Kerusaka pada jantung dan susunan syaraf pusat Kelumpuhan dan kemunduran cara berfikir

Obat pilihan : Benzatin penisilin G dengan dosis tergantung stadium Std I dan II : 4,8 juta unit Std laten : 7,2 juta unit Cara : injeksi intramuskular 2,4 juta unit/ kali dengan interval 1 minggu Obat alternatif : Tetrasiklin 500 mg 4 x sehari atau Eritromisin 500 mg 4 x sehari Lama pengobatan 30 hari (std I dan II) atau waktu yang lebih lama untuk std laten.

PENATALAKSANAAN

Kondiloma akuminata merupakan salah satu manifestasi klinis yang disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus Virus (HPV), paling sering ditemukan di daerah genital dan jarang di selaput lendir.

KONDILOMA AKUMINATA

Anogenital kutil (juga dikenal sebagai kutil kelamin, kondiloma acuminata, condylomas) adalah lesi proliferatif jinak yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11. Cara penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah terinfeksi sebelumnya

a. Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak) dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam.

b. Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak sedap.
c. Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada pria, misalnya di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada wanita, misalnya di: vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang pada porsio uteri.

GEJALA KLINIS

Penegakan Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dengan: 1. Tes asam asetat Bubuhkan asam asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang dicurigai. Dalam beberapa menit lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite). Perubahan warna pada lesi di daerah perianal perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit). 2. kolposkopi merupakan tindakan yang rutin dilakukan di bagian kebidanan. Pemeriksaan ini terutama berguna untuk melihat lesi kondiloma akuminata subklinis, dan kadangkadang dilakukan bersama dengan tes asam asetat. 3. Histopatologi Pada kondiloma akuminata yang eksofitik, pemeriksaan dengan mikroskop cahaya akan memperlihatkan gambaran papilomatosis, akantosis, rete ridges yang memanjang dan menebal, parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma.

Penatalaksanaan 1. Tutul (olesi sedikit) dengan tinctura podofilin 20-25% (ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, karena dapat terjadi kematian fetus/janin). 2. Pada wanita hamil, tutul dengan asam triklorasetat (TCA) 80-90%. Atau digunakan larutan dengan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu. 3. Salep 5-fluorurasil 1-5% diberikan setiap hari sampai lesi hilang. 4. Bedah listrik (elektrokauterisasi). 5. Bedah beku dengan nitrogen cair. 6. Pada pria yang tidak dikhitan (disunat) dapat dilakukan eksisi dan sirkumsisi (khitan).

Kandidiasis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis .

KANDIDIASIS

KLASIFIKASI
Berdasarkan tempat yang terkena, kandidiasis dibagi sebagai berikut 1. Kandidosis selaput lendir : a. Kandidosis oral (thrush) b. Perleche c. Vulvovaginitis d. Balanitis atau balanopostitis e. Kandidosis mukokutan kronik f. Kandidosis bronkopulmonar dan paru 2. Kandidosis kutis : a. Lokalisata : 1). daerah intertriginosa. 2). daerah perianal b. Generalisata c. Paronikia dan onikomikosis 3. Kandidosis sistemik : a. Endokarditis b. Meningitis c. Pielonefritis d. Septikemia 4. Reaksi id (kandidid). 1

GAMBARAN KLINIS
1.

Kandidiasis intertriginosa : Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glans penis dan umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan eritematosa. 2. Kandidiasis perianal : Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani. 3. Kandidiasis kutis generalisata : Lesi terdapat pada lipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul.

4.

Paronikia dan onikomikosis : infeksi jamur pada kuku dan jaringan sekitarnya ini menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal ini sering diderita oleh orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air. 5. Diaper rush : sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal. 6. Kandidisiasis kutis granulomatosa : Kelainan ini merupakan bentuk yang jarang dijumpai. Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang terjadi akibat penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. Kelainan ini banyak menyerang anak-anak

7.

Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri. Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. 8. Perlche merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh jamur. 9. Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada wanita hamil, penderita diabetes atau pemakai antibiotik.Gejalanya berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina disertai rasa panas, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar vagina. 10. Infeksi penis sering terjadi pada penderita diabetes atau pria yang mitra seksualnya menderita infeksi vagina. Biasanya infeksi menyebabkan ruam merah bersisik (kadang menimbulkan nyeri) pada bagian bawah penis.

PX PENUNJANG

Dalam menegakkan diagnosis kandidiasis, maka dapat dibantu dengan adanya pemeriksaan penunjang, antara lain : 1. Pemeriksaan langsung

Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10 % atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu 2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol ) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 370C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like colony.

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk kandidiasis antara lain : 1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi, 2. Topikal Obat topical untuk kandidiasis meliputi: a. Larutan ungu gentian -1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, b. Nistatin: berupa krim, salap, emulsi, c. Amfoterisin B, d. Grup azol antara lain: 1) Mikonazol 2% berupa krim atau bedak 2) Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim 3) Tiokonazol, bufonazol, isokonazol 4) Siklopiroksolamin 1% larutan, krim 5) Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.

Anda mungkin juga menyukai