Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
GAGAL JANTUNG
Gagal jantung pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindrom klinis yang ditandai oleh ketidakmampuan miokardium memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh termasuk kebutuhan untuk pertumbuhan. Insiden dan Prevalensi keseluruhan gagal jantung anak tidak diketahui. 15% sampai 25% dari anak-anak yang memiliki penyakit jantung struktural berkembang menjadi gagal jantung. Ada 2 penyebab : - kegagalan overcirculation - pompa kegagalan
GAGAL JANTUNG
ETIOLOGI
1.
2.
FAKTOR MEKANIK Kelainan struktur jantung FAKTOR MIOKARDIUM Kelainan otot jantung
GAGAL JANTUNG
PATOFISIOLOGI
GAGAL JANTUNG KANAN Jantung kanan lemah tidak kuat memindahkan darah dari vena kava, atrium, ventrikel kanan arteri pulmonalis sehingga darah tertimbun d ventrikel kanan, atrium kanan, vena kava desakan darah dalam vena dan kava makin tinggi desakan vena vena mengembang (dilatasi) Praktik Vena meninggi dilihat pada vena jugularis eksterna Penimbunan darah vena sistemik hepatomegali Timbunan vena pada bagian bawah badan udem
GAGAL JANTUNG Kelemahan jantung kanan dikompensasi dengan dilatasi dinding jantung kanan (terutama ventrikel kanan) menambah keregangan miokardium memperkuat sistol penambahan curah jantung Adanya dilatasi jantung kardiomegali Upaya penambahan curah jantung kelemahan menaikkan frekuensi jantung takikardi Kelemahan jantung kanan tidak dapat dikompensasi darah masuk ke paru akan berkurang merangsang paru untuk bernafas lebih cepat untuk mengimbangi kebutuhan oksigen takipnea
GAGAL JANTUNG
GAGAL JANTUNG KIRI Darah dari atrium kiri ventrikel kiri pada waktu diastol hambatan tekanan pada atrium kiri dilatasi makin lama makin berat hipertrofi, ventrikel kiri tidak bisa memompa darah aorta darah terumpuk di ventrikel kiri darah dari atrium kiri tidak tertampung di ventrikel viri makin lama vena pulmonalis makin banyak udem pulmonal Pengosongan atrium kiri tidak sempurna ditambah meninginya tekanan didalamnya aliran darah dari paru atrium kiri terganggu tekanan vena pulmonalis menjalar ke kapiler paru, arteri pulmonalis , ventrikel kanan.
GAGAL JANTUNG
Atrium kiri tidak mampu mengosongkan darah, bendungan semakin berat kongesti paru akibat ruangan di paru yang untuk udara berkurang gejala sesak nafas pada waktu bekerja ( dyspnea deffort) Ventrikel kanan masih kuat dorongan darah dari ventrikel kanan tetap besar , atrium kiri tidak mampu menyalurkan darah bendungan paru semakin berat sesak nafas dalam keadaan istirahat ( orthopnea) Pada anak ada kongesti paru bronkhitis anak sering batuk Darah yang tertimbun di ventrikel kanan dilatasi hipertrofi kardiomegali Dalam memperbesar curah jantung, selain jantung memperkuat sistole karena keregangan otot berlebihan jantung bekerja lebih cepat frekuensi naik takikardi
GAGAL JANTUNG
KLASIFIKASI
Derajat I Derajat II Tidak terdapat pembatasan aktivitas ataupun gejala lainnya Ada pembatasan ringan dari aktivitas fisik : aktivitas biasa menimbulkan kelelahan, dispnea, palpitasi, atau angina.
Derajat III Pembatasan pada aktivitas fisik : walaupun pasien nyaman saat istirahat, sedikit melakukan aktivitas biasa saja dapat menimbulkan gejala.
Derajat IV Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas. Gejala gagal jantung timbul saat istirahat
GAGAL JANTUNG
DIAGNOSIS
Dalam menegakkan diagnosis, diperoleh dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
GAGAL JANTUNG
ANAMNESIS Sesak nafas Kesulitan makan atau minum Bengkak pada kelopak mata atau tungkai Gangguan pertumbuhan dan perkembangan ( pada kasus kronis ) Toleransi terhadap latihan menurun sehingga anak lebih cepat lelah dan bayi menyusunya kurang kuat sehingga sering terputus-putus. Keringat berlebihan di dahi Anak yang lebih besar mengeluh dada berdebar-debar Infeksi saluran pernafasan bawah akut
GAGAL JANTUNG
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda kongesti vena paru (gagal jantung kiri) : Takipnea Dispnea (sesak nafas) terutama saat beraktifitas Ortopnea Mengi atau ronkhi Batuk Tanda kongesti vena sistemik (gagal jantung kanan) : Peningkatan tekanan vena jugularis Hepatomegali : kenyal dan tepi tumpul Edema perifer : palpebra udem pada bayi, udem tungkai pada anak
GAGAL JANTUNG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. 2. 3. 4. 5.
GAGAL JANTUNG
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa 1. Digoksin meningkatkan kontraktilitas miokard 2. Furosemid mengurangi preload 3. Agonis beta
GAGAL JANTUNG
Non Medikamentosa
1. 2. 3. 4.
Pemberian oksigen Tirah baring, posisi setengah duduk Menenangkan pasien Mencari kemungkinan faktor yang memperberat atau mencetuskan gagal jantung misalnya ativitas yang lebih dari biasanya, demam (diberi antipiretik) atau infeksi 5. Mencari kemungkinan faktor penyebab misalnya hipertensi, aritmia, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung didapat dan anemia kronis yang berat
GAGAL JANTUNG
6. Mengusahakan pemasangan jalur infuse intravena bila memungkinkan 7. Pembatasan asupan cairan dan garam 8. Jangan memberikan makanan atau minuman bila anak sangat sesak 9. Mempersiapkan rujukan medis sesegera mungkin dengan ambulans, oksigen tetap terpasang sepanjang perjalanan, didampingi tenaga medis/paramedic.
GAGAL JANTUNG
KOMPLIKASI
1. 2. 3. 4.
Gangguan pertumbuhan Dispneu Gagal ginjal Hepatomegali, ascites, bendungan pada vena perifer dan gangguan gastrointestinal pada gagal jantung kanan. 5. Serangan jantung dan stroke 6. Syok kardiogenik
GAGAL JANTUNG
DAFTAR PUSTAKA 1. Behrman, R.E., Kliegman, R.M., Jenson, H.B., 2004. Nelson Textbook of Pediatrics, 17 th ed.Pennsylvania : Saunders. 2. Pusponegoro, H. D dkk. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak edisi I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 3. Dadiyanto ,D.W dkk. 2011. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Semarang : UNDIP 4. Erin Madriago, MD, Michael Silberbach, MD, 2009. Heart Failure in Infants and Children. 5. WHO. 2008. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI 6. Wahab, Samik. 2003. Penyakit Jantung Anak Edisi 3. Jakarta: EGC. 7. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2008. ISO Indonesia. Jakarta: PT ISFI. 8. Supriyatno, Bambang. 2009. Management of Pediatric Heart Disease forpractitioner: From Early Detection to Intervention. Jakarta: Departemen IKA FKUI-RSCM. 9. Fred, M, D. 1996. Gagal Jantung Kongestif dalam Kardiologi Anak Nadas.Yogyakarta: Gajah Mada University press. 10. Pudjiaji A.H, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. IDAI
TERIMA KASIH