Anda di halaman 1dari 46

FARMASI INDUSTRI

RINI AGUSTIN

PENDAHULUAN

Farmasi Industri adalah seluruh kegiatan yang dilakukan pembuatan penyerahan, dalam industri farmasi meliputi (produksi), penyimpanan,

pengawasan, R & D (Research & registrasi obat secara

Development), distribusi,

industri.


1.

Industri Farmasi meliputi :


Pengolahan bahan baku menjadi obat

jadi/sediaan ( industri yang paling banyak di Indonesia)


2.

Pengolahan bahan dasar menjadi bahan baku farmasi

3.

Pemisahan, pengambilan, pemurnian bahan

alam yang berkhasiat menjadi bahan obat


4.

Penelitian bahan untuk keperluan obat

Dalam industri farmasi minimal ada 2 apoteker : apoteker


penanggung jawab produksi dan pengawasan mutu.

TUGAS FARMASIS DI INDUSTRI :


Pendaftaran obat jadi Mendirikan industri farmasi (sebagai kelengkapan & syarat) Pengelolaan barang, khususnya pengelolaan bahan awal obat & obat jadi

Pengadaan/penciptaan senyawa/bahan aktif terapeutik atau eksipien baru yang lebih baik

Menentukan formula & teknik pembuatan sediaan obat

Menentukan

spesifikasi bahan/produk obat yang

dibutuhkan dan metode analisis untuk memeriksanya.


Pembuatan/produksi

sediaan

obat

&

pengendalian proses produksi


Pengawasan Pengemasan Menetapkan

mutu produk produk, terutama kemasan primer kondisi penyimpanan produk &

waktu kadaluarsa produk

Partisipasi
Inspeksi

dalam uji klinik

diri dalam menghasilkan dan

Partisipasi/kontribusi

diseminasi (penyebaran/publikasi) pengetahuan baru


Promosi

& penyampaian informasi obat kepada

tenaga profesional kesehatan lain (dokter, dll)

CPOB yang terbaru dikeluarkan tahun 2006 oleh Badan POM ( Pengawas Obat & Makanan). CPOB bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu

CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)

Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh adalah sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi Pembuatan obat secara sembarangan tidak dibenarkan, karena obat adalah produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa/memulihkan/memelihara kesehatan. Produk jadi tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi mutu harus dibentuk ke dalam produk tsb tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan, dan personil yang terlibat.

Mengapa harus dilakukan pengendalian mutu ?

Yang

bertujuan : memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan (izin edar & spesifikasi produk) dan tujuan penggunaannya. Yang digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan. Berlaku terhadap pembuatan obat dan produk sejenis yang digunakan manusia.

CPOB adalah pedoman :

C-GMPs (Current Good Manufacturing Practises). CGMPs dikeluarkan dengan resmi oleh FDA (Federal Food and Drug Administration).

CPOB selalu berkembang sesuai perkembangan ilmu dan teknologi untuk mengarah ke hasil produksi yang lebih baik. CPOB mengikuti aturan GMP (Good Manufacturing Practises) yang dikeluarkan oleh FDA USA. Sekarang GMP berubah menjadi

CGMP adalah peraturan resmi di USA, yang menjadi dasar dan digunakan untuk menjatuhkan sanksi atas pelanggaranpelanggaran yang terjadi. Peraturan tsb sangat berguna untuk semua obat, baik untuk obat yang sudah lama, obat baru, obat-obat yang sedang dalam pengembangan, atau bahan tambahan obat, alat-alat atau kosmetik.

C-GMP

CGMP menjamin bahwa obat-obat yang dikeluarkan harus memenuhi persyaratan keamanan, mempunyai identitas dan kekuatan dan memenuhi kualitas dan karakteristik kemurnian yang menggambarkan proses pengolahan tsb.

CGMP meliputi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Finished Pharmaceutical Organization & Personel Building & Facilities Equipment Control of Components and Drug Product Containers & Closures Product and Process Controls Packaging and Labeling Control Holding and Distribution Laboratory Controls Records and Reports Returned and Salvadge Drug Product

CPOB meliputi :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Manajemen Mutu (Quality Management) Personalia (Personnel) Bangunan & Fasilitas (Premises) Peralatan (Equipment) Sanitasi & Higiene ( Sanitation & Hygiene) Produksi (Production) Pengawasan Mutu (Quality Control) Inspeksi Diri & Audit Mutu (Self Inspection & Quality Audits)

Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan kembali dan Produk Kembalian (Handling of Product Complaint, Product Recall and Returned Products) 10. Dokumentasi (Documentation) 11. Pembuatan & Analisis Berdasarkan Kontrak (Contract Manufacture and Analysis) 12. Kualifikasi & Validasi (Qualification & Validation).
9.

Manajemen Mutu
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar : Sesuai dengan tujuan penggunaannya Memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) Tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah, atau tidak efektif. Maka manajemen bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut melalui suatu Kebijakan Mutu diperlukan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran dalam perusahaan, para pemasok & distributor.

Untuk mencapai tujuan mutu tsb, diperlukan manajemen mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar. Unsur dasar manajemen mutu adalah : 1. Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur, proses & sumber daya 2. Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapat kepastian dengan tingkat kepercayaan tinggi, sehingga produk yang dihasilkan akan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu

Pemastian Mutu CPOB Pengawasan Mutu

Aspek Manajemen Mutu yang Saling Terkait

Pemastian mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan. Pemastian mutu mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain seperti desain dan pengembangan produk.

Pemastian Mutu (Quality Assurance)

Tugas Sistem Pemastian Mutu


Desain dan pengembangan obat dilakukan sesuai CPOB dan Cara Berlaboratorium yang Baik 2. Semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara jelas & CPOB diterapkan 3. Tanggung jawab manajerial diuraikan dengan jelas dalam uraian jabatan 4. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan, pasokan dan penggunaan bahan awal dan pengemas yang benar. 5. Semua pengawasan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses (in process controls) lain serta validasi yang diperlukan.
1.

6.

7.

8.

Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan proses, pengemasan dan pengujian bets, dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan untuk distribusi Obat tidak dijual atau dipasok sebelum kepala bagian Manajemen Mutu (QA) menyatakan bahwa tiap bets produksi telah memenuhi persyaratan. Tersedia pengaturan yang memadai bahwa produk disimpan, didistribusikan agar mutu tetap dijaga selama masa edar/simpan obat.

9.

10.

11. 12.

Tersedia prosedur inspeksi diri/ audit mutu secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas dan penerapan sistem pemastian mutu. Pemasok bahan awal dan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Penyimpangan dilaporkan, diselidiki & dicatat Tersedian sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak pada mutu produk

13. Prosedur

pengolahan ulang dievaluasi dan disetujui. 14. Evaluasi mutu produk berkala dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses dan memastikan perbaikan proses yang berkesinambungan.

CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB)


CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk CPOB mencakup Produksi & Pengawasan Mutu

PERSYARATAN DASAR CPOB


1.

2. 3.

Semua proses pembuatan obat dijabarkan dengan jelas, mampu secara konsisten menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan mutu & spesifikasi yang telah ditetapkan Tahap proses yang kritis dalam pembuatan, pengawasan proses divalidasi Tersedia semua sarana yang diperlukan dalam CPOB termasuk : Personil yang terkualifikasi dan terlatih Bangunan & sarana dengan luas yang memadai

Peralatan & sarana penunjang yang sesuai Bahan, wadah & label yang benar Prosedur & instruksi yang disetujui Tempat penyimpanan dan transportasi yang

memadai 4. Prosedur & instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang jelas. 5. Operator memperoleh pelatihan untuk menjalankan prosedur secara benar 6. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama pembuatan. Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi.

7.

8. 9. 10.

Catatan pembuatan termasuk distribusi (untuk penelusuran riwayat bets secara lengkap) disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk yang mudah diakses. Penyimpanan & distribusi obat yang dapat memperkecil resiko terhadap mutu obat. Tersedia sistem penarikan kembali bets obat manapun dari peredaran Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu diinvestigasi, dilakukan tindakan perbaikan yang tepat dan pencegahan pengulangan kembali keluhan.

Pengawasan Mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dangan pengambilan sampel, spesifikasi & pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur kelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan telah memenuhi persyaratan. Fungsi QC hendaknya independen dari bagian lain.

PENGAWASAN MUTU (QUALITY CONTROL)

PERSYARATAN DASAR QC
1.

2.

3. 4.

Sarana & prasarana yang memadai, personil yang terlatih, prosedur yang disetujui tersedia (misal prosedur untuk pengambilan sampel, pemeriksaan & pengujian bahan awal, dll) Pengambilan sampel bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan & produk jadi dilakukan oleh personil dengan metode yang disetujui oleh QC. Metode pengujian disiapkan & divalidasi (bila perlu) Produk jadi berisi zat aktif sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran.

5.

6.

Dibuat catatan hasil pemeriksaan dan analisis bahan awal, pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi secara formal dinilai & dibandingkan terhadap spesifikasi. Sampel pertinggal dari bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.

PENGKAJIAN MUTU PRODUK

Pengkajian mutu produk secara berkala hendaknya dilakukan terhadap semua obat terdaftar termasuk produk ekspor. Bertujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas & obat jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses. Dilakukan secara berkala tiap tahun dan didokumentasikan.

PERSONALIA

Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan QA yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar.

Personil Kunci
Kepala Bagian Produksi
Kepala Kepala Bagian Bagian Pengawasan Manajemen Mutu (QC) Mutu (QA)

KEPALA BAGIAN PRODUKSI


Apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi Memperoleh pelatihan yang sesuai Memiliki pengalaman praktis dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial dapat melaksanakan tugas secara profesional.

WEWENANG KEPALA BAGIAN PRODUKSI


Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur 2. Memberikan dan memastikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi. 3. Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh Kepala Bagian Produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian Manajemen Mutu (QA) 4. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian produksi 5. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan
1.

6. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU (QC)


1. Seorang terkualifikasi dan lebih diutamakan seorang Apoteker 2. Memperoleh pelatihan yang sesuai 3. Memiliki pengalaman praktis dan keterampilan manajerial dapat melaksanakan tugas secara profesional.

Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi 2. Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan 3. Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan contoh, metode pengujian & prosedur pengawasan mutu 4. Memberi persetujuan dan memantau semua kontrak analisis 5. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian pengawasan mutu
1.

WEWENANG KEPALA BAGIAN PENGAWASAN MUTU (QC)

Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan 7. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.
6.

KEPALA BAGIAN PEMASTIAN MUTU (QA)


Apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi Memperoleh pelatihan yang sesuai Memiliki pengalaman praktis dan keterampilan manajerial dapat melaksanakan tugas secara profesional.

WEWENANG KEPALA BAGIAN PEMASTIAN MUTU (QA)


1.

2.
3. 4. 5.

Memastikan penerapan (bila diperlukan membentuk) sistem mutu Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan acuan mutu perusahaan Memprakarsai dan mengawasai audit internal atau inspeksi diri berkala Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan Mutu Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit terhadap eksternal (audit terhadap pemasok)

6.
7.

8. 9.

Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Otoritas Pengawasan Obat (OPO) yang berkaitan dengan mutu produk jadi Mengevaluasi catatan bets Meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan mempertimbangkan semua faktor terkait.

TANGGUNG JAWAB BERSAMA KEPALA BAGIAN PRODUKSI, QA DAN QC


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Otoritas prosedur tertulis dan dokumen lain Pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan obat Higiene pabrik Validasi proses Pelatihan Persetujuan dan pemantauan terhadap pemasok bahan Persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat atas dasar kontrak Penetapan & pemantauan kondisi penyimpanan bahan & produk

Penyimpanan catatan 10. Pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOB 11. Inspeksi, penyelidikan & pengambilan sampel untuk pemantauan faktor yang berdampak terhadap mutu produk.
9.

PELATIHAN

Industri farmasi hendaknya memberi pelatihan bagi seluruh personil yang tugasnya berada dalam : area produksi, gudang penyimpanan/laboratorium (termasuk personil teknik, perawatan & petugas kebersihan) , dan memberi pelatihan bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.

Macam-macam pelatihan : 1. Pelatihan dasar teori dan praktik CPOB 2. Pelatihan sesuai dengan tugas yang

diberikan bagi personel baru 3. Pelatihan spesifik : diberikan kepada personil yang bekerja di area dimana pencemaran merupakan bahaya, misal area bersih, area penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik atau bersifat sensitisasi Pelatihan diberikan oleh orang yang terkualifikasi

Produk Antara : Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan satu atau lebih tahap pengolahan lebih lanjut untuk menjadi produk ruahan. Produk Ruahan : Tiap bahan yang telah selesai diolah dan tinggal memerlukan pengemasan untuk menjadi obat jadi.

Anda mungkin juga menyukai