Anda di halaman 1dari 48

REFERAT SIROSIS HEPATIK

IDENTITAS

Nama : Tn. S R Usia : 50 tahun Jenis Kelamin: Laki laki Pekerjaan : PNS Agama : Islam Alamat : Jln. Cipinang kebembem Gg II, Pulogadung, Jakarta Timur Masuk RS tanggal : 20 April 2013 No. Rekam medik : 712121

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Keluhan Tambahan

Buang air besar hitam sejak 1 hari SMRS.

Muntah berwarna hitam, pusing, badan lemas.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan Buang air besar hitam sejak 1 hari SMRS. BAB berwarna kehitaman seperti aspal, awalnya BAB tidak cair tetapi saat ini BAB cair dan berwarna hitam, ada ampas, tidak ada lendir. BAB didahului dengan nyeri perut. Nafsu makan berkurang, lemas, pucat, perut terasa kembung.

Pasien juga mengeluh muntah berwarna kehitaman sebanyak 3 kali jumlahnya gelas belimbing setiap muntah. muntah didahului dengan mual dan nyeri perut, pusing seperti berputar. Pasien merasa mulut terasa pahit, tidak ada nyeri menelan, tidak ada nyeri ulu hati.

Menurut istri pasien, 1 hari sebelumnya pasien mengkonsumsi bakso dengan sambal yang banyak kemudian pasien merasa perutnya sakit. Pasien juga mengaku 1 hari sebelumnya ia mengkonsumsi obat nyeri sendi yang dia beli di warung dan setelah minum obat tersebut pasien merasa membaik sendi

Pasien tidak mengeluh sulit tidur. Bengkak pada pipi, perut, dan kaki disangkal. Demam, mimisan, perdarahan gusi dan sesak disangkal. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama 1 tahun yang lalu, dirawat di rumah sakit dan dinyatakan mengalami varises esophagus dan sudah di ikat (ligasi). Pasien mengaku bahwa dulu pasien mengkonsumsi alkohol dan obat obatan

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat hepatitis (+), tetapi pasien tidak mengetahui hepatitis jenis apa Riwayat DM (+), hipertensi (+), sakit ginjal dan jantung disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat hepatitis disangkal Riwayat DM, hipertensi, sakit ginjal, jantung disangkal.

Riwayat Alergi
Obat-obatan dan makanan disangkal

Riwayat Pengobatan :
Pasien mengkonsumsi obat untuk mengurangi rasa nyeri sendi 1 hari sebelumnya. menurut pasien setelah minum obat ini sendi terasa membaik

Riwayat Psikososial :
Pasien pernah mengkonsumsi alkohol dan narkoba jenis tablet, suntik dan hirup tetapi sudah 1 tahun sudah berhenti dengan cara meminum paramex 3 tablet selama 9 hari dan mandi 3 kali sehari.

Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : tampak sakit sedang.

Kesadaran : kompos mentis


Tanda Vital

TD N RR S

: 110/70 mmHg : 80x/menit (kuat, cukup, regular) : 20x/menit : 36,5oC

Status Generalis Kepala Mata Kulit Hidung Telinga Mulut


Normocephal, rambut hitam tidak rontok, distribusi merata.
Alis mata madarosis (-/-), bulu mata rontok (), konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-), refleks pupil (+), isokor kanan-kiri.

Ikterik (-), eritem (-) deviasi septum (-), sekret (-), darah (-).
Normotia, nyeri tekan tragus (-/-), otore (-/-), darah (-/-), Bibir kering (-), somatitis (-), lidah kotor (-), dinding tonsil hiperemis (-)

Leher

Pembesaran KGB (-), Pembesaran Tiroid (-), JVP (5-2 H20)


Inspeksi Statis : Simetris ka=ki, skar (-), retraksi otot, pernapasan (), spider nevi (-), Dinamis : Simetris ka=ki, skar (-), retraksi otot pernapasan (-), spider nevi (-) Palpasi : Vokal fremitus ka=ki normal, nyeri tekan (-) Perkusi : Sonor pada semua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 5, midclavicularis dextra Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (/-), wheezing(-/-)

PARUPARU

JANTUNG

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba, ICS 5 midclavicularis dextra

Perkusi dextra

: Batas kanan jantung linea sternalis


Batas kiri jantung linea midclavikularis

sinistra Auskultasi : BJ 1 dan 2 reguler, Murmur(-), Gallop (-).

ABDOMEN Inspeksi: cembung, skar (-), caput medusa (-), spider nevi (-) Auskultasi : Bising usus (+) normal. Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegali (-), splenomegali (-), Ballotement (-) Perkusi : Timpani pada 4 kuadran, shifting dullness (-) EXTREMITAS : Atas Bawah Akral : Hangat Hangat Edema : (-/-) (-/-) Palmar eritem : (-/-) (-/-)

Laboratorium
Pemeriksaan
Hematologi umum

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

Hb
Leukosit Trombosit Hematokrit Diff count Basofil Eosinofil Neutrofil

12.7
9.9 103 36

mg/dL
Ribu/mm3 Ribu/mm3 %

13,5 17,5
5000 10.000 150 400 40 50

0.3 2,2 56,3

% % %

0.0-1.0 1.0-3.0 37.0-72.0

Chemistry

Glucose random

129

Mg/dl

70-200

Urea Creatinine

50 0,5

Mg/dl Mg/dl

10-50 0.57 1.17

Bilirubin total Bilirubin direc

0,9 0,4

Mg/dl Mg/dl

< 1,0 0,0 0,2

Albumin

3,7

g/dl

3,5 5,0

Electrolyte Natrium Kalium Chloride 142 3,61 115 Mmol/L Mmol/L Mmol/L 132 145 3,50 5,50 98 110

Glucose curve
Glukosa jam 06.00 Glukosa jam 11.00 Glukosa jam 16.00 103.0 Mg/dl 104.0 Mg/dl 174.0 Mg/dl

Foto thoraks

COR CTR > 50 %, Aorta elongation mediatinum normal Pulmo : kedua hilus normal corakan bronchovaskuler bilateral normal parenchyma tidak terlihat infiltrate sinus, diafragma dan

EKG

EKG : normal sinus rhythm

Resume

Pasien laki laki usia 50 tahun, datang dengan keluhan BAB hitam sejak 1 hari SMRS. Nyeri perut. Nafsu makan berkurang, lemas, perut kembung, muntah berwarna kehitaman, mual dan pusing seperti berputar, mulut terasa pahit, 1 hari sebelumnya pasien mengkonsumsi bakso dengan sambal yang banyak dan ia mengkonsumsi obat nyeri sendi beli di warung, pasien pernah mengalami penyakit yang sama 1 tahun yang

Pemeriksaan fisik : TD 110/70 mmHg, N 80x/menit (kuat, cukup, regular), RR 20x/menit, S 36,5oC Pemeriksaan penunjang : Laboratorium : hb menurun, hematokrit menurun, trombosit menurun, monosit meningkat, klorida meningkat bilirubin direct meningkat, kreatinin menurun Ro : Cardiomegali configurasi aorta

Daftar masalah Hematemesis melena ec suspect sirosis hati

Assessment
Hematemesis melena ec suspect sirosis hati S : BAB hitam sejak, nyeri perut, lemas, perut kembung, mual, muntah berwarna kehitaman, dan pusing, pasien pernah mengalami penyakit yang sama 1 tahun yang lalu dan dinyatakan mengalami varises esophagus dan sudah di ikat (ligasi), riwayat mengkonsumsi alkohol dan narkoba O : TD 110/70 mmHg, N 80x/menit (kuat, cukup, regular), RR 20x/menit, S 36,5oC Hb menurun, hematokrit menurun, trombosit menurun, monosit meningkat, klorida meningkat

A : hematemesis melena ec ulkus peptikum DD : pecahnya varises esofagus ec sirosis hati Planing : pemeriksaan fungsi hati (SGOT/SGPT), USG abdomen, endoskopi Rencana penatalaksanaan : infus asering asam traksenamat vitamin K pantoprazole

TINJAUAN PUSTAKA SIROSIS HATI

DEFINISI

Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis.

Etiologi
1. Virus hepatitis (B,C,dan D) 2. Alkohol 3. Kelainan metabolic : - Hemakhomatosis (kelebihan beban besi) - Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga) - Defisiensi Alphal-antitripsin - Glikonosis type-IV - Galaktosemia - Tirosinemia

5. Sumbatan saluran vena hepatica - Sindroma Budd-Chiari - Payah jantung 6. Gangguan Imunitas (Hepatitis Lupoid) 7. Toksin dan obat-obatan (misalnya : metotetrexat, amiodaron,INH, dan lainlain) 8. Operasi pintas usus pada obesitas 9. Kriptogenik 10. Malnutrisi 11. Indian Childhood Cirrhosis

EPIDEMIOLOGI

Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki jika dibandingkan dengan kaum wanita sekita 1,6 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur 30 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40 49 tahun. Lebih dari 40 % pasien sirosis asimtomatik. Pada keadaan ini ditemukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu autopsy. Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.

KLASIFIKASI

Berdasarkan morfologi Sherlock membagi Sirosis hati atas 3 jenis, yaitu : Mikronodular ( besar nodul < 3mm) Makronodular (besar nodul >3mm) Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular)

Secara Fungsional Sirosis terbagi atas : Sirosis hati kompensata Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada stadium kompensata ini belum terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan screening. Sirosis hati Dekompensata Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya ; ascites, edema dan ikterus.

PATOFISIOLOGI
Penyakit hati menahun
Inflamsi sel-sel hati dalam waktu yang lama Proses terbentuknya jaringan ikat

Fibrosis

Terbentuknya nodul-nodul yang mengganggu proses di hati

Sel-sel hati bertambah

Regenerasi

Timbul kompensasi hat

Aliran darah berkurang

Nekrosis hati

Pengerasan

SIROSIS HEPATIS

GEJALA KLINIS
Sirosis hati disebabkan oleh satu atau lebih hal-hal yang tersebut di bawah ini : Kegagalan Parenkim hati Hipertensi portal Asites Ensefalophati hepatitis

Keluhan dari sirosis hati dapat berupa : Merasa kemampuan jasmani menurun Nausea, nafsu makan menurun dan diikuti dengan penurunan berat badan Mata berwarna kuning dan buang air kecil berwarna gelap Pembesaran perut dan kaki bengkak Perdarahan saluran cerna bagian atas Pada keadaan lanjut dapat dijumpai pasien tidak sadarkan diri (Hepatic Enchephalopathy) Perasaan gatal yang hebat

gangguan arsitektur hati yang mengakibatkan kegagalan sirkulasi dan kegagalan perenkym hati yang masing-masing memperlihatkan gejala klinis berupa : Kegagalan sirosis hati Edema Ikterus Koma Spider nevi Alopesia pectoralis Ginekomastia Kerusakan hati Asites

Hipertensi portal Varises oesophagus Spleenomegali Perubahan sum-sum tulang Caput medusa Asites Collateral veinhemorrhoid Kelainan sel darah tepi (anemia, leukopeni dan trombositopeni)

DIAGNOSIS

Pada sirosis dekompendata, dapat berdasarkan pemeriksaan fisik, tetapi pada sirosis kompensata harus dilakukan pemeriksaan penunjang USG Abdomen Pemeriksaan laboratorium : Fungsi hati dapat menilainya dengan memeriksa kadar aminotransferase, alkali fosfatase, gamma glutamil transpeptidase, serum albumin, prothrombin time, dan bilirubin, SGOT, SGPT meningkat tapi tidak begitu tinggi dan juga

Klasifikasi Child Pugh


Derajat Kerusakan
Bilirubin (total)
Serum albuminn Prothombin time

1
<34
>35

2
34-51
30-35

3
>51
<30

Satuan
mol/l (mg/dL)
g/L

0-4

4-6 Dapat

>6

Ascites

none

terkendali dengan pengobatan

Tidak dapat terkendali

Hepatic

PENATALAKSANAAN
Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa : 1.Simptomatis 2.Supportif, yaitu : a. Istirahat yang cukup b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang Misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin c. Pengobatan berdasarkan etiologi. Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah

a) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan (1000mg untuk berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untuk jangka waktu 24-48 minggu. b) Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggu dengan atau tanpa

c) Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati.

Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi komplikasi seperti : Dapat dikendalikan dengan terapi konservatif yang terdiri atas : - Istirahat

A. ASITES

- Diet rendah garam


Untuk asites ringan dicoba dulu dengan istirahat dan diet rendah garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila gagal maka penderita harus dirawat. Konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90mmol/hari. - Diuretik Pemberian diuretik hanya bagi penderita yang telah menjalani diet rendah garam dan pembatasan cairan namun penurunan berat badannya kurang dari 1 kg setelah 4 hari.

B. Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) Pengobatan SBP dengan memberikan Cephalosporins Generasi III (Cefotaxime), secara parental selama lima hari, atau Qinolon secara oral. Mengingat akan rekurennya tinggi maka untuk Profilaxis dapat diberikan Norfloxacin (400mg/hari) selama 2-3 minggu.

C. Perdarahan karena pecahnya Varises Esofagus Prinsip penanganan yang utama adalah tindakan Resusitasi sampai keadaan pasien stabil, dalam keadaan ini maka dilakukan : - Pasien diistirahatkan dan dipuasakan - Pemasangan IVFD berupa garam fisiologis dan kalau perlu transfusi - Pemasangan Naso Gastric Tube : kegunaannya, yaitu : untuk mengetahui perdarahan, cooling dengan es, pemberian

- Pemberian obat-obatan berupa, antasida,ARH2,Antifibrinolitik,Vitamin K Vasopressin, Octriotide dan Somatostatin - Disamping itu diperlukan tindakan-tindakan lain dalam rangka menghentikan perdarahan misalnya Pemasangan Ballon Tamponade dan Tindakan Skleroterapi / Ligasi aatau Oesophageal Transection.

KOMPLIKASI

Perdarahan Gastrointestinal Koma Hepatikum Ulkus peptikum Karsinoma Hepatoselular Infeksi Menurut SCHIFF, SPELLBERG infeksi yang sering timbul pada penderita sirosis, diantaranya adalah : peritonitis, bronchopneumonia, pneumonia, tbc paruparu, glomeluronefritis kronik, pielonefritis, sistitis, perikarditis, endokarditis, erysipelas

PROGNOSIS

Prognosis sirosis hati sangat bervariasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor, meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyait lain yang menyertai. Klasifikasi Child Pugh, juga dapat digunakan untuk menilai prognosis pasien sirosis yang akan menjalani operasi.

Anda mungkin juga menyukai