: : : :
Pasien datang ke poli dengan keluhan telinga kanan terasa tersumbat. Keluhan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien merasa saat mandi keramas seperti kemasukan air, kemudian pasien merasa budek. Pasien lalu membersihkan telinganya dengan cotton bud dan dirasa kurang bersih. Keluhan pendengaran masih tetap dirasakan Disertai nyeri dan berdengung Tanpa disertai otore.
Pasien belum pernah mengalami sakit serupa sebelumnya Riwayat trauma, telinga tertampar dan pemakaian obat ototoksik sebelumnya disangkal. Riwayat gondok, influenza berat dan sering batuk-pilek disangkal. Penyakit alergi, asma, hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.
Pasien sering mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds. Pasien sering memasukan air ke telinga.
AS
(-) (-)
Hiperemis
(-)
(-)
Daerah Preaurikula Hiperemis Edema Fistula Nyeri tekan tragus (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
AD Daerah retroaurikula
AS
Hiperemis
Edema Fistula Nyeri tekan
AD Meatus Akustikus Eksterna Serumen Edema Hiperemis Furunkel Otorea (+) (-) (-)
AS
(-)
(-)
(-)
(-)
AD
Membran Timpani - perforasi - Intak - Refleks cahaya (-) (-) (-)
AS
Sulit dinilai
CND
CNS
(-) (-)
(-) (-)
Hematoma
(-)
(-)
Konka Media dan Inferior Hipertrofi Edema Pucat (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Meatus Medius
dan Inferior
- Sekret serous (-) (-) (-) (-)
- Polip
Mukosa bukal
Warna merah muda, hiperemi (-), massa (-) Warna merah muda, hiperemi (-), massa (-) dbn Hiperemi (-), edema (-), ulkus (-)
Mukosa gusi
Palatum Mole dan Palatum durum Mukosa faring Tonsil
AD +
-
AS + =pemeriksa
=pemeriksa
Diagnosis AD Serumen Prop Diagnosis banding AD Serumen Prop AD kolesteatosis AD keratosis obturans.
Ekstraksi serumen
Keluhan dirasakan setelah mandi keramas seperti kemasukan air, kemudian pasien merasa budek. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya gumpalan serumen pada liang telinga. Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama bila telinga masuk air sewaktu mandi atau berenang, serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.
Pasien lalu membersihkan telinganya dengan cotton bud dan dirasa kurang bersih. Keluhan pendengaran masih tetap dirasakan. Hal ini adalah karena cotton bud justru dapat mendorong serumen lebih ke dalam sehingga dapat menutup membrana timpani, sehingga keluhan penurunan pendengaran tetap atau bahkan mungkin semakin memberat.
Riwayat trauma, telinga tertampar dan pemakaian obat ototoksik perlu ditanyakan. Riwayat trauma bisa menyebabkan terjepitnya saraf pendengaran. Antara inkus dan maleus berjalan cabang n. fasialis yang disebut korda timpani. Bila terdapat radang di telinga tengah atau trauma, korda timpani bisa terjepit sehingga timbul gangguan pengecap.
Di dalam telinga dalam terdapat alat keseimbangan dan alat pendengaran. Pemakaian obat-obatan ototoksik dapat merusak stria vaskularis, sehingga saraf pendengaran rusak dan terjadi tuli sensorineural. Setelah pemakaian obat ototoksik seperti streptomisinn dapat terjadi gejala gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural dan gangguan keseimbangan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum pasien saat masuk klinik THT adalah kompos mentis serta keadaan gizi baik. Pada pemeriksaan otoskopi pada telinga kanan ditemukan serumen di kanalis, membrana timpani sulit dinilai.
Hasil tes penala pada pasien ini menunjukkan Rinne telinga kanan positif, tidak ada lateralisasi dan Schwabach sama dengan pemeriksa, Pada telinga kiri Rinne positif dan Schwabach sama dengan pemeriksa. Hal ini menandakan pendengaran normal
DEFINISI Serumen adalah hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu.
Pada
sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini. Konsistensinya biasanya lunak, tetapi kadang-kadang kering. Dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia dan keadaan lingkungan.
Serumen dapat keluar sendiri dari liang telinga akibat migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran timpani menuju ke luar serta dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah.
1). Dermatitis kronik liang telinga luar 2). Liang telinga sempit 3).Produksi serumen banyak dan kental 4). Adanya benda asing di liang telinga 5). Adanya eksostosis liang telinga 6). Serumen terdorong oleh jari tangan atau ujung handuk setelahmandi atau kebiasaan mengorek telinga
Gumpalan serumen yang menumpuk di liang telinga akan menimbulkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif. Terutama bila telinga masuk air sewaktu mandi atau berenang, serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.
Pendengaran berkurang. Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga. Telinga berdengung (tinitus) Pusing (vertigo) bila serumen telah menekan membrane timpani
Serumen mempunyai efek proteksi. Serumen mengikat kotoran, menyebarkan aroma yang tidak disenangi serangga sehingga serangga enggan masuk ke liang telinga. Sarana pengangkut debris epitel dan komtaminan untuk dikelurkan dari membran timpani Pelumas dan mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis Efek bakterisidal (penelitian in vitro) diduga berasal dari komponen asam lemak, lisozim dan imunoglobulin dalam sermen,
Serumen harus dibedakan dengan penglepasan kulit yang biasanya terdapat pada orang tua maupun dengan kolesteatosis atau keratosis obturans.
Serumen yang lembik dibersihkan dengan kapas yang dililitkan pada pelilit kapas. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret. Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan maka serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama 3 hari.
Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong ke dalam liang telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani sewaktu mengeluarkannya dikeluarkan dengan mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya sesuai dengan suhu tubuh. Sebelum melakukan irigasi telinga harus dipastikan tidak ada perforasi pada membran timpani.