Dept. Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor 2007
Pengabuan bnyk digunakan untuk menetapkan kadar mineral dalam analisis proksimat bahan pangan Tidak untuk mengetahui jumlah atas jenis2 mineral yg tdapat dlm bhn pangan
untuk mengetahui kand. mineral tertentu, perlu penetapan secara khusus Pengabuan mrpk persiapan analisis mineral
Merupakan residu yang tertinggal setelah suatu bahan pangan dibakar sampai bebas bahan organik
Merupakan ukuran dari komponen anorganik yang ada dalam bahan
Tidak mencakup N dalam protein, tetapi mencakup S & P dalam protein; ataupun P dalam lemak Beberapa logam seperti Cd, Pb dapat menguap selama pengabuan
Kadar mineral suatu bahan pangan ditetapkan berdasarkan kadar abu, yaitu dengan cara membakar contoh bahan pangan pada suhu 300-420oC (pengabuan basah) atau 500 600oC (pengabuan kering).
Pada suhu tersebut semua bahan organik akan terbakar dan akhirnya menguap.
Abu sisa pembakaran itu dianggap sebagai mineral dari bahan pangan.
tetapi karena pengabuan dapat menguapkan beberapa mineral disebut kadar abu saja dan bukan kadar mineral
Kadar abu pd makanan segar, umumnya <5% Daging, unggas, seafood : 0.7-1.3% abu Daging sapi panggang : 6% abu Daging sapi dikeringkan : > 11.6% (berat basah) Lemak, minyak & shortening : 0.0-4.9% abu Produk susu : 0.5 - 5.1%.
Buah2an, jus : 0.2-0.6% abu Buah dikeringkan > 2.4-3.5% abu Tepung & snack : 0.3 to 1.4% abu Biji-bijian : 4-3% abu. Kacang-kacangan : 0.8-3.4% abu Minyak & lemak murni : umumnya tdk atau hny sedikit mengandung abu
% ash (wet weight basis) 0.3 0.8 0.5 1.8 1.6 0.4 0.9 2.5 0.9 1.7 1.0 0.9
Pengabuan basah (wet ashing) terutama untuk sampel tinggi lemak (daging & produk olahannya)
Prinsip: bahan organik dimusnahkan & dioksidasikan dengan bantuan campuran asam pengoksida kuat yang dididihkan bersama-sama dalam labu kjeldahl menggunakan penangas uap Bisa disebut juga oksidasi basah atau destruksi basah Mineral terlarut dlm larutan, tanpa ada proses volatilisasi
Lebih disukai dibandingkan pengabuan kering dalam analisis mineral spesifik Jenis-jenis asam yg biasa digunakan sebagai agen pendestruksi :
Penggunaan asam secara tunggal tdk mjadikan bahan teroksidasi sempurna &cend. lambat Penggunaan kombinasi asam cenderung memberikan hasil lebih baik
Sulfat & nitrat : menghasilkan oksidasi sempurna Komb. nitrat-perklorat >> cepat dibandingkan nitratsulfat As perklorat : cend meledak perlu bahan penutup dari bahan bukan plastik atau komponen yg mengandung gliserol
Keuntungan
Krn dilakukan pd suhu rendah, mineral pd umummnya tetap berada dalam larutan, dan tidak ada atau sedikit sekali yg tervolatilisasi Waktu oksidasi cukup singkat Bahan yg diperlukan cukup ringan : ruang oksigen, hot plate, jepitan panjang & perlengkapan pengaman lain
Kerugian
Perlu perhatian penuh dari operator Perlu agen pendestruksi yg relatif mahal Pd satu kali pengabuan, hny dpt dilakukan pd sejumlah kecil sampel Semua prosedur harus dilakukan di suatu ruangan khusus (ruang asam) yang harus sering dibersihkan, terutama jk menggunakan asam perklorat
Adalah pembakaran pada suhu tinggi ( 525oC) Pembakaran dilakukan pada tanur Pemilihan cawan sangat krusial krn adanya kemungkinan interaksi mineral dg bahan cawan akan kacaukan hasil Sbl digunakan, cawan harus dibersihkan dan dibakar terlebih dahulu
Dapat dilakukan pada hampir semua metode analisis mineral kecuali merkuri (Hg) & arsen (As) Membutuhkan sedikit ketelitian
Mampu menganalisis bahan lebih banyak dari pengabuan basah
Pemilihan Cawan
Quartz crucible
Cawan Kwarsa :
Tahan tdh asam & unsur halogen Tidak tahan thdp alkali Merk Vycor stabil sp suhu 900oC Hany tahan sampai suhu 500oC Pd suhu sedikit di bawah 500oC hasil sedikit lebih tinggi karena masih ada unsur karbon yg tdk terdekomposisi Sangat tahan panas Mrpk porselin terbaik, tapi Sangat mahal
Cawan pirex :
Cawan platinum:
Gooch crucible
Pemilihan Cawan
Cawan Porselin :
mirip cawan kwarsa, tetapi lebih mudah pecah akibat perubahan suhu yg cepat, Relatif murah Banyak mjd pilihan
Porcelain crucible
Cawan baja :
Tahan thd asam dan basa Harga murah Tetapi mengandung bahan kromium & nikel yg mrpk sumber kontaminan
Steel crucible
Keuntungan
Kerugian
Waktu yg diperlukan lebih lama (1218 jam, atau satu malam) Peralatan & perlengkapan : mahal Memungkinkan terjadinya kehilangan zat2 volatil Memungkinkan terjadinya interaksi antar mineral & antara mineral dg cawan Mineral yg bersifat volatil & beresiko hilang : B, Cd, Cr, Cu, Fe, Pb, Hg, Ni, P, V, dan Zn
Sampel: dicuci bersih, bebas pasir & tanah Sifat bahan harus dipertahankan menentukan pemilihan jenis pengabuan yang diperlukan Pengabuan sebaiknya dilakukan secara bertahap. unsur2 S, Cl, P dpt menguap pd suhu tinggi dan waktu lama.
Aliran udara dapat menjadi masalah bila tanur dibuka tibatiba. Cawan jangan diletakkan < 1 dari bagian belakang dan <1.5 dari bagian depan. Bahan tinggi fosfat /mgd Pb, As, atau Sn jangan diabukan dlm cawan platina cawan pecah
volatilisasi dan Sedikit terjadi refensinya Sensitivitas kurang sensitif thd sifat bahan Kontrol analisis Tinggi
Reagan
Penanganan sampel
Lebih banyak
Sedikit
Pengeringan
Untuk tujuan gizi : kdr mineral umumnya dinyatakan dalam basis berat basah tdk perlu freezedrying atau vacuum Untuk tujuan lain berat air dalam bahan harus dikeluarkan dan hasil analisis dinyatakan dalam berat kering Beberapa produk sukar dikeringkan perlu freezedrying atau vacuum
Peralatan
Semua peralatan yang digunakan terutama yang bersentuhan dengan sampel harus dicuci seksama dengan asam: cawan pengabuan, labu takar, dan pipet harus bebas dari ion-ion lain. Cawan sebelum digunakan harus sudah diketahui berat tetapnya sebelum digunakan untuk mengabukan bahan
Pelarut
Gunakan air destilata bebas ion untuk membilas dan mengencerkan
Cara pemanasan Lakukan secara bertahap mulai suhu 300o C 420o C Bahan bantu Pengabuan akan lebih baik dan lebih cepat bila ditambahkan bahan bantu pengabuan: larutan magnesium nitrat 10% dalam alkohol atau air, atau 1-2 ml HNO3 pekat atau 5 ml untuk 2-5 g sampel. Bahan sampel harus kering
Procedure for nitric-perchloric oxidation (similar to AOAC Method 975.03 for metals in plants):
1. timbang secara akurat 1g sampel kering dan masukkan ke dalam gelas piala 150-ml 2. Tambahkan 10 ml HN03 dan biarkan terendam. Jk bahan tinggi lemak, diamkan terendam sampai satu malam 3. Tambahkan 3 ml HClO4 60%, (perhatikan: tempatkan gelas piala di bawah pipette tip selama pengangkutan) dan panaskan perlahan-lahan pada hot plate sampai 350o C sampai busanya hilang dan HN03 hampir semua menguap
4. Terus didihkan sampai terjadi reaksi perklorat (muncul banyak asap) dan tempatkan pengaduk pada gelas piala. Sampel sampai menjadi berwarna pucat. Jangan sampai cairan dalam gelas piala berkurang 5. Angkat gelas piala dari hot plate dan dinginkan
6. Cuci gelas ukur dengan sedikit air destilata dan tambahkan 10 ml HCl 50%
7. Pindahkan ke dalam labu takar yang tepat (biasanya 50 ml) dan bilas dengan air destilata bebas ion. 8. Jika telah selesai, cuci semua perlengkapan untuk analisis berikutnya.
AOAC Methods 900.02 A or B, 920.117, 923.03 : 1. Timbang 5-10 g sampel pada cawan kosong. Keringkan jika masih mengandung air. 2. Tempatkan cawan pada tanur, gunakan penjepit, dan kacamata pelindung, sarung tangan, jika tanur dalam kondisi hangat. 3. Bakar selama 12-18 jam (or overnight) pada 550'C. 4. Matikan tanur dan diamkan sampai suhu 250C sebelum dibuka. 5. Gunakan penjepit, segera pindahkan cawan ke dalam desikator dengan nampan peorselin. Tutup desikator sampai terbentuk berat tetap. 6. timbang