Anda di halaman 1dari 21

SEJARAH PEMIKIRAN dan PERKEMBANGAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

DR. Irwan Noor, MA FIA - UNIBRAW

Woodrow Wilson (1856 1924)


The Study Public Administration

1887

Christopher C. Hood (1991)

Ali Farazmand (2004) Sound Governance

Humane Governance

Public Management

Lorenz Von Stein 1815 - 1890

N P S
N P M Er a

Mahbub Ul Haq (2005)

E r a

Cameralist Era

Woodrow Wilson 1856 - 1924

1887 1970-an

1990-an

2000-an

Old Administration

Governance

Cameralist Era
Mercantilist Thought
Merkantilisme adalah satu teori economi yang mempercayai bahawa kesejahteraan sesuatu negara hanya ditentukan oleh jumlah modal yang tersimpan di mana jumlah perdagangan sedunia sebagai tidak berubah. Modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital seperti mineral berharga, emas maupun komoditi-komoditi lain yang dimiliki oleh negara. Pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan terhadap ekonomi dengan mendorong eksport dan mencegah import. Kehadiran kedua-dua pendapat yang dominan saling menperkuatkan di antara satu sama lain dan seterusnya mengadakan justifikasi untuk campur tangan kerajaan di dalam pasaran. Falsafah kapitalisme dan Imperialisme boleh menjejak permulaan masing-masing daripada pemikiran merkantilisme. Di bawah sistem merkantislime, penguasaan dan kemudiannya pembesaran pasaran akan membawa kesejahteraan kepada sesuatu negara (Berkembang menjadi ekspansi suatu negara ke negara lain/penjajahan)

Nation State (abad ke XVI)


Kebutuhan organisasi untuk melaksanakan ketertiban dan membangun struktur pertahanan Tumbuhnya kebutuhan administrator yang ahli dan dibekali pengetahuan akan pajak, statistik, administrasi dan organisasi

Cameralist (abad ke XVIII)


Raja Frederick William I dari Prusia mendirikan sekolah pemikiran dalam bidang sosial dan ekonomi (Cameralist) Ide awalnya adalah bagaimana administrator publik dapat melayani raja dengan baik, terutama bagaimana menyediakan pendapatan (dalam bentuk pajak, tanah maupun emas) kepada raja Ide-ide Cameralist tersebut tersebut kemudian berpangruh pada pemikiran administrasi publik di Amerika Serikat

Lorenz von Stein

lahir 1815 di Borby/Eckernfrde, Schleswig Holstein, Jerman Utara yang berbatasan dengan Denmark. Pada umur 24 tahun, 1839, dia telah melakukan promosi doktor tentang sejarah hukum sipil Denmark Wafat September 1890 (dalam usia 74 tahun) di Wina, Austria

Pemikiran Von Stein


Stein berusaha untuk mencegah tendensi revolusioner dari masyarakat jaman baru (yakni masyarakat Eropa sejak abad ke-17, dimana banyak penemuan teknologi) melalui dua jalan: secara analitis melalui konsep "ilmu tentang masyarakat" ("die Wissenschaft der Gesellschaft") dan secara politis melalui peringatannya tentang perlunya kesiapan negara untuk terus melakukan reformasi Stein memandang jamannya sebagai "kesadaran akan eksistensi tata masyarakat, dimana memahami kekuasaan negara sebagai alat untuk memajukan masyarakat, sebagai senjata dalam perjuangan sosial, dan sebagai sarana untuk membebaskan masyarakat Masyarakat bukan lagi sebagai suatu unit yang tergantung kepada negara dan politik, bukan suatu massa yang an-organis dan terbentuk secara kebetulan semata, melainkan "suatu bentuk kehidupan manusiawi yang mandiri dan punya hak milik". mirip dengan Marx, Stein pertama-tama menegaskan adanya antagonismus antara pemegang kapital dan proletar: masyarakat adalah sistem ketergantungan dan ketidakbebasan Agar supaya perkembangan setiap pribadi dapat berlangsung, termasuk di dalamnya hak milik privat, maka penguasaan oleh pemilik kapital di satu pihak maupun revolusi proletar di pihak lain harus dihindari. Sarananya adalah kekuasaan negara yang berdiri di atas semua kepentingan dalam masyarakat yang saling bertentangan tersebut. Suatu "kerajaan sosial" --dengan korps pegawai yang terdidik-- dapat menciptakan emansipasi bagi kelas bawah yang tidak memiliki privillege dan hal ini dapat meredam ketegangan sosial

Stein menyatakan bahwa masyarakat (dalam hal ini mencakup pengertian "negara" plus "masyarakat") dimungkinkan berkiprah untuk mereformasi dirinya sendiri, dan tentulah reformasi ini berlangsung dalam garis kepentingan mereka sendiri. Dalam kasus ini kekuasaan negara berfungsi sebagai pembimbing, pengarah dan motivator; sementara kelas-yang-punya diharapkan juga dengan sepenuh hati dan dengan bantuan negara serta kekuasaannya terlibat tanpa lelah dalam reformasi sosial itu Di pihak negara, administrasinyalah yang dituntut paling utama untuk berbuat, sedangkan perundang-undangan dan bentuk negara adalah hal sekunder --yang penting adalah mereka melalui kekuatan integrasi-politiknya mendukung reformasi sosial. Karenanya Stein memperjuangkan, dengan mengingat situasi Jerman pada pertengahan abad ke-19, atas pertimbangan efektivitas, suatu "kerajaan sosial" yang memiliki administrasi yang netral dan efektif. Birokrasi dengan bidang kerjanya yang luas disebut Stein sebagai "sistem administrasi sosial", yang bekerja untuk "negara yang memperkembangkan masyarakatnya".

Administrasi dalam hal ini secara kuat dihadapkan pada tuntutan-tuntutan negara yang masih diwarnai oleh masyarakat berkelas jaman baru. Baik dalam persoalan perkotaan dan perumahan, kemiskinan dan pangan, asuransi dan penyantunan, dalam semua hal Stein mencoba untuk merumuskan organisasi dari manajemen administrasi negara di atas "prinsip sosial".
Keyakinannya yang utama adalah bahwa hanya melalui jalan inilah negara dapat mencegah munculnya masalah-masalah sosial yang diakibatkan oleh sistem produksi kapitalistis dengan cara yang tidak mengganggu seorangpun --ini berarti negara dapat melaksanakan tugasnya untuk memuaskan semua kelompok. Konsepsi Stein tentang negara administrasi sosial di atas merupakan "alternatif sosiopolitik yang prinsipiil atas liberalisme negara-hukum yang mengabaikan problema integrasi dan legitimasi yang kompleks dari masyarakat industri"

Pemikiran dari Von Stein dianggap sebagai sebuah inovasi berdasarkan sejumlah pertimbangan: (a) Von Stein memandang bahwa Ilmu Administrasi Publik merupakan ilmu yang terintegrasi dan tempat meleburnya dari sejumlah disiplin ilmu seperti Sosiologi, Ilmu Politik, Hukum Administrasi dan Keuangan Publik; (b) Ilmu Administrasi Publik menurut Von Stein adalah merupakan interaksi antara teori dan praktek, dimana teori membentuk dasar dari praktek Administrasi Publik; (c) Von Stein menganggap bahwa Ilmu Administrasi Publik harus berusaha keras untuk mengadopsi pendekatan ilmiah.

Woodrow Wilson

lahir di Staunton, Virginia, 28 Desember 1856 wafat di Washington DC, 3 Februari 1924 pada umur 67 tahun Presiden Amerika yang ke-28 (1913 1921). Sebagai penganut Presbiterian, ia tercatat dalam sejarah dan politisi yang religius. Sebagai seorang tokoh reformasi Demokrat, ia terpilih sebagai Gubernur New Jersey yang ke-34 (1910) dan sebagai Presiden pada tahun 1912. Ia menjabat dari tahun 1913 sampai 1921. Wilson berasal dari partai Demokrat.

Dalam tulisannya Woodrow Wilson The Study of Administration (1887), Wilson beragumentasi mengenai 4 (empat) konsep: (1) adanya pemisahan antara Politik dan Administrasi Publik; (2) perlunya mempertimbangkan aktivitas pemerintah dari perspektif bisnis; (3) analisis perbandingan antara organisasi politik dan privat melalui skema politik; serta (4) pencapaian manajemen yang efektif melalui pemberian pelatihan kepada pegawai negeri dan dengan menilai kualitas mereka.

Woodrow Wilson:
Untuk mengembangkan kapasitas birokrasi diperlukan pembaharuan administrasi publik untuk meningkatkan profesionalisme administrasi birokrasi Kinerja birokrasi buruk krn spoils system politized bureaucracy.

Administrasi publik yg profesional hanya dapat terwujud bila birokrasi lepas dr kepentingan politik.

Untuk itu diperlukan ilmu yang diarahkan untuk melakukan reformasi birokrasi dengan mencetak aparatur publik yang profesional Ilmu Administrasi Publik

Ada 2 pokok pikiran Wilson yang menjadi focus studi adm. Publik saat itu: 1. Pembedaan antara politik dan administrasi (Dikotomi Politik Administrasi ) 2. Perlunya pengembangan struktur dan strategi manajemen administrasi yang dapat membuat organisasi publik dan manajernya bertindak dengan cara seefisien mungkin.

Diktum : Administration lies outside the propersphere of politics. Administrative questions are not political questions. Although politics sets the tasks for administration, it should not be suffered to manipulate its offices.

POLITIK
fokus pada kebijakan atau ekspresi (formulasi) dari kehendak rakyat mempelajari masalah pemerintahan, politik, dan pengambilan keputusan / kebijakan publik. Badan legislatif

ADMINISTRASI
pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan atau kehendak rakyat mempelajari masalahmasalah organisasi dan manajemen internal organisasi birokrasi pemerintah

Badan eksekutif/birokrasi

HENRY FAYOL
Henri Fayol (lahir di Istambul 1841,

meninggal di Paris, 1925) adalah seorang teoris manajemen atau administrasi asal Perancis. Fayol adalah salah satu kontributor paling berpengaruh dalam konsep manajemen atau ilmu administrasi modern. Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengontrol (Fayol, 1949, 1987). Menurut Fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer.

Prinsip Manajemen Henry Fayol


1. 2. 3. 4.

5.

6. 7. 8. 9.

Division of Work (Pembagian kerja) : adanya spesialisasi untuk meningkatkan efektifitas Authority and Responsibility (Wewenang dan tanggung jawab) : Hak untuk memberi perintah dan dipatuhi Discipline (Disiplin) : Harus ada respek dan ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi Unity of Command (Kesatuan Perintah) : Setiap karyawan hanya menerima intruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari seorang atasan Unity of Direction (Kesatuan pengarahan) : Operasi dalam perusahaan yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer dengan penggunaan satu rencana Subordination of Individual Interest to General Interest (Kepentingan perorangan) dibawah kepentingan umum Remuneration (Balas jasa) : Kompensasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan harus adil baik karyawan maupun pemilik Centralization (Sentralisasi ) Scalar Chain (Rantai sekalar) : Adanya garis wewenang dan garis perintah yang jelas

10. Order

(Order) : Bahan bahan dan orang orang harus ada pada tempat dan waktu yang tepat. Menempatkan orang pada posisi atau pekerjaan yang cocok untuk mereka 11. Equity (Keadilan) : Persamaan perlakuan 12. Stability of Tenure of Personnel (Stabilitas staf organisasi) : Tingkat perputaran tenaga kerja yang rendah 13. Initiative (Inisiatif) : bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencananya , walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi 14. Esprit de Corps (Semangat korp) : Perlu memiliki kebanggaan, kesetian, dan saling memili

Ciri Pemikiran Old Administration

Dalam pandangan klasik, Administrasi Publik seringkali dilihat sebagai seperangkat Institusi Negara, proses, prosedur, sistem dan struktur organisasi, serta praktek dan periilaku untuk mengelola urusan-urusan Publik dalam rangka melayani kepentingan Publik Administrasi Publik bekerja melalui seperangkat aturan dengan legitimasi, delegasi, kewenangan rasional legal, keahlian, tidak berat sebelah, terus menerus, cepat dan akurat:, dapat diprediksi, memiliki standar, integnitas dan profesionalisme dalam rangka memuaskan kepentingan masyarakat umum Administrasi Publik sebagai sebuah instrumen Negara diharapkan untuk menyediakan basis fundamental bagi perkembangan manusia dan rasa aman, termasuk di dalamnya kebebasan individu, perlindungan akan kehidupan dan kepemilikan, keadilan, perlindungan terhadap hak asasi manusia, stabilitas, dan resolusi konflik secara damai baik dalam mengalokasikan atau mendistribusikan surnberdaya maupun dalam hal-hal lalnnya

Ciri Pemikiran Old Administration


Administrasi Negara yang efektif harus ada untuk menjamin keberlanjutan aturan hukum Cenderung menggunakan pendekatan yang legalistik

Kritik pada Old Administration

Administrasi Publik yang dianggap inter Qua, red tape, lamban, tidak sensltif terhadap kebutuhari masyarakat, penggunaan sumberdaya Publik yang sia-sia akibat hanya berfokus pada proses dan prosedur dibandingkan kepada hasil, sehingga pada akhirnya menyebabkan munculnya pandangan negatif dan masyarakat yang menganggap Administrasi Publik sebagai beban besar para pembayar pajak. Kritik terhadap Administrasi Publik model kiasik juga dapat dilihat dalam kaitannya dengan keberadaan konsep Birokrasi Ideal dan Weber. Terdapat setidaknya 2 (dua) titik kritis terhadap Birokrasi Weberian tersebut yakni: pertama, dalam hubungan antara masyarakat dan negara, implementasi birokrasi ditandai dengan meningkatnya intensitas perundang-undangan dan juga kompleksitas peraturan; kedua, struktur birokrasi dalam hubungannya dengan masyarakat seringkali dikritisi sebagai` penyebab menjamurnya meja-meja pelayanan sekaligus menjadi penyebab jauhnya birokrasi dan rakyat Kritik lainnya adatah bahwa Administrasi Publik sebagai sistem yang tertutup dengan pendekatan hirakis yang top down dan ukuran kinerja yang hanya berbasis pada efisiensi bukan responsiveness

PEMBAHARUAN OLD ADMINISTRATION

Gelombang pertama perbaharuan ini berupaya:

Meningkatkan profesionalisme pelayanan publik melalui jaminan seleksi dan promosi dalam birokrasi yang berbasis merit dan bukan patronase,
Berdasarkan kepada hukum dan peraturan bukan pada diskresi yang tidak terbatas, pelaksanaan pelayanan publik yang berbasis impersonalitas, prosedur modernisasi dalam sebuah transformasi yang sangat cepat dan mengambil tempat di produksi ekonomi negaranegara industri maju

Anda mungkin juga menyukai