Anda di halaman 1dari 17

www.themegallery.

com

Contents

1 2 3

Starting Motor DC
Pengaturan Putaran Motor DC Pengereman Motor DC

www.themegallery.com

p z a 60

Berdasarkan teori elektromagnetik dapat diturunkan 3 rumus dasar untuk mesin arus searah ini yaitu : 1. Tegangan induksi Ea = C n (Volt)
Dimana Ea= Tegangan balik yang bangkit dikumparan jangkar (Volt) = fluks (weber / N.m2) n = Putaran mesin (Rpm) C = Konstanta p = Jumlah kutub a = Jalur Paralel konduktor jangkar. z = Jumlah konduktor jangkar

www.themegallery.com

2. Kecepatan Rumus ini sebenarnya diturunkan dari persamaan

sebelumnya dan merupakan kecepatan motor tanpa


beban 3. Kopel elektromagnetik Kopel elektromagnetik ini tidak sama dengan kopel yang terdapat pada sumbu. Dengan mengurangi kopel geser barulah didapatkan harga kopel pada sumbu

www.themegallery.com

Starting Motor DC
Ketika motor dijalankan,kecepatan dan tegangan induksi Ea masih sama dengan nol. Dari persamaan Ia=Vt-Ea/Ra, Ea=0 dan Ra yang cukup kecil dan arus Ia yang mengalir besar sekali Untuk membatasinya, perlu diberikan tahanan mula yang dipasang seri terhadap tahanan jangkar tersebut. Secara perlahan-lahan kemudian tegangan induksi dibangkitkan dan rotor pun mulai berputar. Bersamaan dengan ini, tahanan mula tersebut harus pula diturunkan.

www.themegallery.com

www.themegallery.com

Pengaturan Kecepatan Motor DC


Pengaturan kecepatan memegang peranan penting dalam motor arus searah, karena motor arus searah mempunyai karakteristik kopel-kecepatan yang mengntungkan dibandingkan dengan motor lainnya.

E a Cn E a Vt I a R a Vt I a R a n C

www.themegallery.com

Pengaturan Kecepatan Motor DC

Dengan mengatur medan shunt ()

Dengan mengatur tahanan Ra

Dengan mengatur tegangan Vt

www.themegallery.com

Pengaturan Kecepatan Motor DC


1. Pengaturan Kecepatan dengan Mengatur Medan Shunt ()

Dengan menyisipkan tahanan variabel yang dipasang secara seri terhadap kumparan medan (pada motor shunt), dapat diukur arus medan If dan fluksnya ()

www.themegallery.com

Pengaturan Kecepatan Motor DC


2. Pengaturan Kecepatan dengan Mengatur Tahanan Ra Dengan menyisipkan tahanan variabel secara seri terhadap tahanan jangkar, dengan demikian tahanan jangkar pun dapat diatur, berarti pula kecepatan motor dapat dikontrol.

www.themegallery.com

Pengaturan Kecepatan Motor DC


3. Pengaturan Kecepatan dengan Mengatur Tegangan Vt
Cara ini dikenal sebagai sistem Ward Leonard Motor yang dipakai adalah motor berpenguatan bebas.

www.themegallery.com

Pengereman Motor DC
Suatu motor listrik dapat berhenti dengan adanya geseran yang terjadi. Tetapi tentu saja hal ini membutuhkan waktu yang lama. Untuk dapat menghentikan motor dalam waktu yang relatif singkat dilakukan pengereman. Ada tiga jenis pengereman:

Dinamis

Regeneratif

Plugging

Pengereman Dinamis

www.themegallery.com

Pada pengereman dinamis, penghentian motor dapat terjadi jika tegangan terminal Vt dihilangkan dan diganti oleh tahanan R1. Dalam keadaan ini energi putaran diberikan pada tahanan R1, yang menyebabkan kecepatan menjadi turun, demikian pula tegangan Ea pun akan menurun. Sekarang motor berfungsi sebagai generator tanpa penggerak mula. Untuk menjaga penurunan kopel yang konstan, R1 harus pula diturunkan. Harga R1 dipilih sedemikian rupa, sehingga arus jangkar tidak terlalu besar. Harga R1 dapat dihitung dari persamaan:

E a I L R1 I A R A

www.themegallery.com

Pengereman Dinamis

www.themegallery.com

Pengereman Regeneratif
Pada pengereman regeneratif, energi yang tersimpan pada putaran dikembalikan ke sistem jala-jala. Cara ini biasanya dipakai pada kereta api listrik. Ketika kereta api berjalan menurun, kecepatan motor akan laju sekali, karenanya Ea > Vt, yang mengakibatkan daya dikembalikan kepada sistem jala-jala untuk keperluan lain. Pada saat daya dikembalikan ke jala-jala, kecepatan menurun dan proses pengereman berlangsung seperti pada pengereman dinamis

www.themegallery.com

Pengereman Plugging
Pengereman plugging adalah pengereman suatu motor dalam waktu yang singkat dan tiba-tiba, yaitu dengan cara membalikkan polaritas motor. Tahanan R2 disisipkan antara titik x dan y. Karena tegangan jangkar telah terbalik polaritasnya, sehingga arahnya sama dengan tegangan terminal, besarnya R2 pun dapat dihitung dari persamaan

Ea + Vt = Ia (RA + R2)

www.themegallery.com

Harga R2 dipilih sedemikian rupa, sehingga arus jangkar yang mengalir pada saat pengereman tidak terlalu besar. Selama pengereman berlangsung EA turun, sehingga R2 harus diperkecil untuk menjaga penurunan kopel yang konstan

www.themegallery.com

Referensi
Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, 1991, ITB Bandung Fitzgerald, A. E, Electric Machinery, 4th Edition, 1983, McGraw-Hill, Inc

Anda mungkin juga menyukai