PEMBIMBING : Dr Anthony D. Tulak , SpP FCCP DISUSUN : Kiky Mamat Kurnia FK UKI ( 07 085 ) RSUD KOTA BEKASI
Definisi
pengumpulan cairan yang abnormal di dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan yang memisahkan kedua lapisan pleura. Cairan yang abnormal tersebut timbul akibat adanya gangguan keseimbangan pada membran pleura.
Efusi Pleura
pengumpulan cairan di dalam
rongga pleura akibat transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura.
Drainase Limfatik
Anatomi
Pleura terdiri dari
Pleura Viseralis Pleura
Histologik
Terdiri dari mesotel dan jaringan penyambung Terdapat mikrovilifungsi belum jelas. Berkaitan dengan
produksi as. Hialuronat untuk mereduksi friksi diantara kedua pleura Sel-sel : 1. makrofag 2. Monosit 3. Sel Mesotelial 4. Limfosit/netrofil Vaskularisasi Pleura Pleura parietal divaskularisasi oleh Aa. Intercostalis, a. mammaria interna, a. musculophrenica. Dan vena2 nya bermuara pd system vena dinding thorax. Sedangkan pleura visceralis nya mendapatkan vaskularisasi dr Aa. Bronchiales.
Jenis Efusi
Transudat
Bukan penyakit primer paru CHF, sirosis hati, sindrom nefrotik, dialisis
meningkat sel mesotelial menjadi bulat pengeluaran cairan ke dlm rongga pleura TB, pneumonia, keganasan paru, proses imunologis (SLE, sarkoidosis,dll)
Transudat vs Eksudat
Normal : cairan pleura transudat
Efusi transudat :
hubunan normal antara tekanan kapiler hidrostatik
( gagal jantung kiri, sindrom nefrotik, obstr. Vena cava superior, asites, sindrom Meig, efek dialisis peritoneal, pneumotoraks
Efusi eksudat
Cairan yg terbentuk melalui membran kapiler yang
abnormal dan berisi protein berkonsentrasi tinggi dibandingkan protein pd cairan transudat terjadi krn peradangan Protein dlm cairan pleura berasal dari sal. Getah bening Kegagalan aliran limfatik peningkatan konsentrasi protein cairan pleura
Torakosentesis
PERBEDAAN BIOKIM WARNA BEKUAN MASSA JENIS TRANSUDAT KUNING PUCAT-JERNIH NEGATIF < 1018 EKSUDAT JERNIH KERUH PURULEN -/+ >1018
RIVALTA
LEUKOSIT PROTEIN TOTAL RATIO PROTEIN CAIR LDH RATIO LDH CAIR GLUKOSA BAKTERI
NEGATIF
<1000/UL MONOSIT <50% <0,5 <60% SERUM <0,6 =PLASMA NEGATIF
POSITIF
>1000UL PMN >50% >0,5 >60% SERUM >0,6 <PLASMA -/+
Malignancy :
Tumor sekunder The three tumors that cause approximately 75% of all malignant pleural effusions are lung carcinoma, breast carcinoma, and lymphoma Patofis : Menumpuknya sel tumor meningkatkan permeabilitas pleura thd air dan protein Massa tumor : tersumbatnya vena dan pb. Limfe gagalreabsorbsi Tumor mudah infeksi hipoproteinemia
Parapneumonic Effusion
Tahap eksudatif Focus infeksi peningkatan permeabilitas kapiler paru Tahap fibropurulen perluasan / pecahnya focus infeksi cairan yang berakumulasi di rongga pleura sudah lebih banyak dan sudah berisi bakteri Tahap organisasi Pada tahap ini fibroblast bermigrasi ke cairan pleura membentuk membrane inelastic sehingga paru tidak bisa mengembang
iskemik & kerusakan parenkim paru serta penumpukan cairan di proksimal emboli
peningkatan permeabilitas kapiler di paru atau pleura akibat iskemik atau inflamasi
Sindrom Meig
Patogenesis
Drainage C. Pleura sistim limfatik pada pleura parietalis Efusi pleura eksudat
Produksi berlebih
Penyerapan berkurang
Pada keadaan:
Penambahan c. interstitiel: CHF, CKD, Pneumonia, iatrogenik overload Peningkatan tekananan hidrostatik: LV Failure, efusi perikard, obstruksi
vena cava superior Peningkatan permeabilitas kapiler peradangan Robek P. Darah & P. Limfe ( duktus thoraxcicus) oleh karena: Pembedahan, trauma, keganasan Penurunan tekanan pleura (obstruksi bronkus)
patofisiologi
Peningkatan
permeabilitas membran pleura (misalnya proses inflamasi, penyakit neoplasma, embolus paru) Penurunan tekanan onkotik intravaskular (misalnya : hipoalbuminemia, sirosis hepatis). Peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler atau gangguan vaskular (misalnya trauma, penyakit neoplasma, proses inflamasi, infeksi, infark paru, hipersensitivitas obat, uremia, pankreatitis). Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler pada sirkulasi sistemik maupun pulmonal (misalnya gagal jantung kongestif, sindrom vena cava superior).
ketidakmampuan paru untuk berkembang (misalnya atelektasis ekstensif, mesotelioma). Penurunan drainase limfatik atau obstruksi total, termasuk obstruksi duktus torasikus ataupun ruptur (misalnya penyakit keganasan, trauma). Peningkatan cairan pada rongga peritoneal dengan migrasi cairan melewati diafragma melalui jaringan limfatik (misalnya sirosis hepatis, peritoneal dialisis). Pergerakan cairan dari edema pulmonal yang melewati pleura viseral
Prinsip penatalaksanaan
Penting membedakan transudat vs eksudat Menggangu faal jantung & paru-paru Efusi pleura berulang misalnya ec keganasan Kilothorax memerlukan pleurodesis Pleurodesis: prosedir yang secara kimia atau
antibiotic
(misalnya untuk efusi parapneumonik) dan diuretic (misalnya untuk efusi yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif). antibiotic awal yang digunakan hendaklah bersifat broad spectrum yang meliputi baik mikroorganisme aerob maupun anaerob Terapi kombinasi dapat
Pemasangan WSD
operasi dengan doek steril. Dilakukan anestesi setempat dengan lidocain 2% secara infiltrasi pada daerah kulit sampai pleura. Tempat yang akan dipasang drain adalah : Linea axillaris depan, pada ICS IX-X (Buelau). Dapat lebih proximal, bila perlu. Terutama pada anak- anak karena letak diafragma tinggi.
(Monaldi) Dibuat sayatan kulit sepanjang 2 cm sampai jaringan bawah kulit. Dipasang jahitan penahan secara matras vertikal miring dengan side 0.1. Dengan gunting berujung lengkung atau klem tumpul lengkung, jaringan bawah kulit dibebaskan sampai pleura, dengan secara pelan pleura ditembus hingga terdengar suara hisapan, berarti pleura parietalis sudah terbuka.
IDENTITAS
Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Pekerjaan Pendidikan Suku/Bangsa Masuk RS : : : : : : : : : Tn. A 17 th laki-laki kp. Rawa kuning pulo gebang cakung Jakarta timur Islam pelajar SMP jawa /Indonesia 5 September 2012 pukul 23.00 WIB di bangsal
ANAMNESIS
Sesak napas Keluhan Tambahan : Batuk berdahak, mual, nyeri diulu hati
Pasien sempat berobat ke klinik dan diberikan obat, keluhan sempat membaik namun keluhan timbul kembali. Dua hari lalu pasien sempat berobat di Rumah Sakit Sunahaja dan dirawat inap selama 2 hari, namun pasien dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi karena kendala fasiltas yang tidak mendukung. Selain itu pasien juga mengeluh batuk berdahak, kental, kadang berwarna putih terkadang hijau. Selain itu pasien mengeluh perut juga terasa mual dan nyeri pada bagian ulu hati.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos Mentis Berat badan : 49 kg Tinggi badan : 185 cm Kesan gizi : 14,32 ( gizi kurang ) : 100/80 mmHg FN : 92X/mnt, kuat, reguler RR : 28 x/mnt S : 36,5C
Tanda Vital : TD
Kepala Rambut
: Normocephali : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut Mata : Pupil bulat isokor, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya langsung/tak langsung +/+ THT : Telinga normotia, konka eutrofi, tonsilfaring tidak hiperemis Leher : Trakea lurus ditengah, KGB dan tiroid tidak teraba Membesar
Thoraks Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-) ictus cordis tidak tampak : vokal fremitus kana meningkat dibanding kiri, gerakan napas simetris, ictus cordis teraba pada ICS V 2 jari medial dari garis midclavikula : Sonor pada lapang paru kiri Sonor pada ICS 1-3 lapang paru kanan Redup pada IC 4-5 lapang paru kanan Batas paru hepar sulit dinilai Batas jantung kanan sulit dinilai Batas jantung kiri ICS V pada garis midclavikularis sinistra Batas paru lambung ICS VII pada garis axilaris anterioR
Auskultasi
: bunyi napas dasar vesikuler, rhonki +/- , wheezing -/BJ 1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
: perut tampak datar : bising usus (+ )3 kali per menit : supel, nyeri tekan epigastrium (+) : timpani, nyeri ketok (-)
: Akral hangat,
Deskripsi : pembesaran jantung sulit dinilai. Terdapat peselubungan homogen dilateral hemithoraks kanan pada paru( meniscus sign ) Kesan : Efusi pleura dextra
Hemoglobin Hematokrit Lekosit Trombosit /ul LED Eritrosit Basofil Eosinofil Netrofil Batang Netrofil Segmen Limfosit Monosit SGOT SGPT Natrium mmol/l Kalium Clorida
: 11,7 g/dL : 34 % : 9500 /ul : 397.000 : 18 mm/jam : 4,8 juta/ul :0% :0% :2% : 60 % : 26 % : 12 % : 415 u/l : 265 u/l : 125 : 4,9 mmol/l : 92,7 mmol/l
Ureum Kreatinin mg/dl Urinalisa Warna Kejernihan Glukosa urin Bilirubin urin Keton Darah samar PH urin Protein urin Urobilinogen Nitrit Lekosit urin Berat jenis
: 23 mg/dl : 1,0
: kuning : agak keruh : negatif : negatif : positif : negatif : 5,0 : positif : 0,2 mg/dl : negatif : negatif : 1,025
Hemoglobin Hematokrit Lekosit Trombosit /ul LED Eritrosit Basofil Eosinofil Netrofil Batang Netrofil Segmen Limfosit Monosit SGOT SGPT Protein total Albumin globulin
: 11,7 g/dL : 34 % : 10,7/ul : 475.000 : 18 mm/jam : 4,1 juta/ul :0% :0% :2% : 82 % : 12 % :3% : 25 4u/l : 559 u/l : 6,60 mmol/l : 2,72 mmol/l : 3,88mmol/l
SOAP pasien
6 September 2012
S : sesak, mual O: St.Generalis Kesadaran : Compos Mentis Keadaan umum : tampak sakit sedang TD : 100/60 mmhg N : 90x/menit S : 36C RR: 26x/menit
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Skera Ikterik -/Leher : KGB tidak teraba membesar Thoraks : Jantung : BJ I II regular, murmur (-), gallop (-) Paru : Sn vesikuler, ronkhi +/-, wheezing -/Abdomen : I : simetris, datar Pa : supel, nyeri tekan (+) epigastrium P : timpani A : BU (+) Ekstremitas : Akral hangat, A : efusi pleura dextra P : IVFD Nacl 20 tetes / menit O2 2 Lpm Cefotaxime injeksi 2x1 Ranitidin 2x1 Dexanta 1x1
TERIMA KASIH