Anda di halaman 1dari 48

Dr. Fitria Saftarina, M.

Sc

Definisi
Kedokteran Okupasi; mempelajari

penyakit akibat bahaya potensial yang berasal dari bahan baku kerja, proses kerja, hasil produksi dan hasil samping serta keadaan di lingkungan kerja, dan penyakit yang dapat diperberat sehubungan dengan pekerjaan.

Diagnosis Okupasi
DIAGNOSIS (Dokter Perusahaan) berdasarkan :

1. klinis 2. Laboratorium & pemeriksaan penunjang 3. Data Lingkungan kerja Analisis riwayat pekerjaan

Langkah diagnosis PAK

1. Diagnosa klinis 2. Identifikasi pajanan yang dialami 3. Konfirmasi hubungan pajanan dan penyakit 4. Signifikansi tingkat pajanan terhadap timbulnya penyakit 5. Identifikasi kerentanan individu 6. Investigasi pajanan non okupasi 7. Penetapan diagnosis Penyakit akibat kerja

Penetapan diagnosis
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan Penyakit yang diperberat oleh pekerjaan

Penyakit bukan akibat kerja

Tahapan pemeriksaan untuk diagnosis


1.

Anamnesis

Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan a. Riwayat Penyakit Sekarang Deskrispsikan keluhan dengan perjalanan penyakit

b Riwayat Penyakit Dahulu

Tahapan pemeriksaan untuk diagnosis


1. Anamnesis

c. Riwayat Pekerjaan : - Faktor ditempat kerja - Riwayat penyakit dan gejala - Riwayat pekerjaan dari dulu sampai saat ini (jenis kerja, waktu, lama, hasil produksi, bahan yang dipakai, dll)

Kronologis Jenis Pekerjaan, waktu dan masa kerja Lama kerja per hari Hasil produksi dan hasil samping Bahan baku dan bahan yang digunakan untuk produksi Jumlah pajanan (kuantitatif)

APD yang digunakan Hubungan gejala dengan waktu kerja Perubahan tingkat keluhan dihubungkan dengan

pelaksanaan pekerjaan Pengaruh terhadap pekerja lain

Langkah-langkah medis (lanjutan)

2. Pemeriksaan Klinis 3. Pemeriksaan Lab (darah urin,


faeses)

4. Pemeriksaan Rontgen
paru-paru

untuk

5. Pemeriksaan tempat kerja


- Faktor penyebab - hasil pengukuran

6. Diagnosis kerja Diagnosis Differensial 7. Diagnosis Okupasi - ada hub WD/ dengan pekerjaan / proses kerja / ling.kerja

Pendekatan kedokteran kerja dalam pelayanan kesehatan primer


Identifikasi risiko pajanan bahaya potensial kesehatan: Golongan Kimia Golongan Fisika Golongan Biologi Golongan Psikologi Golongan Ergonomi

PENYAKIT PARU AKIBAT KERJA


DEFINISI
Penyakit Paru yang disebabkan atau menjadi memberat apabila individu mendapat paparan udara yang tercemar di tempat kerja

KLASIFIKASI

Debu mineral (asbes, silika, batu bara) Debu metal (berylium, nikel, alumunium) Gas inorganik (karbon monoksida, klorin, nitrogen oksida) Faktor biologis/organik (serpih binatang, kuman, jamur dsb)

PENDAHULUAN
Paru merupakan organ yang paling sering terganggu

akibat pajanan ditempat kerja. Gangguan bisa secara fisik akibat debu atau secara kimiawi oleh bahan-bahan kimia yang digunakan di industri.

Sektor Pertanian - A.S.

14

MEKANISME PERTAHANAN PARU


Eskalator Mucociliaris & Batuk refleks
Makrophag pada bronkhiolus terminalis & alveoli Makrofag pada jar. Interstitium & limfosit Bila partikel bersifat sitotoksik membunuh makrofag

Sektor Pertanian - A.S.

15

ANATOMI TR. RESPIRATORIUS

ASBESTOSIS
Sering terjadi pada pekerja yang pabrik yang

menggunakan bahan baku atau peralatan yang mengandung asbestos Masa laten : > 5-10 tahun NAB : 2 serabut/cm3/berat badan/8 jam Manifestasi klinis: gejala awal : sesak nafas saat aktivitas dan batuk non produktif

Pemeriksaan fisik : ronkhi basah di basal paru


Radiologis : awal gambaran garis-garis opasitas

kecil di basis paru s/ pleura lanjut distorsi gambaran paru, pleural palque Uji faal paru : restriktif (progresif) Pemeriksaan PA Terapi : simptomatik

SILIKOSIS
Bahan bangunan Keramik Industri baja Tambang

Penggunaan

Gejala
Masa laten sekitar 5 tahun Silika menyebabkan restriksi, obstruksi, campuran
Silikosis sederhana
Sesak nafas waktu bekerja, bisa dgn batuk kering

Silikosis sedang:
Sesak nafas & batuk berat, gejala klinis paru +

Silikosis berat:
Cacat Paru total & tanda kegagalan jantung kanan

Silikotuberculosis: Miner

PENGOBATAN
Secara definitif tidak ada
Infeksi sekunder terapi yang sesuai (infeksi

piogenik, jamur, TB) Prognosis : malam

Coal Workers Pneumoconiosis


Deposisi debu batu bara dalam paru radiologis

memberikan gambaran nodul diskret, kecil, hitam black lung Gejala : melanoptysis (batuk sputum sedikit, warna hitam ) PMF Radiologis coal macula Pengobatan : simptomatik

Berylliosis
Industri : lampu fluoresecens, nuklir, pembuatan

senjata Efek debu beryllium: Akut: toksik-dose related beryllium injury syndrome BP chemical Kronis : 6-18 bulan, tidak khas. Diagnosis: reaksi granulomatous pada paru dan hipersensitivitas pada beryllium

Pengobatan:
akut : jauhkan dari paparan, istirahat, terapi oksigen,

bantuan ventilasi mekanik (bila perlu), kortikosteroid Kronis: simptomatik

ASMA AKIBAT KERJA:


Prevalensi Asma akibat kerja sangat bervariasi,

tergantung pada jenis industri Berbagai penelitian menujukkan angka prevalensi 2 50%

Isocyanate Enzym proteolytic (deterjen) 10 45% Debu biji padi-padian/gandum 02 40%

5%

Sektor Pertanian - A.S.

25

DEFINISI ASMA AKIBAT KERJA:


Gangguan obstruksi dan/atau hiperreaksi dari saluran

pernafasan akibat pajanan bahan spesifik ditempat kerja. Dibagi atas:


Ada masa laten: - asma imunologis

Tanpa masa laten: Reactive Airways Dysfunction

Syndrome (RADS) Asma imunologis & nonimunologis

Sektor Pertanian - A.S.

26

DIAGNOSIS KERJA:
ASMA BRONKHIALE:

Obstruksi umum jalan nafas yang bisa reversibel dengan gejala batuk, sesak di dada (chest tightness) dan mengi (wheezing) Asma yang disebabkan oleh faktor pajanan yang spesifik ditempat kerja Harus dibedakan dengan Asma yang diperberat oleh pekerjaan

ASMA AKIBAT KERJA:

Sektor Pertanian - A.S.

27

KLASIFIKASI ASMA AKIBAT KERJA


Sensitisasi: Menyebabkan:

Asma Bronkhiale

Non-sensitisasi: Menyebabkan:

Reactive Airway Disfunction Syndrome Irritant-asthma

Sektor Pertanian - A.S.

28

Jumlah Penyebab Asma Akibat Kerja


Saat ini sudah ada daftar resmi bahan yang dapat

menyebabkan asma:
Ada 359 substansi di daftar AOEC (Asthmagen

Occupational Exposure Codes) www.aoec.org/aoeccode.htm

Sektor Pertanian - A.S.

29

MEKANISME:
Imunologis: Reaksi tipe I (reaksi hipersensitifitas langsung) = IgE Biasa terjadi pada individu yang atopik
Non-imunologis: Mekanisme masih belum jelas

Sektor Pertanian - A.S.

30

DIAGNOSIS:
Anamnesis:
Riw. Pekerjaan: tugas, tempat kerja, denah, pekerja lain Gejala:

Jenis gejala Lama gejala timbul Pola gejala timbul immediate,, delayed, immediate & late onset Apakah membaik bila tidak bekerja Riwayat merokok Riwayat asma Riwayat atopi

Faktor risiko:

Riwayat kecelakaan bahan kimia

Sektor Pertanian - A.S.

31

Pemeriksaan: Pemeriksaan untuk menegakkan D/ Asma Tanda-tanda mekanisme alergi Mendemonstrasikan timbulnya obstruksi jalan nafas setelah terpajan dengan zat penyebab

Serial Spirometry Serial Peak Expiratory flow Inhalation challenge test Methacholine challenge test pada waktu terpajan dan tidak terpajan

Sektor Pertanian - A.S.

32

Penanganan
Pengobatan asma seperti biasa
Jauhkan dari pajanan berhenti bekerja Periodik spirometri

Sektor Pertanian - A.S.

33

SURVEILANS
Mendeteksi dini mencegah menjadi progresif
Pada penderita asma yang sudah dipindahkan Cara: Kwesioner Spirometri

Sektor Pertanian - A.S.

34

DEFINISI:
Penyakit Paru yang disebabkan oleh reaksi imunologis

dan mengenai jaringan parenchim paru Juga disebut:


Extrinsic Allergic Bronchiolo Alveolitis

Sektor Pertanian - A.S.

36

PENYEBAB
Bahan Organik: Spora dari bakteri thermophilic Fungi saprophytic Protein serum dari burung/binatang Beberapa bahan kimia: TDI, Trimetallitic anhydride

Sektor Pertanian - A.S.

37

GAMBARAN KLINIS
Faktor berpengaruh:
respons imunologis dari pekerja Intensitas & frekwensi pajanan

Gambaran akut:
Gejala sistemik 4 6 jam setelah terpajan dan gejala

pada saluran pernafasan - 12 18 jam Pem fisik: rhonkhi basah pada kedua basal paru

Sektor Pertanian - A.S.

38

PEMERIKSAAN PENUNJANG
X-ray:
normal/gamb. Noduloreticular halus/infiltrat hilang setelah 1 2 mgg tidak terpajan

Spirometri:
Gambaran restriktif Kapasitas difusi menurun

Lab:
Leukositosis dengan eosinofilia (+ 10%)

Biopsi: (biasa tidak dilakukan)


Infiltrat limfosit yang difus Granuloma yang hampir sama denga sarcoid

Sektor Pertanian - A.S.

39

Gambaran khronis:
Kelainan ireversibel: Sesak nafas progresif Batuk non-produktif Malaise & BB menurun Kadang-kadang ada clubbing Perubahan pada PFT, X-ray & biopsi = Gambaran

Fibrosis Paru atau COPD

Sektor Pertanian - A.S.

40

GAMBARAN IMUNOLOGIS
Khas: Serum antibodi (preciptins) terhadap antigen

penyebab.
Antibodi dari IgG, IgM & IgA Tidak terjadi peningkatan IgE

Skintest positif Imunitas sel biasa juga positif

Sektor Pertanian - A.S.

41

PENGOBATAN & KONTROL


Menghindari pajanan Kortikosteroid Langkah pengontrolan di tempat kerja

Sektor Pertanian - A.S.

42

Farmers Lung Disease

Menyerang petani padi, gandum Penyebab: thermofilic actinomycetes vulgaris pada jerami yang membusuk

Bagassosis

Petani/pekerja pabrik tebu/pabrik kertas Thermofilic actinomycetes sacchari pada alas batang tebu

PENDAHULUAN
Byssinosis (bah. Junani = benang putih) Patogenesis masih belum jelas apakah karena

sensitisasi atau karena efek toksik Banyak terjadi di industri kapuk (tekstil katun) penyebabnya diperkirakan:
Endotoksin bakteri gram negatif yang mengkontaminasi

kapuk

Sektor Pertanian - A.S.

45

GAMBARAN KLINIS & DIAGNOSIS


Sesak nafas dan rasa sesak didada terutama pada hari pertama setelah libur 2 hari Monday Morning Feeling/Tightness Perubahan fungsi paru pada saat ada gejala penurunan FEV1
Pada individu 10 % (+ 300 ml) Pada kelompok 3% (+ 75 ml)

DIAGNOSTIK: tidak ada yang spesifik, kecuali gejala


Sektor Pertanian - A.S. 46

KLASIFIKASI
Co -

tidak ada gejala C 1/2gejala kadang2 pada hari Senin C1 gejala setiap hari Senin C2 gejala hari Senin & 1 hari lain C3 sama seperi C2 + kecacadan

paru

Sektor Pertanian - A.S.

47

Farmers Lung Disease

Menyerang petani padi, gandum Penyebab: thermofilic actinomycetes vulgaris pada jerami yang membusuk

Bagassosis

Petani/pekerja pabrik tebu/pabrik kertas Thermofilic actinomycetes sacchari pada alas batang tebu

Anda mungkin juga menyukai