Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN JOURNAL READING LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK

DISUSUN OLEH : MANDY ADINE SETIAWAN (406117040) ELIZABETH ANDREA LIEMBERS (406117042) LUCRETYA YENIWATI T (406117043)

PEMBIMBING : dr. SUPARTONO, Sp. PD

DEFINISI
Penyakit autoimun dimana organ dan sel mengalami kerusakan lewat reaksi pengikatan jaringan dengan autoantibodi dan kompleks imun.

FAKTOR PREDISPOSISI LES


PENGARUH LINGKUNGAN

PENGARUH GENTIK

PENGARUH HORMONAL

REGULASI EPIGENETIK DARI EKSPRESI GEN

SEL IMUN DAN SITOKIN

ORGAN-ORGAN YANG TERLIBAT

Pengaruh Genetik
Terjadi peningkatan frekuensi LES pada keluarga penderita LES dibandingkan dengan kontrol sehat dan peningkatan LES pada kelompok etnik tertentu menguatkan dugaan faktor genetik berperan dalam patogenesis LES Pada sebagian kecil pasien (< 5 %), LES terjadi akibat defisiensi gen tunggal (komponen komplemen C1q dan C4) Pada sebagian besar pasien, LES terjadi akibat efek kombinasi variasi sejumlah gen.

Lokus Kromosom dan Gen terkait LES

Pengaruh Lingkungan
Inisiasi penyakit SLE diduga merupakan hasil dari beberapa faktor eksogen dan lingkungan. Beberapa faktor lingkungan terkait LES (Tabel2). Radiasi UV:
mencetuskan dan mengeksaserbasi ruam fotosensitifitas pada LES

Merokok telah dilibatkan dalam studi epidemiologi Kemungkinan virus dapat memicu LES telah dipertimbangkan selama 40 tahun terakhir. Salah satu contohnya adalah VEB (Virus Epstein-Barr )

Tabel 2
Faktor lingkungan yang mungkin berhubungan dengan partogenesis LES Faktor fisik/kimia Amin aromatik Hydrazine Obat-obatan (prokainamid, hidralazin, klorpromazin, isoniazid, feniotoin, penisilamin) Merokok Pewarna rambut Sinar ultraviolet (UV) Faktor makanan Konsumsi lemak jenuh yang berlebihan L-canavanine (kuncup dari alfalfa) Agen infeksi Retrovirus DNA bakteri/endotoksin Hormon dan estrogen lingkungan Terapi sulih hormon (HRT), pil kontrasepsi oral Paparan estrogen prenatal

Pengaruh Hormonal dan Jenis Kelamin


LES adalah penyakit yang lebih banyak menyerang perempuan dan serangan pertama jarang terjadi pada usia prepubertas dan setelah menopause Pada perempuan maupun laki-laki terjadi metabolisme estrogen yang berlebihan dan konsentrasi androgen plasma yang rendah (testosteron, dehidrotestosteron, DHEA, DHEAS) menyebabkan perubahan respon imun Hormon progesteron lebih rendah pada penderita LES perempuan dibandingkan kontrol sehat Kromosom X mungkin dapat berkontribusi secara independen (tikus betina dan jantan yang gennya telah dimanipulasi untuk mengekspresikan kombinasi XX, XO (betina), XY, atau XXY (jantan), kehadiran dua kromosom X meningkatkan keparahan LES) Di antara gen-gen yang diketahui berkontribusi terhadap patogenesis LES adalah CD40, yang berada pada kromosom X

MANIFESTASI KLINIK LES


Manifestasi klinik penyakit LES sangat beragam dan seringkali pada keadaan awal tidak dikenali sebagai LES karena manifestasi klinis LES sering tidak terjadi secara bersamaan Gambaran klinis keterlibatan sendi atau muskuloskeletal dijumpai pada 90% kasus LES

MANIFESTASI KLINIK LES


Gejala Konstitusional Kelelahan biasanya mendahului manifestasi lainnya Penurunan Berat Badan terjadi akibat menurunnya napsu makan atau akibat gejala gastrointestinal Demam demam akibat LES biasanya tidak disertai menggigil Lain-lain rambut rontok, hilangnya napsu makan, pembesaran KGB, bengkak, sakit kepala, mual dan muntah

MANIFESTASI KLINIK LES


Manifestasi Sistemik Muskuloskeletal nyeri otot (mialgia), nyeri sendi (artalgia), artritis Kulit ruam kulit, lesi muko-kutaneus (reaksi fotosensitifitas, diskoid LE) Paru radang interstitial parenkim paru (pneumonitis), emboli paru, hipertensi pulmonum, perdarahan paru

Kardiologis perikarditis, vegetasi pada katup jantung, valvulitis, gangguan konduksi, hiprtensi
Renal nefritis, gagal ginjal Gastrointestinal mesenteric vasculitis, inflamatory bowel disease (IBS), pankreatitis, penyakit hati (hepatomegali), dispepsia Hemik-limfatik limfadenopati

DIAGNOSIS LES
Diagnosis LES ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan laboratorium. American College of Rheumatology (ACR), tahun 1982, mengajukan 11 kriteria untuk klasifikasi LES. Bila didapatkan 4 kriteria, maka diagnosis LES dapat ditegakkan.

KRITERIA DIAGNOSIS LES MENURUT AMERICAN COLLEGE OF RHEUMATOLOGY


Kriteria Malar rash Ruam discoid Definisi ruam pada pipi dan hidung, sering kali dalam bentuk kupu-kupu ruam yang muncul sebagai merah , menonjol , disc-shaped patches

fotosensitivitas

Reaksi dari sinar matahari yang menyebabkan munculnya kemerahan dan dapat memburuk
Nyeri pada mulut Bengkak dan nyeri pada 2 sendi atau lebih Peradangan pada lapisan sekitar paru-paru (pleuritis) atau peradangan pada lapisan di sekitar jantung yang menyebabkan nyeri dada, yang memburuk dengan pernapasan dalam (pericarditis)

Perdarahan oral artritis serositis

Kelainan ginjal Kelainan saraf Kelainan darah

Proteinuria dan sel-sel buangan dalam urin yang persisten Kejang atau gangguan psikotik Anemia (jumlah eritrosit rendah), leucopenia (jumlah leukosit rendah), limfopenia (jumlah linfosit rendah), atau trombositopenia (jumlah trombosit rendah)

Kelainan sistem imun

Tes anti-double stranded DNA positif, tes anti-Sm positif, tes antibodi antifosfolipid positif

Antibodi antinuklear abnormal

Tes antibodi-antinuklear positif

Malar rash

Ruam discoid

Fotosensitivitas

Artritis

Table2. Pendekatan Terapi LES Aspirin Glucocorticoids Immunosuppressive agents Cyclophosphamide Methotrexate Azathioprine Mycophenolate mofetil Modulation of B-cell function or numbers Reestablishment of tolerance B-cell depletion B-celldirected cytokines Blockade of B-lymphocyte stimulator (belimumab) TACIimmune globulin (atacicept) Blockade of the interleukin-6 receptor (tocilizumab)

Interruption of T-cellB-cell interaction Blockade of CD40 ligand CTLA4immune globulin Blockade of inducible costimulator Reestablishment of tolerance in T cells Autoantigen-derived peptides Blockade of type I interferon Inhibition of toll-like receptor Hydroxychloroquine Hormone manipulation (dehydroepiandrosterone) Modulation of cell signaling Spleen tyrosine kinase (fostamatinib) Janus kinase Rho kinase Calcium/calmodulin-dependent protein kinase IV Calcineurin (dipyridamole) Mammalian target of rapamycin (sirolimus)

Anda mungkin juga menyukai