Anda di halaman 1dari 51

Konsep Dasar Te n a g a G e o m o r f o l o g i

terbagi

Endogen

Eksogen

BUM I

Te r u s B e r u b a h

Lahan Asal Denudasional

Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen bersifat merusak dan mengikis kulit bumi, terutama pada bagian-bagian yang tinggi, tetapi sebaliknya tenaga eksogen mengisi bagian-bagian yang rendah.

Faktor-faktor Eksogen

air

Tenaga Eksogen

Dipengaruhi oleh

angi n organisme
e s matahar

pengertian

Proses terbentknya

Bentuk lahannya

Dampak dari peoses denudasional

Penanggulangan terhadp proses denudasional

Pengertian
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses pengendapan yang terjadi karena agradasi atau degradasi (Herlambang, Sudarno. 2004:42). Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi, Proses agradasi menyebabkan kenaikan permukaan bumi.

Ciri-ciri
Relief sangat jelas: lembah, lereng, pola aliran sungai. Tidak ada gejala struktural, batuan massif, dep/strike tertutup. Dapat dibedakan dengan jelas terhadap bentuk lain Relief lokal, pola aliran dan kerapatan aliran menjadi dasar utama untuk merinci satuan bentuk lahan Litologi menjadi dasar pembeda kedua untuk merinci satuan bentuk lahan. Litologi terasosiasi dengan bukit, kerapatan aliran,dan tipe proses.

PROSES TERBENTUKNYA LAHAN ASAL DENUDASIONAL

Faktor2 Tenaga Eksogen


Menyebabkan

Pelapukan

masswasting

Erosi

Sedimentasi

Benntuk lahan Denudasional


Pegunungan Denudasional Lahan Rusak (Bad land) Perbukitan Denudasional

Lereng Kaki (Foot slope)

Bentuk Lahan Denudasional


Dataran Nyaris (peneplain)

Krucut Talus (Talus cones)

Perbukitan Sisa Terpisah (inselberg)

Dampak erosi Dampak pelapukan Dampak masswasting

Proses denudasional

Dampak sedimentasi

terhadap

pelapukan

Erosi

masswasting

sedimentasi

Pelapukan
Fisik (mekanik)

Pelapukan
Organik kimiawi

Pelapukan (weathering)
Pelapukan ( weathering) berasal dari istilah weather dalam bahasa Inggris yang berarti cuaca Sehingga pelapukan batuan adalah proses yang berhubungan dengan perubahan sifat (fisis dan kimia) batuan di permukaan bumi oleh pengaruh cuaca. Secara umum, pelapukan diartikan sebagai proses hancurnya massa batuan oleh tenaga Eksogen ,

Jenis Batuan Faktor-faktor Pelapukan Iklim vegetasi Tofografi

1. Jenis batuan
(kandungan mineral, retakan, bidang pelapisan, patahan). Batuan yang resisten lebih lambat terkena proses eksternal sehingga tidak mudah lapuk, sedangkan batuan yang tidak resisten sebaliknya. Contoh : Limestone, resisten pada iklim kering tetapi tidak resisten pada iklim basah. Granit, resisten pada iklim basah tetapi tidak resisten pada iklim kering

Granit

Limestone

2. Iklim
terutama temperatur atau suhu dan curah hujan yang sangat mempengaruhi tingkat pelapukan. Contoh: Iklim kering, jenis pelapukannya fisis Iklim basah, jenis pelapukannya kimia Iklim dingin, jenis pelapukannya mekanik

3. Vegetasi Vegetasi, atau tumbuh-tumbuhan mempunyai peran yang cukup besar terhadap proses pelapukan batuan Secara mekanis akar tumbuh-tumbuhan itu menembus batuan, bertambah panjang dan membesar menyebabkan batuan pecah.

Secara kimiawi tumbuh-tumbuhan melalui akarnya mengeluarkan zat-zat kimia yang dapat mempercepat proses pelapukan batuan.
Akar, batang, daun yang membusuk dapat pula membantu proses pelapukan, karena pada bagian tumbuhan yang membusuk akan mengeluarkan zat kimia yang mungkin dapat membantu menguraikan susunan kimia pada batuan. Topografi, yang kemiringannya besar dan menghadap arah datangnya sinar matahari atau arah hujan, maka akan mempercepat pelapukan.

Pelapukan Fisik (mekanik)

Pelapukan fisik (mekanis), yaitu pelapukan yang disebabkan oleh perubahan volume batuan dapat ditimbulkan oleh perubahan kondisi lingkungan (berkurangnya tekanan, insolasi, hidrasi, akar tanaman, binatang, hujan dan petir), atau karena interupsi kedalam pori-pori atau patahan batuan

Pelapukan Kimiawi
yaitu pelapukan yang ditimbulkan oleh reaksi kimia terhadap massa batuan. Air, oksigen dan gas asam arang mudah bereaksi dengan mineral, sehingga membentuk mineral baru yang menyebabkan batuan cepat pecah.
Komposisi batuan, iklim, ukuran batuan, vegetasi dan binatang.

Pelapukan Organik
yaitu pelapukan yang disebabkan oleh mahkluk hidup, seperti lumut. Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuhtumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun penambangan.

Gerakan massa batuan (mass wasting)


Pengertian
Yaitu perpindahan atau gerakan massa batuan atau tanah yang ada di lereng oleh pengaruh gaya berat atau gravitasi atau kejenuhan massa air. Ada yang menganggap mass wasting itu sebagai bagian dari pada erosi dan ada pula yang memisahkannya. Hal ini memang tidak mudah difahami karena memang sukar untuk dipisahkan secara tegas, karena dalam erosi juga gaya berat batuan itu turut bekerja.

Dipengaruhi oleh:
Kemiringaan Lereng Relief Lokal
Ketebalan hancuran batuan(debris)

Iklim

Vegetasi

Gempa Bumi

Tambahan material pada bagian atas lereng

Kemiringan Lereng

Iklim

Makin besar sudut kemiringan lereng dari suatu bentuk lahan semakin besar peluang terjadinya Mass Wasting, karena gaya berat semakin berat pula Relief Lokal Terutama yang mempunyai kemiringan lereng cukup besar, misal kubah, perbukitan mempunyai peluang yang besar untuk terjadinya Mass Wasting.

Kondisi iklim disuatu daerah akan mempengaruhi cepat atau lambatnya Mass wasting.

Vegetasi
Daerah yang tertutup oleh vegetasi atau tumbuh-tumbuhan peluang untuk terjadinya Mass Wasting kecil, karena vegetasi dapat menahan laju gerakan massa batuan di permukaan.

Gempa Bumi

Tambahan material pada bagian atas lereng

Daerah yang sering mngalami gempa bumi cenderung labil, sehingga peluang terjadinya Mass wasting besar

Di daerah gunung api aktif sering terjadi penambahan material di bagian atas lereng akibat letusan sehingga akan memperbesar peluang terjadinya Mass wasting.

Hasil masswasting

JENIS-JENIS MASS WASTING


Slow flowage (gerakan lambat) Rapid flowage (gerakan cepat)

Gerakan lambat meliputi rayapan dan solifluksi. Rayapan (creep) adalah pemindahan massa batuan yang lambat hingga tidak mudah diamati.

Pemindahan cepat ini disebabkan oleh adanya kadar air yang lebih tinggi, sehingga batuan/tanah yang bergerak itu jenuh. Oleh karena itu, diperoleh kesan bahwa batuan itu mengalir

Very rapid flowage (gerakan sangat cepat),

Terban/ amblesan (subsidence),

Gerakan ini didominasi pengaruh gravitasi.

Gerakan massa batuan tipe ini adalah ke bawah atau vertikal tanpa disertai gerakan mendatar/horisontal.

Erosi
Erosi adalah suatu proses geomorfologi, yaitu proses pelepasan dan terangkutnya material bumi oleh tenaga geomorfologis baik kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi

Iklim

Topografi
Faktor-faktor Erosi

terbagi

vegetasi Tanah

Manusia

Iklim Faktor iklim yang berpengaruh adalah curah hujan, angin, temperatur, kelembapan, penyinaran matahari. Banyaknya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan menentukan dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kecepatan aliran permukaan, serta besarnya kerusakan erosi. Angin selain sebagai agen transport dalam erosi beberapa kawasan juga bersama-sama dengan temperatur, kelembaban dan penyinaran matahari terhadap evapotranspirasi, sehingga mengurangi kandungan air dalam tanah yang berarti memperbesar investasi tanah yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepekaan erosi tanah.

Tanah, sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas, kapasitas menahan air dan struktur tanah. Manusia. Manusia dapat mencegah dan mempercepat terjadinya erosi tergantung bagaimana manusia mengelolanya

Topografi: kemiringan lereng, panjang lereng, konfigurasi, keseragaman, dan arah lereng mempengaruhi erosi. Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajad atau persen. Kecuraman lereng memperbesar jumlah aliran permukaan, dan memperbesar kecepatan aliran permukaan, sehingga dengan demikian memperbesar daya angkut air. Semakin besar erosi terjadi dengan makin curamnya lereng.

Vegetasi, berperan untuk mengurangi kecepatan erosi.

Tanah. Kepekaan tanah terhadap erosi tergantung pada sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas, kapasitas menahan air dan struktur tanah.

Manusia. Manusia dapat mencegah dan mempercepat terjadinya erosi tergantung bagaimana manusia mengelolanya

Jenis-jenis Erosi
Erosi percik (splash erotion)

Jenisjenis Erosi
Erosi parit (channel erosion) Erosi lembar (sheet erosion)

Erosi percik (splash erotion)


Pengertian Contoh

ialah proses percikan partikel-partikel tanah halus yang disebabkan oleh pukulan tetes air hujan terhadap tanah dalam keadaan basah

Contoh

Erosi lembar (sheet erosion)


Pengertian
adalah erosi yang terjadi karena pengangkutan atau pemindahan lapisan tanah yang hampir merata ditanah permukaan oleh tenaga aliran perluapan. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.

Erosi parit (channel erosion)


Contoh

Pengertian

Erosi ini terbentuk sama dengan erosi alur, tetapi tenaga erosinya berupa aliran lipasan dan alur-alur yang terbentuk sudah sedemikian dalam sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah secara biasa

PENGERTIAN

CONTOH

Sedimentasi adalah proses penimbunan tempattempat yang lekuk dengan bahan-bahan hasil erosi yang terbawa oleh aliran air, angin, maupun gletser (Suhadi Purwantara, 2005:74). Sedimentasi tidak hanya terjadi dari pengendapan material hasil erosi saja, tetapi juga dari proses mass wasting. Namun kebanyakan terjadi dari proses erosi.

Satuan Bentuk Lahan Asal Denudasioal


Pegunungan Denudasional
Karakteristik umum unit

contoh

mempunyai topografi bergunung dengan lereng sangat curam (55>140%), perbedaan tinggi antara tempat terendah dan tertinggi (relief) > 500 m. Mempunyai lembah yang dalam, berdinding terjal berbentuk V karena proses yng dominan adalah proses pendalaman lembah (valley deepening).

Perbukitan Denudasional

contoh

Mempunyai topografi

berbukit dan bergelombang dengan lereng berkisar antara 15 > 55%, perbedaan tinggi (relief lokal) antara 50 -> 500 m.

Dataran Nyaris (peneplain)

Contoh

Akibat proses denudasional

yang bekerja pada pegunungan secara terus menerus, maka permukaan lahan pada daerah tersebut menurun ketinggiannya dan membentuk permukaan yang hamper datar yang disebut dataran nyaris (peneplain). Dataran nyaris dikontrol oleh batuan penyusunan yang mempunyai struktur berlapis (layer).

Perbukitan Sisa Terpisah (inselberg)


Apabila bagian depan

Contoh

(dinding) pegunungan/perbukitan mundur akibat proses denudasi dan lereng kaki bertambah lebar secara terus menerus akan meninggalkan bentuk sisa dengan lereng dinding yang curam. Bukit sisah terpisah atau inselberg tersebut berbatu tanpa penutup lahan (barerock) dan banyak singkapan batuan (outcrop).

Krucut Talus (Talus cones)

Contoh

Mempunyai topografi

berbentuk kerucut/kipas dengan lereng curam (350). Secara individu fragmen batuan bervariasi dari ukuran pasir hingga blok, tergantung pada besarnya cliff dan batuan yang hancur

Lereng Kaki (Foot slope)

Contoh

Mempunyai daerah

memanjang dan relatif sermpit terletak di suatu pegunungan/perbukitan dengan topografi landai hingga sedikit terkikis. Lereng kaki terjadi pada kaki pegunungan dan lembah atau dasar cekungan (basin).

Lahan Rusak (Bad land)

Contoh

Merupakan daerah yang

mempunyai topografi dengan lereng curam hingga sangat curam dan terkikis sangat kuat sehingga mempunyai bentuk lembah-lembah yang dalam dan berdinding curam serta berigir tajam (knife-like) dan membulat. Proses erosi parit (gully erosion) sangat aktif sehingga banyak singkapan batuan muncul ke permukaan (rock outcrops).

dampak Proses denudasional


Erosi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas tanah, pemandatan tanah, pendangkalan pada sumber air, perluasan daratan, dan pembalikan lapisan tanah. Pelapukan mengakibatkan rusaknya struktur batuan dan tanah, pemicu mass wasting, menimbulkan habitat baru, dan degradasi lahan. Sedangkan mass wasting berpengaruh terhadap terjadinya bahaya longsor, pembalikan tanah, dan sedimentasi pada bagian bawah. Sedimentasi berdampak pada pendangkalan dan pembentukan bentuk alam yang baru.

Menanggulangi proses denudasi


Upaya Pengendalian Erosi
Erosi tidak dapat dicegah
mencegah gerakan massa batuan antara lain

Maswasting dapat dicegah

secara sempurna karena merupakan proses alam.


Pengolahan Tanah.

atau diperlambat dengan cara:


Menanami lereng

Pemasangan Tembok Batu

Membuat teras-teras pada

Rangka Besi Penghutanan Kembali, Penempatan Batu-batu Kasar sepanjang Pinggir Pantai Pembuatan Pemecah Angin atau Gelombang

lereng. Bangunan di lereng dibuatkan beton penahan

sedimentasi
Sebenarnya sedimentasi tdak

bisa diatasi secara permanen, hanya bisa dicegah dengan cara mengatasi penyebabnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan bila terjadi pengendapan atau sedimentasi adalah Melakukan pengerukan di muara-muara sungai yang mengalami pendangkalan karena sedimentasi. Tujuannya adalah untuk memperlancar arus sungai sehingga dengan demikian banjir dapat dikurangi.

Anda mungkin juga menyukai