MARKER PROTEIN SERUM UNTUK DETEKSI KANKER OVARIUM

PENDAHULUAN
Ca ovarium kematian kanker ginekologi dan kematian terbanyak akibat kanker pada wanita Eropa dan AS

Diagnosis dini epithelial ovarian cancer (EOC) secara signifikan morbiditas dan mortalitas Biomarker potensial dx ca ovarium tp sedikit yg dapat mendeteksi sebagai skrining stadium awal

DETEKSI DINI CA OVARIUM

Mayoritas (85-95%) tumor ovarium malignan di Amerika tipe epitelial Metode deteksi dini imunologi ca ovarium pmx antigen yg berhubungan dg tumor, CA-125 CA-125 meningkat pd <50% pasien ca ovarium std I serum tumor marker multipel

Serum Protein Marker untuk Deteksi Dini Ca Ovarium

Analisis sampel serum dg spektrometri mencari protein atau fragmen protein mendeteksi keberadaan atau tidak adanya kanker

Alnalisis ada tidaknya suatu protein atau peptida dlm serum antibodi ELISA atau pendekatan lain sebagai kombinasi biomarker dg peningkatan spesifitas dan sensitivitas CA-125 terhadap ca ovarium

Populasi Pasien Sampel serum 86 orang, 28 sehat dan bebas penyakit, 18 dx EOC stadium III/IV dan 40 pasien dg EOC rekuren III/IV + adisional cohort dari 40 individu (8 sehat, 32 pasien EOC, std I-II) validasi blind set marker
Material dan metode 10 ml darah disentrifugal 800x 10 mnt serum akan terseparasi, disimpan -80C Bank jaringan OB/GYN Yale University School of Medicine

HASIL
Total 169 protein dianalisis Cytokin Rolling Circle Amplification (RCA) Microarrays, ELISA dan analisis statistik. 35 protein--marker kelompok sehat dan pasien EOC berdasarkan tes ANOVA dengan nilai P <0,05. Didapatkan empat protein (leptin, prolactin, Osteopontin dan IGF-II)-- RCA immunoassay dan ELISA, saat digunakan bersama untuk diskriminasi sampel kelompok kontrol dan kanker.

Fig. 1. Four tumor markers identified for which the RCA microarray data and ELISA data were completely concordant in classifying serum from normal and EOC individuals in the training cohort. Microarray data are expressed as median fluorescence intensity (mfl); ELISA data are expressed as average protein

Tabel Split Poin Marker Split point Leptin 2.5 Prolactin 10 OPN 21 IGF-II 491 Left interval Cancer (1) Normal (0) Normal (0) Cancer (1) Right interval Normal (0) Cancer (1) Cancer (1) Normal (0)

The split-point scoring procedure is as follows. For each marker, find the best split point to minimize the number of misclassified individuals. The split point divides the sample space into two intervals: one for normal and another for cancer. A score of 0 is assigned to an individual if the related analyte value falls in the normal interval; otherwise, a score of 1 is assigned. Overall, an individual is assigned a score as the sum of the assigned scores from four different markers, the range of such scores being 0-4.

40 sampel -- analisis klasifikasi split poin

Hasil 37 dari 40 sampel tepat diidentifikasi (94%)

Fig. 3. Four-analyte split-point analysis of serum from healthy women (Healthy) and women with EOC (Cancer). Correctly classified normal serum should have a score of 0 or 1, whereas samples from cancer patients have a score of 2, 3, or 4. False-positive and false-negative samples are readily detected.

DISKUSI
Ca ovarium relatif asimtomatik -- monitoring dan deteksi dini yang tepat Tes harus dapat mendeteksi secara akurat perubahan dari pre malignan atau ca ovarium std dini asimtomatik -- ca ovarium Analisis 4 biomarker hasil skrining signifikan + Ca 125 atau protein lain mengimplikasi diskriminasi EOC mempertegas sensitivitas/spesifitas tes tsb Skrining diperlukan juga pemeriksaan tambahan seperti USG transvaginal

SIMPULAN
Marker diskriminasi ca ovarium dan normal dilaporkan disini mungkin bukan merupakan marker spesifik untuk EOC Set protein akurasi tinggi dapat membedakan antara pasien EOC dan normal (std I dan II) Uji serum empat protein marker sensitivitas 95%, spesifitas 95%, PPV 95%, dan nilai prediktif negatif 94% .