Anda di halaman 1dari 20

PENGGUNAAN PETA FASIES SEISMIK PADA PEMODELAN GEOLOGI

Oleh:

Humaedi Aldi Alfarizky Arif Rahmansyah Darana Donny Rio Wahyudi Yudhi Listiawan Vito Rizky Pratama Ferly Ananda Putra Reland Valeriandsyah

NPM 270110100033 NPM 270110100015 NPM 270110090013 NPM 270110100114 NPM 270110100002 NPM 270110100008 NPM 270110100049

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2013

PENDAHULUAN LANGKAH LANGKAH ANALISA PEMODELAN

PEMBUATAN PETA FASIES SEISMIK

Point of Presentation

PENGGUNAAN PETA FASIES SEISMIK EKSTRAKSI PADA KENDALA SEISMIK YANG RELEVAN

PEMODELAN GEOLOGI
STUDI KASUS KESIMPULAN

PENDAHULUAN Apa itu Fasies?


Fasies adalah suatu kenampakan lapisan atau kumpulan dari suatu lapisan batuan yang memperlihatkan karakteristik, geometri, dan sedimentologi tertentu yang berbeda dengan sekitarnya (Boggs, 1987).

Apa itu Fasies Seismik?


Fasies seismik adalah suatu unit refleksi seismik yang mempunyai ciri-ciri khas diantaranya: kontinuitas refleksi, konfigurasi refleksi, geometri luar, amplitudo dan bentuk gelombang, frekuensi, kecepatan interval, dan lain-lain.

Perbedaan karakteristik yang menjadi dasar bagi pengamatan fasies bisa ditinjau dari beberapa hal seperti karakter fisik dan litologi atau litofasies, kandungan biogenik atau biofasies, atau berdasarkan pada metode tertentu yang dipakai sebagai cara pengamatan fasies contohnya fasies seismik atau fasies log.
Gelombang seismik menembus dan terefleksikan kembali ke permukaan gambaran bentuk eksternal dan tekstur internal dari material geologi. Analisis bentuk eksternal dan tekstur internal material geologi dari penampang rekaman seismik Seismic Fasies Analysis.

Tujuan Pemodelan
Tujuan pemodelan, khususnya perminyakan adalah untuk membuat model dari reservoir minyak dan gas. Model ini berguna untuk mendapatkan persetujuan dari pemerintah dalam mempertimbangkan aspek ekonomi (Tyson and Math, 2009). Analisis mendalam dan terintegrasi dengan geostatistik sangat diperlukan: (1) untuk dapat membuat model geologi detail (2) untuk analisa fasies (3) peta porositas untuk tujuan determinasi dan input pada model simulasi reservoir.

LANGKAH LANGKAH ANALISA PEMODELAN


1. Eksplorasi Data Pemahaman yang menyeluruh pada data sangat diperlukan untuk dapat menganalisis. Eksplorasi dari pendistribusian data, melihat batasan batasan secara global dan lokal, melihat pola pola global, memeriksa korelasi spasial, dan memahami kovariasi dari berbagai data. 2. Pembuatan Model Dulu Metode geostatistik = kriging Memiliki penilaian untuk kesalahan mengasumsikan data dari proses stokastik Sekarang

prediksi

dan

Metode deterministik Tidak memiliki penilaian untuk kesalahan prediksi, tidak ada asumsi untuk data

Peta yang dihasilkan dapat berupa peta prediksi (peta interpolasi), peta standar eror, peta quantile, dan peta probability.

3. Melakukan Diagnostik Sebelum menghasilkan hasil akhir harus kita mengeketahui dahulu seberapa bagusnya prediksi nilai di tempat yang tidak memiliki data real. Dalam pemodelan geologi khususnya pemodelan reservoir, model yang baik akan memiliki satu kualitas yang sederhana yaitu harus menyediakan prediksi yang baik dari perilaku reservoir untuk merespon keadaan (Tyson and Math, 2009). Analisis geostatik dalam pemodelan geologi Dapat diprediksi nilai dari daerah yang tidak memiliki data real sehingga dapat dibuat hasil prediksi yang mendekati nilai penyebaran sebenarnya Sayatan seismik untuk dibuat peta fasies seismik dan analisa fasies deposisi. Peta penyebaran porositas dibuat dari beberapa data sumur dan analisa kecepatan seismik.

PEMBUATAN PETA FASIES SEISMIK


Untuk pembuatan peta fasies seismik tiap sikuen data yang diperlukan adalah geometri refleksi internal dan hubungannya dengan batas sikuen, tambahan atribut seismik seperti amplitude dan continuity juga diidentifikasi (Dunn et al, 1996). Fasies deposisi dari karakter seismik dan deskripsi litofasies dikalibrasi dari core dan analisis log. Tantangannya adalah untuk mengintegrasikan prediksi kuantitatif, kenampakan dan pengukuran dari data seismik ke dalam deskripsi reservoir statis dan model reservoar dinamis melalui seismik 3D dan 4D (Hargrave et al, 2003).
diidentifikasi

Beberapa teknik interpretasi seismik dalam yang dikemukakan (Mair et al, 2003) adalah sebagai berikut: Menggunakan multiple atribut untuk interpretasi sesar dan penjelajahan permukaan. Scanning dan slicing Interpretasi seluruh sesar yang ada.

PENGGUNAAN PETA FASIES SEISMIK


Data sumur saja tidak dapat memberikan variasi sifat secara akurat, karena kekurangan distribusi lateralnya dan spasi yang besar, dibandingkan dengan ukuran heterogenitas lateralnya yang akan dimodelkan. Di sisi lain dan meskipun resolusi vertikal yang buruk, data seismik memberikan Informasi yang lebih baik untuk mengatasi keterbatasan sebagai mana keuntungannya dari kepadatan informasi secara lateral yang diberikan data seismik tersebut dengan baik. Deskripsi akurat dari variasi lateral heterogenitas reservoir adalah masalah yang kritis ketika kita akan membuat model reservoar yang ditujukan untuk pencocokan sejarah dan produksi perkiraan berikutnya.

STUDI KASUS
Contoh yang digunakan untuk menggambarkan alur kerja pemodelan dijelaskan dalam makalah ini yaitu di lapangan turbidit, lepas pantai Angola. Kumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: Volume 3D seismik post-stack (Gambar 1); 8 sumur dengan semua jenis log, termasuk log sonik, density, gamma ray, resistivitas dan neutron, porositas. Sebuah sumur yang khas ditampilkan pada Gambar 1. Top dan bottom reservoir baik dalam skala waktu dan kedalaman.

EKSTRAKSI PADA KENDALA SEISMIK YANG RELEVAN


Pengerjaan karakterisasi seismik reservoar dimulai dengan model dasar inversi multi-channel, dikalibrasi pada seluruh sumur, yang memperhitungkan stratigrafi dalam interval reservoar. Atribut seismik yang digunakan untuk karakterisasi reservoar relatif jalur Pimpedansi yang diekstraksi dari hasil inversi di level reservoar. Karena heterogenitas reservoir yang diteliti, tidak ada hubungan kuantitatif yang dapat dibuat diantara atribut seismik dan sifat reservoar pada sumur. sehingga analisis fasies seismik ini dilakukan untuk mendapatkan peta zonasi reservoar. Peta ini kemudian diubah menjadi peta sand proportion dengan kalibrasi fasies seismik terhadap data sumur.

Teknik yang kita gunakan adalah teknik pengenalan dengan pola non-supervised statistic. analisis ini memungkinkan untuk mengidentifikasi jumlah cluster alami dalam data, setiap mode berhubungan dengan bentuk jalur yang spesifik. Jalur yang paling khas dari setiap mode yang diambil dan kemudian digunakan dalam analisis diskriminan. Dua peta yang akhirnya diperoleh yaitu peta fasies dan peta probabilitas yang memberikan informasi yang pasti dalam klasifikasi tersebut.
Pada contoh kami, peta fasies seismik akhir menunjukan 4 perbedaan fasies seismik. Semuanya telah disebandingkan dengan setidaknya satu sumur, dan oleh karena itu dapat diinterpretasikan: o Fasies kuning dicocokan dengan zona dengan proporsi pasir paling tinggi dengan sifat reservoar baik sampai sangat baik. Rata-rata net-to-gross dalam fasies seismik ini diperkirakan sampai 50%. o Fasies jingga dicocokan dengan net-to-gross 35%, dengan pasir reservoir kualitas baik.

o Fasies biru muda, dengan kualitas reservoir menengah dan net-to-gross 25%. o Fasies biru tua, yang dicocokan dengan fasies non-reservoir, dengan netto-gross kurang dari 2%.
Peta proporsi fasies diturunkan dari interpretasi posteriori dengan menerapkan perhitungan relevan net-to-gross pada sumur pada setiap jalur seismik memiliki kemungkinan cut off lebih besar dari 80%. Peta akhir ini, digunakan sebagai input langkah pemodelan geologi resolusi tinggi selanjutnya.

PEMODELAN GEOLOGI
Teknik simulasi pluri-gaussian yang dipilih dimulai dengan analisis proporsi fasies, berdasarkan data sumuran dan dari setiap zona reservoir. Dari sudut pandang praktik, satu kurva proporsi vertikal diasosiasikan kepada setiap fasies seismik. Berdasarkan kurva proporsi vertikal, pemetaan proporsi fasies vertikal, juga disebut matriks proporsi, dihasilkan sedemikian rupa sehingga didapatkan proporsi kurva fasies dan proporsi fasies lokal yang diestimasikan dari data seismik. Pemodelan pluri-gaussian memerlukan dua model variogram yang digunakan untuk mensimulasikan dua fungsi gaussian. Fasies lalu didefinisikan dengan menggunakan treshold pada dua fungsi ini. Tentu saja treshold yang akan digunakan tergantung (1) pada hubungan antara fasies yang berbeda dan (2) pada proporsi fasies. Urutan fasies dalam sikuen reservoir telah dipilih untuk dijadikan model geologi dimana pasir reservoir dan endapan pasir serpihan.

Hal yang sama, model variogram yang dipilih untuk simulasi pluri-gaussian sangat tergantung pada model stratigrafi dan geometri dari endapan yang diduga. Pada studi kasus ini dua model eksponensial telah dipilih: Pertama, kontrol pengendapan fasies reservoir (pasir dan pasir serpihan). Yang telah dipilih secara isotrop. Kedua, kontrol distribusi reservoir (pasir+pasir serpihan) diantara serpih (fasies paling umum). Yang telah dipilih secara anisotrop. Sebagai hasilnya, simulai pluri-gaussian memberikan model geologi dengan resolusi yang tinggi yang dikondisikan pada sumur dan penerapan variasi fasies lateran yang dianalisis dari seismik.

KESIMPULAN
1. Metodologi yang dijelaskan dalam makalah ini yaitu untuk mengintegrasikan data seismik ke dalam pemodelan geologi resolusi tinggi, menawarkan fleksibilitas yang tinggi mengingat permasalahn geologi baik kualitatif (peta fasies seismik) dan kuantitatif (peta properti) dapat digunakan. Pemilihan jenis kendala yang akan dihasilkan tergantung pada: Kualitas data seismik (dalam hal sinyal dan resolusi); Respon seismik yang diharapkan dari interval reservoar yang tergantung pada waktu yang sama pada litologi, porositas, kandungan fluida, ketebalan lapisan, dll; Hubungan yang dapat dideteksi antara atribut seismik dan properti reservoir. 2. Pada saat yang sama, teknik pemodelan pluri-gaussian menyediakan cara yang sangat efisien dengan pencampuran informasi bersama yang berasal dari data seismik dan sumur serta memperhitungkan jumlah sebenarnya pada geologi reservoar.

Thank you for your attention

Anda mungkin juga menyukai