Anda di halaman 1dari 114

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Oleh Ns. Arni,S. S. Kep

DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH Cairan tubuh kita didistribusikan dalam 2 kompartemen yang berbeda ces dan cis Cis adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan menyusun sekitar 70% dari cairan tubuh (2/3) Cis memiliki banyak solut (zat terlarut yang sama dengan yang berada di ruang ektrasel.

cairan dan elektrolit

Merupakan media tempat terjadinya aktivitas sel. Ces adalah merupakan cairan yang terdapat di luar sel menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. Ces meliputi : cairan intravaskuler : cairan dalam pembuluh darah (5-6lt,plasma dan darah) Cairan intertistial : cairan sekitar sel 9limfe 8llt) Cairan transeluler : cairan dalam rongga khusus (serebrosfpnal , pleural, perikardial, sinofial,lambung 1 lt)

cairan dan elektrolit

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Konsep dasar : 1. Sirkulasi cairan dan elektrolit terjadi dalam 3 fase : Plasma darah bergerak diseluruh tubuh dengan sistem sirkulasi . Nutrien dan cairan diambil dari paru-paru dan gastro intenstinal tract Cairan interstisiel dan komponen bergerak diantara kalpiler dan darah dan sel Cairan dan substansi selanjutnya bergerak dari cairan interstisiel ke dalam sel Metode pergerakan cairan : 1. Difusi : Pergerakan larutan dari area yang konsentrasinya tinggi ke larutan yang konsentrasinya rendah, sampai terjadi keseimbanagan

Kecapatan dipengaruhi oleh ukuran. Molekul yang besar lebih lambat dibandingkan molekul kecil Konsentrasi larutan , semakin tinggi konsentrasi semakin cepat bergerak Temperatur, semakin tinggi larutan semakin tinggi kecepatan bergerak
2.

Osmosa : adalah perubahan/ pergerakkan cairan dari larutan yang kontrasinya rendah ke konsentrasi tinggi dengan melewati selaput permiabel sel. Misal :Keong akan bergerak melintas membran sel ke daearah dimana konsentrasinya garamnya (tekanan osmotiknya ) tinggi

Membran permiabel untuk larutan jernih, tetapi tidak permiabel untuk zat yang dialrutkan (partikel zat) contoh : pembuluh darah Kecepatan osmosis tergantung pada ; 1. Konsentrasi palarut dalam larutan 2. Ion listrik pelarut 3. Suhu larutan 4. Perbedaan tekanan osmotik yang mendesak larutan Kepekatan larutan diukur dalam osmosis . Satu osmosis adalah jumlah zat dalam larutan dalam bentuk molekul , bentuk ion atau keduanya yang mempunyai tekanan osmotik yag sama seperti satu mol dari non elektrolit

Jika konsentrasi solute (zat terlarut) lebih besar dari satu membran permiabel , kecepatan osmosis cepat dan lebih cepat dari pelerut (solvent) melalui membran Tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah difusi (perembesan) cairan melalui membran semipermiabel kedalam cairan lain yang konsentrasinya lebih tinggi

Membran semi permiabel : suatu membran yang bisa dilalui pelarut (air) namun tidak bisa dilaui zat terlarut / solute ( misal elektrolit, protein).

Tekanan osmotik cairan dalam tubuh : 285 5 mOsm/L.

Jenis larutan : Larutan isotonik : infus dengan tekanan sama seperti caiarn tubuh normal .(naCl 0,9 %) dektrose 5 % , larutan RL Larutan hipotonik ; infus dengan tekanan osmotik lebih rendah dari cairan tubuh. (air suling)

Larutan hipertonik : infus dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma. Sel Air

Air

.
Larutan hipertonik Air keluar sel

Larutan isotonik Tak ada perpindahan air

Larutan hipotonik Air masuk ke dlam sel

3. Transport aktif ;

Adalah pemindahan benda melalui membran sel oleh aktivitas kimia yang memberikan sel untuk menerima molekul yang lebih besar . Tidak seperti difusi dan osmosis Memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi sehingga memerlukan energi Mempertinggi pembawaan molekul seperti pada insulin dalam satu sel saling mengikat untuk menjadi molekul Contoh : insulin mengikat dirinya dengan glukosa dan membantu mengangkut glukosa masuk ke sel

Transpor aktif adalah mekanisme dimana sel mengabsorbsi glukosa dan zat lainnya untuk mengadakan aktivasi metabolik Untuk mempertahankan konsentrasi ion sodium dan potasium Dikenal dengan pompa sodium potasium / pompa Na K

cairan dan elektrolit

12

4. Filtrasi : pergerakan cairan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah Tekanan osmotik berhubungan dengan tenaga pergerakan air dan tergantung pada jumlah molekul dalam larutan (Mentheny dan snively, 1983) Tekanan hidrostatik adalah tekanan desakan oleh liquid, darah dan cairan masuk dalam kapiler pada tekanan tertentu . Seperti tekanan osmotik , tekanan hydrostatik membantu memelihara cairan tubuh Perpindahan cairan dari satu tempat ke tempat lain biasanya disebabkan oleh penyesuaian pengaturan mekanisme tubuh memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit

KESEIMBANGAN CAIRAN
Adalah keseimbangan antara intake dan out put Pemasukan cairan pada orang dewasa antara 15003500 ml.
Rumus kebutuhan cairan : PEMASUKAN = PENGELUARAN volume infus + air metabolisme = volume urin + insesible X ml + 200 ml = Y ml + 900 ml Volume infus = volume urin + 700 ml Air metabolisme : air yang dihasilkan tubuh melalui pembakaran nutrien

IWL

Insesible water loss / IWL : kehilangan air melalui penguapan dari kulit / keringat Dewasa : 15 ml/ kg BB Anak : 15-30 ml/kg BB Bayi : 30 ml/ kg BB Bila pasien panas kebutuhan : IWL : 15 ml /Kg X (suhu badan 36,8 0C)

Perhitungan kebutuhan cairan : < 10 kg = 100 ml/kg/24 jam 10-20 kg = 1000 ml+ 50 ml/kg/24 jam > 20 kg = 1500 ml+ 20ml/kg/24jam Dewasa= 2000-2400 ml/24jam Air total tubuh = 60 % dari BB Kebutuhan elektrolit rumatan : Na = 3mEq/kg/24 jam atau 3 mEq /100ml H20 K = 2mEq /kg/24jam atau 2 mEq /100ml H20 Dewasa = 50 mEq /h24jam Cl = 3 mEq /100ml H20 Glukosa = 5 gr/100 ml H2O

Menghitung defisit elektrolit:

Na ( mEq/total) = (125 (natrium yang diinginkan) Na serum sekarang ) X 0,6 BB (kg) K ( mEq/total) = ( K serum yang diinginkan (mEq/liter) K serum yang diukur ) x 0,25 x BB (kg) Klorida ( mEq/total) = ( Cl serum yang diinginkan (mEq/liter) Cl serum yang diukur ) X 0,45 X BB (kg)

Pengeluaran cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus Yang mentriger munculnya rasa haus adalah adanya dehidrasi sel. Kelebihan angiotensin II cairan tubuh , perdarahan, rendahnya cardiac out put Organ utama yang mengeluarkan cairan adalah ginjal = 1500 ml /24 jam pada orang dewasa

Tiga cara pengeluaran cairan


Insensible

paru Noticcable water loss : melalui kulit dan keringat Kehilangan cairan melalui feses (sangat sedikit )
Obligatory

water loss : penguapan melalui paru-

loss adalah = kehilangan cairan yang harus terjadi untuk mempertahankan keseimbanagn tubuh . Misal ; melalui keringat

Meknisme homeostasis cairan diatur oleh seluruh organ di dalam tubuh: yaitu
Ginjal Jantung Sistem

endokrin Sistem pernafasan Paru-paru GI tract

III. Keseimbangan elektrolit

Elektrolit terbanyak didalam tubuh adalah : Kation : Na, K, Ca Anion : Cl a. Sodium / Na : Konsentrasi normal Na diatur oleh ADH dan aldosteron (di ekstrasel) Sodium tidak hanya bergerak ke dalam dan keluar tubuh, tetapi juga bergerak diantara 3 kompartemen cairan Fungsi Na : membantu mempertahankan keseimbangan cairan, terutama intra sel dan ekstrasel dengan sistem pompa Na- K

b. Kalium (K) : Adalah kation utama didalam cairan intrasel Sumber potasium adalah : pisang , brokoli, jeruk dan kentang Keseimbangan K dan Na di tubulus ginjal dan sekresi aldosteron

Sistem fed back aldosteron K bekerja pada 3 tahap 1. Peningkatan konsentrasi K pada cairan ekstra sel yang disebabkan meningkatnya produksi aldosteron 2. Peningkatan kadar aldosteron meningkatnya jumlah akskresi K oleh ginjal 3. Ekskresi K naik menyebabkan K ekstra sel turun Seperti elektrolit lain , K juga bergerak secara terus menerus dari ekstra ke intra sel Fungsi : sebagai relaksasi otot

c.

Calsium (Ca) Makanan sumber kalsium adalah : susu dan produksinya Fungsi Calsium adalah :

Pembentukan tulang Transmisi impuls saraf Pembekuan darah Aktifasi enzym tertentu

d.

Clorida Termasuk anion besar pada cairan ekstrasel Fungsi : mempertahankan osmotik darah

e.

Mg (magnesium) Diatur oleh kelenjar paratiroid Diabsorbsi dari intestinal

Bicarbonat (HCO3) g. Fosfat (PO3)


f.

IV keseimbangan asam basa

Kadar derajat keasaman dan basa cairan digambarkan oleh konsentrasi ion hidrogen (H) dan ion hidrosil (OH) Asam adalah substansi yang berisi ion H yang dapat dibebaskan Basa adalah substansi yang dapat digunakan untuk mengambarkan keseimbangan asam basa adalah pH Rentang pH berkisar =1-14 , netral = 7 misal air murni Ion H naik maka larutan asam pH < 7

Ion H turun maka larutan turun pH > 7. misal ; sekresi pankreas Plasma darah normalnya bersifat basa ringan dengan pH 7,35 -7,45 Asidosis ; kondisi yang ditandai dengan kelebihan ion H + dalam cairan ekstrasel dan pH <7,35 Alkalosis ; keadaan dimana plasma darah kekurangan ion H + dan pH > 7,45

Untuk mempertahankan pH normal , ion H diatur oleh ;


Sistem bufer Menkanisme pernafasan Mekanisme renal

V. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam Basa


a. Ketidak seimbangan cairan :

Terjadi bila mekanisme kompensasi tubuh tidak mampu mempertahankan homeostasis Yang mengakibatkan: 1. Fluid volume defisit (FVD) Adalah defisiensi cairan dan elektrolit pada cairan ekstra sel tatapi proporsi antara air dan elektrolit mendekati normal Dikenal dengan hipovolemia

Terjadi perubahan tekanan osmotik sehingga cairan interstisiel masuk ke ruang intra vaskular dan ruang interstisiel kosong mengakibatkan cairan intrasel masuk ke ruang interstisiel sehingga kehidupan sel terganggu

2. Fluid volume Excess(FVE)

Adalah kelebihan caiaran retensi air dan sodium pada cairan ekstra sel Disebut : hipervolemia Penyebab : malfungsi ginjal Kelebihan cairan ekstrasel dapat ditimbun di jaringan yang dikenal dengan edema. Sering terjadi pada mata, jari , pergelangan kaki Edma terjadi karena: peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan osmotik

b.

Ketidak seimbangan elektrolit 1. Hiponatremia dan hipernatremia Hiponatemia : kekurangan Na pada cairan ekstrasel yaitu terjadi perubahan tekanan osmotik sehingga cairan bergerak dari ekstra sel ke intrasel mengakibatkan sel membangkak merupakan akibat lain dari hyponatremia

Hipernatremia ; kelebihan Na pada cairan ektrasel sehingga tekanan osmotik ekstra sel meningkat mengakibatkan caiaran intra sel keluar maka sel mengalami dedehidrasi

2.

Hipokalemia dan hyoperkalemia Hipokalemia : kekurangan kadar K dalam cairan ekstra sel sehingga K keluar sel mengakibatkan H dan Na ditahan oleh sel maka terjadi gangguan (perubahan) pH plasma

Jaringan otot adalah organ yang pertama menunjukkan gejala defisiensi Hiperkalemia : kelebihan kadar K pada cairan ekstra sel . Kasusnya sangat jarang walaupun ada akan membahayakan karena transmisi impuls jantung akan terhambat yang menyebabkan cardiac arrect.

2.Hipokalsemia

dan hiperkalsemia Hipokalsemia menunjukkan kekurangan Ca pada cairan ekstrasel sehingga Ca akan disuplai dari tulang dan bila berlangsung lama akan terjadi esteomalasia Hipercalsemia adalah kelebihan Ca pada cairan ekstra sel. 3.Hipomagnesi dan hipermagnesia 4.Hiperpospatemia dan hiperpospatemia

c.

Ketidak seimbangan Asam Basa


Dapat dikaji dengan menggunkan test lab : Tekanan partial CO2 = PCO2 Tekanan partial O2 =PO2 Bila PCO2 meningkat maka asam karbonat akan meningkat = asidosis Konsentrasi ion Hidrogen (H) dan pH Pengaturan fungsi normal sel tubuh manusia tergantung pada pengaturan konsentrasi ion H.

Nilai ion H dalam tubuh berada pada rentang yang sangat sempit , bila rentang ini dilewati, maka akan terjadi gangguan keseimbangan asam basa. Konsentrasi ion H digambarkan dengan simbul pH. pH : 7 adalah netral, sedang pH 7 adalah asam dan 7 adalah basa.

Dalam tubuh pH serum normal berkisar 7,35 7,45, sel akan mengalami kerusakan jika pH 7,2 atau 7,55. jika pH mencapai 6,8 atau 7,8 maka akan terjadi kematian. Keasaman / kebasaan suatu larutan tergantung dari ion H di dalamnya. Pe kadar H akan me pH, sehingga larutan akan mjd asam. pe kadar H akibat, penambahan basa ke dalam plasma akan me pH. Asam adalah : ion H atau donor proton, yg mampu melepas atau menyumbang H. Basa adalah : ion Hidroksida / akseptor proton, yg sanggup menerima H.

Asam karbonat ( H2CO3) : asam krn dia mampu mengeluarkan H dan bicarbonat . Bicarbonat adalah basa krn mampu menangkap H. CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 basa asam karbonat bikarbonat asam basa Kesimpulan : Asidosis / asam : H HCO3 (bikarbonat) sifat basa Alkalosis / Basa : H HCO3 (bikarbonat) sifat basa

Kadar H dlm serum : 0,000000 1 gr/l. Nilai pH normal di CES : 7,4 0,05 ( sedikit alkali ). Sedang di CIS : 6,8 7,00 ( lebih netral ) Mekanisme pengaturan keseimbangan asam basa.

Sistem penyangga terdiri dari 2 bg : Asam lemah ( donor H dan garam dari asam tersebut), jadi bila asam kuat di (+) ke dlm larutan, proton bebas (H) akan bergabung dg penerima proton (basa) utk membentuk asam lemah.

Bila basa kuat (Hidroksida) di (+) ke dlm larutan, akan menarik H dr asam lemah membentuk H2O, shg me (-) kadar H.

Ada 4 sistem penyangga dlm tubuh : Bikarbonat dan asam karbonat Fosfat Protein Haemoglobin dlm eritrosit

Bikarbonat (HCO3) dan asam karbonat (H2CO3) Bikarbonat dan asam karbonat mrpk penyangga utama dlm plasma tapi di dlm sel kurang berarti Haemoglobin (Hb) dan Eritrosit sbg protein intra seluler, memegang peranan penting dlm sistem ini. Sistem ini btg jawab dlm transpor CO2 baik dr jar maupun dlm paru. Bila CO2 dlm plasma, akan tjd difusi ke dlm eritrosit, diubah oleh enzim karbonik anhidrase mjd asam Karbonat. CO2 +H2O H2CO3 Perbandingan, asam karbonat : bikarbonat = 1: 20

Kadar bikarbonat dlm plasma diatur oleh ginjal melalui keasaman urin. Nilai normal bikarbonat : 22 26 mEq utk darah arteri dan 22 24 mEq

Ada 4 jenis klasifikasi secara umum gg kesimbangan asam basa : Asidosis respiratorik Asidosis metabolik Alkalosis respiratorik Alkalosis metabolik

Jika penyebab ketidak seimbangan berasal dari paru, maka disebut asidosis / alkalosis respiratorik Jika penyebab ketidak seimbangan pd ginjal maka ggnya disebut asidosis /alkalosis metabolik.

Pengaturan keseimbangan oleh paru-paru : Pengeluaran CO2 oleh paru : mekanisme pengaturan keseimbangan asam basa.

CO2 yg dikeluarkan mrpk hasil disosiasi dari asam karbonat : H2CO3------------H2O + CO2 CO2 yg dikeluarkan , H2CO3 yg dikeluarkan dari darah, yg akan mepH menjadi alkalis.

Asidosis respiratorik . Kelainan paru yg menyebabkan retensi CO2 yg berakibat : H sehingga pH H2CO3 ( me asam karbonat ) Hasil lab : Serum PCO2 >> 45 mmHg dan PH < 7,35

Etiologi : Adanya akumulasi CO2 / asam karbonik Gangguan pertukaran gas di alveoli ( pneumonia ) Obstruksi ( asma bronkiale ) Gangguan SSP Depresi pernapasan ( alcohol ) Paru Ginjal CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 Basa /alkali asam karbonat bikarbonat asam basa / alkali

Bila CO2 ( jaringan dan paru ) dalam plasma akan berdifusi ke dalam eritrosit akan dirubah oleh enzim karbonik anhidrase menjadi asam karbonat

Basa / alkali CO2 +

H2O

Asam /asidosis H2CO3

Bergeser ke kanan ( asam ) Kompensasi paru : Hiperventilasi : CO2 yg dikeluarkan lewat paru shg, makin CO2 Garis bergeser ke kanan

Alkalosis respiratorik PCO2 ( kurang dari normal ) PH Hasil lab : Nilai pH >7,45 PCO2 kurang dari normal

Etiologi : Hiperventilasi (demam) Over stimulasi pusat pernafasan.( cemas, latihan berat ) Basa / alkali Asam / asidosis CO2 + H2O H2CO3

Hiperventilasi mengakibatkan banyak CO2 yg terbuang sehingga CO2 Garis bergeser ke arah kiri Kompensasi paru : Hipoventilasi : menahan CO2 keluar

Tanda klinis Sedikit ekshalsi , napas dangkal , pernafasan terganggu menyebabkan hipoventilasi Adanya tanda depresi SSP , gangguan kesadaran , disorientasi pH plasma < 7, 35 , pH urin < 6 PCO2 tinggi (diatas 45 mmHg)

Asidosis respiratorik Karena ekshalasi CO3 dihambat

Menyebabkan kelebihan CO2 CO2 + H2OH2CO3

Penyebab utama adalah hipoventilasi


Depresi SSP

Penyakit obstruktif paru


Morpin Anathesi

astma emphisema

Kompensasi : Meningkatakan pengeluaran H Mempertahankan Bicarbonat

Asidosis metabolik Bicarbonat turun


diare

Asam carbonat naik


Kelaparan
DM Gg

fungsi ginjal Paru-paru: Meningkatkan pengeluaran CO2 dg nafas cepat dan dalam

Usaha kompensasi Ginjal : Menahan bicarbonat Mngeluarkan H

Tanda dan gejala : 1. Pernafasan kusmaul (cepat dan dalam) 2. Kelelahan, Disorientasi, Coma, pH plasma rendah 3. PCO2 normal / rendah jika sudah terjadi kompensasi Anak di bawah 20 meq/l Dewasa dibawah 21meq/l
ALKALOSIS RESPIRATORIK Karena ekshalsi CO2 berlebihan Terjadi defisit asam carbonat Disebabkan karena: Demam Cemas infeksi paru

Ginjal berusaha meningkatkan sekresi bicarbionat dan menahan H Alkalosis metabolik Karena kelebihan bicarbonat : Kelebihan intake Muntah terus-menerus Tubuh kehilangan ion H
Pernafasan

kusmaul Muncul periode tidak bernafas

Ginjal pertahankan keseimbangan asam basa melalui suatu mekanisme yg kompleks. Ginjal mengekskresikan ion H dan mereabsorpsi ion bikarbonat dlm jml yg spesifik utk pertahankan keseimbangan asam basa. Jika pH plasma , ion H akan diekskresikan dan ion bikarbonat akan direabsorbsi, dan sebaliknya.

VI. Faktor -faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan elekrolit


1.

Usia Infant ; Banyaknya intake dan banyak keluar Metabolisme yang tinggi Masalah yang muncul karena imaturitas ginjal Pengeluaran melalui ginjal Pegeluaran melalui ginjal, paru-paru dan penguapan Lansia : Gangguan dihubungkan dengan masalah ginjal dan jantung karena ginjal tidak mampu mangatur konsentrasi urin

2.

Temperatur lingkungan Lingkungan panas menstimulasi system saraf sympatis yang menyebabkan orang berkeringat

Pada cuaca yang sangat panas seseorang akan kehilangan : 700 ml -2000 ml air / jam dan 15 gr 30 gr garam / hari

3.

Diet Diet akan mempengaruhi intake dan elektrolit Intake nutrisi yang tidak edekuat mempengaruhi serum albumin sehingga albumin menurun menyebabkan caiarn insterstisiel tidak ke pembuluh darah disebut odem

4.

Situasi stress Situasi stress mempengaruhi metabolisme sel konsentrasi glukoasa darah dan glikolisis otot Stress dapat mencetuskan munculnya anti diuretik hormon sehingga produksi urin menurun Keadaan sakit Luka bakar Gagal ginjal Payah jantung

5.

VII Asuhan keperawatan


1.

Pengkajian a. Pengakajian ditujukan / difokuskan pada : 1) Pola intake : gambaran /uraikan jumlah dan tipe cairan yang biasanya dikomsumsi
2)

Pola eliminasi :Gambarkan kebiasaan berkemih Apakah ada perubahan baik dalam jumlah maupun frekwensi Bagaimana karakteristik urin Apakah tubuh banyak mengeluarkan cairan, bila ya? melalui apa ; Muntah, Diare .Keringat

3)

Evaluasi status Apakah ada : edema, rasa haus yang berlebihan, membran mukosa kering

4)

5)

Apakah klien sedang dalam proses penyakit yang dapat menganggu keseimbanagan caiaran , Misal : DM, kanker, luka bakar , dsb Riwayat pengobatan yang dapat mengancam gangguan keseimbangan cairan. misal : steroid, diuretik , dialisis

b. Pemeriksaan fisik Parameter yang dapat mengetahui adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Intake dan out put cairan tidak seimbang Volume dan konsentrasi urin Turgor kulit BB turun dengan tiba-tiba Temperature tubuh yang sangat tinggi Edema Vital sign yang abnormal Nilai centra Venus presure (CVP) yang abnormal

c. Pemeriksaan laboratorium 1). Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah merah, Hb, hematokrit)

Ht naik ; dehidrasi berat dan syok Ht turun : adanya perdarahan akut masiv , reaksi hemolitik Hb naik : hemokonsentrasi Hb turun adanya pendarahan hebat, reaksi hemolitik

2) 3)

Pemeriksaan serum elektrolit Na, K, Cl, Ion bicarbonat. pH dan BJ urin : berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urin AGD Untuk mengetahui keadekuatam oksigenisasi, ventilasi dan asam basa Biasanya diperiksa : pH, PO2, HCO3 PCO2 dan saturasi O2

4)

Interpretasi : a) Asidosis 1. CO2 naik = Co2 + H2O H2CO3 2. HCO3 turun = HCO3 bersifat basa

b) Alkalosis 1. CO2 turun = tidak berbentuk asam bicarbonat 2. HCO3 naik = kadar basa naik

Dalam ketidak seimbangan asam basa , karena respiratorik , nilai pH dan PCO2 yang abnormal akan sebaliknya Bila metabolik , nilai pH and HCO3 , kedua meningkat atau rendah

Bila metabolik , nilai pH dan HCO3 , kedua meningkat atau rendah Keadaan Asidosis respiratorik
Asidosis metabolik Alkalosis respiratorik Alkalosis metabolik

pH

PCO2

HCO 3 Normal

Normal normal normal

Contoh lain : pH = 7,25 rendah PCO3 = 31 rendah HCO3 = 12 rendah

Analisa : Terjadi asidosis metabolik karena pH dan HCO3 , kedua rendah PO2 rendah menandakan adanya usaha kompensasi tubuh melalaui tubuh melalui paruparu untuk mengeluarkan CO2

2.

Diagnosa keperawatan . Lingkup diagnosa utama : 1) Perubahan volume cairan bd kelebihan 2) Perubahan volume cairan bd resiko kekurangan 3) Perubahan volume cairan bd aktual kekurangan

1)

Contoh diagnosa keperawatan : a. Intoleransi aktifitas bd dispnea dan eksresi yang berlebihan b. Cemas bd edema paru c. Tidak efektifnya pola nafas. bd mekanisma kompensasi paru d. Gangguan rasa nyaman bd edema e. Berkurangnya cardiac out put bd berkurangnya volume cairan

f.

g.
h.

i.
j. k. l.

Potensial injuri bd iritabilitas neuromuskular Kurang pengetahuan tentang efek penggunaan alkohol , diuretik , laksatif dan edema Perubahan membran mukosa mulut bd dehidrasi Ganguan integritas kulit bd dehidrasi, edema Perubahan proses pikir bd edema serebri Perubahan perfusi jaringan bd berkurangnya cardiac out put Perubahan pola eliminasi bd berkurangnya perfusi ginjal, sekunder berkurangnya volume cairan.

3. Planing : a. Tujuan, klien akan : Mempertahankan keseimbangan intake dan out put cairan Mempertahankan berat jenis urin dalam batas normal Menunjukkan perilaku yang dapat meningkatkan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa Mempertahankan intake cairan dan elektrolit yang adekuat

a. Intervensi : 1) Mencegah terjadinya ketidak seimbangan cairan Kenali kejadian-kejadian tertentu dalam kehidupan yang dapat mengarah kepada masalah ketidak seimbangan cairan Catat intake makanan dan caiarn klien Observasi dan catat apakah klien mengalami rasa haus yang berlebihan Hati-hati terhadap adanya kehilangan cairan tubuh

Yang berlabihan dan usahakan untuk mencegah kehilangan tersebut bila mungkin : muntah, diare, pengeluaran urin yang berlebihan Perhatikan program pengobatan yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit

Memperhatikan kondisi yang dapat mencetuskan efek destruktif pada tubuh misal : trauma, luka bakar, prosedur pembedahan. Mengobservasi dan melaporkan adanya gejalagejala.Ketidak seimbangan cairan . misal : kenaikan dan penurunan BB yang cepat kelemahan otot , perubahan sensasi kulit

2) Monitoring intake out put Monitoring inteke dan output ditujukan kepada : a) Klien post operatif b) klien yang mendapat total parenteral nutrition (TPN) dan terapi intravena c) Klien yang terpasang kateter urin d) klien yang dibatasi intake cairan e) klien yang mengalami kehilangan cairan yang berlebihan dan perlu mendapat tambahan intake cairan

f.

g.
h. i. j.

k.

klien yang mendapat terapi diuretik unit / satuan pangukuran yang digunakan adalah ml atau cc pengukuran intake biasanya menggunakan ukuran rumah tangga . misal 1 gelas air minum = 200cc pencacatan dan pelaporan intake dan out put cairan dilakukan per shif dinas (pagi,sore,malam) bagi klien yang mendapat terapi intravena pencatatan harus lebih spesifik

3)

Pemberian cairan dan elektrolit per oral Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada klien klien tertentu . Misal : klien DHF , klien dengan dehidrasi ringan Penambahan intake cairan biasanya diatas 3000 cc perhari Pemberian elektrolit per oral biasanya melalui makanan / minuman

Peran perawat adalah membantu memberikan daftar makanan yang mengandung banyak elektrolit tertentu Kondisi yang membutuhkan tambahan elektrolit adalah : masa kahamilan, pertumbuhan cepat

4)

Pemberian terapi intra vena. Tujuan thetarapi intravena adalah ; Memenuhi kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkomsumsi cairan per oral secara edekuat Memberilkan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit Menyediakan glukosa untuk energi dalam proses metabolisme

Memberikan vitamin yang larut dalam air Membuat saluran / aliran dalam memasukkan obat melalui vena

Jenis cairan intravena yang biasa digunakan A. Ditinjau dari kandungannya :


1) larutan nutrien : - Berisi beberapa jenis karbohidrat dan air . misal : dextrose dan glukosa - Yang umum digunakan : - 5% dextrose inwater (D5W) - 5% glukosa dalam 0,45 % NaCl - manitol , martos 10 Setiap 1 liter cairan Dex 5% mengandung 170 120 kal Berisi asam amino : amigen, amisol, travamin Berisi lemak : lipomul, lyposyn

2) larutan ektrolit : a). Larutan elektrolit sederhana : - Cairan yang hanya mengandung Na dan Cl (NaCl 3 % , Na Cl 0,9%) - Cairan yang mengandung Na, Dex dan Cl ( larutan IIA, Larutan 4 :1) b). Cairan elektrolit komplek - Cairan elektrolit dengan unsur : Na, K, Ca, Cl, Laktat (RL, Ringer, Darrow) - Cairan elektrolit + karbohidrat (patacol, Dex 5 % + RL dan larutan 3 A)

3) Cairan plasma / penganti plasma ; yaitu cairan yang memiliki tekanan osmolaritas sama dengan cairan plasma dalam tubuh : ( dextran D , Dextran 70 dan dextran L)
4) Cairan asam amino ; cairan yang mengandung sorbitol, ethanol , dex dan mengandung elektolit , meleat, asetat dan vitamin (aminovel 600 dan 1000 , plasmin , aminoleban)

B. Ditinjau dari tonisitasnya : 1. Isotonis : cairan yang osmolaritasnya sama dengan tubuh manusia . misal : NaCl 0,9%, Dex 5 % , RL dll

2. Hipertonis : cairan yang memiliki kepekatan lebih tinggi dari cairan tubuh manusia . Contoh ; dex 40 %, Dex 10% - larutan elektrolit lain : - Cairan ringer`s : na +, K + Cl -, Ca++ - Cairan ringer`s lactate : Na +, K + Cl -, Ca++, HCO3 - Cairan butler`s : Na +, K +, Mg2 +, Cl - , HCO3-

C. Cairan asam basa - misal ; sodium lactate dan sodium bicarbonat


- lactate adalah garam yang dapat mengikat H+ dan cairan sehingga mengurangi keasaman

D. Blood volume expanders - Berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah atau plasma , misal : pada hemoragi, luka bakar yang berat

- Blood volume expanders yang umum digunakan : Dextran Plasma Serum albumin

Pemasangan infus
Tujuan pemasangan infus

1.

Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit Mencegah terjadinya syok Memenuhi kalori pada penderita yang tidak dapat makan Transfusi darah Pemberian obat - obatan intra vena Maintenace (berjaga-jaga) Persiapan operasi

Tempat pemasangan infus Pada orang dewasa biasanya infus dipasang di daerah : Lengan bagian dalam Tangan Kaki Pada bayi dipasang pada daerah kepala Untuk pemasangan infus dalam waktu lama yang pertama harus digunakan adalah vena bagian distal

Tempat penusukan vena : Lengan bagian dalam Daerah tangan Daerah kaki Daerah kepala

Menghitung tetesan infus : Tujuan agar kebutuhan cairan untuk orang sakit terpenuhi Jumlah tetesan per cc ditentukan oleh ukuran yang disesuaikan dengan pabrik yang menghasilkan jarum suntiknya Faktor banyaknya tetesan menggunakan Ukuran makro : 15 tts / mnt dan 20 tts / mnt Ukuran mikro : 60 tts/ mnt

Sehingga didapatkan rumus ; Untuk 15 tts = 60 mnt / 15tts = 4 Untuk 20 tts = 60 mnt / 20 tts = 3

Rumus umum : Volume total infus x faktor tetesan = tts / mnt jml total waktu infus dalam menit

Contoh : 1 Kolf / 24 jam dengan makrodrip Perhitungan : Tts / mnt = 500 cc x 15 tts = 7500 tts = 5,21 = 6 tts/ mnt 24 jam x 60mnt 1440 mnt

Rumus untuk mengetahui banyaknya cairan yang masuk Rumus : Jumlah tetesan X 4 = cc Contoh ; jumlah tetesan yang diberikan pada pasien B sebanyak 30 tts / mnt, diberikan selama 5 jam . Berapa cairan yang masuk Jawab ; 1 jam = jumlah tts/mnt x 4 = 30 tts x 4 = 120 5 jam = 5 x 120 cc = 600 cc

Rumus untuk mengetahui lamanya waktu yang diperlukan Rumus : jumlah cairan : 4 = jam Banyaknya tts Contoh ; banyaknya tetesan 20 tts / mnt diberikan dalam 200 cc, berapa lama menghabiskan cairan tersebut 200 : 4 = 10 = 2,5 jam = 2 jam 30 menit 20 4

Fungsi cairan tubuh


1. 2.

3.

Sebagai caiaran sekresi Media pertukaran zat kimia Absorbsi makanan Pengaturan sisa metabolisme Sebagai pelarut Transportasi O2 dan hormon Mempertahankan suhu tubuh normal

Distribusi cairan tubuh 1. Cairan tubuh 60 % dari BB Terdiri : a. CIS 40 % dari BB b. CES 20 % dari BB terdiri : a) Cairan interstisiel 15 % b) Cairan intra vaskuler 5% c. Cairan transseluler 1-3 % dari BB 2. CIS : Letak di dalam sel Sebagaian ada pada sel darah merah Guna untuk metabolisme Kandungannya : elektrolit, K, PO4, glukosa dan asam amino

3. CES : Mengelilingi dan dapat masuk ke dalam sel Membawa O2 dan mekanan untuk metabolisme dan petumbuhan sel Kandunganya : Na, Cl, bikarbonat (dalam jumlah besar), O2, asam lemak, asam amino 4. Cairan interstisiel : Ada dalam jaringan Diantara sel atau dalam rongga tubuh

5. Cairan intravaskular / plasma darah Merupakan sistem transpor yang melayani semua sel melalui medium cairan

Ada dalam pembulu darah

6. Cairan transseluler Cairan CSF Didalam saluran cerna dan tubuli ginjal Tidak berperan dalam keseimbangan Merupakan hasil metabolisme Cairan CIS dan CES dibatasi oleh membran sel yang bersifat semi permiabel

Intervensi keperawatan pada pasien yang terpasang Infus


1.
2.

3.

Mempertahankan infus intravena terhadap klien dengan penkes, dan daerah pemasangan infus Memenuhi rasa nyaman dan bantuan aktifitas : Memenuhi personal hygiene Membantu mobilisasi Turun dari TT Berjalan dsb Observasi komplikasi yang mungkin terjadi 3.1. Infiltrat : masuknya cairan ke subkutan Tanda ; bengkak, dingin, nyeri , tetesan lambat

3.2. Plebitis ; trauma mekanik pada vena atau iritasi bahan kimia misal : KCL Tanda : nyeri , panas , kemerahan pada vena tempat pemasangan 3.3. kelebihan intake cairan, akibat infus yang terlalu cepat 4. Mengatur tetesan infus Dilakukan setiap 30 menit s/d 1 jam Tetesan terlalu cepat menyebabkan masalah pada paru dan jantung Tetesan yang lambat menyebabkan intake cairan dan elektrolit tidak adekuat

5.

Mengganti botol infus : Dilakukan jika cairan sudah berada di leher botol dan tetesan masih berjalan Tidak boleh lebih dari 24 jam Prosedur : 1. Siapkan botol yang baru 2. Klem selang 3. Tarikm jarum dan segera tusukkan pada botol yang baru 4. Gantungkan botol 5. Buka klem dan hitung kembali tetesan 6. Pasang label 7. Catat tindakan yang dilakukan

6.

Mengganti selang infus Minimal 3 x 24 jam Selang infus tidak lebih dari 2 x 24 jam Langkah-langkah : 1. Siapkan botol infus set yang baru , termasuk botol 2. Masukkan cairan sepanjang selang dan gantungkan botol serta tutup klem 2. Pegang cairan sepanjang selang dan gantungkan botol serta tutup klien 3. Pegang poros jarum dan tangan yang lain melepaskan selang 4. Tusukkan tube yang baru ke poros jarum 5. Langkah berikutnya sama dengan memsang infus baru

7. Menghentikan infus Dilakukan bila program terapi telah selesai atau bila akan menganti tusukan yang baru Langkah-langkah : 1. Tutup klem infus 2. Buka tape pada daerah tusukan sambil memegang jarum 3. Tarik jarum secepatnya dan beri penekanan pada daerah bekas tusukan dengan kapas alkohol selama 2-3 menit untuk mencegah perdarahan 4. Tutup dearah bekas tusukan dengan kapas steril 5. Catat menghentikasn infus dan jumlah cairan yang masuk dan tersisa dalam botol

Faktor yang mempengaruhi jumlah tetasan : Posisi pemasangan Posisi dan patensi tube Tinggi botol infus Kemungkinan adanya infiltrat

Transfusi darah

Definisi ; memasukkan darah lengkap /komponen darah ke dalam sirkulasi vena Tujuan : Mengembalikan jumlah darah setelah perdarahan berat / hebat Mengembalikan sel darah merah misal : pada anemia berat Memberikan faktor-faktor plasma seperti antihemofilik Reaksi transfusi : 1. Hemofilik : apabila aglutinogen dengan antiaglutinin dengan tipe sama bertemu

Febris : adanya kontaminasi pada daerah / sensifitas dari sel darah putih 3. Reaksi alergi : jarang terjadi, biasanya adanya anti bodi pada plasma donor Resiko transfusi yang utama adalah : transmisi penyakit sifilis, malaria , hepatitis , AIDS
2.

Evaluasi : 1. Urin out put klien seimbang dengan intake cairan 2. Karakteristik urin menunjukkan fungsi ginjal yang baik 3. Klien akan mengkomsumsi cairan sesuai dengan program (peroral, terapi intra vena / TPN)

Prosedur tindakan transfusi


Persiapan alat : Cairan infus Infus set Jarum infus : abocath, wing needle Kasa steril Pinset Polester Pengalas Betadin / salf anti septik
9. 10.

11.

12.

Kapas alkohol Bengkok Spalk bila diperlukanSarung tangan bila perlu Alat untuk membendung

Langkah-langkah : 1. cuci tangan 2. Kenakan sarung tangan sekali pakai 3. Jelaskan prosedur pada klien (tentukan apakah klien pernah mendapat transfusi sebelumnya dan catat reaksi , jika ada) 4. Minta klien untuk melaporkan gejala berikut : mengigil, sakit kepal, gatal , kemerahan

5.

6.

7.

8.

9.

Pasien menanda tangani format pesetujuan Buat jalur IV dengan keteter besar diameter 18 G / 19 G Gunakan selang infus yang menggunakan filter Gantungkan wadah larutan 0,9 % Nacl untuk diberikan setelah menginfuskan darah Ikuti protokol institusi delam mendapatkan produk darah dari bank darah. Minta darah bila anda telah siap

10. Indentifikasi kebenaran darah dan klien ; Kompabilitas pada kantong darah dan informasi kantung darah Untuk darah lengkap periksa ABO, dan tipe RH (pada catatan klien) Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter Periksa kadaluarsa pada kantong Periksa darah terhadap adanya bekuan

11.

12.

13.

Dapatkan data dasar tanda-tanda vital dalam 30 menit sebelum pemberian transfusi darah. Laporkan adanya peningkatan suhu pada dokter Suruh klien berkemih / kosongkan wadang penampung urin Buka set pemberian darah : atur klem pengatur pada posisi off

14.

15.

Tusuk unit darah, pencet bilik drip : biarkan filter terisi darah, buka klem pengatur dan biarkan selang infus terisi darah, bila digunakan pemberian selang tunggal selang infus IV lain yang terisi normal salin 0,9 % dipiggybackan ke set pemberian darah. Gunakan plester untuk mengecangkan semua sambungan

15.

16.

17.

Hubungkan selang transfusi darah ke catheter IV dengan mempertahankan kesterilan. Buka klem bagian bawah Tetap bersama klien selama 15 30 menit masa transfusi. Kecepatan aliran awal selama ini harus 2 s/d 5 ml/ menit Pantau tanda vital tiap 15 s/d menit pertama , tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya ; tiap jam sampai unit darah terinfuskan selama 1 jam setelah infus

18.

19.

Atur infus sesuai pesanan dokter. Kemasan sel-sel darah biasanya diberikan 1 s/d 2 jam sementara darah lengkap diberikan 2 s/d 3 jam Setelah darah diinfuskan , bersihkan selang dengan normal salin 0,9 % dan letakkan katung darah pada kantung plasma untuk dikembalikan ke bank darah

18.

19.

Buang semua bahan yang telah digunakan di tempat yang telah disediakan. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Cacat tipe dan jumlah komponen darah yang diberikan dan respon klien terhadap terapi darah. Biasanya digunakan catatan transfusi terpisah

CO2 + H20

H2CO3

H + HCO3

cairan dan elektrolit

114

Anda mungkin juga menyukai