Pendahuluan
A. Latar Belakang Keratitis atau rada pada kornea biasanya adalah permasalahan mata yang cukup sering di jumpai mengingat lapisan kornea merupakan lapisan yang berhubungan langsung sedangan lingkungan luar sehingga rentan terjadinya trauma ataupun infeksi. Hampir seluruh kasus keratitis akan mengagnggu kemampuan penglihatan seseorang yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup seseorang.
Tinjauan Pustaka
B. Anatomi dan Fisiologi Mata Kornea merupaka selaput mata yang tembus cahaya,bersifat traspara, berukuran 11-12 mm horizontal dan 10-11 vertikal. Indeks bias kornea 1,375 dengan kekuatanpembiasan 80%.
Batas antara sclera dan kornea disebut limbus kornea. Kornea bersifat avaskuler, maka sumbersumber nutrisi korneaberasal dari pembuluhpembuluh darah limbus, humor aquaeus dan air mata. Kornea dipersarafi oleh banyak serat saraf sensorik yang didapat dari percabangan pertama (oftalmika) dari nervus kranialis V.
KERATITIS
a. Definisi : radang pada kornea atau infiltrasi sel radang padakornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun.
b. Etiologi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Virus Bakteri Jamur Paparan sinar ultraviolet Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak Mata kering Adanya benda asing di mata Reaksi terhadap obat tetes mata Efek samping obat tertentu
c. Patofisiologi
Toksin bakteri mikroorganisme
Keratitis pungtata
Keratitis yang terkumpul didaerah Bowman dengan infiltrat berbentuk bercak-bercak halus. Keratitis pungtata superfisial memberikan gambaran seperti infiltrat halus bertitik-titik pada permukaan kornea. Merupakan cacat halus kornea superfisialis dan hijau bila diwarnai fluoresein. Sedangkan keratitis pungtata subepitel adalah keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman.
Keratitis Marginal
Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea sejajar denganlimbus. Penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan keratitiskataral atau keratitis marginal ini. Keratitis marginal kataral biasanyaterdapat pada pasien setengah umur dengan adanya blefarokonjungtivitis.
Keratitis Intersisial
Keratitis intersitial adalah kondisi seriua dimana masuknya pembuluh darah ke dalam kornea dan dapat menyebabkan transplantasi kornea. Keratitis interstitial dapat berlanjut menjadi kebutaan. Sifilis adalah penyebab paling sering dari keratitis interstitial.
Keratitis Bakteri
faktor risiko terjadinya keratitis bakteri diantaranya: penggunaan lensa kontak, trauma, kontaminasi pengobatan mata, riwayat keratitis bakteri sebelumnya. Etiologi
Manifestasi klinis : Pasien keratitis biasanya mengeluh mata merah, berair, nyeri padamata yang terinfeksi, penglihatan silau, adanya sekret danpenglihatan menjadi kabur. Pemeriksaan Lab : kultur bakteri, biopsi kornea. Terapi : antibiotik spektrum luas.
Keratitis Virus
Etiologi : hepes simplek virus (HSV) Patofisiologi : pada epitelial, pada stroma. Manifestasi klinis : nyeri, fotofobia, penglihatankabur, mata berair, mata merah, tajam penglihatan turun terutama jika bagian pusat yang terkena. Px. Penunjang : usapan epitel dengan giemsa multinuklear. Terapi : debridement,terapi obat, terapi bedah.
Keratitis Alergi
Etiologi : reaksi hipersensitivitas tipe I yg mengenai kedua mata. Manifestasi klinis : palbra (cobble stone), limbus (tantras dot), gatal, fotofobia, sensasi benda asing, mata berair dan bleferospasme. Terapi : steroid tpokal,kompes air dingin, obat vasokonstriktor, biasanya sembuh sendiri tanpa diobati.
Kesimpulan
Keratitis merupakan suatu infeksi pada kornea yang di tandai dengan adanya infiltrat yang disebabkan oleh beberapa faktor Klasifikasinyanya di bagi dari berdasarkan tempat dan penyebabnya. Gejala umum keratitis adalah visus turun mendadak, mata merah, rasa silau, dan merasa ada benda asing di matanya. jika keratitis tidak ditangani dengan benar maka penyakit ini akan berkembang menjadisuatu ulkus yang dapat merusak kornea secara permanen sehingga akan menyebabkan gangguan penglihatan bahkan dapat sampai menyebabkan kebutaan.
Terimakasih