Batubara yang digunakan sebagai bahan bakar (langsung), maka proses pembakarannya terdiri atas tiga tahap : - devolatilisasi - oksidasi volatile matter dalam fase uap - pembakaran residu (char). Reaksi kimia : 1. Oksidasi karbon 2 C + O2 ---- 2 CO + 52,8 kkal. 2 CO + O2 ---- 2 CO2 + 135,3 kkal C + CO2 ---- 2 CO - 41,2 kkal C + O2 ---- CO2 + 94,1 kkal
2. Oksidasi hidrogen 2 H2 + O2 ---- 2 H2 O + 115,6 kkal reaksi ini akan diikuti oleh : C + H2O --- CO + H2 - 31,4 kkal C + 2 H2O --- CO2 + 2 H2 21,5 kkal CO + H2O - CO2 + H2 + 9,8 kkal 3.Oksidasi sulfur. S + O2 - SO2 + panas SO2 + O2 --- SO3 + panas Pengaruh parameter kualitas terhadap pembakaran : 1. Nilai kalor : N C V dipengaruhi oleh parameter a,l : kadar air bawaan dan abu.Besarnya nilai kalor akan berpengaruh terhadap kapasitas alat yang digunakan : preparasi dan tungku pembakaran
2. Zat terbang zat terbang berpengaruh terhadap asap (smoke) dan penyalaan awal, panjang nyala api dan temperatur penyalaan dari batubaranya. Reaksi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen terjadi pada temperatur penyalaan. Temperatur penyalaan
BAHAN BAKAR
TEMPERATUR PENYALAAN
0c F
243
470
408 460
766 870
- antrasit
Acetylene Ethane Hydrogen
496
482 538 610
925
900 1000 1130
Methane
Carbon monoxide
650
654
1202
1210
3. kadar abu Pada proses pembakaran batubara, maka mineral matter akan mengambil sebagian panas untuk menguraikan dirinya. Semakin tinggi kadar abu maka nilai kalor akan semakin turun. Abu hasil pembakaran batubara dapat dibedakan menjadi dua jenis : a. Abu dasar , yaitu abu yang keluar melalui dasar furnace. b. Abu terbang, yaitu abu yang keluar bersama-sama dengan gas buang melalui cerobong asap. Distribusi antara abu dasar dan abu terbang sangat tergantung atas : Ukuran batubara yang dibakar Sifat caking batubara Temperatur leleh abu batubara.
Kadar karbon dalam abu batubara juga tergantung pada faktorfaktor di atas serta metode pembakaran batubara. Distribusi abu dasar dan abu terbang
P.F.dry bottom
Cyclone furnace
15-45
50-60
85-90
20-30
5 - 15
55 - 85
40 - 50
10 - 15
Semakin halus ukuran butir umpan pembakaran, maka proses pembakaran akan semakin sempurna, sehingga prosentase abu terbang yang dihasilkan juga semakin meningkat. 4.Titik leleh abu Bila titik leleh abu tinggi > 1.300o c , cocok kalau pengeluaran abu secara kering. Bila titik leleh abu rendah < 1.300oc, akan cocok kalau pengeluaran abu secara basah. Komposisi kimia abu dikorelasikan dengan prosestase silika maupun asam-basa senyawa abu. Bila pembakaran mencapai titik leleh abu, maka lelehan tersebut harus mempunyai viscositas 250 poise (T 250) atau lebih rendah agar mempunyai kesempatan untuk mengalir keluar sebagai lelehan.
Harganya antara 0,4 0,8. Untuk harga setara silika rendah, menunjukkan T 250 juga rendah maka abu batubara akan keluar sebagai lelehan.
Feritic ratio =
Harga feritic ratio antara 0,1 0,8 Bila harga feritic ratio rendah maka T 250 juga rendah. Abu batubara cenderung keluar sebagai lelehan.
Harga BTAR antara 0,1 1,0. Bila harganya tinggi (mendekati 1,0) maka T 250 juga rendah.
CaO MgO Fe2O3 CaO MgO Na2O K 2O
4. Dolomitic ratio =
Merupakan perbandingan CaO dan MgO dalam senyawa basa. Harganya antara 0,5 0,9. BIla harganya rendah maka T 250 juga rendah Untuk BTAR > 0,60 : merupakan batubara dengan tipe abu liquid basa
Manfaat perhitungan dengan rumus-rumus dia atas adalah untuk mendeteksi apakah abu batubara dalam proses pembakaran batubara akan meleleh atau tidak. Slagging :adalah melelehnya abu batubara pada temperatur pembakaran batubara yang masih relatif rendah. Hal ini disebabkan tingginya kadar senyawa CaO, MgO, K2O dan Na2O dalam abu batubara. Senyawa-senyawa di atas bersifat menurunkan titik leleh abu. Indeks slagging dapat dicari dengan menggunakan rumus : Slagging indeks = Base To Acid Ratio x kadar sulfur. Untuk kadar sulfur sampai 2 %, harga slagging indeks antara 0,1 2,0 Semakin besar harga slagging indeks maka abu batubara kecenderungan untuk slagging semakin besar.
Fouling :melelehnya abu batubara pada temperatur pembakaran yang tinggi, walaupun kadar Na2O, K2O, CaO dan MgO relatif kecil. Tetapi karena temperatur pembakaran melebihi titik leleh abu batubara tersebut, maka akan terjadi pelelehan abu batubara. Fouling indeks dapat dicari dengan menggunakan rumus :