Anda di halaman 1dari 29

OLEH : KELOMPOK 2

ANDI FAJRIN PERMANA MUH. KHAERUL RIZAL FITRAWAN NUR AISYAH ABDUL HALIM

FARADIBA AMRIANI JAFAR AKMALIYAH ISYAH INTAN TRIANA MEYLANI

West Midlands Seorang ibu yang dirawat dengan keluhan sakit telinga akhirnya meninggal 5 hari kemudian. Ternyata, ia mengidap meningitis. Jo Graham, ibu tiga anak ini, mendatangi Rumah Sakit Universitas Coventry bulan Desember lalu karena rasa sakit di telinganya yang begitu intens. Namun, wanita 36 tahun ini gagal merespon berbagai pengobatan yang diberikan padanya hingga kemudian ia mengalami koma. Suaminya, Mark, memutuskan untuk mematikan alat pendukung hidupnya, setelah dokter mengatakan bahwa tidak ada lagi yang bisa menyelamatkannya, tulis Daily Mail, Senin, 17 Juni 2013. Semula, tidak terdeteksi meningitis dalam tubuh Jo. Namun, dari pemeriksaan lebih lanjut, ternyata penyakit inilah yang merenggut nyawanya.

Meningitis tergolong penyakit serius dan bisa mengakibatkan kematian. Penderita meningitis yang bertahan hidup akan menderita kerusakan otak sehingga lumpuh, tuli, epilepsi, retardasi mental.

Meningitis merupakan inflamasi yang terjadi pada lapisan arahnoid dan piamatter di otak serta spinal cord. Inflamasi ini lebih sering disebabkan oleh bakteri dan virus meskipun penyebab lainnya seperti jamur dan protozoa juga terjadi. (Donna D.,1999).

Gambar 1 . Lokasi Meningitis

Meningitis purulenta Adalah radang selaput otak ( aracnoid dan piamater ) yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan oleh kuman non spesifik dan non virus. Penyakit ini lebih sering didapatkan pada anak daripada orang dewasa. Meningitis purulenta pada umumnya sebagai akibat komplikasi penyakit lain. Kuman secara hematogen sampai keselaput otak; misalnya pada penyakit penyakit faringotonsilitis, pneumonia, bronchopneumonia, endokarditis dan lain lain. Meningitis serosa ( tuberculosa ) Meningitis tuberculosa masih sering dijumpai di Indonesia, pada anak dan orang dewasa. Meningitis tuberculosa terjadi akibat komplikasi penyebab tuberculosis primer, biasanya dari paru paru. Meningitis bukan terjadi karena terinpeksi selaput otak langsung penyebaran hematogen, tetapi biasanya skunder melalui pembentukan tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah kedalam rongga archnoid.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya : 1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus). 2. Neisseria meningitidis (meningococcus). 3. Haemophilus influenzae (haemophilus). 4. Listeria monocytogenes (listeria). 5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis. Virus seperti : Coxsacqy Virus herpes Arbo virus Campak, dan Varicela

Agen Penyebab
Invasi ke SSP melalui Aliran Darah Bermigrasi ke Aliran Subarchnoid Respon Inflamasi di Piamatter, Arachnoid, CSF dan Ventrikuler
Exudat Menyebar Di Seluruh Saraf Kranial dan Saraf Spinal

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.

Kerusakan Neurologist

1. Anak dan Remaja 2. Bayi dan Anak Kecil Demam Gambaran klasik jarang Mengigil terlihat pada anak-anak Sakit kepala usia 3 bulan dan 2 tahun. Muntah Perubahan pada sensorium Demam Kejang (seringkali Muntah merupakan tanda-tanda awal) Peka rangsang yang Peka rangsang nyata Agitasi Sering kejang (sering kali Dapat terjadi: Fotophobia disertai denagan (apabila cahaya diarahkan menangis nada tinggi) pada mata pasien (adanya disfungsi pada saraf III, IV, Fontanel menonjol. dan VI) Delirium, Halusinasi, perilaku agresi, mengantuk, stupor, koma.

3. Neonatus Tanda-tanda spesifik: Secara khusus sulit untuk didiagnosa serta manifestasi tidak jelas dan spesifik tetapi mulai terlihat menyedihkan dan berperilaku buruk dalam beberapa hari, seperti Menolak untuk makan. Kemampuan menghisap menurun. Muntah atau diare. Tonus buruk. Kurang gerakan. Menangis buruk.

Leher biasanya lemas. Tanda-tanda non-spesifik: Hipothermia atau demam. Peka rangsang. Mengantuk. Kejang. Ketidakteraturan pernafasan atau apnea. Sianosis. Penurunan berat badan.

Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa Lumbal Pungsi Lumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa hitung jenis sel dan protein.cairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan TIK. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan intra cranial. Pemeriksaan darah, ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

Hidrosefalus obstruktif MeningococcL Septicemia ( mengingocemia ) Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral) SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone ) Efusi subdural Kejang Edema dan herniasi serebral Cerebral palsy Gangguan mental Gangguan belajar Attention deficit disorder

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit. Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, Orang-orang yang direkomendasikan untuk diberikan vaksin sbb: 1. Tinggal di asrama 2. Tentara 3. Bepergian ke daerah biasa meningitis 4. Jemaah haji

Pengkajian Pengkajian pada anak sedikit berbeda dengan klien dewasa, hal ini disebabkan pengkajian anamnesis lebih banyak pada orang tua dan pemeriksaan fisik yang berbeda karena belum sempurnanya organ pertumbuhan terutama pada neonatus. Pengkajian yang biasa didapatkan pada anak bergantung pada luasnya penyebaran infeksi dimeningen dan usia anak.

Anamnesa a. Identitas pasien. b. Keluhan utama: sakit kepala dan demam c. Riwayat penyakit sekarang Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Pada pengkajian pasien meningitis biasanya didapatkan keluhan yang berhubungan dengan akibat dari infeksi dan peningkatan TIK. Keluhan tersebut diantaranya, sakit kepala dan demam adalah gejala awal yang sering. Sakit kepala berhubungan dengan meningitis yang selalu berat dan sebagai akibat iritasi meningen. Riwayat Penyakit Terdahulu Riwayat Psikososial

Pemeriksaan Fisik a. Aktivitas / istirahat Gejala : perasaan tidak enak (malaise), keterbatasan yang ditimbulkan kondisinya. Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara Umum, keterbatasan dalam rentang gerak. b. Sirkulasi Gejala : adanya riwayat kardiologi, seperti endokarditis, beberapa penyakit jantung Conginetal ( abses otak ). Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi berat (berhubungan Dengan peningkatan TIK dan pengaruh dari pusat vasomotor). Takikardi, distritmia ( pada fase akut) seperti distrimia sinus (pada meningitis) c. Eleminasi Tanda : Adanya inkotinensia dan retensi. d. Makanan dan Cairan Gejala : Kehilangan napsu makan, kesulitan menelan (pada periode akut ) Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.

f. Neurosensori Gejala : sakit kepala (mungkin merupan gejala pertama dan biasanya berat). Pareslisia, Terasa kaku pada semua persarafan yang terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf cranial). Hiperalgesia / meningkatnya sensitifitas (minimitis). Timbul Kejang (minimitis bakteri atau abses otak) gangguan dalam penglihatan, seperti Diplopia (fase awal dari beberapa infeksi). Fotopobia (pada minimtis). Ketulian (pada minimitis / encephalitis) atau mungkin hipersensitifitas terhadap kebisingan, Adanya hulusinasi penciuman / sentuhan. g. Nyeri / Kenyamanan Gejala : sakit kepala (berdenyut dengan hebat, frontal) mungkin akan diperburuk oleh Ketegangan leher/punggung kaku,nyeri pada gerakan ocular,tenggorokan nyeri Tanda : Tampak terus terjaga, perilaku distraksi /gelisah

h. Pernapasan Gejala : Adanya riwayat infeksi sinus atau paru Tanda : Peningkatan kerja pernapasan (tahap awal), perubahan mental (letargi sampai Koma) dan gelisah. i. Keamanan Gejala :Adanya riwayat infeksi saluran napas atas atau infeksi lain, meliputi mastoiditis Telinga tengah sinus, abses gigi, abdomen atau kulit, fungsi lumbal, pembedahan, Fraktur pada tengkorak / cedera kepala. Gangguan penglihatan atau pendengaran Tanda : - suhu badan meningkat,diaphoresis, menggigil Kelemahan secara umum ; tonus otot

Analisa Data

a. Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan DS:mengeluh nyeri, depresi (sampai memukul-mukul kepala) DO:skala nyeri (0-10), karakteristik (berat, berdenyut, konstan), lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk Bakteri, fungi, virus, trauma kepala, infeksi sistemik. b. Inflamasi Nyeri DS: demam DO: hipertermi (> 36-37 C), kulit memerah, frekwensi nafas meningkat, kulit hangat bila disentuh, takikardi Bakteri, fungi, virus, trauma kepala, infeksi sistemik. c. Exudat menyebar Resiko tinggi penyebaran infeksi sekunder. DS: Nyeri kepala, Pusing, kehilangan memori, bingung, kelelahan, kehilangan visual, kehilangan sensasi DO: Bingung / disorientasi, penurunan kesadaran, perubahan status mental, gelisah, perubahan motorik, dekortikasi, deserebrasi, kejang, dilatasi pupil, edema papil peningkatan permeabilitas kapiler. d. Risiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan serebral DS: DO: pasien mengalami kejang, gangguan motorik, ataksia. Difusi ion K dan Na. e. berkurangnya koordinasi otot Risiko tinggi terhadap trauma DS: merasa lemah DO: pasien terlihat pucat dan lemah ningkatan volume cairan interstisial. f. Gangguan kesadaran Gangguan mobilitas fisik DS: Klien mengeluh frustasi. DO: pasien mengalami kebingungan, emosi yang berlebihan, frustasi, disorientasi realitas

Diagnosa yang mungkin muncul 1. Resiko tinggi terhadap ( penyebaran ) infeksi berhubungan dengan statis cairan tubuh. 2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yang mengubah / menghentikan aliran darah arteri / vena. 3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan umum. 4. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan adanya proses inflamasi / infeksi. 5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan 6. Ansietas / ketakutan berhubungan dengan pemisahan dari system pendukung (hospitalisasi).

Intervensi Diagnosa 1 : Resiko tinggi terhadap ( penyebaran ) infeksi berhubungan dengan statis cairan tubuh. Hasil yang diharapkan / criteria evaluasi pasien anak ; mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain. Intervensi : a. Pertahankan teknik aseptik dan cuci tangan baik pasien, pengunjung, maupun staf. b. Pantau dan catat secara teratur tanda-tanda klinis dari proses infeksi. c. Ubah posisi pasien dengan teratur tiap 2 jam. d. Catat karakteristik urine, seperti warna, kejernihan dan bau e. Kolaborasi tim medis

Diagnosa 2: Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral yang mengubah / menghentikan aliran darah arteri / vena. Hasil yang diharapkan / kriteria pasien anak : mempertahankan tingkat kesadaran , mendemontrasikan tanda-tanda vital stabil, melaporkan tak adanya / menurunkan berat sakit kepala, mendemontrasikan adanya perbaikan kognitif dan tanda peningkatan TIK. Intervensi : a. Perubahan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vital sesuai indikasi setelah dilakukan fungsi lumbal. b. Pantau / catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan keadaan normalnya, seperti GCS. c. Pantau masukan dan keluaran . catat karakteristik urine, turgor kulit, dan keadaan membrane mukosa. d. Berikantindakan yang memberikan rasa nyaman seperti massage punggung, lingkungan yang tenang, suara yang halus dan sentuhan yang lembut. e. Pantau gas darah arteri. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan. Rasional : terjadinya asidosis dapat menghambat masuknya oksigen pada tingkat sel yang memperburuk / meningkatkan iskemia serebral.

Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kelemahan umum. Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : tidak mengalami kejang atau penyerta atau cedera lain. Intervensi : a. Pantau adanya kejang / kedutan pada tangan, kaki dan mulut atau otot wajah yang lain. b. Berikan keamanan pada pasien dengan memberi bantuan pada penghalang tempat tidur dan pertahankan tetap terpasang dan pasang jalan napas buatan plastik atau gulungan lunak dan alat penghisap. c. Pertahankan tirah baring selama fase akut. Pindahkan .gerakkan dengan bantuan sesuai membaiknya keadaan. d. Berikan obat sesuai indikasi seperti fenitoin ( dilantin ), diazepam , fenobarbital.

Diagnosa 4 : Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya proses inflamasi / infeksi. Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien anak : melaporkan nyeri hilang / terkontrol, menunjukkan poster rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat. Intervensi : a. Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi. b. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan yang penting . c. Berikan latihan rentang gerak aktif / pasif secara aktif dan massage otot daerah leher /bahu. d. Berikan analgetik, seperti asetaminofen dan kodein

Diagnosa 5 : Intervensi : a. Kaji derajat imobilisasi pasien. b. Bantu latihan rentang gerakan c. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab. d. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional. e. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.

Diagnosa 6 : Intervensi : a. Kaji status mental dan tingkat ansietas dari pasien / keluarga. Catat adanya tanda-tanda verbal atau non verbal. b. Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejala. c. Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang prognosa penyakit. d. Libatkan pasien / keluarga dalam perawatan, perencanaan kehidupan sehari-hari, membuat keputusan sebanyak mungkin. e. Lindungi privasi pasien jika terjadi kejang.

Evaluasi Hasil yang Diharapkan : 1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain. 2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tandatanda vital stabil. 3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain. 4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat. 5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan. 6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi. 7. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan

Meningitis adalah radang pada meningen/membrane (selaput) yang mengelilingi otak dan medulla spinalis. Penyebab-penyebab dari meningitis meliputi: Bakteri, Virus, Organisme jamur. Meningitis diklasifikasikan sesuai dengan factor penyebabnya: Asepsis, Sepsis, Tuberkulosa Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian meliputi: anamnesa: identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan diagnostic. Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien atau orang tua membawa anaknya untuk meminta pertolongan kesehatan adalah panas badan tinggi, kejang, dan penurunan tingkat kesadaran. Diagnosa keperawatan ditegakkan berdasarkan gejala yang

Anda mungkin juga menyukai