Anda di halaman 1dari 17

Patologi Sosial

Selasa, 11 Maret 2012

Oleh

Alam Bakti Keloko Departemen PKIP FKM USU

Ruang Lingkup Patologi Sosial : 1.Pengantar Teori Patologi Sosial. 2.Perjudian. 3.Kriminalitas. 4.Korupsi. 5.Kesehatan Jiwa. 6.Kenakalan Remaja. 7.Prostitusi. 8.Human Traficking.

Pada mulanya penyakit sosial murni diartikan dengan ukuran moralistik. Didefinisikan dengan : Semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal.

Masalah Sosial adalah :


1.Semua bentuk tingkah laku yang melanggar adat-istiadat masyarakat.

2.Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari masyarakat sebagai mengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan orang banyak.

Ciri masyarakat yang terorganisir dengan baik : Adanya stabilitas. Interaksi personal yang intim. Relasi sosial yang berkesinambungan. Konsensus antar anggota masyarakat.

1. 2. 3. 4.


1. 2.

3.

4.

Ciri masyarakat yang mengalami Disorganisasi ditandai dengan : Perubahan-perubahan yang serba cepat. Tidak ada kesinambungan pengalaman dari satu kelompok dengan kelompok lainnya. Tidak ada intimitas organik dalam relasi sosial. Kurangnya persesuaian antar anggota masyarakat.

Faktor yang menyebabkan disorganisasi sosial : Faktor Politik. Faktor Religius. Faktor Sosial Budaya. Faktor Ekonomi.

1. 2. 3. 4.

Bentuk-bentuk tingkah laku yang menyimpang secara sosial dan sangat ditolak umum seperti homoseksualitas, alkoholisme kronis, dan gangguan mental tertentu menurut teori biologi disebabkan peristiwa-peristiwa sebagai berikut :

a. Melalui gene-gene atau plasma pembawa sifat di dalam keturunan, atau melalui kombinasi-kombinasi dari gene-gene ataupun disebabkan oleh tidak adanya gene-gene tertentu yang semuanya mengakibatkan timbulnya penyimpangan tingkah laku.
b. Melalui pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa atau abnormal sehingga memprodusir tingkah laku patologis. c. Melalui pewaris kelemahan konstitusional tertentu yang mengakibatkan tingkah laku sosiopatik.

Menurut pandangan psikologis dan psikiatris sebab-sebab tingkah laku patologis dari aspek sosial psikologisnya sehingga orang melanggar norma-norma sosial yang ada.

Faktor itu antara lain: Faktor inteligensia, ciri-ciri kepribadian, motivasi-motivasi, sikap hidup yang keliru, dan internalisasi diri yang salah dan juga konflik-konflik emosional dan kecenderungan psikopatologis yang ada di balik tingkah laku menyimpang secara sosial itu.
Tingkah laku sosiopatis itu ditampilkan dalam bentuk : penyimpangan tingkah laku, struktur struktur sosial yang menyimpang, kelompokkelompok deviasi, peranan-peranan sosial, status dan interaksi simbolis yang keliru.

Gejala sosiopatik adalah : Tingkah laku yang berbeda dan menyimpang dari kebiasaan serta norma umum yang pada satu tempat dan waktu tertentu sangat ditolak, sekalipun tingkah laku tersebut di tempat dan waktu yang lain bisa diterima oleh masyarakat lainnya.

* Dalil mengenai penyimpangan tingkah laku sosiopatik: 1. tingkah laku sosiopatik ini mempunyai ciri-ciri khusus dan dianggap sosiopatik pada waktu dan tempat tertentu. 2. Penyimpangan tingkah laku itu merupakan produk dari konflik-konflik sosial dan konflik internal atau pribadi dan ditampilkan keluar dalam bentuk disorganisasi sosial. 3. tingkah laku sosiopatik itu merupakan bentuk penyimpangan yang jelas ditolak oleh kebanyakan anggota masyarakat. 4. Muncul kemudian reaksi-reaksi masyarakat terhadap tingkah laku yang menyimpang dalam bentuk penerimaan sampai penolakan dengan hebat. 5. orang mengadakan larangan dan pembatasanpembatasan terhadap kebebasan berpartisipasinya para penyimpang.

Tingkah laku normal dan yang menyimpang dari norma sosial :


1. Tingkah laku normal yaitu tingkah laku yang serasi dan bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya. 2. Tingkah laku pribadi yang normal yaitu perilaku yang sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat dia berada, sesuai pula dengan norma-norma sosial yang berlaku pada saat dan tempat itu, sehingga tercapai relasi personal dan interpersonal yang memuaskan. 3. Tingkah laku yang abnormal/menyimpang yaitu tingkah laku yang tidak serasi dan tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada.

4.Norma adalah kaidah, aturan pokok, ukuran, kadar atau patokan, yang diterima secara utuh oleh masyarakat, guna mengatur kehidupan dan tingkah laku sehari-hari agar hidup terasa aman dan menyenangkan . 5.Norma itu sifatnya bisa instutisional atau formal bisa juga non instutisional atau sosial (norma umum). Norma bisa bersifat positif yaitu mengharuskan sifatnya. 6.Norma negative yaitu melarang sama sekali, bahkan menjadikan tabu dilarang menjamah, atau melakukannya karena diliputi kekuatan-kekuatan gaib yang lebih tinggi.


1.

deviasi tingkah laku ini dapat dibedakan menjadi :


Deviasi Individual; Timbul oleh ciri-ciri unik dari individu itu sendiri. Muncul dari kelainan-kelainan, variasi-variasi biologis, dan kelainan psikis tertentu yang sifatnya herediter ada sejak lahir. Deviasi ini sering sifatnya simptomatik karena adanya konflik intrapsikis yang kronis dan sangat dalam, sehingga mengakibatkan keterbelahan pribadi. Biasanya masuk dalam kelompok ini adalah anak-anak luar biasa, penemu-penemu, genius-genius. Pribadi ini pada dasarnya sudah memiliki predisposisi dan kecenderungan yang menyimpang serta diperhebat oleh rangsangan sosial dan stimuli kultural dari lingkungan hidupnya.

2. Deviasi Situasional; Disebabkan oleh pengaruh kekuatan situasional diluar individu dan bersifat memaksa. Misalnya anak dan istri sudah terbengkalai (ingat contoh kasus pemerkosaan dan perampokan di Plaza Medan Fair), juga WTS karena tidak puas dengan pekerjaannya serta upah yang diterima. Anak sekolah tawuran.

3. Deviasi Sistematik. Satu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, rasa kebanggaan, norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala fikiran dan perbuatan yang menyimpang dari norma umum kemudian dibenarkan oleh semua anggota kelompok dengan pola yang menyimpang itu.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai