berulang (kronik)
90 % terjadi akibat sumbatan pada duktus sistikus oleh batu kandung empedu
10 % kolesistitis akalkulus
Di Indonesia belum ada data, tetapi insidens lebih rendah dibanding negara-negara
barat
umumnya perempuan gemuk dan berusia di atas 40 tahun,
Faktor utama :
Infeksi
Bakteri (Escheria coli, Klebsiela spp, streptococcus spp, clostridium spp)konj. Dengan bile salt, toxic bile acid
Kepekatan cairan empedu, kolesterol lisolisitin dan prostaglandin yang merusak mukosa kandung empedu
Anamnesis Kolik perut RUQ Suhu tubuh Ikterik ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl) mual dan muntah
Pemeriksaan fisik Distensi abdomen Teraba massa kandung empedu BU menurun Murphy sign (+)
USG (sensitivity & specificity 90-95%) Skintigrafi ( radioaktif HIdA atau 99n Tc6 Iminodiacetic acid)
CT scan
Diagnosa banding
Penjalaran nyeri saraf spinal Apendisitis retrosekal Sumbatan usus Perforasi ulkus peptikum Pankreatitis akut Infark miokard
Bed rest Nutrisi parenteral Diet ringan Petidin dan antispasmodik Antibiotik : ampisilin, cephalosporin, metronidazol Kolesistektomi trauma saluran empedu (70%), pedarahan dan kebocoran empedu
Sembuh spontan (85%) dengan kandung empedu menjadi tebal, fibrotik, penuh
Manifestasi Klinis :
Gejala minimal Dispepsia, rasa penuh di epigastrium, nausea setelah makan makanan berlemak Riwayat penyakit batu empedu di keluarga
Kolesistiografi oral, USG, dan kolangiografi untuk melihat kolelitiasis dan afungsi
kandung empedu
ERCP untuk lihat batu di kandung empedu dan duktus koledokus