Teknik Pemeriksaan: Kedua mata ditutup Lubang hidung ditutup Dilihat apakah tidak ada gangguan pengaliran udara, penyakit mukosa hidung. Kemudian bahan satu persatu didekatkan pada lubang hidung yang terbuka dan penderita diminta menarik nafas panjang, kemudian diminta mengidentifikasi bahan tersebut.
1.
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan: Membaca kartu Snellen pada jarak 6 meter, bisa juga dg hand held snellen chart (jarak 14 inci) Jari tangan : 60 m Lambaian tangan (Hand movement) : 300 m Cahaya lampu :tak terhingga Tidak dpt melihat sama sekali : Buta total
Pengenalan Warna (Buta Warna) Menggunakan kartu istihara Benang wol sesuai dengan warna yang diperintahkan.
Pemeriksaan Medan Lapang Pandangan Tes konfrontasi Tes perimetri Tes kampimeter
Pemeriksaan Fundus Pemeriksaan emetrop & ametrop Pemeriksaan gambar retina Pemeriksaan gambar papil nervi optisi
Sensorik: Dengan kapas dan jarum dapat diperiksa rasa nyeri dan suhu, kemudian lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan rahang bawah. Refleks kornea : Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan menutup matanya atau menanyakan apakah pasien dapat merasakan.
REFLEKS KORNEA
Motorik Kondisi Diam: asimetris lipatan dahi, sudut mata, lipatan nasolabial dan sudut mulut. Kondisi bergerak: Mengangkat alis Menutup mata sekuatnya Menyeringai Mengerucutkan bibir Mengembungkan pipi Mengerutkan dahi
Sensorik Tes schirmer: lakmus ukuran 5x50 mm. salah satu ujung kertas dilpat & diselipkan pada conjungtiva, biarkan 5 menit dengan mata terpejam. Normal air mata membasahi lakmus (berubah menjadi biru) sepanjang 20-30 mm dalam waktu 5 menit
Pengecapan 2/3 anterior lidah o Pasien menjulurkan lidah,dikeringkan dulu gunakan lidi kapas sentuhkan pada 2/3 anterior lidah Gula (ujung), asam,garam (pinggir),kopi(belakang lidah) identifikasi rasa o Tiap kali pemeriksaan, pasien berkumur dahulu dengan air hangat.
Pemeriksaan pendengaran: Tes rinne: untuk membandingkan konduksi udara dan tulang Tes weber: untuk uji lateralisasi Tes swabach: membandingkan pendengaran pasien dengan pendengaran pemeriksa yang dianggap normal
Pemeriksaan Keseimbangan: Past pointing test Pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dengan jari telunjuknya, kemudian dengan mata tertutup pasien diminta untuk mengulangi. Normalnya pasien harus dapat melakukannya.
Tes romberg Pasien berdiri dengan kaki dirapatkan. Pasien kemudian diminta menutup mata dan tetap seperti posisi tersebut selama 20-30 detik. Tes romberg positif jika terdapat ketidakseimbangan
Stepping test Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup, sebanyak 50 langkah dengan kecepatan seperti jalan biasa. Dikatakan abnormal bila kedudukan akhir pasien beranjak lebih dari 1 meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari 30 derajat.
Motorik
Pasien disuruh mengatakan Aahhh, perhatikan uvula. Jika terdapat gangguan maka uvula akan miring terdorong ke arah yang sehat Menggores dinding faring kanan dan kiri, bila terjadi gangguan sensibilitas maka tidak terjadi refleks muntah
Uji pengecapan 1/3 posterior lidah
Sensorik
Muskulus trapezius Dengan menekan pundak pasien dan pasien diminta untuk mengangkat pundaknya. Muskulus sternocleidomastoideus Pasien diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri dan ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba tonus dari m. sternocleidomastoideus.
Saat lidah diam Pasien diminta untuk membuka mulut kemudian kita lihat lidahnya. Jika terjadi gangguan maka lidah akan berdeviasi ke arah yang lumpuh. Saat bergerak Jika terdapat gangguang pergerakan, maka akan terjadi dysarthria Untuk menilai kekuatan otot lidah, dengan cara : ujung jari pemeriksa ditempatkan pada salah satu pipi penderita, kemudian penderita diminta mendorong ujung jari tersebut dengan ujung lidahnya dan dibandingkan kekuatan dorongan kanan dan kiri.