Anda di halaman 1dari 23

Fidela Firwan Firdaus 20080310018

Nama Pasien : Nn. DM Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Perum GWI B 226 Banguntapan RT 14 Banguntapan Bantul Umur : 26 Tahun Pekerjaan : PNS Agama : Islam

Keluhan Utama: bintik-bintik kecil di wajah RPS: Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin Rumah Sakit Jogja dengan keluhan bintik-bintik kecil kecoklatan di wajah sudah 1 tahun terakhir. Awalnya bintik-bintik sedikit, lama-lama semakin banyak terutama di dekat pelipis kanan. Bintik-bintik tidak terasa nyeri, tidak gatal, tidak terasa panas, dan tidak keluar cairan. Sebelumnya sudah pernah berobat ke sini dan setelah dilakukan elektrokauter bintikbintik berkurang, tapi beberapa bulan kemudian bintik-bintik muncul kembali.

RPD: Riwayat penyakit yang sama sebelumnya (+),

riwayat alergi (-), alergi obat (-) RPK: Riwayat penyakit yang sama pada keluarga(-), riwayat alergi (-)

Keadaan Umum: Baik, compos mentis, gizi baik UKK: Tampak papul hiperpigmentasi bentuk bulat ukuran miliar susunan tidak teratur multiple tersebar di regio pelipis kanan.

Pemeriksaan laboratorium dan histopatologis tidak dilakukan.

Diagnosis Banding
Keratosis Senilis Nevus Pigmentosus

Melanoma Maligna

Diagnosis Kerja
Keratosis Seboroik

Operatif: Elektrokauter Medikamentosa post operatif: Fuson cream 2%

Hindari kontak langsung dengan matahari, jika berpergian menggunakan topi atau payung dan memakai sun block.

Ad vitam Ad functionam Ad sanationam

: bonam : bonam : bonam

Keratosis seboroik merupakan suatu lesi jinak pada permukaan kulit yang mempunyai bentuk seperti tahi lalat dan disebabkan oleh proliferasi keratinosit epidermal. Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang paling umum pada orang tua.

Penyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui. Pada individu yang mempunyai predisposisi genetik, pembentukan keratosis seboroik juga dapat dipacu oleh kerusakan aktinik (actinic damage) dan kadang kadang bentuk lesi kulit yang lain seperti drug eruption. Terpapar sinar matahari secara kronis juga dapat menjadi penyebabnya. Proses terjadinya disebabkan oleh efek kumulasi dari energi radiasi sinar matahari. Sebagian besar kasus menyerang mareka yang berkulit putih dan terpapar sinar matahari.

Adanya akantosis, pemanjangan dari badan interpapilari, dan pembentukan kista epitelial kecil yang disebabkan oleh invaginasi dari epidermis. Hanya terlihat sedikit sel mitosis. Biasanya terlihat sedikit reaksi peradangan pada kulit.

Keratosis seboroik dapat terjadi pada seluruh permukaan kulit. Paling sering ditemukan pada wajah, punggung, daerah sternal, ekstremitas, dan daerah yang meradang. Bila terdapat lesi multipel, biasanya penyebarannya adalah bilateral dan simetris. Tampak sebagai lesi multipel berupa papul atau plak yang agak menonjol, dapat juga terlihat menempel pada permukaan kulit. Lesi ini biasanya diliputi oleh kulit kering yang agak berminyak dan biasanya mudah lepas. Lesi biasanya memiliki pigmen warna yang sama yaitu coklat, namun kadang kadang juga dapat ditemukan yang bewarna hitam atau hitam kebiruan. Permukaan lesi biasanya berbenjol benjol. Pada lesi yang memiliki permukaan halus biasanya terkandung jaringan keratotik yang menyerupai butiran gandum.

Nevus Pigmentosus: Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa, biasanya berukuran 24 mm, namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman. Keratosis Senilis: Biasanya diameter 3-10 mm dan lesi biasanya membesar dan berubah menjadi merah dan bersisik. Dalam sebagian variasi dapat menimbulkan cutaneus horn. Pada histopatologi tampak parakeratosis dan lapisan granular dan menebalnya epidermis.

Melanoma Maligna:
Bentuk superfisial: berupa bercak dengan warna

bervariasi (waxy, kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan di permukaan kulit. Bentuk nodular: nodus berwarna biru kehitaman dengan batas tegas serta mempunyai variasi bentuk. Lentigo maligna melanoma: tumor kadang meliputi bagian agak luas di muka. Bentuk plakat, berbatas tegas, warna coklat kehitaman serta tidak homogen, bentuk tak teratur, pada bagian tertentu dapat tumbuh nodus yang berbatas tegas setelah bertahuntahun.

Medikamentosa
amonium laktat dan asam alfa hidroksi asam trikloroasetat

Pengobatan topikal dengan krim tazarotene 0,1%

digunakan dua kali sehari selama 16 minggu menyebabkan perbaikan klinis pada keratosis seboroik pada 7 dari 15 pasien.

Pembedahan
cryotherapy dengan karbon dioksida (es kering)

atau nitrogen cair electrodesiccation electrodesiccation dan kuret kuretase saja shave biopsy atau eksisi menggunakan pisau bedah laser atau operasi dermabrasi

Kadang-kadang orang yang memiliki banyak keratosis seboroik mungkin tidak melihat nevus displastik atau melanoma maligna yang berkembang di antara keratosis seboroik. Bahaya yang signifikan dapat muncul jika seseorang gagal untuk mendeteksi melanoma ganas pada tahap awal.

Keratosis seboroik adalah jinak dan tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan individu.

Anda mungkin juga menyukai