I. Identitas Pasien
Nama Lengkap Umur Alamat : Tn. M : 40 tahun Jenis Kelamin Suku Bangsa : Laki-laki : Indonesia : Islam
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
No RM
No. Registrasi Ruang
: 2013034203
: 201107003210 : Lukas 3/1
II. Anamnesis
Diambil dari: Autoanamnesis; Pada tanggal : 3 Desember 2013 Pkl. 13.00 WIB
Keluhan Utama
Nyeri pada kaki kiri sejak 3 hari yang lalu
Tanda-tanda vital Suhu : 36.6 oC Tekanan darah : 140/90 Frekuensi nadi : 88 x / menit Frekuensi napas : 22 x / menit
Hidung
Mulut
Telinga
: normocephal : hitam, bergelombang, tidak mudah dicabut, distribusi merata : konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+), eksoftalmus (-), penglihatan baik : simetris, tidak ada sekret, tidak ada deviasi, mukosa normal : bibir tidak sianosis, gusi tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor, gigi putih bersih, faring tidak hiperemis : bentuk normal, simetris, liang lapang
Thorax
Paru-paru Inspeksi : Bentuk dan pergerakan pernapasan kanan dan kiri simetris Palpasi : Fremitus taktil simetris kanan-kiri Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : Suara napas vesikuler pada seluruh lapangan paru, wheezing (-/-), rhonki (-/-) Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Abdomen datar, distensi (-), peristaltik (-) : Supel, nyeri tekan (-), massa (-), distensi (-) : timpani seluruh lapang paru : Bising usus +, normal
Ekstremitas
Akral hangat :
Edema umum :
+ + -
+ + -
Status Lokalis Columna Vertebrae Inpeksi : keterbatasan gerak pada sisi kiri Palpasi : Nyeri tekan pada daerah lumboscral, benjolan (-), tanda radang (-)
VI. Diagnosis
Diagnosis Kerja Hernia Nukleus Pulposus
Jika jumlah kebutuhan cairan pemeliharaan untuk dewasa = 2 cc/kgBB/jam Maka untuk pasien dengan BB: 60 kg,
Selama operasi yang berlangsung selama 1 jam 30 menit, = (120 cc / jam) x (4 jam) = 520 cc
Jadi, total kebutuhan cairan pemeliharaan selama operasi adalah 520 cc.
CAIRAN PENGGANTI DARAH Jika Estimated Blood Volume (EBV) untuk dewasa = 70 cc / kgBB Maka untuk pasien dengan BB: 60 kg, = (70 cc / kgBB) X (60 kgBB) = 4200 cc Diketahui jumlah pendarahan selama operasi berlangsung sebanyak 200 cc, Maka persentase pendarahan yang terjadi selama operasi = Pendarahan / EBV X 100% = 200 cc / 4200 cc X 100% = 4,76 % 5% Jadi, untuk penggantian < 15% EBV dapat diberikan Kristaloid sebagai pengganti pendarahannya sebanyak 1 : 3 dengan pendarahannya, yaitu 50 cc. Dalam kasus ini pasien diberikan cairan KRISTALOID, dengan demikian, jika perbandingan KOLOID : KRISTALOID = 3:1, maka Cairan KRISTALOID yang diberikan adalah: = 3 * 200 cc = 600 cc
BALANCE CAIRAN
Jika jumlah cairan Ringer Laktat yang diberikan selama operasi adalah sebanyak 2500 cc, Maka Balance cairan = Input Output = 2500 cc 3660 cc = 1610 cc (KRISTALOID) BALANCE NEGATIF Jadi, pasien masih membutuhkan pemberian cairan KRISTALOID sebanyak 1160 cc untuk memenuhi kebutuhan cairan agar tercapai balance yang seimbang.
Tinjauan Pustaka
Persiapan Anestesi Persiapan pra anestesi sangat mempengaruhi keberhasilan anestesi dan pembedahan. Kunjungan pra anestesi harus dipersiapkan dengan baik, pada bedah elektif umumnya dilakukan 1-2 hari sebelumnya, sedangkan pada bedah darurat waktu yang tersedia lebih singkat. Adapun tujuan kunjungan pra anestesi adalah : Mempersiapkan mental dan fisik secara optimal. Merencanakan dan memilih tehnik serta obat obat anestesi yang sesuai dengan fisiK dan kehendak pasien. Menentukan status fisik penderita dengan klasifikasi ASA ( American Society Anesthesiology).
ASA I, pasien normal sehat, kelainan bedah terlokalisir, tanpa disertai kelainan faali,biokimiawi,dan psikiatris. ASA II, pasien dengan gangguan sistemik ringan sampai dengan sedang sebagai akibat kelainan bedah atau proses patofisiologis. ASA III, pasien dengan gangguan sistemik berat sehingga aktivitas harian terbatas. ASA IV, pasien dengan gangguan sistemik berat yang mengancam jiwa, tidak selalu sembuh dengan operasi. Misal : insufisiensi fungsi organ, angina menetap.
Premedikasi Anestesi
Tujuan: 1. Memberikan rasa nyaman bagi pasien. 2. Membuat amnesia. 3. Memberikan analgesia. 4. Mencegah muntah. 5. Memperlancar induksi. 6. Mengurangi jumlah obat obat anestesika. 7. Menekan reflek reflek yang tidak diinginkan. 8. Mengurangi sekresi kelenjar saluran nafas.
Adapun obat obat yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah : 1. Golongan hipnotik sedatif : barbiturat, benzodiazepin, transquilizer. 2. Analgetik narkotik : morfin, petidin, pentanil. 3. Neuroleptik : droperidol, dehidrobenzoperidol. 4. Anti kolinergik : Atropin, skopolamin. 5. Vasodilator : nitrogliserin
Midazolam Adalah obat induksi tidur jangka pendek untuk premedikasi, induksi dan pemeliharaan anestesi. Dibandingkan dengan diazepam, midazolam bekerja cepat kerana transformasi metabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat. Pada pasien orang tua dengan perubahan organik otak atau gangguan fungsi jantung dan pernafasan dosis yang diberikan harus hatihati. Efek obat timbul dalam 2 menit setelah penyuntikan. Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikan dengan umur dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5mg. Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri, denyut nadi dan pernafasan umumnya hanya sedikit
Petidin
pendek dibanding meperidin. Dosis tinggi menimbulkan kekakuan pada otot lurik, ini dapat
diantagonis oleh nalokson. Setelah pemberian sistemik, petidin akan menghilangkan reflek kornea akan tetapi diameter pupil dan refleknya tidak terpengaruh. meningkatkan kepekaan alat keseimbangan sehingga dapat menimbulkan muntah muntah, pusing terutama pada penderita yang berobat jalan. Pada penderita rawat baring obat ini tidak mempengaruhi sistem kardiovaskular, tetapi pada penderita berobat jalan dapat timbul sinkop orthostatik karena terjadi hipotensi akibat vasodilatasi perifer karena pelepasan
histamin.
untuk parenteral tersedia dalam bentuk ampul 50 mg per cc. Dosis dewasa adalah 50 100 mg, disuntikkan secara SC atau IM. Bila diberikan secara IV efek analgetiknya tercapai dalam waktu 15 menit.
Induksi
Propofol adalah campuran 1% obat dalam air dan emulsi yang berisi 10% soya bean oil, 1,2% phosphatide telur dan 2,25% glycerol. Pemberian intravena propofol (2 mg/kg BB) menginduksi anestesi secara cepat seperti tiopental. Setelah injeksi intravena secara cepat disalurkan ke otak, jantung, hati, dan ginjal. Rasa nyeri kadang-kadang terjadi di tempat suntikan, tetapi jarang disertai dengan plebitis atau trombosis. AneJstesi dapat dipertahankan dengan infus propofol yang berkesinambungan dengan opiat, N2 dan atau anestesi inhalasi lain. Propofol menurunkan tekanan arteri sistemik kira-kira 80% teapi efek ini lebih disebabkan karena vasodilatsai perifer daripada penurunan curah jantung. Tekanan sismatik kembali normal dengan intubasi trakea. Propofol tidak menimbulkan aritmia atau iskemik otot jantung. Sesudah pemberian propofol IV terjadi depresi pernafasan sampai apnea selama 30 detik. Hal ini diperkuat dengan premediaksi dengan opiat. Propofol tidak merusak fungsi hati dan ginjal. Aliran darah ke otak, metabolisme otak dan tekanan intrakranial akan menurun. Tak jelas adanya interaksi dengan obat pelemas otot. Keuntungan propofol karena bekerja lebih cepat dari tiopental dan konfusi pasca operasi yang minimal. Terjadi mual, muntah dan sakit kepala mirip dengan tiopental.
Pemeliharaan
Nitrous Oksida / N2O
Merupakan gas yang tidak berwarna, berbau amis, dan tidak iritasi. Mempunyai
sifat analgetik kuat tapi sifat anestesinyalemah, tetapi dapat melalui stadium induksi dengan cepat, karena gas ini tidak larut dalam darah. Gas ini tidak mempunyai relaksasi otot, oleh karena itu operasi abdomen dan ortopedi perlu tambahan dengan zat relaksasi otot. Depresi nafas terjadi pada masa pemulihan, hal ini terjadi kaena Nitrous Oksida mendesak oksigen dengan ruangan ruangan tubuh. Hipoksia difusi dapat dicegah dengan pemberian oksigen konsentrasi tinggi
Intubasi Trakea
Suatu tindakan untuk memasukkan pipa khusus ke dalam trakea, sehingga jalan nafas bebas hambatan dan nafas mudah dikendalikan. Intubasi trakea bertujuan untuk : 1. Mempermudah pemberian anestesi. 2. Mempertahankan jalan nafas agar tetap bebas dan kelancaran pernafasan. 3. Mencegah kemungkinan aspirasi lambung. 4. Mempermudah penghisapan sekret trakheobronkial. 5. Pemakaian ventilasi yang lama. 6. Mengatasi obstruksi laring akut.
Pemberian Cairan
Pra operasi
cairan untuk dewasa dalam 24 jam adalah 2 ml / kgBB / jam. Bila terjadi
dehidrasi ringan 2% BB, sedang 5% BB, berat 7% BB. Setiap kenaikan suhu 10 Celcius kebutuhan cairan bertambah 10 15 %.
Pemberian Cairan
Selama operasi
Dapat terjadi kehilangan cairan karena proses operasi. Kebutuhan cairan pada dewasa untuk operasi : a. Ringan = 4 ml / kgBB / jam b. Sedang = 6 ml / kgBB / jam c. Berat = 8 ml / kg BB / jam
Setelah operasi Pemberian cairan pasca operasi ditentukan berdasarkan defisit cairan selama operasi ditambah kebutuhan sehari hari pasien.
Pemulihan
di ruang pulih sadar atau recovery room yaitu ruangan untuk observasi pasien pasca operasi atau anestesi.
Pembahasan
Pre Operatif
Penilaian klinis Informasi
Riwayat alergi obat, hipertensi, diabetes mellitus, operasi sebelumnya, asma Riwayat penyakit keluarga (penyakit dan komplikasi anestesia) Menilai jalan nafas (gigi geligi, lidah, tonsil, tempuro-mandibulajoice, tumor, tiroid, tyro-mental-distance, trakea) Pada pasien ini di dapatkan nilai mallampati 2
Menilai nadi, tekanan darah Makan minum terakhir (mencegah aspirasi isi lambung karena regurgitasi atau muntah pada saat anestesi)
Persiapan informed concent, Setelah dilakukan pemeriksaan pada pasien, maka pasien digolongkan dalam klasifikasi ASA II.
Operatif
PreMedikasi => Midazolam 3 mg (golongan benzodiazepin) sebagai terapi premedikasi , mengurangi rasa cemas dan amnesia retrograd. Obat ini dipilih karena efek kerja midazolam yang relatif cepat. =>Petidin adalah obat anestesi umum golongan analgesik narkotik, opioid. Diberikan sebagai terapi premedikasi analgetik dan juga bisa
Induksi Dengan menggunakan Propofol 100mg untuk induksi keuntungannya memiliki efek analgesik, anti emetik, pemulihan yang lebih cepat dibandingkan dengan obat lainnyadan memiliki rasa nyaman ketika bangun. Efek sampingnya adalah depresi nafas.
Pemasangan ETT Tujuan penggunaan ETT pada pasien ini : Menjaga patensi jalan napas karena durasi pembedahan diperkirakan lebih dari 4 jam Mempermudah ventilasi positif dan oksigenasi Pencegahan terhadap aspirasi dan regurgitasi
Maintanance Yang digunakan untuk maintanace adalah: O2 N2O adalah anestetik inhalasi digunakan sebagai pembawa anestetik inhalasi lainnya. Pemberiannya tidak boleh terlalu lama karna akan mengakibatkan hipoksia. Sulfas atropine 0,5 mg dan prostigmin 1 mg
Post Operatif
Nilai Kesadaran 2 1 0 Tak dapat Sadar, orientasi baik Dapat dibangunkan Merah muda (pink) Pucat atau kehitaman Warna tanpa O2, SaO2 > 92 perlu O2 agar SaO2 > % Aktivitas 4 ekstremitas bergerak Dapat napas dalam Batuk Tekanan darah Kardiovaskular berubah 20 % Berubah 20-30 % Berubah > 50 % 90% 2 ekstremitas bergerak Napas dangkal
dibangunkan
Sianosis dengan O2 SaO2 tetap < 90% Tak ada ekstremitas bergerak
Respirasi
Sesak napas
(minimal)