A.
LATAR BELAKANG
Maksud diberikannya mata kuliah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian dalam mempelajari hukum dan pengantar dalam mempelajari hukumhukum yang berlaku di Indonesia (Hukum
Positif)
B.
- PENGANTAR
> Mengantar membawa ketempat yang dituju (Inleiding,Introduction) ; - ILMU HUKUM : > - Ilmu Pengetahuan yang obyeknya Hukum ; - Cross : Segala Pengetahuan
membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum ; Ilmu yang akan mempelajari seluk beluk mengenai hukum
a. PIH
> * Pelajaran Dasar bagi setiap orang yang akan mempelajari hukum yang sangat luas ruang lingkupnya. ; * Memberikan dan menanamkan tentang
b. PHI
> Pelajaran Dasar yang mempelajari
PIH : Hukum pada umumnya/universal, tidak dibatasi waktu dan tempat tertentu PHI : Dibatasi Waktu dan Tempat, H. Positif Indonesia, Hukum yang sedang berlaku di Indonesia, saat ini
PIH : mendukung/menunjang setiap orang yang akan mempelajari Hukum Positif Indonesia
ARISTOTELES (Filsuf Yunani) : Manusia adalah mahluk sosial /zoon Politicon, manusia adalah mahluk yang selalu ingin bergaul dan berkumpul
- Masyarakat :
- Merupakan suatu kehidupan bersama yang
KESIMPULAN
-
Tidak ada manusia yang hidup seorang diri lepas dari kehidupan bersama. Manusia tidak
2. * BENTUK MASYARAKAT
Masyarakat sebagai bentuk pergaulan hidup atau bentuk kehidupan manusia bermasyarakat, dapat dilihat dari berbagai hal, antara lain :
a). Menurut Dasar Pembentukannya.
Masyarakat teratur yang terjadi dengan sendirinya , tidak dengan sengaja dibentuk, tapi masyarakat itu ada karena kesamaan kepentingan (penonton bioskop, penonton sepakbola dsb)
Masyarakat tidak teratur, masyarakat yang terjadi dengan sendirinya tanpa dibentuk (orang2 di pasar).
yang anggota2nya, ada hubungan pribadi, sehingga menimbulkan ikatan batin (perkumpulan kematian, rumah tangga)
2. Masyarakat Patembayan (Gesellschaft), adalah masyarakat yang hubungan antara anggota2nya tidak bersifat kepribadian,
dengan yang lain. Bentrokan2 ini apabila dibiarkan dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat ; Karena itu gangguan2 tersebut harus dicegah ;
- Agar masyarakat menjadi teratur/tertib, anggotaanggotanya harus memperhatikan kaedah2/norma2/aturan yang ada dan hidup
dalam masyarakat;
- Peraturan-peraturan hidup tsb akan memberikan patokan2 , petunjuk, pedoman atau
ukuran kepada anggota masyarakat, mana perbuatanperbuatan yang boleh dilakukan, mana yang tidak boleh, sehingga anggota masyarakat tahu bagaimana harus
Jadi kaedah/norma adalah patokan atau pedoman untuk berperilaku/bersikap dalam hidup.
Dengan perkataan lain, kaedah/norma merupakan perumusan suatu pandangan mengenai perikelakuan atau sikap tindak.
4. MACAM-MACAM KAEDAH
Untuk Melindung kepentingan manusia dalam masyarakat, terdapat beberapa kaedah: 1. Kaedah hidup pribadi, mencakup : a. Kaedah Agama b. Kaedah Kesusilaan 2. Kaedah hidup antar pribadi, terdiri:
a. Kaedah kesopanan
b. Kaedah hukum
a. Kaedah Agama :
Peraturan yang berasal dari Tuhan, ;
b. Kaedah Kesusilaan :
- Pedoman atau patokan yang berasal dari suara hati nurani manusia (manusia pribadi) ;
c. Kaedah kesopanan
masyarakat ;
- Berisi sikap tindak/peri kelakuan tertentu, yang sudah ditentukan sebagai sikap tindak
- Sanksi terhadap pelanggaran kaedah kesopanan, adalah berupa celaan, teguran, cemoohan, pengucilan dari lingkungan masyarakatnya. Daerah berlakunya kaedah kesopanan ini sempit
Kaedah hukum :
Mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat negara ;
Jadi Kaedah Hukum melindungi lebih lanjut kepentingan manusia baik yang sudah maupun yang belum mendapat perlindungan dari ketiga kaedah tersebut.
memberi hak.
( masih juga
hukum ) Para sarjana memberikan definisi dari segi/sudut pandang yang berbeda (segi sejarah,sosial,ekonomi,filsafat sesuai keadilan
masing masing
Apeldoorn
: yang dan
Tidak mungkin memberikan suatu definisi tepat tentang hukum selain banyak
seginya
dinamis, selalu
perkembangan/kemajuan masyarakat.
- Lemaire
: karena
Tapi hukum sangat penting bagi kehidupan manusia, karena hukum mengatur hubungan hubungan antara sesama manusia/anggota masyarakat :
1) Hukum perlu di definisikan, karena definisi dapat membantu orang-orang yang akan
akan
hukum.
Immanuel Kant
* Keseluruhan syarat-syarat * Agar kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas orang lain.
- Drs. E. Utrecht : * Himpunan peraturan-peraturan yang berisi perintah dan larangan ; * Yang mengatur tata tertib suatu masyarakat dan ; * Harus ditaati oleh masyarakat.
S.M. Amin, SH :
* Kumpulan peraturan-peraturan ;
* Untuk ketertiban dalam pergaulan manusia
- JCT Simorangkir & Moeryono, SH : * Peraturan-peraturan yang bersifat memaksa ; * Menentukan tingkah laku manusia
dalam masyarakat ;
* Dibuat oleh instansi resmi/berwenang ; * Pelanggarannya akan mendapat hukuman tertentu.
- MH Tirtaamidjaja, SH : * Semua aturan-aturan yang harus diikuti dalam pergaulan hidup; * Ada ancaman terhadap pelanggarannya
7. Unsur-Unsur Hukum
Dari definisi definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa hukum mengandung beberapa unsur :
8. Ciri Ciri Hukum a. Berisi perintah dan/atau larangan ; b. Perintah/larangan tersebut harus dipatuhi setiap orang ; c. Ada sanksi hukum yang tegas.
keadilan menyangkut :
(1) Hakekat Keadilan,
yaitu penilaian terhadap suatu tindakan dengan mengkajinya dengan suatu norma yang menurut
pandangan subjektif
kelompok/golongan) melebihi
dan
> Keadilan yang menuntut bahwa setiap orang mendapat apa yang menjadi hak/sesuai jasanya. Jadi adil disini ialah bila setiap orang
mendapatkan
sesuai misal : pendidikan, kedudukan,kemampuan dsbnya. > Jadi disini bukan kesamaan yang dituntut tetapi perimbangan.(profisional......)
3. Prof. Soebekti :
hukum bertujuan mencari keseimbangan antara pelbagai kepentingan yang saling bertentangan untuk mendapatkan keadilan dan Juga harus mendapatkan kepastian hukum.
- Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa suatu peraturan tu mempunyai kekuatan yang mengikat atau berlaku ?
- SUMBER HUKUM
Segala apasaja yang menimbulkan aturan- aturan yang mempunyai kekuatan yang memaksa, yaitu aturan aturan yang dilanggar mengakibatkan sanksi yang bersifat kalau tegas
menggali hukumnya
2. Sumber Hukum Formil > Tempat/Sumber dari mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum > ini berkaitan dengan cara terjadinya/terciptanya hukum
positif.
c. Coup DEtat
- UU tidak dapat diganggu gugat. - Dapatkah UU dinilai dan dibatalkan? (Judicial Review);
1. UUD 45
2. Tap MPR 3. UU/ PERPU 4. PP 5. PERPRES 6. PERDA
- UUD 45
Memuat hukum dasar tertulis negara, merupakan hukum
dasar dalam peraturan per UU/ Sumber Hukum bagi pembentukan peraturan perundang undangan
- Tap MPR
* UU/PERPU :
UU dibentuk oleh DPR bersama Presiden untuk melaksanakan ketentuan UUD 45. PERPU ditetapkan oleh Presiden dalam hal/ikhwal
* PP
Dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah UU.
PERPRES
Dibuat oleh Presiden, berisi materi yang diperintahkan oleh
PERDA
- Merupakan peraturan untuk melaksanakan aturan hukum diatasnya dan menampung kondisi khusus dari daerah
ybs;
Selain itu ada jenis- jenis peraturan per UU yang lain yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat.
- Aturan Hukum yang lebih rendah, tidak boleh bertentangan dengan aturan hukum yang lebih tinggi.
2. Kebiasaan/Custom >
Merupakan sumber hukum yang tertua; Merupakan tindakan menurut pola tingkah laku yang
tetap/ajeg/lazim. Perbuatan yang dilakukan berulangulang (dalam hal yang sama) Perbuatan tersebut diterima oleh masyarakat. Kebiasaan tidak merupakan sumber hukum kecuali UU menetapkan demikian (diakui Pemerintah
/Negara).
5. DOKTRIN
Pendapat para Sarjana Hukum yang terkemuka yang besar pengaruhnya terhadap hakim dalam mengambil keputusannya. Jadi untuk menjadi Sumber Hukum Formil, Doktrin harus memenuhi syarat yaitu telah menjelma menjadi putusan hakim.
- Bellefroid :
Asas hokum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif.
- V. Eikema Hommes:
Asas Hukum tidak boleh dianggap sebagai norma-norma
P.Scholden
Asas Hukum adalah kecendrungan-kecendrungan yang diisyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita pada hukum.
Kesimpulan :
a. Asas Hukum bukan perupakan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat dalam belakang setiap hukum yang terjelma dalam peraturan-peraturan perundang-undangan dan keputusan
hakim
b. Jadi asas hukum merupakan pikiran dasar peraturan
konkrit pada umumnya, bukan tersurat melainkan tersirat dalam kaedah/peraturan hukum konkrit
c. Asas Hukum mempunyai dua landasan yaitu: berakar kenyataan masyarakat, dan pada nilai-nilai yang dipilih sebagai pedoman dalam kehidupan bersama d. Asas Hukum tidak hanya memepengaruhi hukum positif, tetapi juga menciptakan suatu system yang tidak akan ada tanpa asas itu (missal : asaslegitimasi, menciptakan
(584
yang
system
e. Karena sifatnya yang abstrak, asas hukum pada umumnya tidak dituangkan dalam peraturan / pasal yang konkrit.
3. In dubio pro reo (dalam hal ada keragu-raguan, hakim harus memutuskan sedemikian sehingga
menguntungkan terdakwa);
4. Res judicata pro veritate habetur (ada yang diputus hakim harus dianggap benar); 5. setiap orang dianggap tahu akan undang-undang 6. Perlindungan terhadap pihak ketiga yang beritikat
baik
Perdata).
4. Audie et Alteram Pertem / kedua belah kihak harus didengar. 5. Actio Paulina (pasal 1341 KUH Perdata) 6. Lex Specialis Derogat LEx Generalis (pasal 1 KUHD)
2. Asas Persekutuan
3. Asas Kesamaan 4. Asas Kewibawaan dan 5. Asas pemisahan antara baik dan buruk.
asas resitutio in integrum, Asam lex posteriori berobat lex priori, asas nebis
in idem) 2. Asas Hukum Khusus : Asas Hukum yang tertinggi dalam bidang yang lebih sempit,sperti dalam bidang hukum perdata, hukum pidana (missal ; asas pacta sunt servanda, asas konsensulisme, asas praduga tak bersalah).
mengatur hubungan penguasa/Negara dengan alatalat perlengkapanya, atau mengatur hubungan antara Negara dengan warga Negaranya. (Hukum pidana, HTN, HTUN, Hukum public International)
b. Hukum Privat/Hukum Sipil : Hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antar perorangan > titk beratnya pada kepentingan perseorangan (Hukum perdata, Hukum dagang) Perbedaan : Hukum Publik : - Salah satu pihaknya adalah Negara/penguasa;
- Sifatnya memaksa ;
- Tujuan Hukum Publik adalah melindungi kepentingan Umum.
Hukum Privat :
- Kedua belah pihak adalah perorangan;
2. Menurut Bentuknya :
a. Hukum Tertulis ; > ciri dari hukum Modern
1. Sudah dikodifikasikan 2. Belum dikodifikasikan b. Hukum Tidak Tertulis / kebiasaan / adat> Hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, ditaati,
larangan.
b. Hukum Formil (Hukum ojektip) > Atau Hukum Acara adalah hukum yang memuat
di cita-citakan.
Hukum
wilayah suatu Negara. b. Hukum Internasional > Hukum yang mangatur hubungan Hukum antar Negara.
6. Menurut Sifatnya :
a. Hukum yang Memaksa
b. Hukum yang Mengatur/Melengkapi
7. Menurut Sumbernya :
a. Hukum Undang-Undang b. Hukum Traktat c. Hukum Kebiasaan d. Hukum Yurisprudensi
tertentu.
KODIFIKASI ?
> Pembukuan jenis hukum tertentu dalam suatu kitab
- Kesatuan Hukum,
- Kepastian Hukum, dan - Penyederhanaan Hukum
PENEMUAN / PEMBENTUKAN HUKUM - UU (sebagaimana kaedah pada umumnya) adalah untuk melindungi kepentingan manusia; - Oleh karena itu UU harus dilaksanakan/ditegakkan; - Untuk itu UU harus diketahui orang dan harus jelas;
- Dalam hal terjadi pelanggaran UU, hakim harus melaksanakan / menegakkan UU > Pasal 22 AB (Algemene Berpalingen) jo. UU no. 4/2004 tentang UU Kehakiman: hakim tidak boleh menolak suatu perkara
(Rechtsvinding).
Untuk dapat menerapkan ketentuan UU yang Berlaku Umum dan Abstrak sifatnya, suatu ketentuan UU harus diberi arti, dijelaskan atau di tafsirkan dan di arahkan/disesuaikan dengan peristiwanya untuk kemudian di terapkan pada
peristiwanya.
- Salah satu cara/metode penemuan Hukum adalah interprestasi hukum/penafsiran hokum. Jadi Penemuan Hukum, dilakukan karena : UU tidak sempurna, tidak lengkap ataupun kurang jelas, tetapi UU harus dilaksanakan.
- Dalam hal terjadi pelanggaran UU, hakim harus melaksanakan/menegakkan UU (psl. 22 AB); - Oleh karena itu hakim harus mencari hukumnya/harus menemukan hukumnya (reshtsvinding).
INTERPRESTASI/PENAFSIRAN HUKUM
- INTERPRESTASI/PENAFSIRAN HUKUM>sarana/alat untuk mengetahui makna suatu peraturan per UU.
MACAM-MACAM PENAFSIRAN
1. Penafsiran Gramatikal/Tata Bahasa > penafsiran menurut susunan kata-katanya (arti perkataan menurut Tata
Bahasa/Kebiasaan).
Penafsiran Gramatikal merupakan cara penafsiran yang paling sederhana untuk mengetahui makna suatu
ketentuan UU, dengan menguraikan menurut bahasa, sususnan kata atau bunyinya. Interprestasi menurut bahasa tetap harus logis.
Sudah usang/tidak sesui lagi, diterapkan terhadap peristiwa,kebutuhan dan kepentingan masa kini. - Dengan perkataan lain, peraturan yang lama di sesuaikan
- Interprestasi Restriktif :
Adalah penafsiran yang bersifat membatasi> penafsiran dengan cara mempersempit arti/istilah/pengertian.
6. Penafsiran Otentik/Resmi/Shahih > Yaitu penafsiran pasti terhadap arti kata-kata sebagaimana diberikan pembuat UU. Sebagian sarjana berpendapat penafsiran otentik tidak termasuk dalam ajaran tentang interprestasi, karena penafsiran otentik adalah penjelasan yang diberikan oleh UU dan termuat/terdapat dalam teks UU itu sendiri, bukan
- Interprstasi :
Adalah metode penemuan hukum dalam hal peraturannya ada tetapi tidak jelas untuk dapat di terapkan pada
peristiwanya.
Sebaliknya dapat terjadi hakim harus memeriksa dan mengadili perkara yang tidak ada peraturanya yang khusus (disini hakim menghadapi kekosongan atau ketidak lengkapan UU) padahal hakim terikat pasal 22 AB. Dalam hal ini, untuk mengisi kekosongan tersebut digunakan metode Argumentasi berpikir analogi penyempitan/penghalusan hukum,dan A Contrario
1. Argumentum Per analogium/ memberikan penafsiran pada sesuatu peraturan hukum dengan memberikan kias/ibarat pada kata-kata dalam peraturan tersebut sesuai dengan asas hukumnya, sehingga suatu peristiwa yang sebernanya tidak dapat di masukan, kemudian dianggap sesuai dengan bunyi peraturan tersebut. - Jadi suatu peraturan per UU diterapkan terhadap suatu
memperluas pengertian.
- Analogi dilarang dalam hukum pidana, tapi penafsiran ekstensif diperbolehkan (pencurian listrik).
2. Penyempitan/penghalusan Hukum - Kadang-kadang peraturan per UU itu ruang lingkupnya terlalu umum dan luas, maka perlu disempit untuk dapat diterapkan terhadap suatu peristiwa tertentu. - F. Penghalusan hukum ialah memperlakukan hukum sedemikian rupa (secara halus)seolah olah tidak ada pihak yang di salahkan. Penghalusan hukum dengan cara mempersempit berlakunya pesan(merupakan kebalikan dari Analogi Hukum - Dengan penyempitan hukum dibentuklah Pengecualian-pengecualian atau penyimpangan baru dari peraturanperaturan yang bersifat umum.
3. Argumentum a Contrario
1. Mazhab Hukum Alam/Hukum kodrat Hukum Alam = Hukum yang memiliki sifat-sifat:
> Hukum Alam adalah hukum yang tidak tergantung pada pandangan manusia, berlaku kapan saja.Dimana saja, bagi siapa saja, dan jelas bagi semua manusia tanpa ada yang menjelaskannya. Ajaran Hukum Alam dikemukakan antara
Negara/pemerintah.
b. Hukum yang asli yaitu hukum yang tidak tergatung dari pandangan manusia tentang buruk dan baik.
Menurut Aristoteles : Hukum alam itu adalah hukum yang oleh orang-orang yang berfikir sehat dirasakan sebagai selaras dengan kodrat manusia.
Thomas Aquino :
Segala kejadian di alam dunia ini dikemudikan/diatur oleh suatu UU Abadi
* Hugo De Groot>
Hukum Alam adalah bersumber dari akal manusia. Hukum Alam adalah pembawaan dari setiap manusia dan merupakan hasilpertimbangan akal manusia itu sendiri, karena dengan menggunakan akalnya manusia dapat memahami ada yang adil/tidak adil, benar/tidak benar, jujur/tidak jujur. Dari akalna itu manusia berkeinginan untuk hidup secara
manusia.
Oleh karena itu hukum senantiasa berubah-ubah menurut tempat dan waktu (Hukum alam berlaku abadi) 3. Teori Teokrasi/ke Tuhanan (Friederich Stahl) Teori ini menjelaskan berlakunya hukum atas kehendak tuhan. Karna peraturan per UU tersebut ditetapkan oleh penguasa Negara. Maka menurut teori ini para penguasa
Menurut
Menurut teori ini Raja/penguasa Negara memperoleh kekuasannya bukan dari Tuhan (teori theokratie) tetapi dari rakyatnya. menurut Rousseau, dasar terjadinya suatu Negara ialah perjanjian masyarakat (contrak social), Negara bersandar atas kemauan rakyat, demikian pula semua peraturan peraturan adalah
penjelmaan kemauan rakyat. Jadi hukum adalah kemauan orang banyak. teori ini disebut juga teori perjanjian masyarakat karena semua orang sudah berjanji mentaatinya. 5. Teori kedaulatan Negara (Hans Kelsen) Menurut teori ini kekuasaan hukum tidak dapat didasarkan atas kemauan rakyat tapi hukum ditaati karena Negara yang menghendakinya.
- Hukum berasal dari perasaan hukum yang ada pada sebagian besar anggota masyarakat, - Oleh karena itu hukum di taati oleh anggota masyarakat. 7. Asas keseimbangan (Kranenburg) Menurut Kranenburg,
juga mampu berfungsi nyata serta menjadi dasar untuk menetapkan dan mengatur apakah seseorang akan mendapat Keuntungan/kerugian, karena setiap warga Negara sama kedudukannya dalam hukum dan wajib menjunjung hukum dengan tidak ada kecualinya
1. Subyek Hukum
- Hukum itu adalah untuk manusia. Kaedah kaedahnya yang berisi perintah perintah dan Larangan
larangan tersebut
anggota masyarakat . Hukum mengatur hubugan hubungan antara anggota anggota masyarakat, antara subyek subyek hukum.
2. Subyek hukum ?
- Segala sesuati yang menurut hukum dapat mempunyai
hak dan kewajiban atau pendukung hak dan kewajiban.
kewajiban
- Setiap Manusia pada dasarnya adalah SH; - Dimulai sejak lahir, dan berakhir setelah orang tersebut
5. BH
- Organisasi/kelompok manusia yang mempunyai tujuan TT
- BH Perdata BH yang didirikan/diatur menurut ketentuan Hukum Perdata (perkumpulan dagang / PT. Perseroan, Bank,
2) Syarat Formil :
- Didirikan dengan Akta Notaris - Syarat syarat yang harus dipenuhi sehubungan dengan
7. Hukum menciptakan BH sebagai SH, karena pengakuan organisasi / kelompok manusia sebagai SH itu sangat diperlukan, karena sangat bermanfaat bagi lalulintas hukum. 8. Kewenangan Hukum dan Kecakapan Bertindak
9. Tetapi mempunyai hak dan kewajiban tidak selalu berarti mampu / cakap untuk melakukan sendiri Hak dan Kewajibannya tersebut. Hukum juga menentukan ada Golongan golongan TT
10.
11. Orang orang yang tidak memenuhi persyaratan tersebut, dianggap Tidak Cakap/Tidak Mampu melakukan sesuatu perbuatan Hukum, (Handeling on Bekwaam/Tidak Cakap Hukum).Harus diwakili/ dibantu Orang Lain (Misalnya : Orang tua, Wali, Curator/Pengampu)
15. Hak dan kewajiban merupakan kewenangan yang diberikan oleh Hukum kepada Seseorang. Hak : - Ijin / Kekuasaan yang diberikan Hukum Kepada SH.
seseorang
Kewajiban
Tanggung Jawab : Beban yang bersifat moral Pada dasarnya sejak lahirnya kewajiban, lahir pula
tanggung jawab.
Hak Mutlak : - Hak Asasi Manusia - Hak Publik Mutlak (Hak Negara Memungut Pajak)
Memberikan sesuatu, melakukan sesuatu, atau tidak melakukan sesuatu. - Sebagian besar timbul/terdapat dalam H perjanjian/ perikatan yang timbul karena persetujuan pihak pihak yang bersangkutan. 20. Prof. Soedikno M,SH : Hak Absolut, terdiri dari : - Hak Absolut bersifat kebendaan (Objeknya benda) Hak milik Hipotik - Hak Absolut yang tidak bersifat kebendaan (Hak atas Kekayaan industri, Hal milik Intelektual) objeknya hasil pemikiran manusia, pendapat, merek, penemuan, Misalnya : Hak Merek, Hak Paten, Hak Cipta.
- Hak Merek : Hak khusus yang diberikan Negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek,untuk jangka waktu TTT (Merek = Tanda Berupa gambar,nama,kata,huruf,angka,susunan warna, yang memiliki daya pembeda dan dapat di gunakan dalam kegitan perdangangan barang/jasa) - Hak paten : hak khusus yang diberikan Negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu, melaksanakan sendiri penemuan nya atau memberi persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya (membuat,menjual,menyewakan,memakai) - Hak cipta : hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan nya maupun member izin untuk itu
Objek Hukum ? - Segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum. (manusia/BH), dan yang dapat dikuasai / dimliki oleh SH. Misalnya = Jual beli Rumah Rumah = Objek Hukum, biasanya objek Hukum = Benda. Benda Benda = Segala barang dan Hak yang dapat dimiliki Orang (Pasal 499 KUHP). Menurup pasal 503 dan 504 KUH benda di bagi antara lain : - Benda berwujud dan Benda tak berwujud - Benda Bergerak dan Benda tidak Bergerak. Benda tak berwujud Hak (Merek, Cipta, Paten, Hak atas suatu piutang dan lain lain)
Peristiwa kemasyarakatan;
- Peristiwa kemasyarakatan yang oleh hukum diberikan akibat disebut Peristiwa Hukum / Kejadian Hukum.
- Perbuatan Hukum disin dapat berarti perbuatan yang aktif maupun yang pasif.
pembuat.
- Tapi akibat yang tidak di kehendaki oleh si pembuat itulah yang di atur oleh hukum.
ZAAKWAARNEMING (pasal 1354 KUHP) Merupakan perbuatan yang tidak melanggar hukum. ONRECHTMATIGE DAAD Perbuatan melawan tiap perbuatan yang merugikan orang, hukum (pasal 1365 KUHP) :
b. Peristiwa yang bukan perbuatan SH : - Kelahiran (pasal 298 :2 KUHPer) = menimbulkan langsung hak hak anak untuk memperoleh pemeliharaan orang tuanya.
Kelahiran :
membawa kewajiban bagi ortu untuk memelihara/mendidik anak anak. Kelahiran menimbulkan langsung hak anak untuk mendapat pemeliharaan orang tua (pasal 298 KUHPER) sebaliknya : kedewasaan
Kematian :
Juga merupakan peristiwa Hukum/ menimbulkan akibat Hukum. Pada saat kematian maka hak dan kewajiban si mati akan lenyap, dan langsung beralih kepada ahli warisnya. (pasal 830, 533 KUHPER)
Dawarsa :
Dapat menimbulkan/memperoleh hak atau
PENEGAKAN HUKUM
- Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia oleh karena itu hukum harus dilaksanakan; - Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal /ditaati atau karena adanya pelanggaran hukum.
1. KEPASTIAN HUKUM. Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan FIAT JUSTITIA ET PEREAT MUNDUS (Hukum harus ditegakkan meskipun langit/dunia akan runtuh). Hukum
3. KEADILAN
Pelaksanaan /Penegakan Hukum harus dilakukan dengan adil
Dalam Penegakan hukum, harus ada kompromi antara ke 3 unsur tersebut harus seimbang.