Sendi merupakan unit fungsional dari sistem muskuloskeletal Tulang-tulang rangka bersambung pada sendi Sebagian besar otot-otot skeletal menempel pada dua tulang pada sendi Otot-otot dikategorikan berdasarkan type gerakan sendi yang menghasilkan kontraksi, yaitu flexor, extensor, rotasi internal, dsb.
Otot-otot flexor lebih kuat daripada otototot extensor Dengan demikian, pada saat seseorang dlm keadaan tidak aktif, maka sendi ditarik kedalam posisi fleksi (menekuk) Jika kecenderungan ini tidak diikuti dengan latihan dan perubahan posisi, maka otot-otot akan memendek secara menetap dan sendi menjadi fleksi secara menetap pula
TABEL 1 : Type gerakan sendi synovial N TYPE O GERAKAN 1 fleksi ARAH GERAKAN Pengurangan sudut sendi (mis : menekuk siku)
2 Ekstensi
3 Hyperekstensi Ekstensi maksimal atau meluruskan sendi (menekuk kepala ke belakang) 4 Abduksi Gerakan tulang menjauh dari garis tengah tubuh Gerakan tulang mendekati garis tengah tubuh
5 Abduksi
ARAH GERAKAN Gerakan tulang mengelilingi pusat sumbu (poros) Gerakan bagian distal tulang dlm lingkaran ketika akhir proksimal tetap terfiksasi Gerakan telapak kaki keluar dengan cara menggerakan sendi pergelangan kaki Gerakan telapak kaki kedalam dengan cara menggerakan sendi pergelangan kaki Gerakan tulang lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah
10 Pronasi
N TYPE ARAH GERAKAN O GERAKAN 11 Supinasi Gerakan tulang lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap keatas 12 Protraksi Gerakan bagian tubuh kedepan pada bidang yang sama, paralel dengan dasar
13 Retraksi Gerakan bagian tubuh kebelakang pada bidang yang sama, paralel dengan dasar
ROM adalah gerakan maksimum yang bisa dilakukan sendi ROM sendi bervariasi antara individu satu dengan yang lain karena tergantung pada genetik,pola perkembangan, ada tidaknya penyakit serta jumlah aktifitas fisik yang dilakukan oleh seseorang ROM sendi biasanya diukur berdasarkan derajat yang dimulai dari posisi awal sampai posisi akhir pada gerakan yang maksimal
Gambar 2 : pergerakan secara lateral dari skapula (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Gambar 3 : Rotasi medial dan lateral dari bahu (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Gambar 4 : ROM Sendi Siku (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Gambar 5 : ROM Sendi Pergelangan tangan (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Gambar 6.1 : ROM Sendi panggul (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Gambar 6.2 : ROM Sendi panggul (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Gambar 7 : ROM Sendi lutut (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Gambar 8 : ROM Sendi pergelangan kaki (diadaptasi dari Luttgens & Hamilton, 1997)
Radial deviasi
Ulnar deviasi Bahu Flexi Hyperextensi Abduksi adduksi
20
30 180 50 180 50
20
30 170 30 170 -
20
35 130 80 180 -
20
30 180 60 180 -
Jenis gerakan Rotasi internal Rotasi external Adduksi horizontal Adduksi vertikal
1* 90 90 100 30 40 20 40 50
2* 90 90 120 10 45 35 45
3* 70 70 125 10 45 10 45 45
Panggul
Extensi panggul
Jenis gerakan
1* 150 20
2* 120 45
3* 140 45
4* 130 50
Flantar flexi
Dorsiflexi
leher Flexi Hyperextensi
30
60 75
15
-
20
-
20
40 40
45 80
45-50 25 25 30
45 50
45 20-35 30 45
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN BERHUBUNGAN DENGAN ROM A. PENGKAJIAN : Pengkajian data dapat membantu perawat dlm mengidentifikasi mobilitas normal klien, faktor-faktor resikogangguan mobilitas dan teknik atau alat yang bisa digunakan oleh klien untuk menunjang mobilisasi Data yang dikumpulkan berupa : data subyektif dan data obyektif
Data subyektif :
Tentukan pola aktivitas normal dari klien Tanyakan pada klien tentang perubahan yang terjadi akhir-akhir ini dalam mobilitas atau tingkat aktivitasnya Kaji kepuasan klien dengan tingkat aktivitasnya dan catat harapan klien dalam perubahan pola aktivitasnya Tanyakan pada klien gejala-gejala yg dapat mempengaruhi aktivitas, catat tingkat latihan dan tingkat stres
Data subyektif :
Evaluasi dampak dari kondisi medis dalam mobilisasi Catat ketidakmampuan klien untuk bergerak secara normal Tanyakan pada klien tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan mobilisasi dan bagaimana pengaruhnya terhadap kemampuan fungsionalnya Catat masalah-masalah kesehatan baik yang akut maupun kronis yang dapat membatasi mobilisasi atau menurunkan toleransi aktivitas
Data Obyektif :
Apakah ada deformitas seperti pembesaran tulang atau kontraktur serta kesimetrisan Observasi ekspresi muka klien dan tandatanda nonverbal berhubungan dengan ketidaknyamanan selama bergerak palpasi kekenyalan otot Adanya peningkatan suhu pada sendi Dengarkan apakah ada suara krepitasi
Data Obyektif :
Kaji ROM, apakah ada fatiq Ukuran otot ditentukan oleh observasi dan perbandingan ukuran Kaji tanda-tanda vital Inspeksi urine dan palpasi kandung kemih Auskultasi suara usus Inspeksi kulit, apakah ada kerusakan
Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA, 2001 (dalam Craven, 2004) : Gangguan mobilitas fisik Resiko syndrom disuse
Perencanaan
Tujuan : Pergerakan sendi : aktif atau pasif Klien dapat berpartisifasi dalam mencegah terjadinya komplikasi akibat immobilisasi Klien dapat memelihara fungsi optimalnya maupun dalam keadaan terbatas
Intervensi
1. Atur posisi : Posisi terapeutik digunakan untuk mencegah komplikasi ketika mobilitas dalam keadaan terbatas. Klien dapat ditempatkan dalam posisi yang tepat untuk memudahkan pemeriksaan diagnostik atau tindakan bedah Posisi yang tepat dan perubahan posisi secara teratur penting dalam memlihara mobilitas 2. Pemeliharaan mobilitas sendi (latihan ROM)
Intervensi
3. Ambulasi : Ambulasi dini sangat berpengaruh dalam mengurangi komplikasi dari immobilisasi. Ambulasi dini juga sangat berpengaruh untuk mengurangi emboli dan atelektasis, mengurangi komplikasi setelah pembedahan. Contohnya : latihan jalan 4. Pemindahan : Perpindahan posisi biasanya termasuk didalamnya berpindahnya klien dari permukaan datar ke tempat lain