DEFINISI
Cedera kepala adalah serangkaian kejadian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, trauma pada waktu olahraga,
penganiayaan dan luka tembak yang dapat melibatkan kulit kepala, tulang dan jaringan otak atau kombinasinya.
ANATOMI KEPALA
SCALP
MENINGEN
Epidural
Duramater
Subdural
Araknoid
Subaraknoid
Piamater
Duramater
Lapisan Endosteal & Meningeal Formasi Sekat tak-sempurna
Falx Cerebri Tentorium Cerebelli Falx Cerebelli Diafragma Selleae
Sinus Venosus
B.FISIOLOGI
A. TIK ( Tekanan Intra Kranial)
Normal TIK 10 mmhg TIK MeningkatPerfusi otak turuniskemik TIK > 20 mmhg Prognosis buruk
B. Monro Kellie
Volume intrakranial konstan
Monro Kellie
Vk = V darah + V likwor + V parenkim
mmHg
Fatal
100
60 50
Tekanan Intrakranial
Disfungsi Otak
50
40
30
Obati
20
Volume Intrakranial
Normal
10 0
C.KLASIFIKASI
A. Mekanisme
Tumpul Tembus Ringan ( GCS 14-15) Sedang (GCS 9-13) Berat ( GCS 3-8) Fraktur kranium (Kalvaria /basis kranium) Lesi intrakranial ( fokal/difus)
B. Beratnya Cidera
C. Morfologi
Penilaian GCS
1. Riwayat 2. Pemeriksaan umum. 3. Pemeriksaan neurologis. 4. Pemeriksaan darah 5. x-foto kepala 6. X-foto vertebra servikal 7. CT-Scan
Pasien CKS meskipun masih dapat mengikuti/menuruti perintah, dapat dengan cepat masuk ke dalam yang lebih berat yaitu derajat III. Px CT-scan Pemeriksaan CT-scan tidak ditemukan adanya kelainan, pasien hrs tetap dirawat utk keperluan observasi.
CONT
D=DISABILITY
GCS Ukuran dan reaksi pupil Lateralisasi
E=Exposure
Buka pakaian penderita tetapi cegah hipotermi.
Secondary Survey
a. Pemeriksaan Fisik Kepala b. Pemeriksaan Mini Neurologis dan menilai c. Pemeriksaan vertebra cervicalis d. Pemeriksaan luasnya cedera e. Cedera daerah thoraks f. Cedera daerah abdomen g. Cedera daerah pelvis, spinal dan ekstremitas GCS
(AMPLE)
Pemeriksaan fisik
Inspeksi dan
PRINSIP PENATALAKSANAAN
CEGAH/OBATI HIPERTENSI
INTRAKRANIAL
Pengelolaan TIK
Tindakan umum
Elevasi kepala 30
Meningkatkan venous return CBV menurun TIK turun Hiperventilasi ringan Menyebabkan PCO2 vasokonstriksi CBV TIK Pertahankan tekanan perfusi otak (CPP) > 70 mmHg (CPP=MAP-ICP) Pertahankan normovolemia Tidak perlu dilakukan dehidrasi, karena menyebabkan CPP hipoperfusi iskemia Pertahankan normothermia Suhu dipertahankan 36-37C Terapi hipothermia (ruangan berAC) Setiap kenaikan suhu tubuh 1C meningkatkan kebutuhan
Pencegahan kejang
Diphenil hidantoin loading dose 13-18mg/kgBB diikuti dosis pemeliharaan 6-8mg/kgBB/hari Diuretika Menurunkan produksi CSS Tidak efektif dalam jangka lama Kortikosteroid Tidak dianjurkan untuk cedera otak Bermanfaat untuk anti edema pada peningkatan TIK non trauma, misal tumor/abses otak
Manitol
Osmotik diuresis, bekerja intravaskuler pada BBB yang utuh Efek Dehidrasi (osmotik diuresis) Rheologis Antioksidan (free radical scavenger) Dosis 0,25-1g/kgBB/pemberian, diberikan 46x/hari Diberikan atas indikasi: Ada tanda klinis terjadinya herniasi Klinis & radiologis TIK meningkat
Kraniotomi Memperbaiki BBB Mengurangi penekanan CBF iskemia Drainase CSS Dengan ventrikulostomi 100-200 cc/hari
Terapi
Medikamentosa
Antibiotika, bila ada luka atau indikasi lain Anti tetanus bila lukanya kotor Analgetika Anti muntah Neurotropik Anti kejang : Phenytoin, Diazepam Obat penenang : CPZ 12,5 mg atau diazepam 5 mg IV
EPIDURAL HEMATOM
Epidural
Gambaran CT Scan subakut subdural hematoma dengan gambaran hiperdens, hipodens dan isodens (Iskandar J, 2003).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Px Lab Rontgen foto kepala Rontgen foto cervical Trauma multipel dilakukan pemeriksaan Rontgen foto Abdomen dan ekstremitas. Angiografi cervical CT-Scan
Ringkasan
JAGA PATENSI JALAN NAFAS JAGA VENTILASI ATASI SYOK PERIKSA NEUROLOGIS CEGAH CEDERA OTAK SEKUNDER CARI CEDERA YANG TERKAIT BILA STABIL, PERIKSA PENUNJANG BILA PERLU KONSUL BEDAH SARAF TERUSKAN ASESMENT