KELOMPOK III
Cinantya Dwi. J Desi Komalasari Dewi Rostinawati Dina Herlinda. K Dudy Afriatna Eva Dini. W Faizal Busran
PENGERTIAN
Rinitis alergika adalah penyakit atau kelainan yang merupakan manifestasi klinis reaksi kerusakan jaringan tipe 1 dengan mukosa hidung sebagai sasaran (Gell & Combs). Rinitis alergika adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama, serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986). Rinitis alergika adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E. (WHO ARIA :Allergic Rhinitis And Its Impact On Asthma, 2001)
ETIOLOGI
Penyebab tersering
Pada dewasa alergen inhalan (debu rumah,tungau debu rumah,serpih kulit/bulu binatang, jamur dan sebagainya) dan Pada anak-anak ingestan (telur,susu sapi,ikan,coklat dan sebagainya). Pada anak sering disertai gejala alergi lain,
seperti urtikaria dan gangguan pencernaan
PATOFISIOLOGI
HISTOPATOLOGI
KLASIFIKASI
Dahulu rinitis alergi terbagi 2 macam yang didasari oleh sifat berlangsungnya, yaitu : Rinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis) Merupakan alergi yang spesifik terhadap tepung sari dan rumput rumputan, bunga, atau semak semak yang mengenai mukosa hidung, faring, konjungtiva dan bronkus (Kuhuwael, dkk, 1986)
1.
2.
Rinitis alergi sepanjang tahun (Perenial) Gejala pada penyakit ini timbul intermiten atau terus menerus. Tanpa variasi musim, jadi dapat ditemukan sepanjang tahun. Penyakit ini timbul pada hampir semua golongan umur. Frekuensi terbanyak ialah pada anak dan dewasa muda, kemudian akan berkurang dengan bertambahnya umur, jenis kelamin, suku bangsa dan golongan etnik tidak berpengaruh, tetapi faktor hereditas sangat berperan. (Rusmono dan Kasakeyan, 1993)
Saat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi dari WHO Initiative ARIA (Allergic Rhinitis And Its Impact On Asthma), tahun 2000, yaitu berdasarkan sifat berlangsungnya dibagi menjadi : Intermiten (kadang kadang), apabila gejala kurang dari 4 hari / minggu atau kurang dari 4 minggu. Persisten / menetap bila gejala lebih dari 4 hari / minggu dan atau lebih dari 4 minggu.
Menurut tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi terbagi menjadi : Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja, dan hal hal lain yang menggangu. Sedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas.
GEJALA KLINIK
Pilek encer yang lebih dari 1 jam Bersin yang dalam sekali serangan lebih dari 5 kali Hidung tersumbat Rasa gatal di mata, hidung dan langit langit Alergic Shiner gerakan tangan menggosok hidung karena gatal. (Dina, 1995)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Fisis
DIAGNOSIS BANDING
Rinitis non alergi Rinitis Infeksi Common Cold
KOMPLIKASI
Polip Hidung Otitis media yang sering residif, terutama pada anak anak. Sinusitis paranasal
PENATALAKSANAAN
Imunoterapi
Pembedahan