Pembimbing dr setyo Sp JP
I dentitas Pasien
Nama pasien Umur Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Status perkawinan Agama Suku Tanggal rawat di RS Tanggal pemeriksaan : Tn. Y : 5 2 tahun : Laki-laki : Wates, Jenangan, Ponorogo : Petani : Menikah : Islam : Jawa : 16 Juni 2013 : 17 Juni 2013
Keluhan Utama
Dada terasa panas terutama pada ulu hati. Keluhan dirasakan sejak 7 hari SMRS. Rasa panas tidak berkurang dengan istirahat.
BAB normal seperti biasanya, berwarna kuning, konsistensi padat, tidak ada lendir dan tidak ada darah.
Pasien juga mengeluh pusing, ndredeg, tidak bisa tidur (batuk), dan berkeringat dingin terutama pada pagi hari.
Pasien mual (-), muntah(-), demam (-), sesak (-), nafsu makan turun (-).
Riwayat penyakit serupa Riwayat hipertensi Riwayat diabetes melitus Riwayat penyakit jantung Riwayat atopi Riwayat asma
Riwayat Pribadi
Merokok Konsumsi alkohol Konsumsi obat bebas Konsumsi jamu Konsumsi kopi Makan tidak teratur : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal
Vital Sign : Tekanan darah : 120/60 mmHg (berbaring, pada lengan kanan) Nadi : 100 x/menit (isi dan tegangan cukup), irama reguler Respiratory rate: 24 x/menit tipe thorakoabdominal Suhu : 36,20C per aksiler
Pemeriksaan Fisik
Kulit Ikterik (-), petekie (-), purpura (-), akne (-), turgor cukup, hiperpigmentasi (-), bekas garukan (-), kulit kering (-), kulit hiperemis (-), sikatrik bekas operasi (-). Kepala Bentuk mesosefal, rambut warna hitam, luka (-). Mata Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), injeksi konjungtiva (-/-), perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor dengan diameter 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus (-/-). Hidung Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-). Telinga Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-). Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-), luka pada tengah bibir (-), luka sudut bibir (-).
Leher Leher simetris, deviasi trakea (-), JVP R0, pembesaran kelenjar limfe (-).
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak. Palpasi : iktus kordis kuat angkat. Perkusi : batas jantung. Batas kiri jantung Atas : SIC II linea parasternalis sinistra. Bawah : SIC V linea midclavicula sinistra. Batas kanan jantung Atas : SIC II linea parasternalis dextra. Bawah : SIC IV linea parasternalis dextra. Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, reguler, Bising jantung SIC II sinistra,sistolik, IV/VI, menjalar ke SIC V , gallop (-).
Paru
Paru Inspeksi : Palpasi : Perkusi : Auskultasi : Pengembangan dada kanan = kiri,, simetris Fremitus raba kanan = kiri Sonor seluruh lapang paru Suara dasar (SVD/SVD), Rhonki (-/-), Wh(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding dada sejajar dengan dinding abdomen, distended (-), venektasi (-). Auskultasi: peristaltik (+) normal, metallic sound (-). Perkusi : timpani, pekak alih (-), undulasi (-). Palpasi : hepar dan lien tidak teraba membesar, defans muskuler (-), nyeri tekan epigastrium (+), umbilicus (+), lumbal dextra (+), hipogastrium (+).
Pinggang
Nyeri ketok kostovertebra (-/-).
Ekstremitas
Superior Inferior : clubbing finger (-), deformitas (-), palmar eritema (-), edema (-), akral hangat (+). : clubbing finger (-), deformitas (-), edema (-), akral hangat (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Leukosit Limfosit# Mid# Hasil 10.6 3.0 0.5 Satuan 103 ul 103 ul 103 ul Nilai Normal 4 10 0.8 4 1. 0.9
Granulosit#
Limfosit% Mid%
7.1
28.7 4.8
103 ul
% %
27
20 40 39
Granulosit%
Hemoglobin Eritrosit Hematokrit Indeks eritrosit MCV MCH MCHC Trombosit
66.5
16.0 5.72 45.5
%
gr/dl 106 ul %
50 70
11 16 3.5 - 5.5 37 50
fl pg g/dl 103 ul
82 - 95 27 - 31 32 36 100-300
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan SGOT SGPT Urea Kreatinin Asam urat Kolesterol Trigliserid HDL LDL Natrium Kalium Clorida CA Magnesium Hasil 22.5 24.8 42.3 1.32 3.2 174 103 42 111 142.6 3.54 105.6 10.4 1.7 Satuan uI uI mg/dl mg/dl g/dl mg/dl mg/dl mg/dl mg/dl mmol/L mmol/L mmol/L mg/dl mg/dl Nilai Normal 0 38 0 40 10 50 0.7 - 1.4 3.4 7 140 200 36 165 35 150 0 190 135 148 3.5 5.3 98 107 8.1 10.4 1.9 2.5
pH
Blood Bilirubin Urobilinogen Keton Protein Nitrit
5,5
Positif (+) Negatif Negatif Negatif Positif (+) Negatif
4,5 8,0
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Glukosa
Mikroskopis (Sedimen) Eritrosit Leukosit Epitel Silinder Parasit
Negatif
Banyak Sekali Banyak sekali 68 Negatif Negatif
Negatif
0 1 / LP 0 2 / LP 0 2 / LP Negatif Negatif
Jamur
Bakteri Kristal Lain- lain
Negatif
Positif (+) Negatif Negatif
Negatif
Negatif Negatif Negatif
Bakteri
Positif (+)
Negatif
Magnesium
1,7
mg/dl
1,9 2,5
Daftar Masalah
Problem
Planning Terapi -Bed rest 1-2 minggu -diet rendah garam -Inf Pz 12tpm -inj farsix 1-1-0 amp -ASA tab 100mg 1x100 -ISDN tab 5mg 3x5 -Captopril 3x12,5
-Dada terasa panas terutama pada ulu Hipertensi hati. -Pusing, ndredeg, tidak bisa tidur(batuk), dan berkeringat dingin terutama pada pagi hari. -Bising jantung SIC II sinistra,sistolik, IV/VI, menjalar ke SIC V -BAK terasa panas, berwarna kuning jernih -nyeri saat kencing (+), panas (+) - nyeri tekan abdomen regio epigastrium (+), umbilicus (+), lumbal dextra (+), dan hipogastrium (+) -takikardi -EKG: iskemik anterior luas LVH SKA
-darah rutin:
Leukosit 10,6 Granulosit # 7,1 Eritrosit 5,72 MCV 27,9
16 Juni 2013
17 Juni 2013
F O L L O W
U P
S : dada terasa panas terutama di ulu hati, dredge, tidak bisa tidur(batuk), BAK panas
O: -KU : Lemah -Kesadaran : CM -VS : TD: 160/100 Nadi: 86x Suhu: 36,5 RR: 24x -K/L : SI (-/-), CA(-/-), PKGB (-/-)
-Abd : timpani (+), peristaltic (+), NT epigastrium (+), umbilicus (+), lumbal dextra(+), -Abd : timpani (+), peristaltic (+), NT epigastrium (+), umbilicus (+), lumbal dextra(+), hipogastrium (+) -Eks : akral hangat (+), oedem (-) -Lab : leukosit 10,6 Granulosit # 7,1 Eritrosit 5,72 MCV 27,9 Asam Urat 3,2 Magnesium 1,7 Urine Lengkap Blood (+) Protein (+) Eritrosit dan Leukosit banyak sekali Epitel 6-8 Bakteri (+) A : decompensasi Cordis P : Inf PZ 12 tpm O2 2L/menit ASA 1x100 ISDN 3x5 Farsix 1-1-0 Captopril 3x12,5 hipogastrium (+) -Eks : akral hangat (+), oedem (-) --Lab : leukosit 10,6 Granulosit # 7,1 Eritrosit 5,72 MCV 27,9 Asam Urat 3,2 Magnesium 1,7 Urine Lengkap Blood (+) Protein (+) Eritrosit dan Leukosit banyak sekali Epitel 6-8 Bakteri (+) A : decompensasi Cordis P : Inf PZ 12 tpm O2 2L/menit ASA 1x100 ISDN 3x5 Farsix 1-1-0 Captopril 3x12,5
F O L L O W
U P
O: -KU : Lemah -Kesadaran : CM -VS : TD: 100/80 Nadi: 84x Suhu: 37,3 RR: 20x -K/L : SI (-/-), CA(-/-), PKGB (-/-) -Tho : SDV (+/+), BJ I&II regular, murmur (+), Wh(-/-), Rh(-/-)
-Abd : timpani (+), peristaltic (+), NT umbilicus(+), dan lumbal dextra (+)
-Eks : akral hangat (+), oedem (-) -Lab : leukosit 10,6 Granulosit # 7,1 Eritrosit 5,72 MCV 27,9 Asam Urat 3,2 Magnesium 1,7 Urine Lengkap Blood (+) Protein (+) Eritrosit dan Leukosit banyak sekali Epitel 6-8
Bakteri (+)
A : decompensasi Cordis. P : Inf PZ 12 tpm O2 2L/menit ASA 1x100 ISDN 3x5 Farsix 1-1-0 Captopril 3x12,5
HIPERTENSI
Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arteri sistemik yang konsisten. Hipertensi didefinisikan oleh JNC-7 sebagai tekanan darah sistole sebesar 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastole 90mmHg atau lebih secara terus menerus
Faktor Risiko
DAPAT DIUBAH Kebiasaan Merokok Konsumsi Asin/Garam Konsumsi Lemak Jenuh Minuman Beralkohol Obesitas Olahraga Stres TIDAK DAPAT DIUBAH Umur Jenis Kelamin Riwayat Keluarga Genetik
Klasifikasi
Hipertensi Primer Hipertensi Sekunder
Penyakit Ginjal Penyakit Endokrin Feokromositoma Koarktasio aorta
Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7 untuk pasien dewasa (umur 18 tahun) berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis :
Klasifikasi Tekanan Darah Normal Prehipertensi Hipertensi stage I TDS (mmHg) < 120 120-139 140-159 And Or Or TDD (mmHg) < 80 80-89 90-99
Hipertensi stage II
160
Or
100
Manifestasi Klinis
Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat tekanan darah intrakranium. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.
Tatalaksana
Non Farmakologi
Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis. Olahraga dan aktifitas fisik Perubahan pola makan Menghilangkan stres
Farmakologis
SKA
Definisi
Sindrom koroner akut merupakan suatu keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi klinis berupa perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai akibat iskemik miokard.
Sindrom koroner akut adalah kumpulan proses penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil (APTS), infark miokard gelombang non-Q atau miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI), dan infark miokard gelombong Q atau infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI) yang terjadi karena adanya thrombosis akibat dari ruptur plak aterosklerosis yang tak stabil (vulnerable).
Etiologi
Penyempitan arteri koroner karena robek/pecahnya thrombus yang ada pada plak aterosklerosis. Mikroemboli dari agregasi trombosit beserta komponennya dari plak yang rupture mengakibatkan infark kecil di distal. Obstruksi dinamik karena spasme fokal yang terus-menerus pada segmen arteri koroner epikardium. Spasme ini disebabkan oleh hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau akibat disfungsi endotel. Penyempitan yang hebat namun bukan karena spasme/thrombus terjadi pada sejumlah pasien dengan aterosklerosis progresif atau dengan stenosis ulang setelah intervensi koroner perkutan (PCI). Inflamasi penyempitan arteri, destabilisasi plak, ruptur, trombogenesis. Makrofag, limfosit T metalloproteinase penipisan dan ruptur plak Keadaan/factor pencetus: kebutuhan oksigen miokard demam, takikardi, tirotoksikosis aliran darah koroner pasokan oksigen miokard anemia, hipoksemia
Faktor Risiko Jantung Koroner Faktor risiko yang tidak dapat dirubah Usia Jenis kelamin laki-laki Riwayat keluarga Etnis Faktor risiko yang dapat diubah Merokok Hipertensi Dislipidemia Diabetes melitus Obesitas dan sindrom metabolic Stres Diet lemak yang tinggi kalori Inaktifitas fisik
Diagnosis
gejala klinis nyeri dada spesifik, gambaran EKG (elektrokardiogram) dan evaluasi biokimia dari enzim jantung. Sifat nyeri dada yang spesifik angina sebagai berikut : Lokasi : substermal, retrostermal, dan prekordial Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir. Penjalaran ke : leher, lengan kiri, mandibula, gigi, punggung/interskapula, dan dapat juga ke lengan kanan. Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat. Faktor pencetus : latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan sesudah makan. Gejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, dan lemas.
Jenis APTS
Nyeri Dada
EKG
Angina pada waktu istirahat / -Depresi segmen T aktivitas ringan. Hilang dengan nitrat. -Tidak ada gelombang Q -Inversi gelombang T
NSTEMI
Lebih berat dan lama (> 30 Depresi segmen ST menit). Tidak hilang dengan nitrat, perlu opium. Inversi gelombang T
normal.
STEMI
Lebih berat dan lama (> 30 Elevasi segmen T menit) tidak hilang dengan Gelombang Q Inversi gelombang T
normal
Tatalaksana
Terapi Tambahan ACE-Inhibitor / ARB -blocker HMG CoA reductase Inhibitor ARB Clopidogrel
Decompensasi Cordis
Definisi
Decompensasi Cordis (gagal jantung) adalah suatu sindrom yang disebabkan disfungsi kardiak, yang secara umum menyebabkan disfungsi dari otot jantung dimana berkarakteristik dilatasi atau hipertrofi ventrikel kiri atau keduanya.
Disfungsi kardiak terjadi karena gangguan fungsi sistolik atau diastolik atau gabungan sehingga menyebabkan gangguan neurohormonal dan sirkulasi, biasanya menimbulkan gejala seperti retensi cairan, nafas pendek dan kelelahan terutama saat beraktivitas
Etiologi
hipertensi
kardiomiopati
Patogenesis Mekanisme kompensasi Aktivasi: simpatoadrenal, RAAS, endotelin arginin vasopresin, sitokin
Hipertrofi, remodelling, apoptosis Disfungsi ventrikel Gagal jantung asimtomatik Beban miocard
Faktor presipitasi
Gagal jantung simtomatik
Manifestasi klinis
Decomp sinistra
Keluhan pokok : Sesak napas dialami pada saat beraktivitas berat (dyspneu deffort), sesak nafas yang terjadi bila pasien berbaring datar (ortpnea), Episode akut dari sesak napas yang berat dan batuk yang biasanya terjadi pada malam hari dan membangunkan pasien dari tidur (Paroxysmal Nocturnal Dyspenea) Tanda penting : Takikardi Kardiomegali Ronki basah kedua paru
Decomp dextra
Keluhan pokok : Bila merupakan lanjutan dari gagal jantung kiri akan memberikan keluhan yang sama Tanda penting: Pitting edema, Distensi vena jugularis, Akumulasi cairan pada peritoneum (Ascites), Hepatomegali, Kompresi manual pada kuadran kanan atas abdomen akan mengakibatkan peningkatan tekanan vena jugularis (Uji refluks hepatojugularis)
tidak ada batasan aktifitas fisik biasa tidak menyebabkan capai, sesak nafas, atau palpitasi
sedikit batasan pada aktivitas fisik tidak ada gangguan pada saat istirahat tetapi aktivitas fisik biasa menyebabkan capai, sesak nafas, atau palpitasi
terdapat batasan yang jelas pada aktivitas fisik tidak ada gangguan pada saat istirahat tetapi aktivitas fisik ringan menyebabkan capai, sesak nafas, atau palpitasi tidak dapat melakukan aktivitas fisik gagal jantung timbul meskipun dalam keadaan istirahat dengan keluhan yang semakin bertambah pada aktivitas fisik
2 3 4 5 6 7 8
2 3 4 5 6 7
Batuk malam hari Dispnea d effort Hepatomegali Efusi pleura Takikardi (>120x/menit) Penurunan kapasitas vital 1/3dari normal
Diagnosis ditegakkan apabila ditemukan: 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor yang ditemukan pada saat yang bersamaan
Pemeriksaan Penunjang
EKG
Foto Thoraks
Ekokardiografi
Penatalaksanaan
LVH
Definisi
Left Ventrikel Hipertrofi (LVH) adalah suatu keadaan yang menggambarkan penebalan dan penambahan massa ventrikel . Selain pertumbuhan miosit dijumpai juga penambahan struktur kolagen berupa fibrosis pada jaringan interstisial dan perivaskular fibrosis reaktif koroner intramiokardial
Peningkatan ventricular activation time (VAT) pada hantaran prekordial kiri lateral
Kriteria LVH Kriteria ESTES ( diagnostik bila point 5, probable bila 4 point )
Kriteria EKG Kriteria voltase (salah satu ) a. R atau S pada limb lead 20 mm b. S pada V1 atau V2 30 mm c. R pada V5 atau V6 30 mm Point 3
Abnormalitas ST T segmen : Tanpa digitalis Dengan digitalis Pembesaran atrium kiri pada V1 Left axis deviation Durasi QRS >0,09 detik Delayed intrinsicoid deflection di V5 atau V6 (> 0,05 detik) / VAT 3 1 3 2 1 1
TERIMAKASIH